BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan dalam segala bentuk
industri yang mempergunakan dan menghasilkan mesin di Indonesia, maka
semakin banyak dibutuhkan tenaga terampil yang mampu mengatasi berbagai
masalah perbaikan dan perencanaan mesin.Namun justru dalam keadaan
yang demikian itu akhir-akhir ini dirasakan adanya kelemahan-kelemahan
pengetahuan dalam bidang perencanaan mesin oleh para teknisi atau sarjana
yang berkecimpung dalam bidang permesinan.
Bertolak dari pemikiran diatas, maka Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dalam rangka membekali para
sarjana dalam bidang perencanaan permesinan serta merupakan syarat untuk
menempuh jenjang Pendidikan S1, maka Mahasiswa diwajibkan untuk
mengambil Tugas Perencanaan I.
Dalam Tugas Perencanaan I ini Mahasiswa diwajibkan untuk
membuat laporan tentang perencanaan elemen-elemen mesin, sehingga
nantinya para Sarjana tidak hanya pandai dalam kuliah dan dapat
menerapkan ilmu yang telah didapatnya dibangku kuliah.
Fakultas Teknik 1
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik 2
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
BAB II
DASAR TEORI
Fakultas Teknik 3
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Cara kerja dari kopling plat tunggal ini dapat ditinjau dari dua keadaan,
yaitu:
Fakultas Teknik 4
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik 5
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Pasak bintang lurus adalah yang tertua dari ketiga bentuk pasak
bintang. Dan secara umum sudah diganti dengan bentuk yang lebih baru
dan kuat, yaitu bentuk involut. Tetapi pada beberapa mesin perkakas dan
beberapa kendaraan bermotor, masih juga digunakan dan perancang
masih juga menggunakan karena relative sederhana. Pada tabel untuk
menentukan dimensi-dimensi maksimum dari pasak yang berdasarkan
diameter nominal poros.
Terutama sekali dari kelas toleransi, dimensi poros dapat dirubah-
rubah dan digambarkan sesuai dengan jenis bahan yang digunakan, yaitu
dengan menggunakan metode perlakuan panas dan permesinan. Untuk
toleransi pasak dengan dua toleransi tersebut, salah satunya adalah
dengan proses gerinda yang diperlukan.
Menurut SAE, persamaan momen torsi toritis dari pasak bintang
lurus dengan meluncur(berdasarkan tekanan pada pasak bintang 1000
psi) adalah :
Fakultas Teknik 6
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Akibat momen torsi akan terjadi gaya keliling pada diameter rata-rata
sebesar :
2 Mt
Ft = (lb)
dm
= Mt / rm
Fakultas Teknik 7
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat diterimanya
seperti berikut:
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas tarik
c. Pegas punter
Fungsi Pegas
b) Menyimpan Energi
Pegas yang berfungsi utama untuk menyimpan energi, sebagai contoh
penggerak dari jam, drum penggulung dan alat minum, sebagai pengaruh
balik dari katub dan batang pengendali.
c) Melunakkan Kejutan
Pegas yang berfungsi untuk melunakkan kejutan antara lain sebagai pegas
roda, gandar dan pegas kejut pada kendaraan bermotor.
d) Pendistribusian Gaya
Pegas yang berfungsi untuk mendistribusikan gaya, antara lain pada
pembebanan roda pada kendaraan dan landasan mesin dan sebagainya.
e) Elemen Ayun
Pegas yang berfungsi untuk elemen ayun yaitu sebagai pagas pemberat
dan penyekatan serta sebagai pembalik untuk menghentikan ayunan.
2.3 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari dari setiap
mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros ( Shaft )mengikuti putarn untuk memudahkan daya dari mesin
ke mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapatkan beba puntiranmurni
dan lentur.
Fakultas Teknik 9
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik 10
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
oi
BAB III
Fakultas Teknik 11
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
BAB III
PERENCANAAN DAN ANALISA
Hasil akhir
Fakultas Teknik 12
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik 13
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Pemilihan Bahan
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang difinis
dingin. Jenis-jenis baja beserta sifat-sifatnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Kekuatan Kekerasan
Perlakuan Diameter
Lambang Tarik HRC
Panas (mm) HB
(kg/mm2) (HRB)
AISI SAE 20 atau kurang 58 - 79 (84) - 23 -
Dilunakkan
1035 21 – 80 53 - 69 (73) - 17 144 – 216
Fakultas Teknik 14
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Dalam perancangan poros ini dipilih bahan jenis AISI - SAE 1035
dengan kekuatan tarik t = 63 kg/mm2. Tegangan geser izin dari bahan ini
diperoleh dari rumus :
σt
τs = (N ……………………( elemenmesin ,sularso , hal 8)
x Kt)
Fakultas Teknik 15
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Untuk harga Kt diambil sebesar 1,3 maka tegangan geser izin bahan
jenis AISI – SAE 1035 adalah :
63
𝜏𝑠 = (4
𝑥 1,3)
𝜏𝑠 = 12,1 kg/mm²
Perencanaan Diameter Poros Kopling
Dimana :
Syarat Perencanaan :
s ≤ |s |
5,1 𝑀𝑡 𝜎𝑡
≤ | |
𝑑𝑠 3 𝑁 𝑥 𝐾𝑡
12,1 ≤ 12,1
Jadi , tegangan geser yang terjadi harus sama atau lebih kecil dari tegangan izin
yang ditentukan maka Poros Aman.
Fakultas Teknik 16
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Pemilihan Spline
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
𝑑 15
D = 0,860 = 0,860 = 17,4 𝑚𝑚
h = 0,070 . D = 1,22 mm
W = 0,156 . D = 2,71 mm
Sedangkan panjang Spline diperoleh dari :
𝐷3 17,43
L = = = 23,4 𝑚𝑚
𝑑2 152
Dan jari rata-rata spline adalah :
𝐷+𝑑 17,4+15
𝑟̅ = = = 8,1 𝑚𝑚
4 4
Dimana =
Nt : jumlah bintang pasak
h : tinggi bintang (mm)
L : panjang spline (mm)
W : Lebar bintang pasak (mm)
Mt : momen torsi yang bekerja pada poros dari perhitungan diperoleh
Mt = 8043,1 kg.mm
Analisa Beban
Besarnya gaya yang bekerja pada spline diperoleh dari : Mt = F . 𝑟̅
Dengan memasukkan nilai Mt dan 𝑟̅ ke persamaan diatas maka,
𝑀𝑡 8043,1
𝐹= = = 993 (𝑘𝑔)
𝑟̅ 8,1
Fakultas Teknik 17
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Pemeriksaan Spline. Karena gaya yang terjadi akan menimbulkan tegangan geser
dan tegangan tekan.
Tegangan Tekan
𝜎𝑐 ≤ |𝜎𝑐 |
𝐹 𝜎𝑡
≤ | |
h . 𝐿. 𝑁𝑡 𝑁𝑡
993 63
≤ | |
1,22 . 23,4 . 10 10
3,5 ≤ |6,3|
Tegangan Geser
𝜏𝑠 ≤ |𝜏𝑠 |
𝐹
≤ |0,58 . 𝜎𝑐 |
𝑊. 𝐿. 𝑁𝑡
993
≤ |0,58 . 3,5|
2,71 . 23,4 . 10
1,6 ≤ |2,03|
Jadi, Tegangan Tekan dan Tegangan Geser yang terjadi adalah Aman karena
kurang dari Tegangan tekan dan Tegangan Geser yang diizinkan.
Fakultas Teknik 18
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Diketahui :
d = 2 mm; D0 = 17 mm; G = 8x103 kg/ mm2 ; W = F = 993Kg
D = D0 - d = 15 mm
Defleksi pada pegas ulir tekan,
64 𝑁𝑎 𝑃 𝑅 3
𝛿=
𝐺 𝐷4
64 . 11. 993 . 7.53
=
8000 . 154
= 0,53 𝑚𝑚
Sehingga,
𝐷 15
Spring indeks C = 𝑑 = = 7,5
2
Konstanta Pegas
Fakultas Teknik 19
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
𝐺 𝐷4 8000 . 154
𝐾= = = 1875
64 𝑁𝑎 𝑅 3 64 . 8 . 7.53
Na = 8 lilitan
Jumlah lilitan total (Nt)
Nt = 8 + 2 = 10 lilitan
Fr 0
Fa FT
-3
9,625 10 kg
Fakultas Teknik 20
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
3.7.3 Penentuan Basic Static Load Rating dan Basic Dynamic Load Rating
Sesuai dengan prosedur perhitungan pada bab sebelumnya maka basic
static load rating diperoleh sebesar
C0 P0
0,0025 kg
dan untuk umur bantalan sebesar 15.000 jam maka basic dynamic load
rating diperoleh sebesar
C P L1/3
0,0135 (15000)1/3
0,23 kg
Fakultas Teknik 21
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata
dengan nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm
Keterangan Gambar :
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
Fakultas Teknik 22
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Pemilihan Bahan
Koefisien gesekan µ antara berbagai permukaan diberikan pada Tabel
dibawah. Harga-harga koefisien gesekan dalamtabel tersebut ditentukan dengan
memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak menurun gesekannya
karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas harga tekanan yang
diizinkan yang dianggap baik.
Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 - 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,08
Besi cor dan asbes 0,35 - 0,65 - 0,007 - 0,07
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - 0,10 0,005 - 0,03
Besi cor dan kayu - 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03
Perencanana Tehnik Mesin , Joseph , hal 267
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang berpasangan
dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan. Beberapa alasan untuk
pemakaian asbes dan besi cor antara lain:
Sesuai dengan Tabel 6-1 koefisien gesek dan tekanan yang diizinkan
untuk bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah:
µ = 0,35 – 0,65 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,5
pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,0385
kg/mm2
Fakultas Teknik 23
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Mg D .n t z
Pg …………………….(Machine and Design, hal 425)
5
9,74 10 3600
Lp Pg
a
Ag W k ……………………......(Machine and Design , hal 427)
Fakultas Teknik 24
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
A =
4
D2 d 2
=
4
180 2 1212
A = 1,74 mm2 = 174 cm2
3700 1,104
a =
174 8
= 2,93 cm 29 mm
(D+d)
Mg = μ. F. ..........................(Statika, Ferdinan F Beer, hal 111)
4
di mana:
F = gaya yang menimbulkan tekanan pada plat gesek (kg)
Mg = gesek yang bekerja pada plat gesek (kg•mm)
D = diameter luar plat gesek (mm)
d = diameter dalam plat gesek (mm)
p = tekanan rata-rata pada bidang gesek, yaitu sebesar
0,0385 kg/mm2
µ = koefisien gesekan plat gesek dengan flywheel/plat
penekan 0,5.
μ 2
F= (D − d2 )p
4
0,5
= (1802 − 1212 ) 0,0385
4
= 85,5 Kg
Fakultas Teknik 25
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik 26
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Pada perencanaan kopling plat tunggal dengan pegas diafragma pada
kendaraan bermotor DAIHATSU XENIA didapat beberapa hal yang sekiranya
dapat membantu agar memperoleh nilai efisiensi dan ekonomis pada elemen
kopling mobil tersebut.Dari perencanaan yang telah dilakukan didapatkan nilai
perencanaan dari elemen-elemen pada kopling yang meliputi perencanaan pada
poros, pasak, pegas, paku keling dan kopling plat tunggal.
Nilai-nilai dari perencanaan pada elemen-elemen tersebut antara lain :
1. Poros
Jadi, dengan menggunakan bahan porosBaja Karbon AISI-SAE 1035
dengan ds = 15 mm, tegangan geser yang terjadi adalah sama atau lebih
kecil dari tegangan izin yang ditentukan maka poros aman.
2. Pasak bintang
Dengan menggunakan bahan Spline AISI – SAE 1035
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
D = 17,4 𝑚𝑚 ; h = 1,22 mm ; W = 2,71 mm
L = 23,4 𝑚𝑚 ; 𝑟̅ = 8,1 𝑚𝑚
menimbulkan Tegangan Tekan yang terjadi kurang dari Tegangan Tekan
yang diizinkan maka Spline Aman 3,5 ≤ |6,3| dan Tegangan Geser yang
terjadi kurang dari Tegangan Geser yang diizinkan maka spline aman
1,6 ≤ |2,03|
3. Paku Keling
Material yang digunakan adalah Besi Tuang Abu-Abu AISI - SAE 1005,
maka akan menimbulkan tegangan karena gaya disekelilingnya :
Tegangan tarik yang terjadi batang paku keling: 140,55≤ |𝜎𝑡 |
Tegangan Tekan yang terjadi pada kepala paku keling : 13,90 ≤ |𝜎𝑐 |
Tegangan Geser yang terjadi pada paku keling : 117,13 ≤ |𝜏𝑠 |
Fakultas Teknik 27
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
4. Pegas
Bahan yang dipakai adalah baja pegas AISI - SAE 1010 .
d = 2 mm
D0 = 17 mm
G = 8x103 kg/ mm2 ; W = F = 993Kg
D = D0 - d = 15 mm
Defleksi yang terjadi pada pegas ulir tekan = 0,53 𝑚𝑚
Ks = Tegangan Geser Langsung= 1,0667 𝑚𝑚
Sehingga, tegangan geser maksimum
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2371,8 kg.mm2
5. Bantalan / Bearing
Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata
dengan nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar bearing : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm
6. Plat Gesek
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang
berpasangan dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan.
Memiliki Gaya yang menimbulkan tekanan 85,5 Kg dan Momen gesek
yang bekerja pada plat gesek 3217 kg.mm. Ukuran-ukuran plat Gesek
yang dirancang adalah :
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
Fakultas Teknik 28
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Perencanaan I
Program Studi Teknik Mesin
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Teknik 29
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya