Dana Pensiun Syariah Revisi 3 (Recovered)
Dana Pensiun Syariah Revisi 3 (Recovered)
Disusun Oleh :
Jihan Arlene N. A (185231198)
Fitri Susanti (185231199)
Nila Septiyani (185231200)
Aisyah (185231206)
1
Syarif Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank, (Jakarta: Djambatan, 2003), hlm.
182.
2
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Depok: PT Kharisma Putra Utama,
2017), hlm. 293.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
Syarif Arbi, Ibid., hlm. 15.
4
Andri Soemitra, Ibid., 292
2
sesuai perjanjian yang telah ditetapkan. Sedangkan dana pensiun syariah
adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip syariah.
B. Konsep Dana Pensiun Syariah
Dana pensiun syariah menurut ketetapan Otoritas Jasa Keuangan
adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan mengenai dana pensiun yang diselenggarakan sesuai
dengan prinsip syariah. Sedangkan lembaga pensiun syariah yang berkembang
pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah (DPLK Syariah) diantaranya
adalah Bank Muamalat, Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT
Asuransi Takaful Keluarga. Investasi hanya boleh dilakukan pada instrumen
yang dibenarkan menurut DSN-MUI. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
(DPLK Syariah) memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah hanya dapat menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Pasti Syariah.
2. Bank syariah dan perusahaan ta’min jiwa syariah dapat bertindak
sebagai pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, bank atau
perusahaan ta’min jiwa, wajib mengajukan permohonan pengesahan
kepada pejabat yang berwenang, dengan melampirkan peraturan Dana
Pensiun.
3
dengan hasil pengembangannya, terhitung sejak tanggal kepesertaannya yang
dibukukan atas nama peserta pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah.
Dalam hal peserta meninggal dunia, maka hak peserta menjadi hak ahli
warisnya. Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bertindak
sebagai pengurus dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dan
bertanggung jawab atas pengelolaan investasi syariah dari Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Syariah dengan memenuhi ketentuan tentang investasi
syariah yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.5
5
Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba Empat,2006), hlm.
267.
4
bentuk dana pensiun jangka panjang dan untuk memastikan bahwa dana
tersebut tidak ditahan dan digunakan oleh pengusaha untuk investasi-
investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat, tetapi akan mengalir ke
pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang penanggulan
risiko.6
6
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 87.
5
kemampuannya. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi
jiwa harus mendapatkan pengesahan dari menteri keuangan.7
7
Totok Budisantoso, Ibid., hlm.272
6
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai penyewa
(musta’jir) dengan pemberi sewa (mu’ajir) tanpa diikuti pengalihan
kepemilikan atas barang atau jasa itu sendiri.8
8
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/regulasi/peraturan-ojk-terkait-syariah/Pages/POJK-
tentang-Penyelenggaraan-Program-Pensiun-Berdasarkan-Prinsip-Syariah.aspx
7
kepesertaan sendiri
Kebijakan investasi ada Peserta dapat
pada Pendiri (untuk memilih investasi atau
PPMP) atau pada paket investasi yang
8. Investasi Pendiri dan Dewan disediakan oleh DPLK
Pengawas (untuk PPIP).
Peserta tidak dapat
memilih investasi
DPPK dengan PPMP
dapat memilih
pembayaran manfaat
pensiun bulanan
dibayarkan sendiri oleh
DPPK atau dialihkan ke
Perusahaan Asuransi
Jiwa (yang dipilih
Pembayaran Manfaat peserta) dengan
9.
Pensiun dibelikan anuitas.
DPPK dengan PPIP
pembayaran manfaat
pension bulanan harus
dialihkan ke
Perusahaan Asuransi
Jiwa (yang dipilih
peserta) dengan
dibelikan anuitas.
9
Andri Soemitra, ibid., hlm.167.
8
Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2014 mengalami kenaikan
17,05% atau naik sebesar Rp. 12.460.532.633,15 bila dibandingkan dengan
tahun 2013. Kekayaan bersih di tahun 2014 sebesar Rp. 85.561.220.873,15
yang terdiri dari dana di deposito berjangka Rp. 81.227.899.020,00 serta Kas
& Bank sebesar Rp. 4.333.321.853,15.
Kekayaan Dana Pensiun Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
tahun 2015 sebesar Rp. 98.590.778.684,51. Kekayaan tersebut meningkat
sebesar Rp. 13.029.557.811,36 atau sebsar 15% dibandingkan dengan
kekayaan di tahun 2014. Kekayaan tahun 2015 terdiri dari deposito berjangka
Rp. 93.111.373.966,00 serta Kas & Bank senilai Rp. 5.479.404.718,51.
Perhitungan kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 510/KMK.06/2002 serta peraturan
perubahannya yakni Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2005
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.010/2012. Adapun
kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun Universitas Muhammadiyah
Surakarta selama tahun 2013, 2014, dan 2015 adalah sebagai berikut10,
Gambar. 1 Kekayaan Untuk Pendanaan Tahun 2013, 2014, dan 2015
10
Hary Yudanto, Skripsi: “Pendanaan Dana Pensiun Program Pensiun Manfaat Pasti” (Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016), hlm. 6.
