Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


Gasal 2019/2020

KELOMPOK 9
1. Hera Trihidayanti (082001700056)
2. Afifah Aulia (082001700060)

Asisten : Nada Noer Halimah

Sulfur dioksida (SO2)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini telah berkembang industri dan instansi, proses di
dalam industri jelas memerlukan kegiatan tenaga kerja sebagai unsur dominan yang
mengelola bahan baku atau material, mesin, peralatan dan proses lainnya yang
dilakukan di tempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat
bagi masyarakat. Penggunaan teknologi di samping memberikan dampak positif
juga dapat memberikan dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik. Berbagai
sumber bahaya di tempat kerja baik karena faktor fisik, kimia, biologik, fisiologik,
psikososial mesin, peralatan kerja, dan perilaku serta kondisi manusia merupakan
faktor risiko yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Dampak positif dari kegiatan
industri ini salah satunya adalah dapat mengurangi tingkat pengangguran dan
menambah devisa negara. Selain dampak positif, kegiatan industri juga
menimbulkan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah
pencemaran udara ambien. Pencemaran udara ambien yang terjadi dapat berupa
NO2, SO2 dan CO, yang dapat berasal dari cerobong baik dari boiler ataupun
generator listrik yang dapat membahayakan kesehatan manusia khususnya para
pekerja.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada
lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya . Dengan demikian, maka sangat diperlukan analisis udara
ambien yang berada di lingkungan kerja demi tercapainya peningkatan produktivitas
dalam bekerja.
Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan atau komponen lain yang ada
di udara bebas. Udara merupakan kebutuhan manusia yang paling penting, maka
setiap manusia berhak untuk mendapatkan udara yang bersih. Namun pada
kenyataannya kondisi udara saat ini sudah menurun, banyak komponen – komponen
di udara yang merusak kualitas udara.

1.2 Tujuan Percobaan


Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi SO2 yang
tersuspensi di udara ambien menggunakan metode pararosanilin di Pintu 1 Kyai
Tapa, Kampus A, Universitas Trisakti.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Sulfur dioksida adalah gas yang berbau tajam, tidak berwarna dengan rumus
SO2 yang tersusun dari 1 atom sulfur dan 2 atom oksigen. Sumber SO2 dihasilkan
dari letusan gunung berapi dan beberapa proses industri, contohnya adalah pada
tahun 1991 letusan gunung Pinatubo di Philipina melepaskan sebesar 26 juta ton SO2
ke atmosfer, sehingga terjadi pendinginan permukaan secara global sebesar 0,5oC
satu tahun setelah letusan (Department of Climate Change Australia, 2007).
Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indra manusia saat
konsentrasi berkisar antara 0,3 – 1 ppm (Sopiah, 2005). Berdasarkan PP No. 41
Tahun 1999 baku mutu sulfur dioksida udara ambien adalah 900 µg/Nm3 dalam
waktu pengukuran 1 jam, 365 µg/Nm3 dengan pengukuran 24 jam, dan dalam
setahun sebesar 60 µg/Nm3. Menurut Saeni (1989), reaksi-reaksi fotokimia
berpeluang menghasilkan oksidasi SO2 di atmosfer. Pada keadaan sinar matahari
alami konsentrasi SO2 5-30 ppm, dan kelembapan nisbi 32-91% terjadi reaksi
sempurna dengan persamaan sebagai berikut:
SO2 + ½ O2 + H2O H2SO4

Sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen membentuk SO3. Sulfit (SO3)
kemudian bereaksi dengan titik-titik air sehingga menghasilkan presipitasi berupa
hujan asam. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara membentuk
asam sulfat. Asam sulfat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan benda-benda lain
yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) atau proses
kimiawi lainnya (Pohan, 2017).
Pencemaran oleh sulfur dioksida terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida dan sulfur
trioksida. Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,
sedangkan kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm. Konsentrasi
SOx sekitar 0,5 ppm dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan tanaman
yang mengakibatkan menurunnya produktivitas tanaman, sedangkan paparan
akut dengan konsentrasi tinggi dapat mematikan jaringan daun (nekrosis
daun). Selain itu, dapat mengakibatkan kerusakan hutan terjadi karena adanya
pengikisan lapisan tanah yang subur yang merupakan awal terjadinya ketandusan
lingkungan yang berarti juga menurunkan daya dukung alam bagi kelangsungan
hidup manusia. (Sopiah, 2016).
Parameter gas pencemaran udara berdasarkan Standar Indeks Pencemaran
Udara atau ISPU terdapat lima jenis gas berbahaya salah satunya adalah sulfur
dioksida (SO2). Sebagai gas pencemar SO2 diperkirakan memiliki waktu tinggal di
dalam udara selama 2-4 hari dan dalam waktu tinggal tersebut SO2 ditransportasikan
sejauh 1000 km sehingga keadaannya relatif stabil di atmosfer (Alifah, 2010).
Menurut Sukarsono (2004), penanggulangan pengurangan SO2 melalui dua
proses yakni penyerapan dan berkas elektron. Proses penyerapan lebih sederhana
dan dapat menghilangkan SO2 namun menghasilkan limbah cair yang banyak dan
biaya operasional tinggi. Sedangkan proses berkas elektron dapat menghilangkan
SO2 secara simultan, todak menghasilkan limbah cair dan biaya operasional rendah
namun prosesnya kompleks.
Antisipasi yang dilakukan dalam mengurangi dan mengendalikan emisi SO2
adalah menggunakan bahan bakar bersulfur rendah, menggantikan sumber energi
lain untuk bahan bakar, pengolahan sulfur sebelum pembakaran, dan pengolahan
SOx dari gas buang (Kristanto, 2017)

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat-alat
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

1 Impinger 250 ml 1

2 Spektrofotometer 1

3. Anemometer - 1

4. Pompa vakum - 1

5. Labu ukur 25 ml 1
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

50 ml,
6 Pipet volume 2
10 ml

7 Barometer - 1

8 Hygrometer - 1

9 Anemometer - 1

3.2 Bahan
Tabel 3.2 Bahan-bahan
No Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar

50 ml dan
1. Tetrakloromertkurat -
10 ml
No Alat Ukuran Jumlah Gambar

2. Formaldehid 0.2% 2 ml

3. Pararosanilin - 5 ml

4. Air suling - -

IV. CARA KERJA


4.1 Diagram Sampling

Masukkan 50 ml Rangkaian Setelah satu


larutan TCM ke pengambilan sample di jam, diamkan
dalam midget mulai dari corong, contoh uji
impinger midget impinger selama 20
kemudian dengan TCM kemudian menit.
bungkus dengan pompa, ambil sampel
aluminium foil selama 1 jam
4.2 Diagram Analisis

Setelah 20 menit,
Tambahkan 1 ml
ambil contoh uji tambahkan 2 ml
asam sulfamat,
sebanyak 10 ml formal dehid,
kemudian diamkan
dan masukkan ke
10 menit
dalam labu ukur
25 ml

Uji dalam Tera degan Tambahkan 5 ml


spektrofotometer akuades lalu larutan
dengan panjang pararosanilin
homogenkan
gelombang 550 nm,
diamkan 20 menit.
dan buat kurva
kalibrasinya

V. HASIL PENGAMATAN
Setelah dilakukan praktikum terhadap konsentrasi SO2 yang tersuspensi di
udara di Pintu 1 Kyai Tapa, Kampus A, Universitas Trisakti. Didapatkan data-data
sebagai berikut:

1. Hasil Meteorologi
Suhu : 38.5oC atau 311.5oK
Kecepatan angin : 2.73 m/s
Arah angin : timur ke barat
Tekanan udara : 756 mmHg
Kelembapan : 46%

2. Data Sampling
Lokasi sampling : Pintu 1 Kyai Tapa
Titik koordinat : 6’10’4” S 106’47’28” E
Waktu sampling : 14.45-15.45 WIB
Flowmeter 1,2,3 : 1 liter/menit

3. Hasil Pengamatan konsentrasi dan absorban 8 Kelompok


Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Tiap Kelompok
Kelompok C Abs
9 0.593 0.172
10 0.269 0.062
11 0.504 0.142
12 0.621 0.181
13 0.393 0.104
14 0.344 0.088
15 0.263 0.060
16 0.421 0.114

4. Data Analisis
Tabel 5.2 Kurva Kalibrasi
No Konsentrasi Abs
1 0 0
2 0.320 0.057
3 0.640 0.177
4 0.970 0.294
5 1.620 0.512
6 1.950 0.644
0.7

0.6

0.5

0.4
Konsentrasi
Absorban
0.3
Sampel
0.2 0.593, 0.172
Linear (Absorban)
(sampel)
0.1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
-0.1
Absorban

Gambar 5.1 Kurva Kalibrasi Sulfur Dioksida

a = -0,028

b = 0,337

r2 = 0,994

𝑦−𝑎
𝑥=
𝑏

0,172 − (−0,028)
𝑥=
0,337
x = 0,593

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN

6.1 Rumus
6.1.1 Nilai rata-rata laju alir

𝑭𝟏 + 𝑭𝟐 + 𝑭𝟑
𝑭=
𝒏
Keterangan:
F = Laju alir (liter/menit)
F1 = Pengukuran laju alir ke-1 (liter/menit)
F2 = Pengukuran laju alir ke-2 (liter/menit)
F3 = Pengukuran laju alir ke-3 (liter/menit)
n = Banyaknya dilakukan pengukuran
6.1.2 Volume contoh uji udara yang diambil
𝑷𝒂 𝟐𝟗𝟖
𝑽=𝑭𝒙𝒕𝒙 𝒙
𝑻𝒂 𝟕𝟔𝟎

Keterangan:
V = volume contoh uji (L)
F = laju alir (L/menit)
t = durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa = tekanan barometer rata-rata (mmHg)
Ta = temperatur selama pengambilan contoh uji (K)
298 = temperatur kondisi normal 25oC (K)
760 = tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmHg)

6.1.3 Konsentrasi sulfur dioksida di udara ambien

𝒙 𝟐𝟓
𝑪𝟏 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒙
𝒗 𝟏𝟎

Keterangan:
C = konsentrasi SO2 di udara (µg/Nm3)
x = jumlah SO2 dari contoh uji melihat kurva kalibrasi (µg)
V = volume udara pada kondisi normal (L)

𝒕𝟏
𝑪𝟐𝟒 = 𝑪𝟏 𝒙( )𝒏
𝒕𝟐

Keterangan:
C24 = konversi konsentrasi massa partikel tersuspensi dalam waktu 24 jam
(µg/Nm3)
t1 = waktu yang digunakan (jam)
t2 = 24 jam
n = 0,185
C1 = konsentrasi massa partikel tersuspensi (µg/Nm3)

6.1 Perhitungan

6.2.1 Volume contoh uji udara yang diambil


Diketahui :
Flowmeter = 1 L/menit
t = 60 menit
Pa = 760 mmHg
Ta = 295,95
Ditanya : V...?
Jawab F1+F2+F3 Pa 298
:V= x t x Ta x 760
3

1+1+1 756 298


V= x 60 x 311,5 x 760
3
V = 57,098 L
6.2.2 Konsentrasi sulfur dioksida di udara ambien
Diketahui :
x = 0,593 µg
v = 57,098 L
t1 = 1x60
t2 = 24x60
Ditanya : C 1 jam dan C 1 hari?
X 25
C 1 jam = x 1000 x
V 10

0,593 25
C 1 jam = x 1000 x
57,098 10
C 1 jam = 25,96 µg/Nm3

t1
C 1 hari = C1 x (t2)n
60
= 25,96 x (24 x 60)0,185

C 1 hari = 14,42 µg/Nm3

1 hari
C1 tahun = C 1 hari x (365 hari)n
1 hari
= 14,42 x (365 hari)0,185

C1 tahun = 4,84 µg/Nm3


VII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan pengamatan dan perhitungan penetapan kadar
SO2 (sulfur dioksida) di udara ambien. Sampling dilakukan di Pintu 1 Kyai Tapa,
Kampus A, Universitas Trisakti. Keadaan saat pengambilan sampel cerah dan sedikit
berangin. Percobaan dilakukan pada pukul pada pukul 14.45-15.45 WIB. Percobaan
ini menggunakan metode Pararosanilin dengan spektrofotometer panjang
gelombang 550 nm . Hasil meteorologi yang didapat saat pengambilan sampel
adalah suhu dengan thermometer, kecepatan angin dengan anemometer, dan
flowmeter untuk pengukuran laju aliran. Dengan menggunakan alat-alat ini didapat
suhu 38,5oC atau 311,5 oK, tekanan 756 mmHg, kelembapan 46%, kecepatan angin
2,73 m/s, dan rata-rata laju aliran 1 L/m. Durasi pengambilan sampel adalah selama
1 jam. Pada saat pengambilan gas SO2, kita menggunakan larutan TCM dan juga
bahan granular yang ditempatkan di dalam botol impinger. Cara ini dilakukan agar
gas SO2 dapat terjerap di larutan penjerap, tanpa diserap terlebih dahulu oleh
granular.
Pada perhitungan secara manual, didapatkan konsentrasi nya sebesar 0,593
dengan absorban sebesar 0,172. Jika dibandingkan dengan kelompok siang,
konsentrasi paling tinggi sebesar 0,621 terdapat di pintu 2, yaitu di jalan S. Parman.
Hal itu disebabkan oleh banyak nya polusi seperti asap kendaraan bermotor,
banyaknyanya kendaraan yang lalu lalang di titik itu. Konsentrasi terendah sebesar
2,63 ada di titik 15 yaitu tepatnya di belakang BNI gedung I. Hal ini disebabkan
karena sedikitnya kendaraan yang melewati jalan itu.
Hasil analisis untuk konsentrasi gas SO2 dengan pengukuran selama 1 jam
pada kelompok kami diperoleh nilai sebesar 25,96 µg/Nm3, dan hasil pengukuran
selama 24 jam diperoleh sebesar 14,42 µg/Nm3. Dari kedua hasil yang diperoleh jika
dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 551
Tahun 2001 tentang “Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat
Kebisingan Di Provinsi DKI Jakarta” dengan parameter Sulfur dioksida (SO2) yang
telah ditentukan pada waktu pengukuran 1 jam nilai konsentrasi maksimal sebesar
900 µg/Nm3 dan pada waktu pengukuran 24 jam nilai konsentrasi baku mutu sebesar
260 µg/Nm3. Artinya, Konsentrasi gas SO2 di titik 1 yaitu di pintu 1 Jl. Kyai Tapa
masih jauh di bawah baku mutu.
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang “Baku Mutu Udara Ambien Nasional” dengan parameter Sulfur
dioksida (SO2) yang telah ditentukan pada waktu pengukuran 1 jam nilai konsentrasi
maksimal sebesar 900 µg/Nm3 dan pada waktu pengukuran 24 jam nilai konsentrasi
baku mutu sebesar 365 µg/Nm3. Artinya, nilai konsentrasi gas SO2 di sekitar lokasi
sampling kelompok kami di pintu 1 Jl. Kyai Tapa masih berada di bawah nilai
ambang batas baku mutu ambien.
Pada percobaan kali ini terlihat bahwa di 8 lokasi sampling Kampus A
Trisakti, masih berada di bawah baku mutu udara ambien. Artinya, bahwa bahan uji
yang digunakan cukup bersih dari kontaminasi SO2 sehingga udara di sekitar
Kampus A Trisakti aman. Dalam bentuk gas, SO2 dapat menyebabkan iritasi pada
paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernafas. Terutama pada kelompok orang
yang sensitif seperti orang yang memiliki penyakit Asma, anak-anak dan lansia.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan praktikum kadar sulfur dioksida (SO2) yang telah dilakukan
dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Didapatkan kadar sulfur dioksida (SO2) di udara ambien selama 1 jam dan 24
jam sebesar 25,96 µg/Nm3.
2. Konsentrasi paling tinggi sebesar 0,621 terdapat di pintu 2, yaitu di jalan S.
Parman. Disebabkan oleh banyak nya polusi seperti asap kendaraan bermotor,
yang lalu lalang di titik itu. Konsentrasi terendah sebesar 2,63 ada di titik 15
yaitu tepatnya di belakang BNI gedung I. Hal ini disebabkan karena sedikitnya
kendaraan yang melewati jalan itu.
3. Jika dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, pada waktu pengukuran 1 jam nilai konsentrasi maksimal sebesar 900
µg/Nm3 dan waktu pengukuran 24 jam nilai konsentrasi baku mutu sebesar
260 µg/Nm3, maka nilai konsentrasi kadar sulfur dioksida (SO2) yang
dihasilkan pada lokasi sampling pintu 1 Jl. Kyai Tapa masih di bawah standar
baku mutu udara ambien.
4. Jika dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 yang
telah ditentukan, nilai konsentrasi kadar sulfur dioksida (SO2) yang dihasilkan
pada lokasi sampling pintu 1 Jl. Kyai Tapa juga tidak melebihi nilai ambang
batas baku mutu udara ambien.
Daftar Pustaka

Pohan. 2017. Analisis Resiko Kesehatan Paparan Sulfur Dioksida pada Terminal
Ampera Palembang. https://schoolar.google.co.id/25&q=jurnal+so2=%3D5U .
Diakses pada 22 September 2019 pukul 15.00.
Rianti,Sopiah. 2016. Pengaruh Kondisi Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi
pencemar Sulfur Dioksida di Kota Kendari. https://ejournal.undip.ac.id_
Pengaruh_ Kondisi_ Lalu_ Lintas_ Terhadap_Konsentrasi_pencemar_Sulfur
Dioksida_di_Kota_Kendari//. Diakses pada 22 September 2019 pukul 15.00.
Heriyadi, Kristanto.2017. Analisis Emisi SO2 hasil pembakaran batu bara pada
PLTU Jeneponto. http://jurnal.teknologiindustriumi.ac.id//. Diakses pada 22
September 2019 pukul 15.00
LAMPIRAN

Lokasi Sampling

Foto lokasi sampling dan pada saat pengamatan

Anda mungkin juga menyukai