Anda di halaman 1dari 4

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari risiko-risiko ke arah kondisi kronik dari yang

proses menua yang lahir dad kesadaran manusia ringan sampai kepada yang berat. Uji ini tidak
alas adanya fenomen kelahiran, kemunauran dan ditujukan untuk memperoleh diagnosis yang
kematian.' Keterkaitan gerontologi dengan ilmu definitif. Sebagai contoh, pemeriksaan mamografi
kedokteran sangat erat karena isu gangguan untuk mengetahui apakah diperlukan tindakan
kesehatan pada usia lanjut paling menonjol dad biopsi. Pengkajian adalah pemeriksaan yang lebih
pada isu yang lain. Gerontologi medis atau geriatri menyeluruh dan terinci untuk menyusun
antara lain mempelajari penyakit-penyakit di usia diagnosis, rencana pengobatan yang rasional dan
lanjut dengan karakteristik adanya proses patologis saran-saran lain yang diperlukan baik di bidang
yang multipel dan adanya proses degeneratif. 2 psikologis, sosial, ekonomi maupun lingkungan
Membicarakan pencegahan pada penyakit- serta perawatan lanjutan. Untuk keperluan rekam
penyakit pada usia lanjut sudah tentu tidak medis, maka diagnosis dapat diberi kelemahan
ditujukan untuk memperpanjang rentang hidup organik (impairment), keterbatasan penampilan
alami (natural life span) yang hingga sekarang individual akibat kelemahan (disability) hambatan
masih sukar dipengaruhi, tetapi lebih ke arah untuk mengerjakan sesuatu yang biasa mampu
upaya pencegahan kematian dini (premature dikerjakan sendiri (handicap), diberi kode menurut
death) dengan perhatian pada upaya penundaan International Classifications of Impairments,
terhadap timbulnya gejala penyakit kronik. 3 Upaya Disabilities and Handicaps (ICIDH) 4'5 Pengkajian
pencegahan primer ditujukan pada timbulnya geriatrik dapat dikerjakan oleh sebuah tim
risiko untuk menderita sakit, misalnya dengan multidisiplin baik di rumah sakit maupun di rumah
jalan imunisasi; pencegahan sekunder berupa pasien bagi mereka yang memilih rawat rumah
upaya deteksi dini yang diikuti dengan terapi yang (home care).° Keperluan penyelenggaraan rekam
sesuai misalnya pada, hipertensi; pencegahan medis ini sangat panting dalam penyusunan
tarsier dimaksudkan untuk memperlambat jalan program secara menyeluruh termasuk program
penyakit agar dapat mengurangi hendaya pencegahan karena dari rekam medis dapat
(disability) yang timbul, memeriukan uji tergambar kebutuhan pasien baik obat-obatan
penyaringan (screening test) dan uji pengkajian maupun berbagai macam alat bantu serta tempat
(assesment test) untuk identifikasi masalah. perawatan yang cocok Beberapa kondisi dengan
Uji penyaringan adalah suatu prosedur uji tindakan atau saran pencegahan dapat dilihat
pemeriksaan untuk identifikasi secara cepat pada Label 1 dan Label 2.
Tabel 1. Beberapa Rekomendasi Upaya Pencegahan Berkala pada Usia LanJut

Kondisi Tindakan/saran Usia Usia


65-74 tahun 75 tahun ke atas
Tetanus Imunisasi 10 tahun 10 tahun
Influenza Imunisasi 1 1
Hipertensi Ukur tekanan darah 2 2
Kanker payudara Kanker Periksa payudara 1 1
leher rahim Kanker Periksa ginekologi/Pap Smear 1-5 1-5
kolorektal Penglihatan Periksa darah di tinja 1 1
kabur Pendengaran Periksa mata 5 1
berkurang Perawatan gigi Periksa otologik 1-2 1-2
Perawatan kaki Malnutrisi Periksa dental 1-2 1-2
Periksa kaki 1-2 1-2
Anamnesis, pemeriksaan 2 2
Steiner JF, Kau/ar AJ (1990). 1

Tabel 2. Pala Hidup yang Membantu Pencegahan Beberapa Kondisi Kronik

Kondisi Kronik Upaya Pencegahan


Hipertensi Kurangi konsumsi garam dan kurangi kelebihan berat
badan
Penyakit jantung koroner dan strok Pengobatan hipertensi
Hentikan merokok
Kurangi kelebihan berat badan
Kurangi konsumsi lemak jenuh/kolesterol
Latihan aerobik
Kanker Hentikan merokok Kurangi
konsumsi lemak
Kurangi konsumsi makanan pengawet garam/asap
Penyakit paru-paru obstruksif kronik Hentikan merokok
Diabetes melitus tipe-2 Turunkan kelebihan berat badan
Kurangi konsumsi lemak jenuh/kolesterol Ikuti diet DM dengan teratur
Olah raga teratur
Hentikan merokok
Hindari konsumsi alkohol berlebihan Makanan tinggi kalsium
Turunkan kelebihan berat badan
Kolelitiasis Turunkan kelebihan berat badan