9
G. Perkembangan Dana Pensiun Syariah di Indonesia
Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia mendorong
perkembangan pada dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah. Sampai saat ini dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) yang dilaksanakan oleh beberapa bank dan
asuransi syariah. Kondisi ini memang menunjukkan lambannya pertumbuhan
dana pensiun syariah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
keterbatasan regulasi, instrumen, investasi, belum jelasnya model tata kelola
dana pensiun syariah, serta kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang
pentingnya dana pensiun syariah.
Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di
Indonesia karena masih sedikit proporsi masyarakat yang mau mengikuti
program dana pensiun dan pasar tertentu yang jelas bagi dana pensiun
syariah. Terdapat tiga jenis program dana pensiun yang berkembang di
Indonesia, yaitu:
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) / Defined Benefit.
Pada PPMP, besar manfaat pensiun ditentukan berdasarkan rumus
tertentu yang telah ditetapkan di awal. Rumus tersebut biasanya dikaitkan
dengan masa kerja dan besar penghasilan, sudah ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun.
2. Program Pensiun Iuaran Pasti (PPIP) / Defined Contribution.
Pada PPIP, besar manfaat pensiun sangat tergantung pada besar
iuran yang di setor dan hasil pengembangan dana. Jadi, sifatnya mirip
tabungan.
3. Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan (PPBK)
Dana pensiun pemberi kerja yang menyelenggarakan Program
Pensiun Iuran Pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang
10
berdasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi
kerja.11
11
Syair Arbi, Ibid.,hlm. 183.
12
Wawancara dengan Bapak Fahri Maulana tanggal 24 September 2019 di Gedung Siti Walidah
Universitas Muhammadiyah Surakarta
11
yaitu Dana Pensiun UMS dengan tujuan untuk pendanaan proyek tertentu
yang dijalankan oleh perusahaan (Emiten).
Dana Pensiun juga menginvestasikan kekayaan dengan sukuk Ijarah.
Lembaga-lembaga yang bekerjasama dengan menggunakan sukuk ijarah
adalah Angkasa Pura, PT Timah, Bank Nagari dan PLN. Setiap lembaga itu
memiliki perhitungan dana pensiun yang berbeda, sesuai dengan gaji
pokok dan batasan karyawan/ dosen.13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Dana
pensiun syariah ialah badan hukum yang mengelola program yang menjanjikan
manfaat pensiun sesuai dengan prinsip syariah. Dana pensiun syariah merupakan
lembaga keuangan swasta. Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992
merupakan kerangka hukum dasar untuk dana pensiun swasta di Indonesia.
Sedangkan lembaga pensiun syariah yang berkembang pada Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Syariah (DPLK Syariah) diantaranya adalah Bank Muamalat,
Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT Asuransi Takaful Keluarga.
Dan adad yang digunakan dalam Dana Pensiun Syariah ialah seperti; Akad Hibah,
Akad Hibah bi Syarth, Akad Hibah Muqayyadah, Akad Wakalah, Akad Wakalah
bil Ujrah, Akad Mudharabah dan Akad Ijarah.
13
M. Ikhwanul Huda, Skripsi: “Konsep Pengelolaan Dana Pensiun Dalam Tinjauan Hukum
Islam”(Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018), hlm. 6
12
pensiun syariah, dan ketiga, rasa percaya, rasa memiliki dan kesadaran
masyarakat terus membaik. Pada tahun 2013, DSN MUI menerbitkan fatwa
Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah, dan Fatwa DSN MUI Nomor
99/DSN-MUI/XII/2015 tentang Annuitas Syariah untuk Program Dana Pensiun.
Dana Pensiun Universitas Muhammadiyah Surakarta menggunakan konsep Dana
Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Mnafaat Pasti yang diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Dan akad yang digunakan oleh DAPEN UMS adalah
mudharabah yang terdiri dari produk deposit mudharabah dan obligasi syariah
(sukuk) mudharabah.
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Syair. 2003. Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank. Jakarta:
Djambatan
Budisantoso, Totok. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat
Hasil wawancara dengan Bapak Fahri Maulana
Huda, M. Ikhwanul. 2018. Skripsi: Konsep Pengelolaan Dana Pensiun Dalam
Tinjauan Hukum Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Huda, Nurul. 2010. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Kencana
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/regulasi/peraturan-ojk-terkait-
syariah/Pages/POJK-tentang-Penyelenggaraan-Program-Pensiun-
Berdasarkan-Prinsip-Syariah.aspx
Soemitra, Andri. 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
Yudanto, Harry. 2016. Skripsi: Pendanaan Dana Pensiun Program Pensiun
Manfaat Pasti, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
13
LAMPIRAN
14