Ppok Refisi
Ppok Refisi
PENDAHULUAN
lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting adalah
Matassarin,.E. J. 1993).
1999).
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (Gold, 2009).
1
PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) merupakan suatu
emfisema atau bronkitis kronis dan asma yang mengakibatkan obstruksi jalan
napas yang bersifat ireversibel dengan penyebab yang tidak diketahui dengan
pasti.
kronik?
1.3 Tujuan
Askep ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan untuk
2
1.3.2 Tujuan khusus
obstruktif kronik
kronik
obstruktif kronik
1.4 Manfaat
(PPOK).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paru-paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
udara, O2 masuk ke dalam darah dan C02 dikeluarkan dari darah. Banyaknya
gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan
kanan).
4
1. Pembagian paru-paru; paru-paru dibagi 2 (dua) :
b. Paru-paru kiri, terdiri dari; Pulmo sinester lobus superior dan lobus
bernama segment.
segment pada lobus superior, dan 5 (lima) buah segment pada inferior.
pada lobus superior; 2 (dua) buah segmen pada lobus medialis, dan 3
(tiga) buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih
5
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikal yang berisi
2. Letak paru-paru
Paru- paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi
menjadi 2 (dua):
b. Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
6
Sirkulasi pulmonar berasal dari ventrikel kanan yang tebal
paru-paru dad aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah
(gelembung udara). Jadi darah dan udara hanya dipisahkan oleh dinding
kapiler.
02), sisa dari vena pulmonalis ditentukan dari setiap paru-paru oleh
vena bronkialis dan ada yang mencapai vena kava inferior, maka
7
Kapasitas paru-paru. Merupakan kesanggupan paru-paru dalam
sebagai berikut :
1. Kapasitas total. Yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru- paru
dapat tergantung pada beberapa hal: Kondisi paru- paru, umur, sikap
Pada waktu kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paru-
akibat dari salah satu rangsangan baik yang berasal dari luar bahan-
8
Bersin. Pengeluaran napas dengan tiba-tiba dari terangsangnya selaput
lendir hidung, dalam hal ini udara keluar dari hidung dan mulut.
2.2 Etiologi
partikel gas yang dihirup oleh seorang individu selama hidupnya. Partikel gas
ini termasuk :
1. Asap Rokok
a. Perokok aktif.
b. Perokok pasif.
2. Polusi Udara
a. Polusi diruangan, asap rokok dan asap kompor.
b. Polusi diluar ruangan, gas buang kendaraan bermotor dan debu
jalanan.
3. Polusi ditempat Kerja (bahan Kimia, zat iritan dan gas beracun)
Infeksi saluran nafas bawah berulang
2.3 Klasifikasi
tiga, yaitu :
a. Asma
b. Bronkitis kronik
9
sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan ventilasi-perfusi dan
menyebabkan sianosis.
c. Emfisema
dan adalah dua penyakit yang paling umum terlihat pada pasien PPOM
Menurut Brunner & Suddarth, 2005 manifestasi klinis dari PPOK atau
banyak.
c. Dispnea.
d. Nafas pendek dan cepat (Takipnea).
e. Anoreksia.
f. Penurunan berat badan dan kelemahan.
g. Takikardia, berkeringat.
h. Hipoksia, sesak dalam dada.
Gejala-gejala awal dari PPOM, yang bisa muncul setelah 5-10 tahun
merokok, adalah batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering
10
normal. Sering terjadi nyeri kepala dan pilek. Selama pilek, dahak menjadi
kuning atau hijau karena adanya nanah. Lama-lama gejala tersebut akan
semakin sering dirasakan. Bisa juga disertai mengi/bengek. Pada umur sekitar
60 tahun, sering timbul sesak nafas waktu bekerja dan bertambah parah
secara perlahan. Akhirnya sesak nafas akan dirasakan pada saat melakukan
badan, karena setelah selesai makan mereka sering mengalami sesak yang
sering terjadi karena adanya gagal jantung. Pada stadium akhir dari penyakit,
sesak nafas yang berat timbul bahkan pada saat istirahat, yang merupakan
11
4. FEV1/FVC : ratio tekanan volume ekspirasi (FEV) terhadap tekanan
5. GDA : menunjukkan proses penyakit kronis, sering kali PaO2 menurun dan
asthma).
mukus (bronchitis).
eosinofil (asthma).
allergi.
disritmia (bronchitis), gel. P pada Leads II, III, AVF panjang, tinggi
merencanakan/evaluasi program.
2.6 WOC
12
2.7 Komplikasi
1. Hipoxemia
mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%. Pada awalnya klien akan
2. Asidosis Respiratory
13
Timbul akibat dari peningkatan nilai PaCO (hiperkapnia). Tanda yang
3. Infeksi Respiratory
dyspnea.
