Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

MENCUCI TANGAN DENGAN BAIK DAN BENAR


Untuk memenuhi tugas pendidikan dan promosi kesehatan
Yang dibina oleh : Nelyta Oktavianisya, S.KM.,M.kes

Oleh Kelompok 2 :
1. Riski Indra Permana ( 718621123 )
2. Syarifatul Hidayati ( 718621125 )
3. Ines Syafitri Majid ( 718621143 )
4. Siti Rasyida ( 718621155 )
5. Achmad Filani ( 718621156 )
6. Firdatul Marwani ( 718621222 )
7. Nawiyatul Qomariyah ( 718621228 )
8. Pipit Putri Syafitri ( 718621229 )

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP


PRODI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami sehingga atas berkat dan
rahmat serta karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul " MENCUCI TANGAN DENGAN BAIK DAN BENAR " ini sesuai
dengan waktu yang kami rencanakan.
Terima kasih kami sampaikan juga kepada dosen pendidikan dan promosi
kesehatan yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan
tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami Mencuci
Tangan Dengan Baik dan Benar, tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar - besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik
mendukung secara moril maupun materil.
Ibarat pepatah "Tak Ada Gading Yang Tak Retak", maka begitu pulalah
dengan halnya makalah ini, walaupun telah berusaha semaksimal mungkin, akan
tetapi menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan
kehilapan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap
Mengharapkan demi perbaikan makalah ini kedepan.Akhir kata berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 8


1.1 Analisis Situasi............................................................................................. 8
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 10
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 10
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 10
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 10
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 10
1.4.1 Bagi Penulis ......................................................................................... 10
1.4.2 Bagi Anak - anak .................................................................................. 10
1.4.3 Bagi Praktik Keperawatan.................................................................... 10
1.4.4 Bagi Pemerintah ................................................................................... 11
BAB II KERANGKA PENYELESAIAN MAKALAH .................................. 12
3. 1 Dasar Pemikiran ...................................................................................... 12
3. 2 Kerangka Penyelesaian Masalah ............................................................ 13
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................... 15
3.1 Lokasi dan Waktu ..................................................................................... 15
3.2 Kelompok Sasaran .................................................................................... 15
3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan ................................................................. 15
3.4 Langkah – langkah Kegiatan ................................................................... 16
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 18
4.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya ...................................................... 18
4.1.1 Evaluasi Struktur ............................................................................... 18
4.1.2 Evaluasi Proses ................................................................................... 18
4.1.3 Evaluasi hasil ...................................................................................... 19
4.2 Faktor Pendorong ..................................................................................... 19
4.3 Faktor Penghambat .................................................................................. 20
4.4 MENCUCI TANGAN ............................................................................... 20
4.4.1 Pengertian Mencuci Tangan ............................................................. 20
4.4.2 Tujuan Mencuci Tangan ................................................................... 20
4.4.3 5 Waktu Tepat untuk Mencuci Tangan ........................................... 20
4.4.4 Penyakit yang Mengakibatkan tidak Mencuci Tangan.................. 21
4.4.5 Cara Mencuci Tangan ....................................................................... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 23
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 23
5.2 Saran .......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya
keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
selanjutnya. Derajat kesehatan anak pada saat ini belum bisa dikatakan baik
karena masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak
sekolah. Anak usia prasekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena
pada usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan. Anak usia prasekolah
selain rentan terhadap masalah kesehatan juga peka terhadap perubahan.
Masalah ini kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah atau para
klinisi serta profesional kesehatan lainnya yang saat ini masih
memprioritaskan kesehatan anak balita. Padahal peranan mereka yang sangat
dominan akan mempengaruhi kualitas hidup anak di kemudian hari.
Masalah kesehatan yang sering timbul pada anak usia prasekolah yaitu
gangguan perilaku, gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan
dalam belajar dan juga masalah kesehatan umum. Berbagai macam masalah
yang muncul pada anak usia prasekolah, namun masalah yang biasanya terjadi
yaitu masalah kesehatan umum.
Diare dan ISPA yang merupakan salah satu dari masalah kesehatan umum
dilaporkan telah membunuh empat juta anak setiap tahun di negara-negara
berkembang. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10
kali lebih besar daripada mereka yang tinggal di daerah kaya (Depkes RI,
2008). Data WHO menunjukkan, perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) mampu mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45 persen. Telah
dibuktikan juga bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit
kecacingan, serta mampu menurunkan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA) dan Flu Burung hingga 50 persen (Kemenkes RI, 2012).
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum,
higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation
Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47%
masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun
dan tempat terbuka (Depkes RI, 2008). Hingga saat ini, masih banyak sekali
anak-anak Indonesia yang meninggal karena Diare, juga anak-anak yang
kekurangan gizi karena cacingan. Selain itu, masih ada pula anak dan orang
dewasa yang tertular dan meninggal karena terinfeksi virus Flu Burung.
Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana seperti Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) sudah dapat mengurangi risiko tertular penyakit-penyakit
tersebut (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006,
perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air besar
12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%,
sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan 6 %.
Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah
tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi
47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli (Depkes RI,
2008).
Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di
Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006
sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi
mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate
(CFR) sebesar 2,52 (Depkes RI, 2008). Kondisi seperti ini dapat dikendalikan
melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan
melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32%
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan
perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air
minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan
ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%.
Di SDN Pangarangan 1, Desa Pangarangan Kecamatan kota
Kabupaten Sumenep, setelah diambil sampel 10% terdapat 37 anak sekolah.
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data dari 37 siswa tersebut, 17 anak
masih belum mencuci tangan setelah bermain dan satu anak masih belum
mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan terkait cara mencuci tangan
dengan baik dan benar
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan anak usia sekolah
dasar di SDN Pangarangan 1 Desa Pangarangan, Kecamatan kota
Kabupaten Sumenep dapat melakukan cara mencuci tangan dengan baik
dan benar
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Anak-anak mampu menjelaskan pengertian mencuci tangan
2. Anak-anak mampu menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Anak-anak mampu menjelaskan 5 waktu tepat untuk mencuci tangan
4. Anak-anak mampu menjelaskan penyakit yang mengakibatkan tidak
mencuci tangan
5. Anak-anak dapat menerapkan 7 langkah cuci tangan pakai sabun
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan, informasi, dan wawasan mengenai cara
mencuci tangan dengan baik dan benar
1.4.2 Bagi Anak - anak
Memberi informasi kepada anak-anak untuk dapat menerapkan cara
mencuci tangan dengan baik dan benar
1.4.3 Bagi Praktik Keperawatan
Memberi informasi bagi praktik keperawatan khususnya keperawatan anak
untuk dapat memberi kepada keluarga dan anak-anak mengenai cara
mencuci tangan dengan baik dan benar serta dapat menjadi masukan yang
bermanfaat bagi praktik keperawatan.
1.4.4 Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat membantu pelaksanaan cara mencuci tangan dengan
baik dan benar serta dapat memberikan bantuan dana pada pelayanan-
pelayanan kesehatan
BAB II
KERANGKA PENYELESAIAN MAKALAH

