Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pupuk Organik


Pupuk organik telah lama dikenal masyarakat dunia untuk menyuburkan tanaman
sejak sekitar 5000 tahun yang lalu, di mana manusia baru mulai mengenal sistem
bercocok tanam. Sistem pertanian primitif di tepi sungai Nil, Indus, Cina, Euphrat,
dan Amerika Latin dikenal memiliki lahan-lahan pertanian yang subur karena terletak
di pinggir sungai dan menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang
terjadi setiap tahunnya.
Di Indonesia pupuk organik sendiri sebenarnya sudah dikenal para petani sejak
lama. Mereka bahkan hanya mengenal pupuk organik sebelum Revolusi Hijau turut
melanda pertanian Indonesia. Namun, setelah Revolusi Hijau kebanyakan petani lebih
suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh
lebih sedikit dari pupuk organik, dan harganya pun relatif murah karena disubsidi
serta mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat bergantung kepada pupuk
buatan sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian,
ketika terjadi kelangkaan pupuk dan harga pupuk naik karena subsidi pupuk dicabut.
Tumbuhnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana
pertanian modern lainnya terhadap lingkungan pada sebagian kecil petani telah
membuat mereka beralih dari peertanian konvensional ke pertanian organik.
Pertanian jenis ini mengandalkan kebutuhan hara melalui pupuk organik dan
masukan-masukan alami lainnya. Penggunaan pupuk hayati untuk membantu
tanaman memperbaiki nutrisinya sudah lama dikenal. Pupuk hayati pertama yang
dikomersialkan adalah Rhizobia, yang oleh dua orang ilmuan Jerman, F. Nobben, dan
L. Hiltner. Proses menginokulasi benih dengan biakan nutrisinya dipatenkan.
Inokulan ini dipasarkan dengan nama Nitragin, yang sudah sejak lama diproduksi di
Amerika Serikat. Pada tahun 1930-an dan 1940-an berjuta-juta lahan di Uni Sovyet
yang ditanami dengnan berbagai tanaman diinokulasi dengan Azotobacter. Pupuk
bakteri lainnya yang telah digunakan secara luas di Eropa Timur adalah
Fosfobakterin.
Pada waktu pertama kali perhatian lebih dipusatkan kepada pemanfaatan
Rhizobia, karena memang ketersediaanya nitrogen yang banyak di Atmosfer dan juga
pengetahuan tentang bakteri penghambat nitrogen ini sudah banyak dan pengalaman
menggunakan pupuk hayati penghambat nitrogen sudah lama. Di Indonesia sendiri
pembuatan inokulan Rhizobia dalam bentuk biakan murni Rhizobia pada agar miring
telah mulia sejak tahun 1938, tetapi hanya untuk keperluan penelitian. Sedangkan
dalam skala komersial pembuatan inokulan Rhizobia mulai di laboratorium
mikrobiologi, Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta sejak tahun
1981 untuk memenuhi kebutuhan petani transmigran (Jutono dalam Herdiantoro dan
Setiawan, 1982). Pada waktu itu inokulan diberikan kepada petani sebagai salah satu
komponen dalam paket yang diberikan dalam proyek int ensifikasi kedelai. Namun
perkembangan menggunakan inokulan tidak menggembirakan. Setelah dicabutnya
subsidi pupuk dan tumbuhnya kesadaran terhadap dampak lingkungan yang dapat
disebabkan pupuk buatan, membangkitkan kembali perhatian terhadap penggunaan
pupuk hayati.
Sekarang ini, para petani telah mengetahui keunggulan pupuk organik sehingga
mulai meninggalkan penggunaan pupuk kimia karena berdampak buruk terhadap
kondisi tanah. Pupuk organik pun kian popular dan semakin banyak dipergunakan
oleh para petani Indonesia. Kian populernya pupuk organik dimasyarakat
mengakibatkan makin banyaknya pembuatan pupuk itu sendiri baik dikalangan
rumah tangga maupun pabrik. Teknologi pembuatan pupuk organik pun terus
ditingkatkan dan semakin disosialisasikan. Namun sekarang kini pembuatan pupuk
organik dan hayati sulit diperoleh karena :
1. Kebanyakan pupuk organik dan pupuk hayati diproduksi oleh pengusaha kecil
dan menengah
2. Pupuk organik banyak diproduksi in situ unruk digunakan sendiri
3. Jumlah penggunaan pupuk organik dan hayati masih sangat terbatas
2.2 Pengertian Pupuk Organik
Seiring merabaknya gaya hidup kembali ke alam, pupuk organik menjadi popular
kembali. Pupuk organik memang memiliki berbagai keunggulan dibanding pupuk
kimia. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang ada di alam.
Misalnya, sampah tanaman (serasah) ataupun sisa-sisa tanaman yang telah mati.
Sumber bahan organik lainnya adalah hewan ternak, unggas, dan lain sebagainya.
Limbah atau kotoran hewan merupakan bahan organik yang bermanfaat bagi tanah
pertanian. Bahan tersebut diproses dengan cara yang rumit oleh jasad renik dalam
tanah dan dirombak menjadi bahan organik yang diperlukan untuk kehidupan
tanaman. Dengan bantuan teknologi yang ada saat ini pupuk organik dapat tampil
lebih menarik. Tampilan bahan pembuat pupuk organik yang menjijikan sudah tidak
tampak lagi sehingga pupuk organik tidak lagi dipandang sebelah mata.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang
diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai seperti,
pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena bahan dasar
pupuk organik sendiri berasal dari limbah pertanian, seperti : jerami, dan sekam padi,
kulit kacang tanah, ampas debu, bletong, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya.
Sedangkan kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah : kotoran sapi, kerbau,
kambing, ayam, itik, dan babi. Disampimg itu, dengan berkembangnya permukiman,
perkotaan, dan industry maka bahan dasar kompos semakin beraneka. Bahan yang
banyak digunakan antara lain : tinja, limbah cair, sampah kota dan permukiman.
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik disbanding
bahan pembenah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik pada umumnya
rendah dan sangat bervariasi. Misalkan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K)
tetapi juga mengandung unsur mikro esensial lainnya. Pupuk organik membantu
mencegah terjadinya erosi dan mengurang terjadinya retakan tanah. Pemberian bahan
organik mampu meningkatkan kelembapn tanah dan memperbaiki pengatusan dakhil.
Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung oleh pupuk organik dilepaskan
secara perlahan-lahan penggunaan secara berkesinambungan akan banyak membantu
dalam membangun kesuburan tanah, terutama apabila dilaksanakan dalam waktu
yang relatif lama. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang
lengkap, tetapi tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Kandungan bahan organik
didalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai dibawah 2%. Selain
penambahan pupuk organik bahan organik didalam tanah dapat dipertahankan
melalui cara-cara berikut :
1. Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang-kacangan dalam
pergiliran tanaman.
2. Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.
3. Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan
kelapa sawit dan karet.
4. Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.
Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik ialah :
 Kandungan unsur hara rendah dan sangat bervariasi
 Penyediaan hara terjadi secara lambat
 Menyediakan hara dalam jumlah terbatas

2.3 Jenis-Jenis Pupuk Organik


1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organic yang berasal dari kotoran ternak.
Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan
ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Penambahan pupuk kandang
dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah
lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah
diserap oleh buluh akar.
Pupuk kandang dibedakan menjadi pupuk kandang segar dan pupuk kandang
busuk. Pupuk kandang segar merupakan kotoran hewan yang baru saja keluar dari
tubuh hewan, yang kadang-kadang tercampur dengan urin dan sisa makanan yang
ada di kandang. Selain pupuk kandang segar, ada pupuk kandang busuk. Pupuk
kandang busuk biasanya merupakan pupuk kandang yang telah disimpan lama di
suatu tempat hingga telah mengalami proses pembusukan.
Pupuk kandang segar sering diragukan kemampuannya untuk menyuburkan
tanaman karena panas yang muncul akibat proses pembusukan justru dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Berbagai jenis jasad renik yang ada di
dalamnya juga dapat membahayakan kehidupan tanaman. Penampilan pupuk
kandang segar juga tidak menarik, bahkan cenderung menjijikkan. Pupuk
kandang segar umumnya hanya digunakan di lahan pertanian dan sangat jarang
digunakan untuk memupuk tanaman hias yang ditanam di dalam pot. Pupuk
kandang mampu meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah. Pupuk
kandang juga memberikan pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia
tanah, karena mendukung kehidupan jasad renik. Dengan perkataan lain, pupuk
kandang mempunyai kemampuan untuk membuat tanah menjadi semakin subur,
Kelebihan pemakaian pupuk kandang akan menimbulkan pencemaran nitrat
sehingga menyebabkan eutrofikasi. Di samping itu sering pula tidak tersedia bagi
tanaman, karena diserap oleh mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya.
Tabel 1. Kandungan unsur hara pada beberapa kotoran ternak padat dan
cair
Nama Ternak dan Nitrogen Fosfor Kalium Air
Bentuk Kotorannya (%) (%) (%) (%)
Kuda – padat 0,55 0,30 0,40 75
Kuda – cair 1,40 0,02 1,60 90
Kerbau – padat 0,60 0,30 0,34 85
Kerbau – cair 1,00 0,15 1,50 92
Sapi – padat 0,40 0,20 0,10 85
Sapi – cair 1,00 0,50 1,50 92
Kambing – padat 0,60 0,30 0,17 60
kambing – cair 1,50 0,13 1,80 85
Domba – padat 0,75 0,50 0,45 60
Domba – cair 1,35 0,05 2,10 85
Babi – padat 0,95 0,35 0,40 80
Babi – cair 0,40 0,10 0,45 87
Ayam – padat dan 1,00 0,80 0,40 55
cair

Keuntungan pemakaian pupuk kandang, antara lain :


1. Dapat memperbaiki kesuburan fisik tanah melalui perubahan struktur dan
permeabilitas tanah.
2. Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K,
Ca, Mg, dan Cl.
3. Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti
meningkatkan kesuburan biologis.
4. Dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang
pertumbuhan tanaman.

2. Pupuk Kompos
Kompos adalah hasil proses pelapukan bahan-bahan organik. Akibat adanya
interaksi antara mikroorganisme pengurai yang bekerja didalamnya. Dengan kata
lain, kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik karena berasal dari bahan
organik yang melapuk. Selain dapat dibuat dalam bentuk padat, kompos juga
dapat dibuat dalam bentuk cair. Kelebihan dari kompos cair adalah dapat
memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya
juga dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Aplikasi penggunaan kompos cair cukup dilakukan dengan
disemprotkan ke daun atau disiram ke tanah padat, sedangkan kompos padat
diaplikasikan dengan cara ditaburkan atau dibenamkan dalam tanah.
Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah
karbon dan nitrogen ( C/N rasio ). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun
kompos belum terurai sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan
terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan dengan bahan ber-C/N rendah.
Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Kandungan unsur hara kompos, sebagai berikut :
 Nitrogen 0,1 – 0,6%
 Fosfor 0,1 – 0,4%
 Kalium 0,8 – 1,5%
 Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab,
gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi.
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian
dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk
kompos yang dihasilkan banyak ragamnya. Kompos memiliki banyak manfaat
bagi tanaman, antara lain :
 Meningkatkan kesuburan tanah
 Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
 Meningkatkan kapasitas serap air tanah
 Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
 Meningkatkan kualitas hasil panen ( rasa, nilai gizi, dan jumlah panen )

3. Pupuk Hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman. Pupuk
hijau adalah bagian dari tanaman yang masih hidup dan diberikan pada tanaman.
Baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil
hijauannya. Tanaman yang biasa ditanam untuk pupuk hijau, diantaranya dari
jenis leguminosa ( kacang-kacangan ), dan tanaman air ( azola ). Jenis tanaman
ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen yang tinggi serta
cepat terurai dalam tanah.
Pupuk hijau dibuat dari tanaman atau bagian tanaman yang masih muda,
terutama dari famili leguminosa, yang dibenamkan ke dalam tanah dengan
maksud agar dapat meningkatkan ketersediaan bahan organik dan unsur hara bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman jenis yang lain juga bias
digunakan sebagai pupuk hijau., tetapi hanya sedikit menambah ketersediaan
bahan-bahan organik dan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sehingga lebih berperan untuk meningkatkan kadar bunga tanah.
Beberapa jenis tanaman yang dapat yang digunakan untuk pupuk hijau
diantaranya:
1. Pohon Pelindung
2. Tanaman Perdu
3. Tanaman yang berbentuk semak dan berbatang lunak
Tujuan pemupukan hijau antara lain :
 Mempertinggi kandungan bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti
yang telah habis diserap oleh tanaman, selama periode pengolahan tanah.
 Mengurang leaching selama periode kosong antara dua objek agronomi
yang dikelola,
 Menambah nitrogen apabila yang dijadikan pupuk hijau.
 Mengurangi erosi vertical
 Mengurangi penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum.
Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain :
A. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air.
B. Mencegah adanya erosi.
C. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari
tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero.
D. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai
pupuk anorganik.
Namun pupuk hijau juga mempunyai kekurangan yaitu, tanaman hijau dapat
sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang
menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun
penyakit dan menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempat,
air, dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.
4. Pupuk Seresah
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman
yang sudah tidak terpakai. Misalnya, jerami kering, bonggol jeramis, rumput
tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk
penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan
pada permukaan tanah disekitar tanaman ( mulsa ). Cara penggunaan pupuk
seresah pun cukup praktis, hanya dengan menjadi penutup permukaan tanah
disekitar tanaman dengan berfungsi sebagai penjaga kelembapan tanah,
penghemat air, pencegah erosi, dan penjaga tekstur tanah agar tetap subur dan
gembur.
Peranan pupuk ini diantaranya :
1. Dapat menjaga kelembapan tanah, mengurangi penguapan, penghematan
perairan.
2. Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut
dan terbawa air.
3. Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan.
4. Menjaga terkstur tanah tetap remah.
5. Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan.
6. Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu
menyuburkan tanah dan sumber humus.

5. Pupuk Cair
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dan berbentuk cair, seperti pupuk
anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena
unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu
banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat
berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu
dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai
pupuk cair.
Pupuk organik cair bias juga dikatakan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) biasanya
dilakukan sebagai pupuk pelengkap dengan cara menyemprotkan pupuk cair
kedaun atau disiram pada permukaan tanah dekat tanaman. Pupuk ini bisa terbuat
dari air kencing ternak atau dari permentasi bahan-bahan organik seperti buah-
buahan busuk dan bahan pupuk organik lainnya.
Pada proses pembuatan puuk organik cair terdapat dua teknik yang bisa
diterapkan, pertama lewat fermentasi bahan-bahan organik dalam kondisi anaerob
(tanpa udara). Tentu saja teknik ini membutuhkan organisme hidup sehingga
larutan pupuk organik cair tersebut sama sekali tidak tampak butiran-butiran
(padatan terdispersi) sehingga hasilnya akan lebih stabil tanpa endapan material.
Berbeda pula dengan teknik kedua, yaitu dengan melarutkan pupuk menjadi
setengah cair. Sebagai contoh, kamu dapat menggunakan bahan baku pupuk hijau,
pupuk kandang atau pupuk kompos yang kemudian dicampur menjadi satu. Tetapi
teknik kedua ini dinilai kurang stabil dan mudah sekali mengendap. Oleh
karenanya tidak bias disimpan terlalu lama dan harus segera digunakan dengan
cara menyiram ke area permukaan tanah.

6. Pupuk Hayati
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok
fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam
tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pupuk hayati merupakan pupuk
yang terdiri dari organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman.
Dalam peraturan menteri pertanian, pupuk hayati tidak digolongkan sebagai
pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 2 tahun 2006, menggolongkan
pupuk hayati kedalam pembenah tanah, bukan pupuk organik. Pembenah tanah
itu sendir, bisa organik maupun anorganik. Pupuk hayati termasuk dalam
pembenah tanah organik. Dalam peraturan tersebut pupuk organik didefiniskan
sebagai sekumpulan material organik yang terdiri dari zat hara (nutrisi) bagi
tanaman, di dalamnya bisa mengandung organisme hidup ataupun tidak.
Sedangkan pupuk hayati merupakan sekumpulan organisme hidup yang
aktivitasnya bisa memperbaiki kesuburan tanah.
Di pasaran, biasanya pupuk hayati dijual lebih tinggi dari pupuk organik
biasanya. Bahkan jenis pupuk yang berupa biang atau disebut juga agen hayati
dijual dengan harga yang sangat mahal. Karena pupuk tersebut diperuntukkan
sebagai biang, sehingga petani bisa memperbanyak sendiri. Pupuk hayati bisa
diaplikasikan pada tanah, daun, akar, batang, bunga, atau benih. Pupuk ini
biasanya efektif diaplikasikan pada tanah yang memiliki kandungan organik
tinggi. Mikroorganisme yang terdapat didalamnya membutuhkan kondisi yang
baik untuk tumbuh dan berkembang.

7. Mikroba Penyubur Tanah


Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah telah berhasil memperbanyak mikro tanah
yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah
dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan
memberi dampak positif bagi kesuburan tanah. Mikroba tanah yang ada di
pasaran diantaranya bakteri dan jamur decomposer yang berfungsi mempercepat
pelapukan bahan organik, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri pengikat nitrogen dari
udara.
Mikroba membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang biak sehingga
hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman.
Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang
karena factor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap
dua minggu sekali. Alat semprot yang diguakan sebaiknya bukan yang biasa
dipakai untuk menyemprot pestisida.

8. Guano (kotoran kelelawar)


Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan
dengan dengan pupuk organik lainnya. Hal ini disebabkan kotoran kelelawar
mengandung biji-bijian. Namun, harga pupuk ini relatif lebih mahal dibandingkan
dengan pupuk organik lainnya. Untuk menekan biaya aplikasi pupuk guano
umumnya dicampurkan dengan pupuk kandang atau pupuk kompos.

Tabel 2. Perbandingan unsur hara kotoran kelelawar dengan kotoran unggas


Jenis N P K Ca Mg S
Hewan (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Kelelawar 8-13 5-12 1,5-2,5 7,5-1,1 0,5-1,0 2,0-3,5
Ayam 1,63 1,54 0,85 - - -
Merpati 1,76 1,78 1,00 - - -
Itik 1,00 1,54 0,62 - - -
Angsa 0,55 1,40 1,40 - - -

9. Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun
pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk
(mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga
tanah), kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun
ataupun ranting pohin yang berjatuhan, limbah pertanian dan perternakan, industri
makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu,
endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.
Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi
pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam
pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat
meningkatkan kapasitas kandungan air tanah., membantu dalam menahan pupuk
anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan
menaikkan fotokimia dekomposisi peptisida atau senyawa-senyawa organik
toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu
akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan
penggunaan kompos.

2.4 Manfaat Pupuk Organik


Kandungan karbon organik yang rendah dalam tanah dapat dioptimalkan dengan
pemberian pupuk organik pada tanah. Bahkan jika digunakan dalam jangka waktu
yang panjang, pupuk organik bisa meningkatkan produktivitas lahan dan mencegah
degradasi lahan. Sifat fisika, kimia, dan biologi tanah yang rusak dapat diperbaiki
dengan pupuk organik. Di dalam tanah pupuk organik berperan sebagai sumber
energi dan makanan bagi tanah dan tanaman.
Ada beberapa manfaat pupuk organik untuk tanaman bagi para petani, diantaranya :
1. Penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan
sulfur) dan hara mikro (zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi) bagi
tanaman
2. Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah
3. Hemat biaya dan tenaga
4. Tidak berbau dan mudah digunakan
5. Tidak membakar tanaman
6. Aman untuk semua jenis tanaman dan lingkungan
7. Mampu memperbaiki pH tanah
8. Memperbaiki tekstur tanah sehingga tanah mudah diolah
9. Tanaman akan dijauhi hama penyakit dan jamur
10. Meningkatkan kapasitas cengkram air sehingga tanah tidak mudah mengalami
kekeringan
11. Meningkatkan daya tahan tanah terhadap erosi
12. Mampu meningkatkan produktivitas lahan hingga 30% karena biji atau bibit
tanaman tidak cepat busuk
13. Mampu meningkatkan kesehatan tanah
14. Dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik
15. Ramah lingkungan
16. Menggemburkan dan menyuburkan tanah
17. Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun pada tanaman
2.5 Pengaplikasian Pupuk Organik dan Keunggulannya
1. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat
yang mudah retak pada saat musim kemarau sebaiknya diberi pupuk organik
dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi
pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut
digunakan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk organik
menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan
proses penebarannya. Namun sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang
didapatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk
tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil.
Dosis pupuk organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman. Namun,
keseimbangan antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah
sebagai berikut :
1. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti
pembajakan atau penggemburan agar pupuk organik dapat mencapai lapisan
tanah yang lebih dalam
2. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada
dosis banyak yang diberikan sekaligus
3. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya
ditempatkan pada lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam
4. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang
ideal adalah 1:1
5. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna ( rasio
C/N masih tinggi ), harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik
dan penanaman bibit, yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk
menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses
penguraian pupuk berlangsung.

2. Keunggulan Pupuk Organik


Table 3. Keunggulan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk anorganik
Pupuk Otganik Pupuk Anorganik
 Mengandung unsur hara makro  Hanya mengandung satu atau
dan mikro yang lengkap tetapi beberapa unsur hara dengan
jumlahnya sedikit jumlah yang banyak
 Dapat memperbaiki struktur  Tidak dapat memperbaiki
tanah sehingga tanah menjadi struktur tanah
 Sering membuat tanaman
gembur
 Memiliki daya simpan air yang rentan terhadap penyakit dan
tinggi hama
 Tanaman lebih tahan terhadap  Pupuk anorganik mudah
penyakit dan hama menguap dan tercuci
 Meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah yang
menguntungkan

3. Penggunaan Pupuk Organik di Sektor Pertanian


Pupuk organik atau lebih tepat disebut pembenah tanah sudah menjadi
keharusan bagi petani untuk menggunakannya dalam melakukan usaha taninya.
Ini disebabkan pupuk organik mampu mengembalikan kesuburan tanah yang
akhirnya meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian. Sayang, penggunaan
pupuk organik yang disubsidi pemerintah ini tidak terlalu diminati petani.
Sebagian besar petani masih bergantung pada pupuk kimia. Demikian pula
dalam penanganan hama, pestisida nabati belum dilirik, dengan sejumlah alasan.
Realita ini menyebabkan unsur hara pada lahan semakin terancam.
Berbeda halnya dengan pupuk organik, pupuk anorganik memiliki sifat instan.
Petani juga beranggapan pupuk organik memberikan dampak atau hasil yang
lebih lama berbeda dengan pupuk kimia yang lebih cepat jadi masih banyaknya
petani yang menganggap pupuk organik hanyalah sebagai pendamping pupuk
kimia. Mengalihkan petani untuk menggunakan pupuk organik diakui cukup sulit.
Namun demikian, pemerintah masih melakukan upaya-upaya salah satunya
dengan sosialisasi berkelanjutan. Salah satu alasan kurangnya minat petani untuk
menggunakan pupuk organik karena pupuk organik sulit didapat mengingat
harganya yang lebih mahal ketimbang pupuk anorganik dan hasil dari pupuk
organik lebih lama dibandingkan dengan pupuk anorganik sehingga petani masih
banyak yang menggunakan atau bahkan bergantung kepada pupuk anorganik.
Petani menginginkan adanya subsidi yang terus berjalan untuk pupuk organik
mengingat harganya yang cukup mahal. Untuk menghasilkan produksi hasil
pertanian yang organik semisal beras organik petani bukan hanya harus
menggunakan pupuk organik, tetapi tanah yang sebelumnya dikasih pupuk
anorganik atau pestisida harus dimurnikan kembali. Dalam proses pemurnian
tanah dan memiliki sertifkat tanah yang bebas dari pestisida atau pupuk anorganik
sangatlah mahal. Hal tersebut juga menjadi alasan petani mengapa tidak memakai
pupuk organik. Tetapi jika kita lihat pada harga penjualan hasil produk pertanian
yang menggunakan pupuk organik lebih menguntungkan ketimbang yang
menggunakan pupuk anorganik

Anda mungkin juga menyukai