4. Gagal Jantung
ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis, tetapi klien dengan
5. Cardiac Disritmia
Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau
asidosis respiratory.
6. Status Asmatikus
terlihat.
2.8 Penatalaksanaan
14
Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
harian.
sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas
kontroversial.
5. Pengobatan simtomatik.
15
1. Fisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran secret
bronkus.
yang kuat.
16
b. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena
baik.
IV secara perlahan.
c. Fisioterapi
2.9 Patofisiologi
karbondioksida dan air sebagai hasil metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga
tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi adalah proses masuk dan
keluarnya udara dari dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas
17
darah yang sudah teroksigenasi. Gangguan ventilasi terdiri dari gangguan
pertama (VEP1), dan rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap
memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya
peradangan.
Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya
Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi
18
akibat pengempisan (recoil ) paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan
demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di
arteriol.
A. Pengkajian
duduk tinggi.
atau latihan.
19
Tanda :
keletihan
Gelisah, insomnia.
2. Sirkulasi
Tanda :
peningkatan TD
diameter AP dada).
Warna kulit atau membran mukosa normal atau abu-abu atau sianosi,
3. Integritas ego
Gejalah :
1. mual/ muntah
20
2. Nafsu makan buruk/anoreksi (enfisema)
Tanda :
2. Edema dependen
3. Berkeringat
subkutan(emfisema).
5. Higiene
bau badan
6. Pernafasan
Gejalah :
21
sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (hijau, putih atau kuning) dapat
(enfisema).
Tanda :
22
inspirasi berlanjut sampai penurunan atau tak adanya bunyi nafas
(asma).
mukosa).
C. Diagnosa keperawatan
dan malnutrisi.
23
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dank tindakan yang akan
A. Intervensi
dan malnutrisi.
B. Evaluasi
1. Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi nafas bersih tidak ada
24
4. Tidak adanya infeksi
25
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien.
a. Nama : Ny. W
b. Umur : 37 tahun.
d. Pendidikan : SD.
f. Agama : Islam
Sampai dengan tanggal 10 Juli 2017 Pasien masuk rumah sakit dan
26
semakin parah dan tidak ada kurang-kurangnya, batuk berdahak tetapi
hanya 4-5 sendok, badan lemah. Pada tangga l8 juli keadaan pasien
membaik, sesak berkurang namun badan masih bergetar, cek sputum hasil
namun pada tanggal 12 juli 2017 pasien mengeluh badan masih bergetar
dan sesak lagi, sehingga pasien masih dirawat inap, pasien juga ada BAB
4x dari pagi tadi cair, pada ekstremitas bawah terdapat pitting edema > 3
bulan terakhir ini hanya terasa terkadang sesak namun masih bisa
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
pasien tampak sakit sedang, kesedaran composmentis, GCS E4 V5,
NRM.
5. Pemeriksaan Diagnostik
27
3.2 Diagnosa Keperawatan
obstruksi kronik
28
3. Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi
indikasi
Rasional : Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret,
pernafasan normal
29
Rasional : Adanya sputum yang tebal, kental, berdarah dan purulent
dan kelemahan.
Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil
fibrosis luas.
10. Evaluasi tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan pada warna
30
Rasional : Akumulasi sekret/pengaruh jalan nafas dapat mengganggu O2
keperluan
Rasional : Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode
pengenceran sekret.
mencegah dehidrasi
Rasional : Dalam kondisi demamter jadi peningkatan evaporasi yang
31
18. Anjurkan pasin untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
32
3.4 Analisis Data
33
SPO2 : 90 %
(Nasal Kanul 4
Liter
DS: Pasien mengatakan Ekspansi paru Ansietas
sesak masih terus menerus, Menurun
badan terasa lemas,
keringat dingin dan pasien
selalu menanyakan kenapa Suplai oksigen Tidak
sesaknya tidak hilang- adekuat keseluruh
hilang. Tubuh
DO :
Pasien tampak
sesak nafas Hipoksia
Pasien tampak
cemas
Pasien tampak Sesak
gelisah
Pasien
berkeringat dingin Cemas
Orthopnea (+)
Bibir pucat
BAB IV
34
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (Gold, 2009).
jumlah partikel gas yang dihirup oleh seorang individu selama hidupnya.
Partikel gas ini termasuk : Asap Rokok, Perokok aktif, Perokok pasif,
Polusi Udara, Polusi diruangan, asap rokok dan asap kompor. Polusi diluar
Kerja (bahan Kimia, zat iritan dan gas beracun) dan Infeksi saluran nafas
bawah berulang.
4.2 Saran
lengkap.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer SC dan Bare BG. Buku ajaran medical-bedah Brunner & Suddarth Edisi
Mansjoer Arif, dkk. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1 . Jakarta: Media
Press, 2006
37