Osteoporosis Beirman EL, Hazzard WR 1994. 8

Upaya-upaya pencegahan pada adalah vaksin yang tidak tersedia atau


Osteoartritis
kesehatan usia lanjut dapat dikelompokkan harganya yang cukup mahal. Beberapa
menjadi beberapa macam tindakan penyakit yang perlu vaksinasi antara lain
pencegahan sesuai dengan fasilitas yang tetanus dengan menggunakan toksoid tetanus,
tersedia. influenza bagi mereka yang mempunyai
kondisi kesehatan risiko tinggi seperti pasien
1. Imunisasi penyakit paru kronik, penyakit jantung, ginjal,
dan penyakit-penyakit metabolik. Keadaan
khusus dapat- dipertimbangkan seperti
Imunisasi merupakan pencegahan
pemberian vaksin Hepatitis B, tifus, rabies,
primer dan sangat panting dalam menurunkan
apabila yang bersangkutan dalam
angka morbiditas usia lanjut. Kesukaran yang
timbul
kegiatan sehari-harinya ada risiko terpajan Penyakit
oleh kuman atau virus tersebut.
2. Pencegahan Beberapa
a. Hipertensi
Pengobatan hipertensi yang terdapat
pada usia lanjut dapat menurunkan 3. Kelemahan Organik
komplikasi hipertensi secara nyata, misalnya
strok. Bahkan penurunan tekanan darah Untuk mengetahui adanya kelemahan
sampai 160/90 mmHg sudah dapat organik (impairment) dilakukan pemeriksaan
menurunkan angka kematian sampai dengan petugas medis dan secara subyektif menurut
27%. Oleh karena itu setiap gejala hipertensi pengalaman yang bersangkutan sendiri.
pada usia lanjut perlu pengobatan dan Pengkajian geriatrik merupakan instrumen
pengawasan yang berkesinambungan balk di yang sesuai untuk evaluasi status
pusat-pusat kesehatan atau di posyandu usia kesehatannya secara komprehensif, tetapi
lanjut yang ditangani eleh kaderkader diperlukan waktu pemeriksaan yang cukup
kesehatan yang telah dilatih bagaimana cara banyak, yaitu sekitar 3 jam per kasus di !luar
menggunakan tensimeter secara balk. waktu untuk pemeriksaan taboratorium.9
Kelemahan visual menyebabkan sese-
orang kurang mandiri sehingga diperlukan
b. Kanker payudara
pemeriksaan untuk mencari penyebab misal-
Deteksi ini adanya kanker payudara nya katarak, perdarahan intraokular, dli.
dapat dilakukan dengan cara yang lazim Rehabilitasi atau restorasi yang sesuai akan
dipergunakan yaitu mulai dengan perabaan men-doming pasien untuk mandiri penuh.
sendiri, pemeriksaan oleh tenaga medis, Kelemahan :pendengaran dapat menye-
ataupun melalui mamografi. Apabila hal ini babkan pasien berperilaku mirip demensia
dapat dilaksanakan secara berkala atau depresi. Pemeriksaan audiometri disertai
diperkirakan dapat menurunkan angka pemberian alat bantu pendengaran yang
kematian akibat kanker payudara sebesar sesuai dapat memperbaiki penampilan
40%. pasien.
Kelemahan,pada gigi-mulut sebagian
besar berupa gangguan mengunyah dan
c. Kanker leher rahim menelan dleh berbagai sebab, satu di
antaranya adalah keutuhan gigi geligi tidak
Diperkirakan sekitar 40% kematian terjaga karena higiene mulut kurang
akibat kanker leher rahim diderita oleh usia terpelihara. Paresis otototot menelan juga
lanjut. Tingginya angka tersebut kemungkinan dapat ditemui pada pasienpasien strok,
disebabkan oleh kebiasaan melakukan Pap sehingga dengan demikian pengobatan atau
Smear secara berkala pada usia yang lebih rehabilitasi diberikan sesuai penyebab-
muda belum atau tidak pernah dikerjakan. Kelemahan umum pada usia lanjut yang
Bagi kelompok ini dianjurkan periksa Pap tidak spesifik pada satu organ lazim
Smear setiap 1-5 tahun. disebabkan oteh ikondisi malnutrisi yang
berlarut-larut, kernungkinan karena penyakit
d. Kanker kolon kronik, keganasan atau perawatan yang tidak
memadai. Kebalikan dari kurang energi kronik
Deteksi dini kanker jenis ini termasuk adalah obesitas atau kegemukan yang dapat
tidak mahal yaitu dengan pemeriksaan mengundang faktor risiko yang nyata seperti
adanya darah pada tinja, walaupun hanya hipertensi, diabetes melitus tipe 2, kolelitiasis,
menjangkau sekitar 50-60% pasien kanker dll. Untuk kepentingan praktis di posyandu
kolon tetapi karena prosedur yang sederhana usia lanjut sudah ada kegiatan ukur berat
maka hal ini dapat dilakukan secara berkala. badan-tinggi badan secara berkala dan
Anjuran pencegahan dapat melalui diet mengisi kartu menuju sehat (KMS) dan skala
dengan konsumsi rendah lemak, banyak indeks massa tubuh (I MT).
serat, buah-buahan cukup, dan menghindari
rokok.
4. Faktor-Faktor Risiko
karena Pengaruh
Lingkungan Sosial

a. Merokok
Telah banyak diteliti akibat yang merugi- kan kesehatan karena merokok, tetapi karena
sudah menjadi kebiasaan sejak waktu lama efek samping obat dan lain-lain. Oleh karena
clan juga pengaruh lingkungan pergaulan banyaknya penyebab maka upaya pencegah
maka upaya pemberantasan merokok sangat annya adalah dilakukan pengkajian paripurna
sukar. Tercatat beberapa kondisi seperti secara berkala sehingga kecenderungannya ,
penyakit paru Kronik, penyakit jantung sudah dapat dideteksi lebih awal, misalnya"
koroner, kanker paru berhubungan dengan adanya hipotensi postural di mana pasien
kegiatan merokok. Kampanye anti merokok dapat disarankan lebih hati-hati bila
telah dirintis oleh berbagai institusi sebagai mengubah posisi duduk atau berdiri.
upaya jangka Danjang.

b. Alkohol Daftar Pustaka


Ketergantungan pada minuman
beralkohol di kalangan usia lanjut disebutkan
1. The New Encyclopaedia Britanica Aging.
Encyclopaedia Britanica Ins. London. 1, 1982.
kurang dari 5% dan hal ini lebih kecil bila 299-310.
dibanding dengan kelompok usia yang lebih
muda. Kampanye untuk menghindari
2. The British Encyclopedia of Medical
Practice. Senescence and Senility. London:
minuman tersebut perlu ditingkatkan karena Butterworth & Co (Publisher) Ltd. 1952; 11: 120-7.
adanya problem fisis dan psikiatrik yang
ditimbulkan seperti antara lain malnutrisi,
3. Fries JF. Aging natural death, and the
compression of morbidity. N Engl J Med 1980;
sirosis hati, kardiomiopati, gastritis atrofikan 303: 130-5.
dan untuk yang berat dapat menurunkan
kemampuan kognitif. Sedang dicoba
4. WHO. International Classification of
Disease and Health Related Problems, Geneva,
penggunaan model terapi kelompok, yang 1992.
diharapkan lebih berhasil karena pecandu
minuman ini tidak ingin berhenti seorang diri
5. WHO. International Classification of
Impairments, Disabilities and Handicaps. Geneva,
sedang yang lain tidak. 1980.

6. Wieland D, Ferrel BA, Rubenstein LZ.


c. Jatuh (Falls) Geriatric home care. Conceptual and demographic
considerations. In: Bruce A. Ferrel, Laurence Z.
Jatuh merupakan masalah yang dapat Rubenstein (Eds): Clinics in Geriatric Medicine,
memberikan rasa khawatir pada sebagian Philadelphia: WB Saunders Company; 1991. 645-
64.
usia lanjut apalagi kalau yang bersangkutan
pernah mengalaminya. Penyebab jatuh 7. Steiner JF, Kauvar AJ. Preventive
sangat kompleks mulai dari gangguan sistem medicine. In: Robert W Scrier (Eds). Geriatric
Medicine. Philadelphia: WB Saunders Company;
visual, auditif-vestibular, saraf, 1990. 32-45.
kardiovaskular, metabolik, muskuloskeletal,
gangguan psikologis,
8. Bierman EL, Hazard WR. Preventive
gerontology: strategies for attenuation of the
chronic disease of aging In William R. Hazzard,
Edwin L. Bierman, John P Bias (Eds) Principles of
Geriatric Medicine and Gerontology. New York: Mc
Graw Hill Inc; 1994. 187-91.

9. Triwibowo. Asesmen geriatrik pada pasien


diabetes melitus usia lanjut di Poliklinik Genatri
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Acta Med
Indonesiana 1996; 28: 947-50.

Anda mungkin juga menyukai