Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan baik
akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah fisiologis
bukan patologis. Oleh karenanya asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi.
(Nugroho, Taufan.2014:1)
Untuk mengurangi peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia, dan juga untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin yang dikandungnya maka perlu dilakukan Asuhan Antenatal
(Antenatal Care).

Antenatal Care / Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut
sebagai Prenatal Care). Asuhan Antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
(Prawirohardjo, Sarwono.2014:278
Yang menjadi salah satu upaya pencegahan atau mengurangi komplikasi yang
sering terjadi dan juga dapat mengakibatkan kematian maka dilakukan ANC (antenatal
care) yang mana ANC ini dilakukan rutin sesuai dengan jadwal minimal kunjungan yaitu 4
kali. Dengan dilakukan ANC secara rutin bidan dapat megenali komplikasi yang dapat
muncul pada kehamilan Trimester III. Pemantauan yang maksimal dapat dilakukan untnuk
memaksimalkan pelayanan kepada pasien, sehingga tidak hanya bidan yang dapat
mengenali adanya komplikasi yang muncul namun juga pasien perlu diberikan pendidikan
mengenai kehamilannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah praktek klinik kebidanan diharapkan mahasiswa mampu melakukan
perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu dengan kehamilan
normal trimester I dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu dengan kehamilan normal trimester I
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu dengan kehamilan
normal trimester I
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu dengan kehamilan
normal trimester I
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan masalah
pada ibu dengan kehamilan normal trimester I
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya.

1.3 Metode Pengumpulan Data


Manajemen Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1.3.1 Wawancara : metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang
diteliti, metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat
digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau
cheklist.
1.3.2 Observasi : melakukan pemeriksaan, baik dengan inspeksi, palpasi, perkusi maupun
auskultasi.
1.3.3 Studi dokumentasi : dengan melihat data dan riwayat ibu direkam medik yaitu buku
KIA yang berisi riwayat ibu kunjungan ANC sebelumnya.
1.3.4 Pemeriksaan : pemeriksaan umum (tanda-tanda vital), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang
1.3.5 Studi kepustakaan : menggunakan buku-buku terbitan sepuluh tahun terakhir untuk
sumber teori

1.4 Sistematika Penulisan


Halaman Judul
Lembar Pengesahasan
Format Laporan Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Metode Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Fisiologi Kehamilan
2.1.4 Klasifikasi
2.1.5 Penatalaksanaan
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP
2.2.3 Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian Secara SOAP
BAB III TINJAUAN KASUS
Menggunakan Dokumentasi SOAP
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi analisis tentang kesenjangan antara teori dan praktik
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologis bagi wanita yang dimulai dari fertilisasi
kemudian janin berkembang di dalam uterus dan berakhir dengan kelahiran.
(Widatiningsih, Sri.2017:1)
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender Internasioanal. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester
pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu ke-
13hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40).
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 213)
2.1.2 Etiologi Kehamilan
Untuk terjadi kehamilan harus ada:
1. Spermatozoa
2. Ovum
3. Pembuahan ovum (konsepsi)
4. Nidasi (Implantasi) hasil konsepsi
5. Plasentasi
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 139)
2.1.3 Fisiologi Kehamilan
2.1.3.1 Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil Trimester III
Perubahan fisiologi sebagian sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus
berlanjut selama kehamilan. Secara fisiologis perubahan-perubahan yang dapat
terjadi selama kehamilan antara lain:
1. Sistem Reproduksi
Uterus
Pada trimester III, isthimus lebih nyata menjadi bagian dari korpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Kontraksi otot-otot bagian
atas uterus menjadikan SBR lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal segmen bawah yang tipis.
(Kuswanti, Ina.2014:90)
Serviks
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari
konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang
relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi). Proses perbaikan serviks terjadi
setelah persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan berkurang.
(Romauli, Suryati. 2011 : 75)
Vagina dan Perineum
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatkan ketebalan
mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos. Perubahan ini
mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
(Romauli, Suryati. 2011 : 74)
Ovarium
Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah
digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.
(Romauli, Suryati. 2011 : 76)
2. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg sampaiakhir kehamilan adalah 11-12 kg.
Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah
dengan menggunakan indeks masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi
tinggi berat badan pangkat dua.
(Romauli, Suryati. 2011 : 85)
3. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5.000-
12.000 dan mencapai puncaknya saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000-
16.000. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui
terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga
akan mengalami perubahan. Pada kehamilan terutama trimester ke-3, terjadi
peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan
monosit.
(Romauli, Suryati. 2011 : 83)
4. Sistem Respirasi
Pada 32 minggu keatas, usus tertekan uterus yang membesar kearah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak dan mengakibatkan kebanyakan wanita
hamil mengalami kesulitan bernafas.
(Kuswanti,Ina.2014: 92)
5. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.
Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar
dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.
(Romauli, Suryati. 2011 : 81)
6. Sistem Traktus Urinarius
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan uerter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat
kolon rektosimoid disebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan
ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
(Romauli, Suryati. 2011 : 81)
7. Sistem Integumen
Pada dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan paha yang disebut dengan strie
gravidarum.
Akan muncul linea nigra pada garis pertengahan perutnya. Dan muncul pula dengan
ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut chloasma.
Perubahan tersebut sebagai akibat dari hasil cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal yang menyebabkan pastinya belum diketahui. Estrogen dan
progesteron diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa
menjadi faktor pendorongnya.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2014 : 179)
8. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. akibat
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat
daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada
akhir kehamilan.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2014 : 186)

2.1.3.2 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester III
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena terpisah dari janinnya.
6. Merasa kehilangan perhatian
7. Perasaan sudah terlukah (sensitif).
8. Libido menurun.
(Kuswanti,Ina.2014: 96)

2.1.3.3 Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III


1. Sering buang air kecil (trimester I dan III)
Cara mengatasi:
a. Penjelasan mengenai sebab terjadinya.
b. Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
c. Perbanyak minum pada siang hari.
d. Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat
menganggu pada malam hari.
e. Batasi minum kopi, teh, soda.
f. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur,
yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah
diuresis.
2. Hemoroid (timbul pada trimester II dan III)
Cara mengatasi :
a. Hindari konstipasi.
b. Makan makanan yang berserat dan banyak minum.
c. Gunakan kompres es atau air hangat.
3. Keputihan (terjadi di trimester I, II, dan III)
Cara mengatasi:
a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari.
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
4. Sembelit (trimester II dan III)
Cara mengatasi:
a. Tingkatkan diet asupan cairan.
b. Buah prem atau jus prem
c. Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong.
d. Istirahat cukup.
e. Senam hamil.
f. Membiasakan buang air besar segera setelah ada dorongan.
g. Buang air besar segera setelah ada dorongan.
5. Kram pada kaki (setelah usia kehamila 24 minggu)
Cara mengatasi :
a. Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi).
b. Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang terkena.
c. Gunakan penghangat untuk otot.
6. Napas Sesak (pada trimester II dan III)
Cara mengatasi:
a. Jelaskan penyebab fisiologisnya.
b. Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernapasan pada
kecepatan normal yang terjadi.
c. Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik napas panjang.
d. Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan
7. Perut kembung (trimester II dan III)
Cara mengtatasi:
a. Hindari makanan yang mengandung gas.
b. Mengunyah makanan secara sempurna.
c. Lakukan secara teratur.
8. Pusing (trimester II dan III)
Cara mengatasi:
a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak.
c. Hindari berbaring dalam posisi terlentang
9. Sakit punggung atas dan bawah (trimester II dan III)
Cara mengatasi:
a. Gunakan posisi tubuh yang baik.
b. Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat.
c. Gunakan kasur yang keras.
d. Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung
10. Varises pada kaki (trimester II dan III)
Cara mengatasi :
a. Tinggikan kaki sewaktu beraring.
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
d. Senam untuk melancarkan peredaran darah.
e. Hindari pakaian atau korset yang ketat.
(Kuswanti,Ina.2014: 128)

2.1.3.4 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester III


Pada setiap kunjungan atenatal bidan harus mengajarkan pada ibu bagaimana
mengenal tanda-tanda bahaya dan anjurkan untuk datang ke klinik dengan segera
jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut.
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan kepada pasien adalah
sebagai berikut:
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Masalah penglihatan
4. Bengkak pada muka dan tangan
5. Nyeri abdomen yang hebat
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
(Kuswanti,Ina.2014: 133)
2.1.3.5 Kebutuhan Ibu Hamil Trimeter III
A. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1. Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini
disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan
oksigen meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada pada tempat-tempat yang
terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan oksigen.
2. Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil berat badan normal, pada trimester II dan III, tambahan
energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan
mengkonsumsi tambahan 100 gram daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair.
Idealnya kenaikan berat badan sekitar 500gr/minggu
3. Personal Hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil.
Personal hygiene yangburuk dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Sebaiknya
ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 kali sehari, menjaga
kebersihan alat genital dan celana dalam, dan menjaga kebersihan payudara.
4. Pakaian
Pakaian yang baik bagi wanita hamil adalah :
a. Longgar, nyaman, dan mudah dikenakan.
b. Gunakan kutang/BH dengan ukuran yang sesuai ukuran payudara dan mampu
menyangga seluruh payudara
5. Eliminasi
Iu sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III kehamilan. Sementara
frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Kebutuhan ibu hamil
akan rasa nyaman terhadap masalah eliminasi juga perlu mendapat perhatian.
a. Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga mengganggu
tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi
b. Gunakan pembalut utuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab sehingga
memudahkan masuk kuman.
c. Setiap habis bab dan bak, cebok dengan baik
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari agar produksi air kemihnya cukup
dan menghindari obstipasi.
6. Seksual
Wanita hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya sepanjang
hubungan seksual tersebut tidak mengganggu kehamilan
7. Mobilisasi dan body mekanik
Pertumbuhan rahim yang membesar akan menyebabkan peregangan ligamen-ligamen
atau otot-otot sehingga pergerakan ibu hamil menjadi terbatas dan kadangkala
menimbulkan rasa nyeri. Cara yang benar antara lain :
a. Melakukan latihan atau senam hamil agar otot-otot tidak kaku
b. Jangan melakukan pergerakan tiba-tiba
c. Jangan mengangkat secara langsung benda-benda yang cukup berat dan jongkoklah
terlebih dahulu baru kemudian mengangkat benda.
d. Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur
8. Exercise/senam hamil
Senam hamil merupakan suatu progam latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu
untuk mempersiapkan saat persalinan. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk
mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan
spontan.
9. Istirahat/tidur
a. Yoga
Yoga adalah olahraga fisik yang mengandalkan pernafasan dan pemusatan
pikiran. Teknik pengaturan nafas yang dilakukan dalam yoga menimbulkan rasa
rileks dan kelak sangat membantu dalam proses persalinan.
b. Tidur
Usahakan tidur malam 8 jam dan tidur siang 1 jam. Tidur yang cukup dapat
mebuat ibu menjadi rileks ,bugar dan sehat.
c. Mendengarkan musik
Selain memberikan perasaan relaks dan nyaman saat mendengarkan, ternyata
alunan musiknya sendiri dapat memberikan stimulus pada perkembangan janin.
d. Meditasi dan Berdo’a
Berdoa dan meditasi merupakan relaksasi ringan yang dapat dilakukan oleh
semua ibu hamil. Manfaatnya dapat menenangkan pikiran agar terpusat pada
satu hal, yaitu kesehatan janinnya. Ini akan menolong calon ibu siap secara
emosi menghadapi persalinannya.
e. Pijat
Pijat adalah terapi tradisional yang dapat mengusir kelelahan fisik,
memperlancar peredaran darah dan menghilangkan ketegangan pikiran.
(Nugroho, Taufan.2014 : 82)
B. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
Emosi seorang wanita selama hamil akan berbeda dengan masa sebelum hamil.
Wanitacenderung sensitif ketika masa kehamilannya meningkat. Beberapa wanita
mengalami stress dimana hal tersebut terjadi karena adanya penyesuaian terhadap
kehamilan, kecemasan terhadap janinnya, stressyang ditimbulkan dalam keluarga,
aktivitas seksual, penolakan terhadap kehamilan, tekanan sosial budaya, pekerjaan,
bahkan stress yang ditimbulkan oleh tenaga kesehatan. Dukungan bisa berasal dari
berbagai pihak baik itu dari suami, orangtua, anak, teman dan orang-orang
disekelilingnya.
a) Support keluarga
b) Support dari tenaga kesehatan
c) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
d) Persiapan menjadi orang tua
e) Persiapan sibling
(Romauli, Suryati. 2011 : 153)
2.1.3.6 Tanda dan Gejala

 Tanda kemungkinan kehamilan meliputi :


1. Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah
menjadi lunak bentuknya globuler. Teraba balotemen, tanda ini muncul pada
minggu ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion
cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada benda terapung atau melayang dalam
cairan.
a. Tanda Piskacek’s
Uterus membesar salah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan
pembesaran tertentu.
b. Suhu basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 derajad sampai
37,8 derajad, adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering
dipakai dalam pemeriksaan kehamilan.
c. Perubahan-perubahan pada servik
a. Tanda hegar
Pelunakan pada daerah ismus uteri, sehingga daerah tersebut pada
penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah di fleksikan
dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat
pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7 sampai 8.
b. Tanda Gooedell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Servik terasa lebih lunak.
Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
c. Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda chadwick
d. Tanda Mc. Donald
Fundus uteri dan servik mudah di fleksikan satu sama lain dan
tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan ismus.
2. Pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu
uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi rongga perut.
3. Kontraksi uterus
Muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang tetapi tidak di
sertai rasa sakit.
4. Pemeriksaan tes Biologis kehamilan
Pada pemeriksaaan ini hasil positif, dimana kemungkinan positif palsu.
(Romauli, Suryati. 2011: 94)
 Tanda Pasti Kehamilan
Data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah kehamilan yang di ketahui
melalui pemeriksaan dan di rekam oleh pemeriksa.
1. DJJ
Dapat di dengar oleh stetotoskop laenec pada minggu ke 17 sampai 18. Pada
orang gemuk, lebih lambat. Dengan dopler dapat di dengar sekitar minggu ke
12
Melakukan auskultasi pada janin dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi lain,
bising tali pusat , bising uterus dan nadi ibu.
2. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin bermula pada usia kehamilan 12 minggu tetapi ibu bisa
merasakannya pada usia kehamilan 16-20 minggu .
3. Tanda Braxton-Hiks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam
masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan
misalnya pada mioma uteri, maka tanda ini tidak ditemukan.
(Romauli, Suryati.2011: 96)
 Diagnosa Banding
1. Hamil Palsu
Gejala dapat sama seperti kehamilan. Namun pada pemeriksaan uterus tidak
membesar tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
2. Mioma Uteri
Perut dan rahim membesar, namun pemeriksaan rahim terasa padat, kadangkala
benjol-benjol tanda-tanda kehamilan negatif.
3. Kista Ovari
Perut membesar bahkan semakin bertambah besar namun pada pemeriksaan
dalam rahim teraba biasa reaksi kehamilan negatif.
4. Kandung kemih penuh dan reaksi urin
Pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing
5. Hemtometra

(Romauli, Suryati.2011: 97)


 Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil
1. Tes kehamilan positif
Tes kehamilan dilakukan berdasarkan produksi human chorionic
gonadotropin (hCG), yang merupakan produk sinsitioblas, lapisan luar
trofoblas. Sinsitiotropoblas berdiferensiasi dan mensekresi hCG saat trofoblas
masuk kedalam endometrium kemudian berimplantasi.
(Rahayu, Sri. 2013 : 16)
2. Roentgenografi (film sinar X)
Rangka janin dapat divisualisasikan dengan menggunakan
roentgenografi (film sinar X). rangka janin dapat terlihat pertama kali pada
minggu ke-12 karena pusat osifikasi telah terbentuk pada sebagian besar tulang.
Rangka tulang dapat terlihat jelas pada minggu ke-16, namun pemeriksaan ini
tidak dianjurkan sebagai penegak diagnosis karena berbahaya bagi janin.
(Rahayu, Sri. 2013 : 17)
3. Kardiotokografi (KTG) janin
Kardiotokografi (KTG) merupakan salah stu alat elektronik yang
digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia
janin, seberapa jauh gangguan tersebut, dan akhirnya menentukan tindak lanjut
dari hasil pemantauan tersebut, melalui penilaian pola denyut jantung janin
dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 221)

4. Contraction Stress Test (CST)


Pemeriksaan CST diaksudkan untuk menilai gambaran denyut jantung
janin dalam hubungannya dengan kontraksi uterus. CST biasanya dilakukan
untuk memantau kesejahteraan janin saat proses persalinan terjadi (inpartu).
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 232-233)
5. Velosimetri Doppler
Velosimetri Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan
efek ultrasonografi dan efek Doppler.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 236)
6. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan
mengguanakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi
suatu organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonic yang
dipantulkan oleh organ.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 247)
2.1.4 Klasifikasi Kehamilan
Masa kehamilan dibagi menjadi beberapa bagian waktu. Beberapa peneliti membagi
masa kehamilan ibu menjadi tiap 3 bulan (trimester)
1. Trimester 1 dimulai dari minggu 1 sampai dengan ke-12
2. Trimester 2 dimulai dari minggu ke 13 sampai dengan ke-27
3. Trimester 3 dimulai dari minggu ke 28 hingga waktu kelahiran bayi
(Anggraeni, Olivia.2017:31)
2.1.5 Penatalaksanaan
Kunjungan Waktu Kegiatan
Trimester ketiga Antara 1. Membina hubungan saling percaya antara bidan
minggu dan ibu hamil.
28-36 2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya.
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia
kehamilan.
4. Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan.
5. Mengajari dan mendorong perilaku yang sehat
(cara hidup sehat bagi wanita hamil, nutrisi,
mengantisipasi tanda-tanda bahaya kehamilan)
6. Menimbang BB, mengukur TD, memberikan
imunisasi Tetanus Toxoid, tablet besi.
7. Mulai mendiskusikan mengenai persiapan
kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
kegawatdaruratan.
8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
9. Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan.
10. Menentukan tinggi fundus uteri.
11. Kewaspadaan khusus mengenai pre-eklampsia
(tanya ibu tentang gejala-gejala pre-eklampsia,
pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa
urine untuk mengetahui proteinuria).
12. Melakukan palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.
Setelah 36 13. Mendeteksi letak janin dan kondisi lain serta kontra
minggu indikasi untuk bersalin diluar RS.

(Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas. 2003)
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah- langkahnya :
1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi/penilaian
 Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk
mengkaji pasien

Riwayat

Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan Data

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Penunjang

Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien. Data dasar
tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik dan panggul serta
tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah Sakit/RB/Puskesmas.
Pengumpulan data ini mencakup Data Subjekti dan Objektif sebagai Berikut :

A. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas (biodata)
Data yang harus dikumpulkan adalah nama pasien, umur, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat kantor, dan alamat
rumah.selain itu, juga perlu dikaji nama suami, umur suami, suku/bangsa suami,
agama suami, pendidikan suami, pekerjaan suami, penghasilan suami, alamat
kantor suami dan alamat rumah.
2) Keluhan Utama
Data ini untuk mengkaji apa saja yang dikeluhkan oleh ibu. Pada ibu hamil
trimester ke 3, biasanya ibu mengeluhkan nyeri punggung bagian bawah, varises,
sering BAK pada malam hari, susah untuk BAB, sesak napas, dan nyeri ulu hati
(Sri Rahayu, 2013 : 42).
3) Riwayat Menstruasi
Meliputi usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, jumlah darah
yang keluar, gejala premenstrual (dishmenorhoe), hari pertama haid terakhir.
(Sri Rahayu, 2013 : 22)
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
Meliputi :
1. Gravida/para
2. Golongan darah Rh dan ABO
3. Pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
- Tanggal kelahiran
- Usia gestasi saat persalinan terjadi
- Tempat persalinan
- Lama persalinan
- Jenis persalinan (spontan, bedah sesar, forsep atau ekstrasi vacuum)
- Masalah obstetrik, medis dan sosial pada masa kehamilan, persalinan,
nifas
- Berat badan lahir
- Jenis kelamin bayi
- Kelainan kongenital atau komplikasi neonates
- Status bayi saat dilahirkan (hidup atau mati)
(Sri Rahayu, 2013 : 23)
5) Pola Makan dan Minum
Meliputi pola makan ibu sebelum dan saat hamil, pola minum ibu sebelum
dan saat hamil, dan perubahan pola makan yang dialami oleh ibu seperti ngidam,
nafsu makan menurun
6) Pola Aktifitas Sehari-Hari
Meliputi pola istirahat ibu sebelum dan saat hamil, pola tidur ibu sebelum
dan saat hamil, dan pola hubungan sexual sebelum dan saat hamil.
7) Pola Eliminasi
Meliputi pola BAB ibu sebelum dan saat hamil, pola BAK ibu sebelum dan
saat hamil. Yang perlu dikaji dari pola BAB dan BAK adalah warna, konsistensi,
dan bau.
8) Riwayat KB
Meliputi kontrasepsi yang pernah digunakan oleh ibu, dan rencana
kontrasepsi yang akan digunakan.
9) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Meliputi tanggal persalinan, tempat persalinan, umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong, penyulit, jenis kelamin anak, berat badan anak, panjang
badan anak, riwayat nifas.
10) Riwayat Penyakit Yang Sedang Diderita
Hal ini penting sekali untuk dikaji karena untuk mengetahui apakah ibu
sedang menderita suatu penyakit sehingga cepat untuk dilakukan penanganan.
11) Riwayat Penyakit Yang Lalu
Hal ini penting untuk dikaji karena untuk mengetahui apakah ibu menderita
penyakit dimasa yang lalu.
12) Riwayat Penyakit Keturunan
Hal ini penting untuk dikaji karena untuk mengetahui apakah ibu memiliki
penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, asma, epilepsy,
TBC.
13) Perilaku Kesehatan
Meliputi apakah ibu minum alkohol atau obat-obatan, jamu yang sering
digunakan, apakah ibu merokok, makan sirih dn minum kopi, dan berapa kali ibu
ganti celana dalamnya (untuk mengetahui apakah ibu benar-benar
memperhatikan personal hygiene nya atau tidak).
14) Riwayat Sosial
Meliputi apakah kehamilan ini direncanakan oleh ibu, jenis kelamin apa
yang diharapkan oleh ibu dan juga keluarga, status perkawinan ibu, berapa kali
perkawinan, lama perkawinan, jumlah anggota keluarga dirumah.
15) Kepercayaan Yang Berhubungan Dengan Kehamilan, Persalinan Dan Nifas
Disini kita mengkaji apakah ibu memiliki kepercayaan atau adat istiadat
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas, misalnya untuk orang
jawa ada mitoni, tingkepan, brokohan, sepasaran dan lain-lain.
16) Keadaan Psikososial
Meliputi bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan juga masyarakat
setempat. Selain itu, bisa juga respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan
keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan
penolong yang diinginkan
(Wafi Nur, 2013 : 137)
DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
 Keadaan umum
 Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
 Lila : >23.5 cm
 Berat Badan : berat badan diperkirakan akan bertambah 12,5 kg.
 Tinggi Badan : >145 cm
(WHO. 2013 : 24)
2) Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
 Kepala
 Mata
 Hidung
 Hiegene mulut dan gigi
 Karies
 Bentuk dan ukuran abdomen
 Payudara (pembesaran dan adanya striae)
 Parut atau bekas luka operasi
 Gerakan janin
 Varises atau pelebaran vena
 Hernia
 Edema
 Kebersihan kulit
 Vulva/perineum adakah varises, konndiloma, edema, hemoroid, atau
kelainan lain.
Palpasi

 TFU (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu)


 Usia kehamilan TM III adalah berkisar antara 26 cm – 33 cm.
TFU yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan
dengan rumus :
(UK dalam minggu + 2 ) cm
TFU Usia Kehamilan

1/3 diatas pusat 28 minggu

½ pusat – prosessus xifoideus 34 minggu

Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu

Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus 40 minggu

 Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV :


Leopold I : menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus uteri
(dilakukan sejak TM I)
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu
(dilakukan mulai akhir TM II)
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian
babwah uterus (dilakukan mulai akhir TM II)
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke PAP
(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)

Auskultasi

 DJJ menggunakan fetoskop atau doppler (jika UK >16 minggu). DJJ normal
120-160x/menit
(WHO. 2013 : 25-26)
3) Pemeriksaan Panggul luar
Distansia Spinarum : 24 – 26 cm

Distansia Cristarum : 28 – 30 cm

Konjugata Eksterna : 18 – 20 cm

Lingkar Panggul : 80 – 90 cm

Distansia tuberum : ±10, 5 cm

(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 198)


4) Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : >12, 5 g/dl

(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 183)


5) Kesimpulan
G..P..... Uk 28-40 minggu, tunggal, hidup intra uterine, presentasi kepala, letak
membujur, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik.
 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data menentukan
diagnosa
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada beberapa
masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai dianosa, tetapi perlu
dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan komprehensif. Masalah-
masalah berhubungan dengan pengalaman nyata yang ditetapkan sebagai diagnosa
dan sering identifikasi bidan tertuju pada pengalaman-pengalaman tersebut
misalnya :
Menginterpetasikan Data

Diagnosa Masalah

Dalam lingkup praktik kebidanan

Diagnosa : Wanita Hamil Trimester III.


Masalah : Mungkin perempuan tersebut takut menghadapi proses persalinan. Takut
tidak sesuai dengan standar diagnosa, tetapi pasti menjadi masalah yang perlu dikaji
lebih lanjut untuk menentukan rencana untuk mengurangi rasa takut.

 Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa


lain
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini penting
untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan guna keamanan
pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan dan persiapan kemungkinan
terjadinya kegawatdaruratan.

Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Antisipasi Masalah Potensial

Bila memungkinkan guna keamanan pelayanan. Kemudian menentukan tindakan


pencegahan dan persiapan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.

 Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/ identifikasi


kebutuhan segera
Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan prenatal
tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian untuk mendapatkan
data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap dilakukan. Sementara pada suatu
ketika dalam situasi emergensi yang memerlukan bidan harus bertindak segera
untuk kepentingan kehidupan ibu dan bayi. Selain itu situasi yang memerlukan
tindakan segera ketika menunggu intervensi dokter seperti prolap tali pusat. Situasi
lain yang tidak emergensi tetapi mungkin membutuhkan manajemen konsultasi dan
kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
 Langkah ke V (lima): Perencanaan
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan terdahulu
(langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk mengantisipasi masalah serta
diagnosa. Selain itu perlu untuk mendapatkan data yang belum diperoleh atau
tambahan informasi data dasar.

Rencana Asuhan

Penyuluhan Perujukan Klien Konseling

Dx : G…P..Uk.. dengan kehamilan normal


Perencanaan dan rasional :
a. Bina hubungan saling percaya antara petugas dan ibu.
Rasional : Kepercayaan yang diberikan ibu kepada petugas dapat memudahkan
petugas dalam pemeriksaan dan pengkajian.
b. Beritahukan hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu dapat mengetahui kondisi janinnya bahwa janinnya tidak ada
masalah.
c. Berikan konseling kepada ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya
kehamilan.
Rasional : Tanda-tanda persalinan dan tanda-tanda bahaya kehamilan
diberitahukan secara dini agar ibu waspada dan jika sewaktu-waktu terdapat
tand-tanda seperti yang telah dijelaskan maka ibu langsung menuju ke faskes
terdekat.
d. Jadwalkan kunjungan berikutnya yaitu kunjungan ulang setiap seminggu sekali.
Rasional : Mengetahui perkembangan kesehatan dari ibu dan janin.
e. Kolaborasi dengan dokter (jika diperlukan) untuk tindak lanjut.
Rasional : Dokter berwenang dalam memberikan terapi berupa obat.
 Langkah ke VI (keenam): Implementasi
Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang telah
dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan secara mandiri atau
sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan lainnya. Dengan model ini bidan
berkolaborasi dengan dokter atau profesi lain untuk manajemen asuhan pasien
dengan komplikasi.

Penatalaksanaan Asuhan
Tanggung jawab Bidan
1. Oleh bidan
2. Kolaborasi dengan dokter Asuhan menjadi efisien
3. Oleh tenaga kesehatan
lain

Dx :G…P..Uk.. dengan kehamilan normal


Tanggal….
Jam…
Pelaksanaan :
a. Membina hubungan saling percaya antara petugas dan ibu .
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan.
c. Memberikan konseling kepada ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan tanda
bahaya kehamilan.
d. Menjadwalkan kunjungan berikutnya yaitu kunjungan ulang setiap seminggu
sekali.
e. Berkolaborasi dengan dokter (jika diperlukan) untuk tindak lanjut.

 Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.


Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan yang telah
dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya apakah benar-benar
memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari evaluasi atau penilaian adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
implementasi asuhan berdasarkan analisa.

Evaluasi asuhan efektif atau tidak efektif

Penyesuaian Asuhan

Mengulang kembali proses penatalaksanaan kebidanan


Dx :G…P..Uk.. dengan kehamilan normal
Tanggal…
Jam…
Evaluasi :
S (subyektif) : Mencatat semua keluhan pasien
O (Obyektif) : Mencatat hasil pemeriksaan
A (Analisa): Mencatat diagnosa, masalah yang terjadi dan
kebutuhan
P (Planning) : Merencanakan pelayanan yang akan diberikan.

2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP


Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri
dari empat langkah yaitu;
 S : Data Subjektif
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi
pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
Pada orang yang bisu, di bagian data di belakang “S” diberi tanda “0” atau
“X” ini menandakan orang itu bisu. Data subyektif menguatkan diagnosa yang
akan dibuat.
 O : Data Objektif
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian
teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG, dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini.
Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari
diagnosa yang akan ditegakkan.
 A : Analisa/Assessment
Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah
manejemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi
diagnosa/masalah potensial, dan identifikasi dan menetapkan kebutuhan
tindakan/penanganan segera.
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun
objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian
adalah sesuatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang
penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan
baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat.
Pada tahap ini identifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi
yang rasional/logis. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidn atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
 P : Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.
2.2.3 Bagan alur berfikir Varney dan pendokumentasian secara SOAP

Alur pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses pendokumentasian Pendokumentasian


kebidanan 7 langkah Varney

7 langkah Varney SOAP Notes


Subjektif
Data
Objektif
Masalah/Diagnosa
Antisipasi masalah
potensial
Menetapkan kebutuhan Assessment
segera untuk
konsultasi/kolaborasi

Merencanakan asuhan Penatalaksanaan :


yang menyeluruh 1. Konsul
Melaksanakan asuhan 2. Tes diagnisik
3. Rujukan
Mengevaluasi keefektifan 4. Pendidikan/konseling
asuhan 5. Follow up
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2014 .Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Direktorat Jendral Perawatan Medik Departemen Kesehatan RI. Standar Asuhan
Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas
Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuha Medika.
Widitaningsih, Sri dan Christin Hiyana.2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Trans Medika
Anggraeny,Olivia dan Ayuningtyas Dyan.2017. Gizi, Prakonsepsi, Kehamilan, dan
Menyusui. Malang:UB Press
Kuswanti, Ina.2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahayu, Sri.2013. Modul Penatalaksaan Kehamilan Nornal. Malang: Poltekkes
Kemenkes Malang
Romauli,Suryati. 2011 .Buku Ajar Askeb I:KonsepDasarAsuhanKehamilan. Yogyakarta:
NuhaMedika.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan baik
akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah
fisiologis bukan patologis. Oleh karenanya asuhan yang diberikan pun adalah asuhan
yang meminimalkan intervensi.
Kehamilan merupakan proses fisiologis bagi wanita yang dimulai dari
fertilisasi kemudian janin berkembang di dalam uterus dan berakhir dengan kelahiran.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender Internasioanal. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu ke-13hingga
minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-kasus
pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP dan alur berpikir Varney serta
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan
sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap klien.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Asuhan yang diberikan sudah cukup baik dan hendaknya agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan
setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas
dan BBL.
5.2.3 Bagi Klien
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena
mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil dengan
melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan.
5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan bagi yang
membutuhkan Asuhan Kebidanan dan acuan pada penanganan kontrasepsi suntik
kombinasi.

Anda mungkin juga menyukai