2.1 Dasar Pemikiran


Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air
minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia
Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan
47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam,
kebun dan tempat terbuka. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di
Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah
setelah buang air besar 12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%,
sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum
menyiapkan makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku
pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk
mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung
Eschericia coli (Depkes RI, 2008).
Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian
diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada
tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16
provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality
Rate (CFR) sebesar 2,52. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui
intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan
melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32%
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan
perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air
minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan
ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%
(Depkes RI, 2008).
Menurut Kemenkes RI (2011), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 dapat diketahui, bahwa rumah tangga yang
telah mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baru mencapai
38,7%, sedangkan target yang harus dicapai oleh Kementerian Kesehatan
yaitu sebesar 70% rumah tangga sudah mempraktikkan PHBS pada tahun
2014.
2.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, dan praktik Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat mencegah 1 juta kematian tersebut.
Praktik CTPS setelah ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum
menjamah makanan dapat menurunkan hampir separuh kasus Diare, dan
sekitar seperempat kasus ISPA. Praktik CTPS juga dapat mencegah infeksi
kulit, mata, dan memudahkan kehidupan orang dengan HIV/AIDS (Depkes
RI, 2008).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang
telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit-penyakit
menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung, bahkan disarankan untuk
mencegah penularan virus H1N1. Banyak pihak telah memperkenalkan
perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang mudah, sederhana dan dapat
dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berbagai survei di lapangan
menunjukkan menurunnya angka ketidakhadiran anak karena sakit yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut di atas, setelah diintervensi
dengan CTPS.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dilakukan pada waktu-waktu
penting, yaitu sebelum makan, sebelum memegang/mengolah/menyiapkan
makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki anak, serta setelah
kontak dengan hewan dan tanah. CTPS dapat mengurangi hampir setengah
kasus kejadian Diare dan seperempat kasus infeksi pernafasan (termasuk
Pneumonia). Perilaku ini juga mengurangi risiko penyakit lainnya, seperti
penyakit mata dan infeksi kulit. CTPS jelas merupakan cara yang paling
efektif dan murah untuk pencegahan, namun banyak orang tidak
mempraktikkannya (Kemenkes RI, 2012).
Salah satu jalan utama masuknya bibit penyakit adalah tangan.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun sangat disarankan untuk
dijadikan sebuah budaya dan kebiasaan sehari-hari. Tangan yang kotor bisa
jadi penyebab utama berbagai penyakit, salah satunya Diare. Kita tidak bisa
meremehkan penyakit diare karena terbukti saat ini diare adalah penyebab
nomor dua kematian pada balita.
Bibit penyakit biasanya masuk ke tubuh manusia melalui dua jalan.
Yang pertama adalah melalui tangan dan melalui hidung. Dengan mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan sabun secara rutin maka tubuh akan
terlindung dari bibit-bibit penyakit yang masuk melalui tangan. Sampai saat
ini ternyata bukan hanya anak-anak yang malas untuk mencuci tangan,
sebagian besar orang dewasa juga masih sulit untuk membiasakan diri untuk
mencuci tangannya.
Data WHO menunjukkan, perilaku CTPS mampu mengurangi angka
kejadian Diare sebanyak 45 persen. Telah dibuktikan juga bahwa CTPS dapat
mencegah penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu menurunkan kasus
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan Flu Burung hingga 50 persen
(Kemenkes RI, 2012).
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu


1. Lokasi : SDN Pangarangan 1 Sumenep
2. Tanggal : 11 November 2019
3. Waktu : 09.30 – 10.05
3.2 Kelompok Sasaran
Target sasaran pendidikan kesehatan mengenai cara mencuci tangan dengan
baik dan benar merupakan anak-anak kelas 4A di SDN Pangarangan 1 Desa
Pangarangan Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep. Anak-anak PraSekolah
di wilayah tersebut masih belum mengetahui cara mencuci tangan setelah
bermain ataupun sebelum dan sesudah makan. Tujuannya supaya PHBS anak
meningkat dan mencegah penyakit infeksi
3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan
1. Ceramah / demonstrasi
 Presentator : Firdatul Marwani
 Pemateri : 1. Nawiyatul Qomariyah
2. Ines Syafitri Majid
3. Syarifatul Hidayati
4. Pipit Putri Syafitri
 Dokumentasi : 1. Riski Indra Permana
2. Achmad Filani
3. Siti Rasyida
2. Tanya Jawab
 Penanya : Nawiyatul Qomariyah
Menanyakan tentang penyakit yang mengakibatkan tidak mencuci
tangan
Penjawab :
Menjawab ada 3 penyakit yaitu :
- Diare atau Mencret
- Infeksi Cacing
- Penyakit Kulit
 Penanya : Syarifatul Hidayati
Siapa yang bisa mempraktikan 7 langkah mencuci tangan
Penjawab :
Menjawab 7 langkah mencuci tangan yaitu
1. Gosok kedua telapak tangan
2. Gosok punggung tangan secara bergantian
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari secara bergantian
4. Gosok jari-jari sisi dalam kedua tangan dengan posisi tangan saling
mengunci
5. Gosok dengan memutar ujung jari kanandi telapak tangan kiri dan
sebaliknya
6. Gosok ibu jari kiri secara berputardalam genggaman tangan kanan
dn sebaliknya
7. Bersihkan pergelengan tangan secara bergantian
3. Doprize/Pembagian hadiah
3.4 Langkah – langkah Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien

1 Pembukaan 5 menit Salam,perkenalan Menjawab salam


Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan maksud dan tujuan Memperhatikan
Menjelaskan topik bahasan Memperhatikan
2 Isi 20 menit Menjelaskan tentang mencuci Memperhatikan dan
tangan dengan baik dan benar mendengarkan
Menyebutkan tujuan mencuci Memperhatikan dan
tangan mendengarkan
Menyebutkan 5 waktu tepat untuk Memperhatikan dan
mencuci mendengarkan
Menyebutkan penyakit yang Memperhatikan dan
mengakibatkan tidak mencuci mendengarkan
tangan
Menyebutkan dan mempraktikkan Memperhatikan dan
7 langkah cara mencuci tangan mendengarkan
Memutarkan video seseorang
yang sakit perut akibat tidak Memperhatikan dan
mencuci tangan mendengarkan
Tanya jawab Memperhatikan dan
mendengarkan
Pembagian doprizze/hadiah Memperhatikan
3 Penutup 10 menit Mereview kembali materi yang Memperhatikan dan
telah dijelaskan Menjawab
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


4.1.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa telah melakukan pengkajian sebagai data dasar sebelum
memulai penyuluhan kesehatan
b. Mahasiswa telah menyiapkan media pembelajaran dalam proses
penyuluhan kesehatan
c. Anak-anak menyatakan bersedia mengikuti proses penyuluhan
kesehatan
d. Mahasiswa dapat mengembangkan pola komunikasi interaktif dan
menarik
e. Materi yang akan disajikan sudah dalam bahasa dan istilah yang
mudah dipahami
f. Mahasiswa mampu meningkatkan antusiasme anak-anak
g. Mahasiswa mampu menjaga sikap selama penyuluhan kesehatan
mencuci tangan dengan baik dan benar mempraktikkan 7 langkah
cuci tangan pakai Sabun dilakukan
h. Mahasiswa mampu bersikap caring, empati dan mengutamakan
kebutuhan anak-anak selama penyuluhan kesehatan dan
demonstrasi dilakukan.
i. Tersedia lingkungan yang nyaman, kondusif dan tenang selama
penyuluhan kesehatan dan demonstrasi dilaksanakan.
4.1.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian mencuci tangan
b. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan mencuci tangan
c. Mahasiswa dapat menjelaskan 5 waktu tepat mencuci tangan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan penyakit yang mengakibatkan tidak
mencuci tangan
e. Mahasiswa mampu mengajarkan anak-anak cara mencuci tangan
dengan baik dan benar dan menerapkan latihan 7 langkah cuci
tangan pakai Sabun
f. Anak-anak dapat mengikuti penyuluhan kesehatan dan demonstrasi
cara mencuci tangan dengan baik dan benar dari awal sampai
selesai
g. Proses penyuluhan kesehatan dan demonstrasi dapat berjalan
sistematis dan lancar
4.1.3 Evaluasi hasil
a. Anak-anak dapat menyebutkan pengertian mencuci tangan
b. Anak-anak dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan
c. Anak-anak dapat menyebutkan 5 waktu tepat mencuci tangan
d. Anak-anak mampu mendemonstrasikan 7 langkah cuci tangan
Pakai Sabun
e. Anak-anak mampu merasakan manfaat dari latihan 7 langkah cuci
tangan pakai sabun untuk meningkatkan PHBS anak
4.2 Faktor Pendorong
1. Pengetahuan, sikap, keyakinan anak-anak akan pentingnya meningkatkan
PHBS anak
2. Peran serta dan dukungan aktif orang tua, keluarga, petugas kesehatan
untuk meningkatkan PHBS anak
3. Persediaan dana yang mencukupi untuk kebutuhan penyelenggaran
pendidikan kesehatan dan demonstrasi sehingga dapat berjalan dengan
lancar
4. Tingginya apresiasi dan motivasi anak-anak, orang tua, dan keluarga
akan kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi Enam langkah Cuci
Tangan Pakai Sabun
5. Adanya dukungan dari pihak puskesmas, TOGA dan TOMA setempat
sehingga kegiatan pendidikan kesehatan dapat berjalan tanpa adanya
gangguan dari pihak luar
6. Tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan kesehatan
4.3 Faktor Penghambat
1. Kurangnya pengetahuan, sikap, keyakinan anak-anak, orang tua, dan
keluarga mengenai pentingnya meningkatkan PHBS anak
2. Kurangnya peran dan dukungan aktif orang tua, keluarga, petugas
kesehatan untuk meningkatkan PHBS anak
3. Kurangnya alokasi dana yang mencukupi untuk kebutuhan
penyelenggaran pendidikan kesehatan dan demonstrasi
4.4 MENCUCI TANGAN
4.4.1 Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan yang benar adalah Proses yang secara mekanisme
melepaskan kotoran dan kuman dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun dan air
4.4.2 Tujuan Mencuci Tangan
 Supaya tangan bersih dari kuman, kotoran, dan mikoorganisme.
 Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh.
 Membina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
4.4.5 Waktu Tepat untuk Mencuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah suatu tindakan yang
takkan lepas kapan pun. Karena merupakan proteksi diri terhadap
lingkungan luar. Nah sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk
melakukan cuci tangan.
1. Sebelum dan sesudah makan
Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat makan
2. Setelah dari kamar mandi dan buang air
Besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan, sehingga
diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain
Kebiasaan anak kecil bermain di tempat yang kotor. Dimana kita
tahu bahwa banyak sekali kuman di tempat yang kotor. Jadi kita
selesai bermain harus mecuci tangan supaya kuman yang
menempel hilang
4. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Bagi adik-adik mencuci tangan ini juga bisa dilakukan sebelum
dan sesudah kegiatan belajar.
5. Tangan terlihat kotor
4.4.6 Penyakit yang Mengakibatkan tidak Mencuci Tangan
 Diare atau mencret
 Infeksi cacing
 Penyakit kulit
4.4.7 Cara Mencuci Tangan
A. Persiapan Alat dan Bahan
 Air mengalir
 Handuk
 Sabun
B. Cara Mencuci Tangan yang Benar
1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan
lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.
3. Gosoklah kedua telapak tangan. Gosokkan sampai ke ujung
jari.
4. Telapak tangan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari- jari saling mengunci (berselang-
seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela - sela jari
tersebut. Lakukan sebaliknya.
5. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya
dan saling mengunci.
6. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan
gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari
tangan kiri.
7. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya,
gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan
sebaliknya.
8. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan
lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
9. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
10. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila
menggunakan kran, tutup kran dengan tissue
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Masalah kesehatan yang sering timbul pada anak usia prasekolah yaitu
gangguan perilaku, gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan
dalam belajar dan juga masalah kesehatan umum. Berbagai macam masalah
yang muncul pada anak usia prasekolah, namun masalah yang biasanya
terjadi yaitu masalah kesehatan umum.
Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa Diare masih ditemukan
dengan persentase tertinggi pada anak usia di bawah lima tahun yaitu 43%
dan 16% . Demikian pula perilaku CTPS yang tidak benar masih tinggi
ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah. Karena anak pada usia-usia
tersebut sangat aktif dan rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkan
peningkatan kesadaran mereka (atau pengasuhnya) akan pentingnya CTPS ini
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di SDN Pangarangan 1 Kecamatan Kota. Kabupaten Sumenep telah
dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara mencuci tangan dengan baik
dan benar pada pagi hari pukul 09.30 wib. Pendidikan kesehatan dilakukan
selama 35 menit.. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan
kesehatan dan ceramah dan mempraktikkan 7 langkah cuci tangan pakai
sabun
5.2 Saran
1. Bagi Anak-Anak
Anak-anak dapat melakukan latihan 7 langkah Cuci Tangan Pakai
Sabun dengan rutin dan sesuai dengan prosedur yang telah diajarkan
serta ceramah selama pendidikan kesehatan untuk meningkatkan PHBS
anak
2. Bagi Keluarga
Meningkatkan peran serta dan dukungan aktif dari keluarga bagi
anak dalam meningkatkan PHBS anak dengan 7 langkah Cuci Tangan
pakai sabun
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memfasilitasi dan mengkoordinasi
kegiatan peningkatan PHBS anak Sekolah Dasar melalui UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah)
4. Bagi Praktik Keperawatan Pediatrik
Keperawatan pediatrik dalam melaksanakan praktiknya dapat
menerapkan pemberian layanan asuhan keperawatan dengan
mengajarkan Enam langkah Cuci Tangan Pakai Sabun
5. Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat menyediakan dana untuk mendukung kegiatan
peningkatan PHBS anak Prasekolah
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2008. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
(HCTPS) yang Pertama 15 Oktober 2008: Panduan Perencanaan
Pelaksanaan bagi Pemangku Kepentingan Cuci Tangan Pakai Sabun.
Jakarta: Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan melalui Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci
Tangan Pakai Sabun (KPS-CTPS).
Departemen Kesehatan RI. 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
(HCTPS) Kedua. Jakarta: Depkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah
Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan: Panduan bagi Petugas Kesehatan
di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI.
Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai