Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN I

(Pengolahan Tanah Pertama dengan Traktor Poros Tunggal)

Disusun oleh:
Kelompok/Shift : 5 (lima)/A1
Anggota Kelompok : 1. Kania Gita P (240110160049)
2. Rio Renaldi P (240110170004)
3. Santi Amalya (240110170005)
4. Rizky Ayu A (240110170011)
5. Eldin Azhar I (240110170027)
6. Abi Malik R (240110170028)
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 19 Oktober 2018
Jam : 15.30 – 17.00 WIB
Asisten Praktikum : 1. Cecep Permana.
2. Muhammad Reza Alghifary.
3. Fiorent Rizky Maulana.
4. Irene Pratiwi Larasati.
5. Sumarna
6. Yasmin Nadhira Afifah U.

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia pertanian mencangkup pengolagan lahan, pengolahan lahan sangat
penting dilakukan untuk melakukan penanaman dan perbaikan tanah. Pengolahan
lahan ini dilakukan agar struktur tanah menjadi gembur sehingga dalam penanaman
tanaman akan menjadi lebih mudah dan akar tanaman akan masuk ke dalam tanah
serta menyerap unsur hara. Selain itu pengolahan tanah juga dapat memadatkan
tanah yang akan berpengaruh terhadap fisik dan mekanika tanah, memberikan
perubahan udara dan air dalam tanah, dan memberikan pembatasan mekanis pada
perkembangan akar dengan lapisan keras pada tanah.
Pengolahan tanah ini dapat dilakukan dengan cara tradisional seperti
mencangkul dan membajak dengan hewan. Akan tetapi pada era globalisasi ini,
pembajakan yang dilakukan para petani sudah mulai beralih ke pembajakan yang
menggunakan traktor dengan bajak singkal atau menggunakan hand tractor. Hand
tractor adalah mesin pertanian yang digunakan untuk mengolah tanah. Dalam
praktikum ini, kami akan memperagakan bagaimana cara menghidupkan mesin ini
dan membawanya dan mengamati bagaimana mesin ini bekerja dalam mengolah
lahan pertanian. hand tractor juga dapat digunakan sebagai tenaga penggerak untuk
alat-alat lain, seperti pompa air, alat prosesing gandingan (trailler) dan lain-lain.
Pembajakan traktor ini kadang kali sering terjadi hambatan. Hambatan pada
traktor ini biasanya terjadi pada roda penggerak traktor yang disebut dengan traksi.
Traksi pada traktor dipengaruhi oleh roda penggerak, kondisi tanah, keadaan
permukaan tanah dan interaksi roda penggerak dengan tanah. Selain itu faktor yang
dapat menurunkan tenaga tarik adalah slip pada perputaran roda. Namun slip juga
memiliki peran utama dalam peningkatan atau penurunan efisiensi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Memahami proses pengolahan tanah dengan traktor poros tunggal.
2. Memahami pengolahan tanah dengan bajak singkal.
3. Menentukan kapasitas lapang teoritis.
4. Menentukan kapasitas lapang efektif.
5. Mengukur slip.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Tanah


Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan
utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun
tanah tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air dan
perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah
keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat fisik,
kimia, dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang keseluruhannya
menentukan produktifitas tanah. Pada tanah pertanian, sifat mekanis tanah yang
terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada tanah,
dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah perubahan tingkat
kepadatan tanah (Yuswar, 2004).
Pengertian Definisi Pengolahan Tanah Merupakan proses di mana tanah
digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang
ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan
mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara
dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan
kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan
kesuburannya berkurang. Pengolahan tanah juga merupakan suatu kegiatan
meperbaiki struktur tanah dengan menggunakan alat sepeti bajak, cangkul, atau
garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga
hewan, dan mesin pertanian (traktor) sehingga tanah menjadi gembur, lembek,
aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Pengolahan tanah penting dilakukan
agar tanaman yang ditanam di tanah tersebut tumbuh dengan baik dan mampu
berproduksi dengan maksimal sehingga usaha pertanian menjadi menguntungkan.
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum mungkin.
Sebagai awal kegiatan budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya dilakukan,
kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena menyangkut
kualitas hasil dan ketepatan waktu pengolahan tanah. Pengolahan tanah umumnya
masih didominasi oleh penggunaan cangkul (secara manual) oleh tenaga manusia
dan alat bajak yang ditarik oleh tenaga ternak. Dengan penggunaan tenaga manusia
dan tenaga ternak akan mengakibatkan produksi pertanian rendah dan waktu yang
lama bila dibandingkan dengan penggunaan tenaga mekanis seperti traktor
terutama sebagai sumber tenaga penarik bajak dan alat pertanian lainnya.
Penggunaan traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah, diharapkan
dapat mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan tanah,
kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan petani bertambah, sehingga
dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi yang sempurna
(Mundjono, 1989).
Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa
banyak residu tanaman yang diangkat dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat
sejak tahun 1997, sistem pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan
karena menghemat banyak waktu, energi, tenaga kerja, dan biaya. Selain itu,
pengolahan tanah konservasi berarti semakin sedikit mesin pertanian yang bergerak
di atas lahan pertanian sehingga mencegah pemadatan tanah. Namun semakin
sedikit tanah yang dibalikkan, semakin sedikit pula cahaya matahari dan udara yang
menyentuh tanah bagian dalam, sehingga menghambat penanaman di awal musim
semi karena tanah masih dingin setelah tanah membeku di musim dingin.
Manfaat keberadaan residu tanaman di lahan pertanian adalah mencegah
erosi karena memperlambat aliran air permukaan, dan mampu menjadi kompos
alami karena terdekomposisi selama masa penanaman.
1. Pengolahan tanah tereduksi
Pengolahan tanah tereduksi meninggalkan antara 15 hingga 30% residu
tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian.
2. Pengolahan tanah intensif
Pengolahan tanah intensif meninggalkan kurang dari 15% residu tanaman
untuk tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah intensif
mendayagunakan banyak implemen (bajak singkal, bajak piring, dan/atau
bajak pahat, ditambah garu dan kultivator) dan jam kerja traktor.
3. Pengolahan tanah konservasi
Pengolahan tanah konservasi meninggalkan setidaknya 30% residu tanaman
untuk tetap berada di lahan pertanian.
4. Pengolahan tanah berlajur
Pengolahan tanah berlajur (strip-tillage) hanya membajak lajur yang akan
ditanam. Bagian di antara lajur dibiarkan.
5. Pengolahan tanah rotasi
Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik, yaitu setiap
dua tahun sekali atau tiga tahun sekali.
6. Tanpa pengolahan tanah
Tanpa pengolahan tanah berarti sama sekali tidak menggunakan bajak.
Residu tanaman yang ditanam pada periode sebeumnya dibiarkan mengering.
Pada lahan yang luas, sistem ini membutuhkan mesin penanam yang tidak
biasa, yang mampu menanam di sela-sela residu tanaman yang masih tegak
berdiri.

2.2 Macam-macam alat dan mesin pengolah tanah


Secara garis besar alat dan mesin pengolahan tanah juga dibedakan menjadi
dua macam:
1. Alat dan mesin pengolahan tanah pertama (primary tillage equipment), yang
digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan tanah pertama. Peralatan
pengolahan tanah ini biasanya berupa bajak (plow), dengan segala jenisnya.
2. Alat dan mesin pengolahan tanah kedua (secondary tillage equipment), yang
digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua. Peralatan pengolahan
tanah ini biasanya berupa garu (harrow) dengan segala jenisnya.
Peralatan pengolahan tanah terdiri dari:
1. Peralatan pengolahan tanah pertama :
- Bajak singkal
- Bajak piringan
- Bajak putar
- Bajak pahat
- Bajak tanah bawah
2. Peralatan pengolahan tanah kedua :
- Garu piringan
- Garu sisir
- Garu bergigi per
- Garu-garu khusus : pencacah gulama/seresah, garu pemotong putar, dan garu
penggembur tanah.

2.3 Traktor
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti "menarik".
Namun ada juga pendapat yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari kata
traction motor, yaitu motor yang menarik. Awalnya dipakai untuk mempersingkat
penjelasan "suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak, untuk
menggantikan istilah "mesin penarik" (traction engine).
Traktor adalah salah satu kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk
membantu dalam bidang pertanian dan konstruksi. Tapi istilah umum traktor lebih
banyak mendefenisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Traktor didesain
secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk
menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi.

2.4 Traktor Tangan


Traktor tangan (hand tractor) atau traktor poros tunggal merupakan sumber
penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan
untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin
yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang
lain, seperti : pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain. Berdasarkan jenis
bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Traktor tangan berbahan bakar Solar
2. Traktor tangan berbahan bakar bensin
3. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 HP
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 HP
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 HP
Traktor dengan bahan bakar bensin dan minyak tanah biasanya berukuran
kurang dari 7 HP. Jenis motor yang paling banyak digunakan traktor tangan di
Indonesia adalah motor berbahan bakar solar. (Benidiktus,2011).

2.5 Bajak Poros Tunggal


Bajak poros tunggal atau disebut juga traktor tangan merupakan traktor yang
hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini mempunyai panjang
berkisar 1740-2290 mm, lebar berkisar 710-880 mm dan dayanya berkisar 6-10 HP.
Sebagai daya penggerak utamanya menggunakan motor diesel silinder tunggal.
Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan menggunakan
tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel. Sebagai mesin
pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah,
seperti bajak piring, garu piring. Berfungsi pula untuk menggerakkan peralatan
stasioner, seperti generator listrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah
(Nawawi, 2001).
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 – 7 hp
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp
Pekerjaan yang dilakukan traktor 2 roda biasanya pada lahan yang tidak bisa
dilakukan oleh traktor 4 roda. Seperti contoh, pada lahan petak sawah yang ukuran
petaknya kecil maka akan digunakan traktor 2 roda karena lebih efektif. Traktor 2
roda juga bisa dilakukan pada lahan yang luas dalam pengolahan pertama.
(Nawawi, 2001).
Alat bantu pada traktor poros tunggal yaitu:
1. Bajak singkal adalah alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk
membalikkan irisan permukaan tanah.
2. Bajak rotari atau bajak cakar adalah alat pengolah tanah yang berfungsi
memotong dan mengaduk tanah, sehingga hasil tanah olahannya menjadi
hancur atau berlumpur.
3. Garu atau gelebeg adalah alat pengolah tanah kedua yang berfungsi untuk
menghancurkan dan meratakan tanah
4. Roda sangkar adalah jenis roda yang terbuat dari besi pipa dan plat yang
berbentuk menyerupai sangkar. Fungsi roda sangkar adalah untuk
meningkatkan daya cengkeram permukaan roda terhadap tanah, dengan
demikian terjadinya slip dapat diatasi.

2.6 Bajak Singkal


Bajak merupakan alat yang paling sering digunakan oleh petani untuk
melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai
sumber daya penariknya. Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu
bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-
way moldboard plow). Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam
jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang
memotong dan membalik tanah disebut bottom.Suatu bajak dapat terdiri dari satu
bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal
(moldboard), 2) pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian
utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog).Unit ini
dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).Bagian-bagian
dari bajak singkal satu bottom secara terperinci dapat dilihat pada gambar. (Listiani,
Arika. 2014)

2.7 Slip Roda


Menurut Wanders (1978), performansi yang dapat dihasilkan suatu traktor
dipengaruhi oleh kondisi alat traksi, kondisi tanah, keadaan pemukaan tanah, dan
interaksi alat traksi dengan tanah. Salah satu faktor yang dapat menurunkan tenaga
tarik adalah reduksi kecepatan maju. Reduksi kecepatan maju ini juga sering
disebut dengan slip. Slip roda traktor adalah selisih jarak tempuh roda traktor
dengan pembebanan (dengan operasi) dengan jarak tempuh roda traktor tanpa
pembebanan (tanpa operasi) yang dinyatakan dalam persen. Slip dapat terjadi pada
traktor tanpa beban dan akan bertambah besar seiring dengan meningkatnya gaya
penarikan. Slip pada roda ini dapat terjadi jika besar traksi yang dihasilkan roda
lebih kecil dari torsi yang disalurkan oleh engine ke roda. Slip yang terjadi pada
traktor tangan dapat mengurangi Efisiensi Lapang dan penyaluran daya pada traktor
(Sembiring dkk, 1990).
Slip adalah suatu kondisi dimana traktor mengalami pergerakan perputaran
roda berulang – ulang pada satu titik lokasi dengan tingkat kelicinan tertentu. Slip
akan membuat traktor sukar untuk melaju, kemampuan laju berkurang, jarak
tempuh lebih sedikit, dan waktu pembajakan menjadi lebih lama. (Sembiring dkk,
1990). Rumus Slip:
𝑆0 − 𝑆𝑏
Slip = … (1)
𝑆𝑏
Dimana :
S0 = Jarak tempuh teoritis traktor selama X putaran roda belakang (m).
Sb = Jarak tempuh aktual traktor selama X putaran roda belakang (m).

2.8 Kapasitas Pengolahan tanah


Kapasitas lapang suatu alat/mesin dibagi menjadi dua yaitu kapasitas lapang
teoritis atau kemampuan kerja suatu alat di dalam sebidang tanah jika berjalan maju
sepenuhnya, waktunya 100 % dan alat tersebut bekerja dalam lebar maksimum
(100%) serta kapasitas lapang efektif yaitu rata-rata kerja dari alat di lapangan untuk
menyelesaikan suatu bidang tanah dengan luas lahan yang diolah dengan waktu
kerja total (Mahendra, 2015). Persamaan yang digunakan untuk menentukan
kapasitas lapang adalah sebagai berikut:
𝑊𝑥𝑉
KLT = … (2)
10
Keterangan
KLT : Kapasitas Lapang Teoritis
V : Kecepatan (m/det)
𝐴
KLE = … (3)
𝑇𝑒 + 𝑇ℎ
Keterangan
Te : waktu efektif
Th : waktu hilang
2.9 Kecepatan kerja
Kecepatan maju merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kapasitas
kerja alat pertanian yaitu dengan menambah kecepatan maju berarti meningkatkan
kapasitas kerja alat pengolah tanah tanpa harus menambah berat dan jumlah unit
tenaga penggerak yang membebani tanah (Mahendra, 2015).
Semakin dalam kedalaman olah tanah kecepatan kerjanya semakin rendah.
Fenomena ini terjadi karena selip roda sangat tinggi pada waktu alat bekerja dan
juga banyaknya gulma yang terpotong serta bongkahan tanah yang terolah besar,
sehingga waktu untuk menempuh jarak yang ditentukan menjadi lama (Mahendra,
2015).
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kecepatan adalah sebagai
berikut:
Jarak tempuh (m)
V= … (4)
Waktu tempuh (detik)

2.10 Efisiensi Pengolahan Tanah


Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas
lapang efektif. Karena efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang
efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam bentuk (%)
(Mahendra, 2015).
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah
adalah sebagai berikut :
KLE
Efisiensi = x 100% … (4)
KLT
Dimana:
KLE : kapasitas lapang efektif
KLT : kapasitas lapang teoritis
Pada saat mengolah tanah menggunakan traktor dan alat bajak maka akan
diperoleh tanah terolah dengan luas tertentu dan selesai ditempuh dalam waktu
tertentu, sehingga kemampuan kerja lapang mengolah tanah tersebut, atau yang
dapat dinyatakan dalam satuan luas tanah terolah persatuan waktu. Semakin luas
tanah yang diselesaikan dalam waktu yang semakin singkat maka dikatakan bahwa
pekerjaan mengolah tanah tersebut mempunyai efisiensi tanah yang tinggi
(Mahendra, 2015).
Pengolahan lahan sampai lahan tersebut siap untuk ditanami mengalami
beberapa proses. Tergantung jenis lahan yang mau diolah. Ada dua jenis lahan yang
dapat diolah menggunakan traktor roda dua yaitu lahan basah/sawah dan lahan
kering atau lahan yang biasa ditanami sayur-sayuran. Pada lahan sawah
memerlukan tiga tahapan proses perlakuan dengan menggunakan implemen traktor
roda dua hingga lahan siap untuk ditanami. Tahapan itu adalah pembajakan,
pengglebekan, dan penggaruan. Sementara pada lahan kering hanya memerlukan
dua tahapan yaitu pembajakan dan penggaruan atau pengglebekan tergantung jenis
tanah pada lahan kering tersebut. (Mahendra, 2015).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Pada praktikum kali ini digunakan alat, sebagai berikut:
1. Traktor poros tunggal (hand tractor)
2. Bajak singkal
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Patok dan tali

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Kertas
2. Lahan praktikum

3.2 Prosedur Praktikum


1. Menentukan lahan untuk pengolahan tanah yang akan digunakan kemudian
menandai lahan tersebut dengan patok.
2. Lahan ini akan digunakan sekitar 20x5 m
3. Sebelum pengolahan tanah dimulai, masing-masing kelompok harus
menentukan tugas untuk seluruh anggotanya. Tugas yang harus dikerjakan
masing- masing kelompok adalah:
a. Mengemudikan traktor;
b. Mengukur waktu operasi;
c. Mengukur lebar kerja alat dan lebar kerja pembajakan efektif;
d. Mengukur kecepatan maju;
e. Mengukur slip roda.
4. Setelah semuanya siap maka pengolahan tanah dapat dilakukan kemudian
melakukan pengukurannya.
5.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.1.1 HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
1. Waktu Operasi dan Efisiensi Waktu (ET)
Waktu efektif (Te) = 67 s
Waktu hilang (Th) = 30 s
Te
ET = Te + Th
67 s
= x 100%
97 s

= 69 %

2. Kecepatan Maju
Jarak tempuh (m) = 17,4 m
Waktu tempuh (s) = 97
Jarak tempuh (m)
V = Waktu tempuh (s)
17,4 x 2 m
= 97 s

= 0,358 m⁄s

3. Pengukuran Slip
So =лxDxn
= л x 0,6 m x 10
= 18,84 m
(So – Sb)
Slip = x 100%
𝑆𝑜
(18,84 – 15,7)
= x 100%
18,84

= 16,67%

4. Lebar kerja dan Overlap


Lebar kerja = 20 m
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Overlap = 𝑥 100%
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,4−0,3
= 𝑋 100%
0,4

= 25%

5. Kapasitas Lapang Teoritis (KLT), Kapasitas Lapang Teoritis (KLT), dan


Efisiensi Lapang (EL)
𝑤𝑥𝑣
KLT = 10
0,4 𝑥 0,358
= 10
2
= 0,014 m ⁄s
𝐴
KLE = 𝑇𝑒−𝑇ℎ
100
= 67+30
2
= 1,03 m ⁄s
KLE
EL = KLT
2
1,03 m ⁄s
= 2
0,014 m ⁄s

= 73,57 %
Rio Renaldi P
240110170004

4.1 Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan pengolahan tanah pertama
dengan menggunakan traktor poros tunggal yang dilengkapi implement bajak
singkal. Percobaan ini dilakukan untuk pengolahan tanah pertama pada sistem
persiapan penanaman pada pertanian yang dilakukan untuk memperbaiki struktur
tanah, mengubur gulma dan membersihkan dari sisa penanaman sebelumnya
dengan cara membelah tanah dan membalikannya. Percobaan tersebut dilakukan di
lokasi Ciparanje ,pada kondisi struktur tanah yang kering , keras dan menggumpal
serta masih banyak batu dan juga vegetasi sisa penanaman sebelumnya pada areal
tersebut. Dari faktor tersebut maka menimbulkan banyak slip yang terjadi yang
dikarekan banyak vegetasi penghalang yang sulit di hancurkan yang mengakibatkan
ban menjadi berputar pada satu titik dan pengkerjaan tanah pengolahan tanah
menjadi lebih sulit dan tidak sesuai dengan teoritis yang dimana seharusnya traktor
bajak singkal digunakan pada lahan yang lebih baik struktur tanahnya sehingga
hanya dilakukan pembelahan tanah dan pembalikan saja dan nilai menjadi efektif.
Hasil pada praktikum kali ini juga terdapat beberapa perbedaan pada letak
waktu pekerjaan dan effisiensi kerja pada traktor poros tunggal. Hal ini dikarenakan
lamanya praktikan ketika memasangkan implemen dan menyalakan traktor yang
banyak memakan waktu karena perlu keahlian khusus dalam menyalakan dan
memasangnya .Hasil juga banyak kekurang yang dimana tidak kesesuaian hasil
dengan nilai yang sesungguhnya yang dikarenakam eror secara systematic yang
disebabkan kesalahan memasukan rumus atau hitungan sehinga hasil terlihat tidak
logis dan lainnya. Selain itu kesalahan terjadi karena patok yang digunakan lebih
sedikit dibandingkan slipnya sehingga sulit utuk mengukurnya. Bisa juga karena
faktor saat mengendalikan traktor tersebut yang dimana sangat sulit untuk
dibelokan sehingga mengakibatkan panjang lahan tidak sesuai dengan
sesungguhnya.
Manfaat dari praktikum kali ini pada bidang pertanian yaitu praktikan bisa
mengolah lahan dengan baik dan benar, selain itu praktikan dapat mengaudit
penggunaan implemen bajak singkal pada traktor poros tunggal yang baik dan
rfektif, serta praktikan dapat mengetahui implemen mengolah lahan pertanian yang
baik dan cocok untuk jenis tanah tersebut.
Santi Amalya
240110170005

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini kita membahas mengenai pengolahan tanah pertama dengan
traktor poros tunggal serta penggunaan langsung pada suatu lahan. Implementasi yang
digunakan adalah bajak singkal. Traktor tangan serta bajak singkal yang terpasang
berfungsi untuk membalikkan dan mengolah tanah agar tanaman bisa tumbuh dengan
optimal pada lahan yang sudah dibajak. Pengolahan tanah merupakan proses di mana
tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang
ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan
mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan
cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan kesuburannya.
Pengolahan tanah dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan tanah pertama dan kedua.
Pada pengolahan tanah pertama tanah dipotong, kemudian dibalik agar akar-akar
tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam oleh salah
satu implemen traktor yaitu bajak singkal. Kedalaman pemotongan dan pembalikan
tanah umumnya sekitar 15 cm sampai dengan 20 cm. Pengolahan tanah kedua
dilakukan setelah pembajakan, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma
yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses
pembusukan. Lahan yang diolah merupakan lahan yang cukup luas dengan keadaan
banyak ditumbuhi gulma dan rerumputan yang keras. Kondisi tanah yang diolah cukup
sulit karena padat dan keras serta tidak stabil. Lebar kerja efektif yang didapat dari
pengukuran poros ke poros bajak singkal adalah 0.3 m sebelum dilakukannya proses
pengolahan tanah dengan implementasi traktor tangan terlebih dahulu mengukur
panjang kali lebarnya sebesar 20 m dikali 5 meter. Mengoperasikan traktor tangan
tersebut praktikan cukup kesulitan, karena dalam penggunaannya kami menggunakan
3-5 operator agar traktor bisa terkendali dan bis membajak tanah dengan maksimal.
Selain itu, traktor yang dijalankan juga mengalami hambatan seperti slip dan skid. Slip
adalah keadaan roda traktor yang mengalami pergerakan rotasi tanpa adanya
pergerakan translasi, sedangkan skid adalah keadaan roda traktor mengalami
pergerakkan translasi tanpa disertai dengan pergerakkan rotasi. Slip atau skid terjadi
karena faktor perbedaan kekuatan tanah yang dibajak, kemudian operator yang
mengendalikan traktor dilapangan serta jumlah gulma dan tanaman yang menghalangi
laju traktor. Slip dan skid tersebut membuat traktor menjadi tidak maju dan tidak
beroperasi sebagai mana mestinya. Pada praktikum kali ini slip yang terjadi adalah
lebih dari tiga kali slip pada saat melakukan pengolahan tanah. Slip atau skid yang
terjadi membuat alat tersebut kehilangan waktu dalam beroperasi, waktu hilang untuk
alat traktor tangan akibat belok ini adalah sebesar 30 detik, sedangkan waktu efektif
dari alat ini adalah 67 detik. Keseluruhan waktu yang digunakan saat praktikum adalah
selama 186 detik, dapat dilihat bahwa waktu efektif jauh lebih kecil dibandingkan
waktu hilang sehingga dapat berimbas pada efisiensi kerja dari traktor itu sendiri.
Kecepatan traktor pada praktikum kali ini adalah 0,358 𝑚⁄𝑠. Data yang didapatkan
saat pengukuran juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan efisiensi waktu pada
setiap percobaan dan kapasitas lapang efesiensi nya dari alat ini adalah sebesar 73.57
Kesalahan yang tejadi pada praktikum kali ini adalah pada saat dilakukannya kegiatan
praktikum, praktikan tidak kondusif sehingga arahan dari asisten dosen tidak dapat
depelajari kurang baik dan tanah yang keras .
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

4.2 Pembahasan
Praktikum alat dan mesin pertanian kali ini praktikan melakukan pengolahan
tanah pertama dengan menggunakan traktor poros tunggal dengan bantuan implemen
bajak singkal. Pengolahan tanah pertama yang dilakukan adalah pembukaan lahan
dengan cara pembajakkan dengan lokasi pembajakkan di lahan Ciparanje. Pembukaan
lahan tersebut bertujuan untuk mengetahui kapasitas lapang teoritis, kapasitas lapang
efektif, dan mengukur slip yang akan terjadi pada saat traktor dioperasikan. Indikator
dalam perhitungan tersebut antara lain, waktu operasi dan efisiensi waktu, kecepatan
maju, lebar kerja dan overlap. Praktikan melakukan perhitungan dimensi terlebih
dahulu pada roda traktor serta total jarak yang ditempuh traktor setelah roda berputar
sebanyak sepuluh kali, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan slip yang
akan terjadi. Diameter roda traktor yang digunakan sebesar 60 cm
Lahan yang akan diolah atau dibuka kali ini memiliki ukuran sekitar 20 meter x
5 meter, namun pada saat pengoperasian traktor, lahan yang terbajak hanya 17,4 meter,
itu terjadi karena traktor berbelok pada jarak 17,4 meter dan praktikan tidak bisa
menahan traktor untuk tetap berjalan lurus. Normalnya pada saat pembajakan sering
terjadi macet di tengah pembajakan yang mengakibatkan waktu pembajakan kita
menjadi tidak efektif, kondisi itu terjadi ketika traktor tidak melaju, dan stuck ditengah
lahan atau pada saat traktor memutar di ujung lahan, kejadian kejadian tadi, disebut
sebagai waktu hilang. Waktu hilang selama pembajakkan berlangsung adalah sebesar
30 detik. Waktu hilang tersebut diperoleh dari seberapa lama traktor terjalan dengan
tanpa melakukan pembajakan, seperti ketika traktor belok, berhenti karena terlahang,
dan ketika pemasangan implemen.
Perolehan hasil perhitungan jarak yang ditempuh setelah roda berputar sebanyak
sepuluh kali adalah 15,7 meter. Waktu yang ditempuh yang dibutuhkan traktor poros
tunggal untuk beroperasi pada lahan 17,4 meter ini adalah 97 detik yang terdiri dari
waktu efektif sebesar 67 detik dan waktu hilang sebesar 30 detik, sehingga
mendapatkan efektifitas kerja sebesar 69%. Kecepatan traktor dalam pengolahan tanah
kali ini adakah 0,358%.
Menggunakan data dimensi roda traktor yang digunakan dan jarak putaran yang
ditempuh setelah roda berputar sepuluh kali dapat diketahuinya slip yang terjadi pada
saat pengolahan terjadi, slip yang terjadi sebesar 16,67%. Perhitungan perputaran roda
sebanyak sepuluh kali tersebut dihitung selama traktor berjalan, meskipun traktor tidak
membajak tanah, perputaran roda harus tetap dihitung.
Lebar kerja efektif yang ditempuh traktor sebesar 20 meter dengan overlap
sebesar 25%. Kapasitas efektif dalam pengolahan lahan pertama kali ini adalah sebesar
0,014 m2/s, kapasitas lapang teoritis sebesar 1,03 m2/s, dan efisiensi lapang sebesar
73,57. Praktikum kali ini tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan karena ada
beberapa hal yang tidak dilakukan dengan semestinya, seperti jarak tempuh
pengamatan yang diharapkan adalah 20 meter tetapi ketika pembajakkan hanya
melakukan 17,4 meter, sehingga untuk hasil pengamatan pada jarak 20 meter belum
diketahui secara pasti serta sulitnya melakukan perhitungan waktu tidak efektif, dan
kurangnya keterampilan praktikan dalam mengoperasikan traktor maka pada saat-saat
tertentu, praktikan mengalami slip diduga hal tersebut karena adanya perubahan tekstur
lapisan lahan menjadi lebih keras sehingga beban meningkat. Bilamana terjadi
permasalahan seperti demikian, praktikan harus segera meningkatkan kecepatan
putaran motor dengan memutar tuas gas sebelum slip meningkat. Praktikum kali ini
mengalami hambatan dan hambatan itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi
faktor konfigurasi lahan yang tidak beraturan pada kondisi lahan yang tidak beraturan
dapat membuat nilai besaran pembajakan untuk setiap lokasi menjadi berbeda, serta
adanya slip pada roda traktor yang sangat besar mengakibatkan laju gerak traktor tidak
lurus menjadi berkelok-kelok sehingga mempengaruhi lebar lahan yang dibajak.
Overlapping pada saat pelaksanaan pembajakan dilapangan dapat kita amati
overlapping terjadi atau tidak
bisa dilihat dari adanya gerusan dan gundukan yang menumpuk pada areal aluran
pembajakan yang dilakukan sebelumnya.
Eldin Azhar Ibrahim
240110170027

4.2 Pembahasan
Pada praktikum alat dan mesin pertanian I(prapanen) kali ini, praktikan
melakukan pengolahan tanah pertama (primary tillage) dengan traktor poros tunggal.
Traktor yang digunakan merupakan traktor tangan dan implemen atau bajak yang
digunakan merupakan bajak singkal. Dalam praktikum ini selain melakukan
pengolahan tanah pertama praktikan juga melakukan perhitungan-perhitungan yang
terkait seperti, efisiensi waktu, kecepatan maju, slip, lebar kerja dan overlap, kapasitas
lapang teoritis (KLT), kapasitas lapang efektif (KLE) dan efisiensi lapang (LE). Oleh
karena itu, sambil melakukan pengolahan tanah pertama, dilakukan juga pengukuran
waktu, jarak, jarak pada saat roda berputar sebanyak 10 kali, diameter roda dan lebar
kerja bajak.
Pengukuran waktu total dilakukan saat tepat traktor mulai dinyalakan sampai
dengan mesin traktor dimatikan. Sedangkan waktu hilang merupakan waktu dimana
traktor tidak bekerja secara efektif, misalnya saat traktor berhenti, saat tidak bergerak
tetapi mesin dinyalakan, saat berbelok dan pengangkatan traktor. Sedangkan waktu
efektif merupakan selisih antara waktu total dikurangi waktu hilang. Hasil pengukuran
menunjukkan waktu hilang sebesar 224 detik, waktu total sebesar 425 detik dan waktu
efektif sebesar 199 detik. Sehingga dengan menggunakan persamaan efisiensi waktu
didapatkan nilai efisiensi waktu sebesar 47.045 %.
Kemudian praktikan melakukan pengukuran jarak tempuh traktor dari mulai
mesinnya dinyalakan sampai mesin traktor tersebut berhenti. Sehingga didapatkan
jarak tempuh tiga lintasan traktor sebesar 80,31 meter. Sehingga didapatkan kecepatan
roda sebesar 0.188964705 m/s. Setelah mendapatkan nilai kecepatan masing-masing
roda traktor, selanjutnya praktikan melakukan pengukuran dimater roda traktor dan
perhitungan slip. Diameter roda traktor yang didapatkan adalah sebesar 118 cm.
Sedangkan jarak tempuh roda 80,31. Sehingga didapatkan nilai slip ban sebesar 39.82
%. Praktikan lalu melakukan perhitungan lebar kerja bajak dan Overlap. Setelah
melakukan pengukuran dan perhitungan, didapatkan nilai lebar kerja efektif sebesar
4.8 meter dan Overlap-nya sebesar 11,11%, artinya tidak terjadi overlaping atau
kelebihan pengolahan tanah. Justru nilai overlapnya adalah positif namun tidak terlalu
besar yang artinya lebar kerja efektif lebih kecil dibandingkan lebar kerja teoritis.
Sehingga hal ini menunjukkan pengoperasian bajak kurang efektif atau tidak maksimal.
Hal ini dapat terjadi karena bajak tidak dioperasikan dengan baik dan posisi bajak yang
tidak sesuai.
Setelah mengetahui nilai lebar kerja efektif dan teoritis bajak, maka kita dapat
menghitung kapasitas lapang teoritis (KLT), kapasitas lapang efektif (KLE) dan
efisiensi lapang (EL). Melalui persamaan-persamaan didapatkan nilai KLT, KLE dan
EL secara berturut-turut sebesar 0.0154 ha/jam, 0.328 ha/jam dan 21.30 %.
Pada praktikum kali ini, praktikan menemukan beberapa kendala diantaranya
yaitu gangguan teknis pada traktor serta lahan yang digunakan terlalu berair sehingga
traktor sulit dikendalikan yang menyebabkan pengukuran kurang akurat.
Abi Malik Rasnadipoetra
240110170028

4.2 Pembahasan
Praktikum ke empat memfokuskan praktikan dalam kompetensi seperti
memahami proses pengolahan tanah dengan traktor poros tunggal yang dilengkapi
bajak singkal khususnya dalam mengukur nilai kapasitas lapang teoritis, kapasitas
lapang efektif dan slip yang tampak pada penggunaan traktor poros tunggal. Hasil
perhitungan antara praktikan dengan praktikan lainnya dapat dinilai berbeda. Praktikan
mendapatkan hasil pengukuran nilai kapasitas lapang teoritis, kapasitas lapang efektif
dan slip seperti pada bagan hasil. Perbedaan hasil yang ada antar praktikan disebabkan
oleh perbedaan kompetensi praktikan dalam proses pengukuran di lapangan mengingat
keahlian antar praktikan dalam mengunakan traktor poros tunggal cukup beragam.
Pengukuran yang dilakukan dalam satu kali percobaan pembajakan tanpa adanya
pengulangan pengukuran dapat menyebabkan hasil yang ada didapatkan dari data
menjadi kurang presisi mengingat kompentensi praktikan yang belum memadai untuk
pengukuran yang presisi sehingga perlu adanya pengulangan proses pengukuran guna
mendapatkan hasil akhir pengukuran yang akurat. Faktor yang menyebabkan
perbedaan hasil antar praktikan adalah perbedaan durasi dan jumlah titik roda yang
mengalami slip dalam pengukuran kapasitas teoritis dan efektif. Slip yang terjadi
menghasilkan beberapa spekulasi terkait penyebab perbedaan hasil perhitungan antar
praktikan, salah satu diantaranya adalah terhambat gaya dorong bajak singkal akibat
faktor keras dan padatnya molekul tanah akibat rendahnya kadar air pada tanah yang
dibajak sehingga menyebabkan slip terjadi. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan
nilai slip saat pengukuran adalah tingkat gemburnya tanah yang telah mengalami
proses pembajakan sehingga akan sangat memungkinkan untuk beberapa praktikan
yang melakukan pengukuran di sesi terakhir dalam mendapatkan hasil pengukuran
kapasitas lapang efektif dan teoritis dengan nilai slip yang sangat rendah. Beberapa
faktor seperti intervensi atau gangguan baik dari dalam ataupun luar saat pengukuran
berlangsung, perbedaan waktu dan tempat pengambilan perhitungan antar praktikan,
kesehatan subjek praktikum, kondisi alat, dan profesionalitas subjek dalam melakukan
pengukuran alat dapat mengubah perhitungan yang ada sehingga dapat menyebabkan
perbedaan perhitungan antara praktikan dengan praktikan lainnya.
Kania Gita Pramadita
240110160049

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini memfokuskan pada pengolahan tanah pertama dengan traktor
poros tunggal, adapun implemen yang digunakan adalah bajak singkal. Pada
pengolahan tanah pertama ini praktikan akan membajak suatu lahan yang berukuran 5
m x 20 m yang bertempat di Ciparanje. Adapun pengolahan tanah pertama ini bertujuan
untuk mengeahui kapasitas lapang efektif, kapasitas lapang teoritis, efisiensi lapang,
serta mengukur slip yang terjadi.
Praktikum dimulai dari pengukuran dimensi roda traktor yang nantinya akan
digunakan dalam perhitungan, adapun hasil yang diperoleh dari pengukuran diameter
roda traktor adalah sebesar 60 cm. Pengolahan tanah ini dilakukan dengan
menggunakan pola headland pattern from boundaries, sehingga pengolahan pun akan
lebih mudah mengingat ini adalah pertama kalinya praktikan melakukukan pembajakan
secara langsung. Mulanya lahan yang ditargetkan untuk dibajak adalah sebesar 5 m x
20 m, akan tetapi yang terjadi dilapangan pembajakan hanya mencapai batas 17,4 meter
saja, hal ini dikarenakan faktor kesalahan dalam memperkiakan pembelokan. 17,4 m
ini diperoleh dengan waktu selama 97 detik dengan waktu hilang selama 30 detik,
dengan itu diperoleh efisiensi waktu sebesar 69%. Waktu hilang pada pengolahan
pertama ini disebabkan adanya slip pada roda traktor dan juga pada saat traktor
mengalami pembelokan.
Kecepatan maju yang terjadi pada praktikum ini adalah sebesar 0,35 m/s, hasil
tersebut rupanya cukup besar apabila dibanding dengan kelompok lain walaupun
faktanya slip yang terjadi cukup sering. Kecepatan maju yang cukup besar ini bisa
dipengaruhi oleh tanah yang sudah lumayan terolah saat praktikan melakukan
pengolahan, mengingat praktikan merupakan kelompok terakhir dimana tanah sudah
diolah sebelumnya oleh praktikan lain. Hasil pengukuran slip yang terjadi saat
melakukan pengolahan adalah sebesar 16,67%. Slip sendiri merupakan kondisi dimana
roda traktor terus berputar disatu titik, sehingga membuat traktor sulit untuk maju dan
waktu pembajakan menjadi lama.
Lebar kerja efektif yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebesar 20 m
dengan overlap sebesar 25%. Overlap sendiri merupakan kondisi dimana tanah yang
telah mengalami proses pembajakan dibajak kembali. Kapasitas lapang teoritis yang
diperoleh adalah sebesar 0,014 m2/s, dengan kapasitas lapang efektif sebesar 1,03 m2/s,
dan efisiensi lapang sebesar 73,57%. Menurut literatur, apabila nilai kapasitas lapang
efektif lebih besar dari kapasitas lapang teoritis, maka artinya lahan yang diolah lebih
besar dari lahan yang dapat diolah dengan ukuran bajaknya, sehingga dapat praktikan
pahami bahwa pengolahan tanah pertama ini sudah melewati batas kemampuan bajak
yang digunakan. Efisiensi yang didapat rupanya cukup besar apabila dibandingkan
dengan kelompok lain, seperti yang sudah dituliskan sebelumnya hal ini terjadi karena
tanah yang diolah oleh kelompok praktikan sudah lumayan terolah, dimana gulma dan
rumput yang tadinya ada pada tanah sudah terangkat, serta tanah yang tadinya
bertekstur keras sudah menjadi gembur.
Praktikum kali ini menemui beberapa kesulitan. Kesulitan yang pertama adalah
saat menghidupkan traktor, dimana praktikan masih belum menemukan timing yang
tepat untuk melepas engkol. Perhitungan yang dilakukan pun turut menjadi kesulitan,
karena belum pahamnya praktikan dalam mengolah data yang sudah diperoleh. Selain
itu banyaknya tanah keras yang dilewati saat melakukan pembajakan pun
menyebabkan kecepatan putaran motor cenderung bertambah sehingga menyebabkan
roda slip. Perkiraan untuk melakukan pembelokan pun sulit dilakukan, sehingga yang
seharusnya traktor dibelokkan pada jarak 20 m, menjadi kurang dai 20 m.
Rio Renaldi P
240110170004

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Pangolahan tanah pertama dengan membelah dan membalikan tanah;
2. Besar kapasitas lapang teoritis yang dihasilkan pada praktikum kali ini adalah
0,14 m2/s dengan kapasitas lapang efektif sebesar 1,03 m2/s dan efisiensi lapang
sebesar 73,57 %.
3. Besar slip pada praktikum kali ini adalah 16,67 %.

5.1 Saran
Adapun saran yang diberikan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya
praktikum dilakukan pada tanah yang telah dikondisikan dari batu atau vegetasi
yang sulit dihancurkan.
Santi Amalya
240110170005

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Traktor tangan ini juga merupakan mesin yang serba guna, karena dapat
digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti pompa air, alat
prosesing, trailer, dan lain-lain.
2. Traktor tangan serta bajak singkal yang terpasang berfungsi untuk
membalikkan dan mengolah tanah agar tanaman bisa tumbuh dengan optimal
pada lahan yang sudah dibajak.
3. Pengolahan tanah merupakan proses di mana tanah digemburkan dan
dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan
berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin
pertanian (traktor).
4. Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, bertujuan
menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar
menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi
menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.
5. Slip adalah keadaan roda traktor yang mengalami pergerakan rotasi tanpa
adanya pergerakan translasi.
6. Skid adalah keadaan roda traktor mengalami pergerakkan translasi tanpa
disertai dengan pergerakkan rotasi.
7. Slip atau skid terjadi karena faktor perbedaan kekuatan tanah yang dibajak,
kemudian operator yang mengendalikan traktor dilapangan serta jumlah gulma
dan tanaman yang menghalangi laju traktor.
8. Efisiensi lapang kita bisa melihat dari perbandingan antara kapasitas lapang
efektif dan kapasitas lapang teoritis.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Sebaiknya praktikan telah mengetahui jenis dan fungsi dari traktor tangan.
2. Tersedianya alat dan mesin yang cukup, agar praktikan tidak bergantian
melakukan praktikum.
3. Taktor harus didampingi yang ahli agar kita selama praktikum pengoperasian
traktor benar dan tidak merusak alat.
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini, antara lain:
1. Slip merupakan suatu kondisi dimana traktor mengalami pergerakan perputaran
roda berulang-ulang pada satu titik lokasi dengan tingkan kelicinan tertentu.
2. Nilai slip dapat dihitung dengan mengetahui jarak tempuh traktor selama roda
berputar sepuluh kali dan mengetahui dimensi roda.
3. Waktu hilang dihitung selama traktor terus berjalan namun tidak melakukan
pembajakkan.
4. Slip yang terjadi pada praktikum kali ini sebesar 16,67%. Kapasitas efektif dalam
pengolahan lahan pertama kali ini adalah sebesar 0,14 m2/s, kapasitas lapang
teoritis sebesar 1,03 m2/s

5.2 Saran
Adapun saran yang perlu diperhatikan dalam praktikum kali ini, yaitu.
1. Berhati-hati dalam menggunakan traktor karena dibutuhkannya keterampilan
dalam pengoperasiannya.
2. Melakukan pembajakkan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
3. Praktikan memakai atribut lapang yang sesuai.
Eldin Azhar Ibrahim
240110170027

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Waktu hilang merupakan waktu dimana traktor tidak bekerja secara efektif,
misalnya saat traktor berhenti, saat tidak bergerak tetapi mesin dinyalakan, saat
berbelok dan pengangkatan traktor
2. Waktu efektif merupakan selisih antara waktu total dikurangi waktu hilang
3. Waktu hilang sebesar 224 detik, waktu total sebesar 425 detik dan waktu efektif
sebesar 199 detik
4. Nilai efisiensi waktu sebesar 47.045 %.
5. Jarak tempuh tiga lintasan traktor sebesar 80,31 meter. Sehingga kecepatan roda
sebesar 0.188964705 m/s
6. nilai slip ban sebesar 39.82 %.
7. lebar kerja efektif sebesar 4.8 meter dan Overlap-nya sebesar 11,11%
8. kapasitas lapang teoritis (KLT) sebesar 0.0154 ha/jam , kapasitas lapang efektif
(KLE) sebesar 0.328 ha/jam dan efisiensi lapang (EL) sebesar 21.30%.

5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah :
1. Lebih memahami materi sebelum praktikum untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan saat praktikum
2. Lebih teliti dalam melakukan perhitunga manual dengan menggunakan
kalkulator
3. Memeriksa keadaan alat sebelum melakukan praktikum
Abi Malik R
240110170028

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami peroleh sebagai berikut :
1. Pengukuran kapasitas lapang efektif, teoritis dan perhitungan slip harus
dilakukan secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil akhir yang
akurat.
2. Data yang akan digunakan dalam pengukuran kapasitas lapang efektif, teoritis
dan perhitungan slip harus data yang detail guna mendapatkan hasil akhir
yang presisi.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut :
1. Sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum dicek
terlebih dahulu kondisinya guna meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan di tempat yang sudah dikondisikan guna
meminimalisir segala bentuk intervensi langsung/tak langsung dari pihak
luar.
Kania Gita Pramadita
240110160049

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum ini adalah
1. Kapasitas lapang teoritis adalah kapasitas (luas pengerjaan) yang diperoleh
ketika mesin menggunakan 100% dari lebar kerjanya, tanpa memperhitungkan
waktu untuk pembelokan, dan slip;
2. Kapasitas lapang efektif adalah kapasitas yang diperoleh mesin dalam
mengerjakan lahan yag mencakup perhitungan kelonggaran untuk kehilangan
waktu ketika pembelokan, dan slip;
3. Slip merupakan kondisi dimana roda traktor terus berputar disatu titik,
sehingga membuat traktor sulit untuk maju dan waktu pembajakan menjadi
lama;
4. Besar kapasitas lapang teoris yang dihasilkan pada praktikum ini adalah
sebesar 014 m2/s, dengan kapasitas lapang efektif sebesar 1,03 m2/s, dan
efisiensi lapang sebesar 73,57%; dan
5. Besar slip yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah sebesar 16,67%.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah
1. Praktikan sebaiknya menyesuaikan kecepatan maju dengan kecepatan jalan
kaki normal, sehingga praktikan tidak kewalahan;
2. Apabila kedalaman pembajakan cenderung bertambah praktikan dapat
memutar tuas penyetel sehingga sudut hisap menjadi kecil, begitupun
sebaliknya;
3. Sebelum slip meningkat, praktikan dapat menaikkan kecepatan putaran motor
dengan memutar tuas gas.
4. Sebelum dilakukannya praktikum ada baiknya praktikan membaca materi
yang akan akan disampaikan; dan
5. Ada baiknya dalam melakukan pengukuran alat, praktikan harus tenang serta
fokus agar meminimalisir kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Benidiktus. (2011) Sembiring, Namaken, dkk. 1988. Terminologi Traktor dan


Peralatan.Keteknikan Pertanian I:55-64. Sihotang.
Nawawi. 2001. Pengenalan Traktor Tangan (Hand Traktor). Jakarta : Erlangga.
Sembiring, dkk. 1990. Sumber Tenaga Tarik di Bidang Budidaya Pertanian. Bogor
: Institut Pertanian Bogor.
Listiani, Arika. 2014. Makalah Bajak Singkal. Terdapat pada : www.academia.edu
(diakses pada hari Kamis, tanggal 25 Oktober 2018 pukul 23.21 WIB)
Mahendra. 2015. Traktor. Terdapat pada : http://repository.usu.ac.id/ (diakses pada
hari Kamis, tanggal 25 Oktober pukul 22.19 WIB)
Mundjono.1989. Pengolahan tanah cara gejlokan sebagai alternatif menanggulangi
terbatasnya penyediaan bibit tebu. Prosiding Seminar Budidaya Tebu Lahan
Kering . Pasuruan , 23-25 November 1988.
Yuswar, Y. 2004. Perubahan Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Kapasitas Kerja
Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal Pada Berbagai Kadar Air Tanah.
Banda Aceh. Pascsarjana Universitas Syiah Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai