Anda di halaman 1dari 2

Reformasi Gereja dan dampaknya

Reformasi Gereja merupakan sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang didominasi
oleh otokrasi gereja yang menyimpang. Reformasi gereja adalah sebuah upaya perbaikan dan
kembali pada ajaran gereja yang lurus, gerakan reformasi berupa sikap kritis terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu
terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (disebut surat aflat).

Penyebab adanya Reformasi Gereja antara lain:

1. Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies)[1].


2. Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap
benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan
takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal, seperti para pastor yang semata-
mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang sama dengan yang lainnya
menganggap dirinya keramat, korupsi atas nama negara,
3. Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan lokal,
4. Kebangkitan nasionalisme di Eropa yang mana raja-raja menolak dominasi paus,
5. Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma.
6. Berkembangnya faham humanisme[2]

Gerakan Reformasi Protestan merupakan kelanjutan dari Renaissans. Namun, terdapat


perbedaan diantara keduanya, yaitu apabila Renaissans melahirkan prinsip kenikmatan hidup,
manusia adalah mahkluk yang baik, dan mendewakan kekuatan manusia, maka Reformasi
masi berpandangan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk korup dan bejat moralnya,
sehingga harus percaya pada keimanan dan konformitas yang akan dicapai apabila manusia
memiliki kehidupan spiritual yang sesuai iman kristiani yang sesungguhnya. Walaupun ada
perbedaan antara Renaissans dengan Reformasi, keduanya mempunyai kesamaan yaitu sama-
sama merupakan bentuk perlawanan atas dominasi Gereja Katolik pada Abad Pertengahan,
serta sama-sama terinspirasi oleh warisan intelektual Yunani dan Romawi yang menempatkan
manusia sebagai makhluk terhormat, dan didukung oleh perkembangan perdagangan,
kapitalisme, dan merkantilisme pada abad 14-16.

Awal terjadinya reformasi gereja ini muncul atau terjadi di Jerman. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad 15-16 Jerman masih
merupakan negara agraris yang terbelakang dibandingkan negara-negara Eropa lainnya,
kuatnya pengaruh katolisme yang bersifat konservatif di Jerman, banyaknya penjualan surat-
surat pengampunan dosa di Jerman melebihi negara-negara Eropa lainnya, sebagian besar
rakyat Jerman yang berprofersi sebagai petani yang merupakan kelompok sosial yang paling
menderita akibat kekuasaan katolisme salh satunya dengan adanya pajak-pajak yang sangat
memberatkan rakyat.

Selain itu juga faktor yang paling mendasari terjadinya reformasi di Jerman adanya fase
transisi ekonomi di Jerman dimana pada waktu itu terjadi proses perubahan dari masyarakat
feodal menuju masyarakat ekonomi profit atau menuju masyarakat kapitalis. Dari sinilah
muncul satu tokoh yaitu Marthin Luther yang dari pemikiran-pemikirannya itu kemudian
terlahir sebuah reformasi gereja yang nantnya tidak hanya berkembang di Jerman melainkan
meluas ke wilayah-wilayah Eropa lainnya.

Adapun pemikiran-pemikiran dari Marthin Luther dalam melakukan protes terhadap


kekuasaan Gereja Khatolik Roma yaitu:

1. Penolakan Luther terhadap surat-surat pengampunan doa yang dikeluarkan oleh Paus
karena menurutnya gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak untuk memberikan
pengampunan dosa. Tuhan-lah yang memberikan pengampunan itu didasarkan kepada
kepercayaan dan amal sholeh individu selama hidup.
2. Menurut Luther sakramen hanya digunakan untuk membantu keimanan tetapi bukan
sama sekali alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan.

Pada tahun 1520 M Luther keluar dari anggota gereja dan membangun jemaat baru dan
kemudian dia menerbitkan Address to the Chiristian Nobility of the Jerman nation. Luther
meminta Kaisar Roma dan para pangeran Jerman mereformasi gereja dan menghilangkan
kesetian kepada Paus. Tindakan ini membuat Gereja marah, Dewan Roma dan Paus Leo X
menolak semua keinginan Luther untuk mereformasi Gereja Roma dan sekaligus pelarangan
atas ajaranya. Gereja sangat menolak gagasan Luther tetapi orang-orang Jerman mendukung
gagasanya. Paus leo X yang benci terhadap Luther meminta dan mendesak supaya
mengkucilkan Luther, namun sebelum pengucilan terjadi Kaisar Romawi Suci, Carles X
memanggil Luther dan memintanya untuk mengakui kesalahanya, Luther tidak mau
mengakuinya.

Gerakan Reformasi Jerman menimbulkan semangat federalisme yang akan memunculkan


benih-benih nasionalisme dikalangan bangsawan Jerman. Akibat dari dominasi Paus Eropa
mengalami disintegrasi dan membagi Eropa dalam beberapa Negara kecil. Maka kemudian
timbul konsep hak ketuhanan Raja, dimana mereka memiliki hak untuk memerintah dan
warganya wajib mentaati. Luther menyebutkan bahwa sifat hak tersebut adalah sacral dan
merupakan lembaga politik suci. Pemikiran inilah yang kemudian akan menumbuhkan benih-
benih absolutism baru (royal absolutism), dan berdampak serius pada praktek dan pemikiran
politik Barat dikemudian hari. Selain Martin Luther ada tokoh penting Reformasi Gereja di
Eropa yaitu John Calvin dan Ulrich Zwingli.

[1] Indulgensi merupakan penghapusan hukuman atau siksa dosa sementara atas dosa yang
sudah diampuni. Ajaran ini hanya ada pada Gereja Katolik. Pada abad pertengahan terjadi
penyelewengan terhadap surat Indulgensi

[2] Humanisme adalah aliran yang gemar mempelajari dan menghayati bahasa dan
kesusastraan Yunani dan Romawi kuno (Eropa Klasik)

Anda mungkin juga menyukai