Makalah Peranan Etika-1
Makalah Peranan Etika-1
Selaku penulis, saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saya membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan makalah
selanjutnya. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Penulis
MOKHAMMAD HASYIM
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.......................................................................................Latar Belakang
1.2.......................................................................................Tujuan
1.3.......................................................................................Perumusan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
a........................Kajian Teori
b..........................pembahasa
BAB III
a......................penanggulangan bahaya narkoba
b......................BPBD
c......................wawasan berbangsa dan bernegara
PENUTUP
a................................................................................Kesimpulan
b..........................................................................................Rekomendasi
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan
pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun
bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa
dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi
mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang
buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam
lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak
mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga bermunculanlah mahasiswa-
mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan
dan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi
obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi
dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian
dianggap hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan makna
dari etika. Seperti kita ketahui, etika sangat penting dalam kehidupan saat ini, baik dalam
masyarakat maupun kampus. Tetapi sayang saat ini sedikit-demi sedikit etika sudah mulai
ditinggalkan seperti cara berbicara dengan dosen, cara berpakaian, dan lain-lain. Dikhawatirkan
lama-kelamaan masyarakat kampus akan menjadi tidak beretika. Dapat dibayangkan bagaimana
jika kampus tanpa etika. Antara yang baik dengan yang buruk akan sulit dibedakan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, peranan etika bagi mahasiswa diharapkan dapat
mewujudkan dan menumbuhkan etika, moral, akhlaq dan tingkah laku yang positif Sebagai
Pedoman Mahasiswa dalam Kehidupan di Kampus. Namun secara umum karya tulis ilmiah ini
bertujuan untuk:
BAB II
LANDASAN TEORI
Pernahkah Anda mendengar dan melihat sebuah tragedi yang telah terjadi beberapa tahun
yang lalu seperti: tragedi Trisakti, tragedi 27 Juli, peristiwa Ambon, peristiwa Aceh, tragedi
Lampung, dan peristiwa Malari Banyuwangi. Apabila kita mengingat kembali tragedi Semanggi
I yang terjadi pada tanggal 11-13 November 1998 dan tanggal 24 September 1998 tanggal
dimana terjadinya tragedi Semanggi II. Tragedi ini menunjukkan kepada dua kejadiaan protes
masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda sidang istimewa yng mengkibatkan tewasnya
warga sipil sebanyak 17 warga sipil, kemudian kejadian kedua yaitu tragedi Semanggi II
menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta serta
menyebabkan 217 korban luk-luka. Pada saat itu, masyarakat dan mahasiswa menolak sidang
istimewa 1998 dan juga menentang dwi fungsi ABRI/TNI. Sepanjang diadakannya sidang
istimewa itu masyarakat berabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke
jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian
sangat besar dari seluruh Indonesia dan dunia internasional. Hampir seluruh sekolah dan
universitas di Jakarta, tempat diadakannya sidang istimewa tersebut diliburkan untuk mencegah
mahasiswa karena di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa.
Para pelaku utama dari peristiwa di atas sebagian besar adalah mahasiswa yang pada
dasarnya menginginkan keadilan dan memperjuangkan sebuah makna dari kata kebenaran.
A. Pengertian Mahasiswa
Peranan Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Filsafat terdiri dari tiga kerangka besar,
yaitu teori pengalaman, teori hakikat, dan teori nilai. Teori nilai mencakup dua cabang filsafat
yang cukup terkenal: etika dan estetika. Yang keduanya membicarakan masalah nilai. Nilai
adalah harga; sesuatu mempunyai nilai bagi seseorang karena ia berharga bagi dirinya. umumnya
orang akan mengatakan bahwa nilai sesuatu melekat pada benda dan bukan di luar benda, tetapi
ada juga yang mengatakan bahwa nilai itu ada di luar benda.
Sebelum lebih mendalami makna atau pengertian dari etika, saya akan memberikan contoh kasus
yang berhubungan dengan etika dan mahasiswa. Peristiwa ini terjadi di Makasar, pelaku dari
peristiwa ini adalah mahasiswa UMI (Universitas Muslim Indonesia) yang pada saat itu
mengenakan jas almamater berwarna hijau sedang berdemonstrasi. Para mahasiswa UMI tadi
ramai-ramai memukuli salah seorang professor yang saat itu dalam kondisi sakit hendak diantar
ke rumah sakit, hanya kerena anak beliau hendak memindahkan pagar penghalang jalan utama
karena hendak buru-buru mengantar sang professor ke rumah sakit. Memalukan! Mungkin itu
yang Anda katakan ketika mengetahui peristiwa yang melibatkan para mahasiswa ini.
Dimanakah etika mereka semua? Apakah mereka berpikir apakah dampak yang akan mereka
terima setelah mereka menganiaya perofessor itu?.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan,
adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Jadi, etika adalah nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika tidak sama dengan etiket, “Etika” berarti “moral” dan “Etiket” berarti “sopan santun”.
Etika berkaitan dengan nilai, norma, dan moral. Di dalam Dictionary of Sosciology and
Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai dan pada suatu
benda untuk memuaskan manusia. Jadi nilai itu hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
Etika Kampus
. Etika kampus adalah ketentuan atau peraturan yang mengatur perilaku/atau tata krama
yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Ubaya. Etika kampus meliputi 2 hal penting yaitu
ketertiban dan tata krama.
1. Ketertiban
Kampus Ubaya merupakan tempat belajar mengajar sebagai tempat berlangsungnya misi
dan fungsi perguruan tinggi. Dalam rangka menjaga kelancaran fungsi-fungsi tersebut,
Ubaya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan tugas Tri Dharma
Perguruan Tinggi, memerlukan penyatuan waktu kegiatan beserta ketentuan-ketentuan di
dalam kampus, antara lain:
a. Ketentuan Umum
Semua kegiatan yang membawa nama atau terkait dengan unstitusi Ubaya
harus seijin Rektor.
Kegiatan di dalam Kampus Ubaya hanya dapat berlangsungnya antara
pukul 06.00 WIB. sampai dengan pukul 22.00 WIB;
Kegiatan diluar waktu yang telah ditentukan, atau pada hari libur dan hari
besar harus seijin Rektor Ubaya yang wewenangnya dapat dilimpahkan
kepada Wakil Rektor.
Mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir atau tugas-tugas
lainnya yang memerlukan waktu di luar ketentuan harus menunjukkan
rekomendasi dari :
Wakil Rektor I melalui ketua jurusan/atau Wakil Dekan untuk
tugas-tugas akademik/kurikuler;
Wakil Rektor II melalui Wakil Dekan /Kepala Biro Pelkam untuk
kegiatan kokurikuler/ekstrakurikuler;
Wakil Rektor II melalui Wakil Dekan atau kepala unit terkait
untuk urusan Umum.
Pengaturan serta pengawasan pemberian ijin dilakukan oleh keamanan
serta pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
b. Penggunaan Nama dan Lambang UBAYA
Penggunaan nama dan lambang Ubaya harus sesuai dengan misi dan
tujuan Ubaya dalam pelaksanaan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi;
Organisasi atau lembaga di lingkungan Ubaya diwajibkan menggunakan
nama dan atau lambang Ubaya sebagai bagian dari nama organisasi atau
lembaga tersebut;
Termasuk dalam pengertian organisasi atau lembaga pada butir 2 adalah :
Perangkat kelengkapan organisasi sebagaimana ditentukan dalam
Struktur Organisasi Ubaya;
Organisasi Kemahasiswaan sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan Rektor;
Panitia atau lembaga lain yang dibentuk atau diberi izin oleh
Rektor
c. Atribut
Warga kampus berkewajiban berbusana sesuai dengan acara kegiatan di kampus,
antara lain :
Kuliah/ujian/ke kantor administrasi (menghadap dosen) dan konsultasi,
diwajibkan memakai pakaian yang sopan, rapi, dan bersepatu;
Praktikum, diwajibkan menggunakan pakaian yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Olahraga, diwajibkan menggunakan pakaian olahraga;
Jaket almamater, diwajibkan dipakai pada kegiatan resmi yang
diselenggarakan oleh lembaga kemahasiswaan dan/atau Fakultas dan/atau
Universitas.
d. Kebersihan Lingkungan Setiap warga kampus:
Harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan fisik, baik bangunan,
ruang terbuka dan infrastruktur yang berada di lingkungan kampus
Universitas Surabaya;
Tidak diperbolehkan membuat tulisan-tulisan atau coretan-coretan pada
dinding bangunan, pagar, atau asesoris-asesoris ruang terbuka lain di
lingkungan kampus;
Memelihara, menata dan membersihkan kembali ruang-ruang dan barang-
barang yang telah selesai digunakan untuk setiap kegiatan kampus;
Harus senantiasa memelihara menata serta menjaga kelestarian, taman-
taman yang ada dilingkungan kampus.
Membuang sampah/kotoran pada tempat sampah yang telah disediakan;
e. Keamanan dan Kenyamanan
Keamanan dan kenyamanan kampus adalah kondisi lingkungan kampus yang
mampu memberikan rasa tenteram secara fisik maupun psikis bagi warga kampus.
Setiap warga kampus wajib ikut menciptakan, memelihara menjaga kelangsungan
kondisi kampus yang tenteram, antara lain:
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta memperhatikan sopan santun
berlalu lintas dalam lingkungan kampus;
Melaporkan atau memberitahukan serta mengingatkan apabila melihat dan
atau mengetahui kondisi-kondisi yang diperkirakan dapat menimbulkan
gangguan keamanan kenyamanan, ketertiban dan ketenteraman kampus;
Menempatkan kendaraan pada tempat parkir yang disediakan
2. Tata Krama/Etiket
Tata krama merupakan kebiasaan sopan santun dalam lingkungan pergaulan antara warga
kampus Universtas Surabaya yang selalu menuntut tingkah laku terhormat. Ruang
lingkup tata krama kehidupan kampus meliputi hubungan antara mahasiswa dengan
mahasiswa, mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa dengan karyawan. Sesama warga
kampus diharapkan saling menghormati yang santun sehingga warga kampus dihimbau
untuk:
o Menggunakan tata krama yang layak dan berlaku dalam bermasyarakat, baik
dalam pembicaraan tatap muka maupun pembicaraan melalui sarana komunikasi
(telepon atau surat);
o Memperhatikan toleransi antar umat beragama, menghindari tindakan yang bisa
mengundang perkara-perkara berbau SARA (Suku, Agama, Ras, Antara
golongan, daerah) maupun gender;
o Menjunjung tinggi tata nilai (core values). Tata nilai tersebut meliputi : ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran, keterbukaan kerendahan hati, kreatif,
keberanian memperjuangkan kebenaran, berintegritas, kepedulian terhadap nilai
kemanusiaan dan kesadaran mewujudkan visi.
Sanksi
Sanksi adalah tindakan yang dilakukan oleh Rektor atau Dekan Fakultas/Direktur Potek Ubaya
di lingkungan Ubaya terhadap pelanggaran yang dilakukan mahasiswa.
Jenis peringatan dan sanksi :
1. Nilai-nilai kenikmatan
Dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan yang
menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
2. Nilai-nilai kehidupan
Dalam tingkatan ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi kehidupan misalnya kesehatan,
kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum.
3. Nilai-nilai kejiwaan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan
jasmani maupun lingkungan. Misalnya nilai keindahan, kebenaran maupun lingkungan.
4. Nilai-nilai kerohanian
Dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci. Misalnya nilai-nilai
pribadi. Ada empat macam nilai-nilai kerohanian, yaitu:
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada perasaan manusia.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia.
d. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber
kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral mengandung
integritas dan martabat pribadi manusia. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian
seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Jadi norma sebagai penuntun sikap dan
tingkah laku manusia. Antara norma dan etika memiliki hubungan yang sangat erat yaitu etika
sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.
1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku
manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas
kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap
sebagai orang baik di dalam masyarakat.
D. PERANAN ETIKA DALAM KEHIDUPAN KAMPUS
Dikampus, biasanya sudah terdapat atau tercantum atau tertulis peraturan-peraturan yang
mengatur kehidupan kampus, baik itu peraturan dalam kegiatan belajar mengajar, peraturan
asrama (bila mempunyai asrama), dan lain-lain. Akan tetapi tidak semua hal tertulis dalam
peraturan tersebut. Seperti hukum, hukum ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Begitu pula
peraturan, ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis, dan biasanya yang tidak tertulis inilah
yang sering dilanggar seperti :
Terlambat masuk kelas
Terlambat masuk asrama pada malam hari tanpa alasan yang pasti
Membuat keributan di asrama
Tidak melaksanakan piket harian
Tidak hormat terhadap orang yang lebih tua
Dan lain-lain
Padahal antara yang tertulis dengan tidak tertulis sama-sama penting. Akan tetapi masih
sering atau malahan terlalu sering peraturan itu dilangar. Mereka menganggap itu bukan hal formal
karena tidak tertulis.
Mereka sering melanggar karena mereka belum begitu mengetahui akan manfaat etika itu
sendiri. Manfaat etika sangatlah banyak diantaranya :
Akan membuat seseorang disenangi, disegani, dan dihormati orang lain
Memudahkan hubungan baik dengan orang lain sehinga melancarkan kegiatan hidup dan usaha-
usaha lainnya
Memberikan keyakinan pada diri kita sendiri pada waktu menghadapi orang lain dari berbagai
lapisan atau tingkatan
Dapat meningkatkan citra pribadi seseorang
Dengan kita beretika maka kita dapat diterima dilingkungan mana saja sehingga tercipta
keharmonisan dan kedamaian. Dengan terciptanya suasana harmonis dan damai maka kampus
akan terasa nyaman sehingga menunjang prestasi kampus tersebut.
E. Pengertian Moral dan Peranannya
Sebagai mahasiswa yang dipandang masyarakat sebagai golongan berpendidikan dan
berintelektual tinggi, kita seharusnya sadar dan menjaga nilai moral kita dari segala hal yang
menyimpang. Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan
keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum
terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan
kesenangan) maka berarti telah berada persimpangan jalan . Jika hari ini mahasiswa lebih
mementingkan kegiatan bersenang-senang untuk dirinya sendiri, dibanding memperhatikan dan
memperbaiki kondisi masyarakat dan memusatkan pada hal – hal yang lebih ilmiah dan
menyentuh kerakyat maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu
generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan
mahasiswa. Kita yang seharuusnya dapat meluruskan nilai moral masyarakat yang menyimpang,
tidak akan dapat berperan serta bila kita sendiri hilang arah dan tidak memerdulikan moral. Oleh
karena itu, perlu ditanamkan kesadaran penuh dan pengetahuan mendalam mengenai moral dan
budi pekerti demi memajukan bangsa ini.
Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam contoh
kasus mahasiswa Universitas Muslim Indonesia yang sudah diceritakan di atas, dapat kita nilai
bahwa etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan
memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya
sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan etika menjadi
sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis. Dengan etika
mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah
mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita
dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan
mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT. yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang
baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk
hidup ataupun benda mati.
Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus memahami betul arti dari
kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila sedang berdemonstrasi
memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung jawab.
Bebas dimengerti sebagai terlepas dari segala kewajiban dan keterkaitan. Kebebasan dilihat
sebagai izin atau kesempatan untuk berbuat semaunya. Banyak mahasiswa yang tidak beretika
salah mengartikan kebebasan, mereka mengartikan kebebasan dalam arti kesewenang-wenangan.
Kata “bebas” disalahgunakan sebab “bebas” sesungguhnya tidak berarti “lepas dari segala
keterkaitan”. Jadi kebebasan yang sejati adalah kebebasan yang mengandaikan keterikatan oleh
norma-norma.
Kebebasan pertama-tama dibatasi oleh faktor-faktor dari dalam, baik fisik maupun psikis.
2. Lingkungan
Kebebasan dibatasi juga oleh lingkungan, baik alamiah maupun sosial. Contohnya orang yang
berasal dari lingkungan miskin tidak bebas masuk perguruan tinggi karena yang ingin masuk
perguruan tinggi harus memenuhi syarat yang tidak bisa dipenuhi oleh golongan orang yang
kurang mampu.
Kebebasan ini dibatasi apabila semua gerak-gerik seseorang dibatasi oleh orang lain, dan
ternyata mengakui kebebasan orang lain secara konkret berarti menghormati hak-hak orang lain.
4. Generasi-generasi mendatang
Kebebasan dibatasi oleh juga oleh masa depan umat manusia atau oleh generasi-generasi
sesudah kita. Contohnya kebebasan kita dalam menguasai dan mengeksploitasi alam dibatasi
sampai titik tertentu, sehinga alam bisa menjadi dasar hidup bagi generasi-generasi mendatang.
Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang dapat bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dilakukannya. Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang
tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab-kalau Ia mau-melainkan juga ia harus
menjawab. Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak, bila diminta penjelasan
tentang perbuatannya.
F. Fungsi Mahasiswa
Anarkisme berasal dari kata dasar anarki dengan imbuhan isme. Kata anarki merupakan
kata serapan dari bahasa Inggris anarchy atau anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang
berakardari kata Yunani anarhos/anarchein.
Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,
pemerintahan dengan kekuasaan adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan
terhadap kehidupan. Oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.
Sedangkan anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Dalam arti lain
anarkis yaitu kegiatan yang bersifat menuju kekerasan, tidak mau mengalah dan eakan kata
musyawarahsudah tidak berlaku.
Tindakan anarkis tidak sepenuhnya identik dengan mahasiswa, tetapi dalam realitanya
masih ada mahasiswa yang menganut anarkisme. Menurut seorang mahasiswi UNTIRTA,
mahasiswa yang menganut paham anarkis disebut juga mahasiswa prematur yang sudah tidak
bisa memilih mana yang baik dan yang buruk
Kini gelar mahasiswa sebagai kaum intelektual perlahan mulai bergeser menjadi kaum
anarkis. Dalam masyarakat yang sehat, anarkisme tidak akan muncul, karena masyarakat paham
bagaimana menyelesaikan setiap persoalan secara baik, rasional, dan harus sesuai dengan etika.
Menurut Denny JA. ada tiga kondisi lahirnya gerakan sosial seperti gerakan mahasiswa
yang melakukan tindakan anarkis. Pertama, gerakan sosial dilahirkan oleh kondisi yang
memberikan kesempatan bagi gerakan itu. Kedua, gerakan sosial timbul karena meluasnya
ketidakpuasan atas situasi yang ada. Ketiga, gerakan sosial semata-mata masalah kemampuan
kepemimpinan dari tokoh penggerak. Gerakan mahasiswa mengaktualissikan potensinya melalui
sikap-sikap dan pernyataan yang bersifat imbuan moral. Mereka mendorong perubahan dengan
mengetengahkan isu-isu moral sesuai sifatnya yang bersifat ideal. Ciri khas gerakan mahasiswa
adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan
sekitarnya.
Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan
yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-
jawab. Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab
intelektual, tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral.
Bagaimana bentuk peran mahasiswa?
1. Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang
ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab
intelektualnya.
2. Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan
pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
3. Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen
perubahan).
4. Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung.
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum
akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. ada ada empat
peran mahasiswa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang akan di pikul .
1. Peran Moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan
yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar . Jika
hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan kesenanggan) maka
berarti telah berada persimpangan jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang
mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang peruban di negeri
ini, jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi
(entertaiment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi
masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal – hal yang lebih ilmiah dan menyentuh
kerakyat maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang
terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
2. Peran Sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain
solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas
sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan.
Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak
bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. peran sosial mahasiswa jauh dari
pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tak dapat
terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan mahasiswa dari
rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas
dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.
3. Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya,
sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa adalah
insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap
orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai
seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk
mengukir masa depan yang cerah . Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan
inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan
miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang
kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana
sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur
gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan
diri meraih masa depan yang cerah dunia dan akhirat.
4. Peran Politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi
sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu
pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang
satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda
pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai makar dan kejahatan terhadap negara.
Pemerintahan Orba tidak segan-segan membumi hanguskan setiap orang-orang yang kritis dan
berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang
penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat.
Sekarang mari kita pertanyaan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa
jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli , professional,
sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa. Disamping itu, mahasiswa juga sering
disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai
peradaban, dsb.
Pembinaan profesionalisme kepada mahasiswa perlu dikembangkan sehingga sejak mahasiswa
mereka telah dapat menghasilkan karya-karya yang unggul ditingkat nasional dan internasional.
Jiwa enterpreneurship mahasiswa juga perlu didorong, bukan hanya melalui kuliah-kuliah
kewirausahaan, tetapi melalui pengalaman belajar praktis, misalnya dengan mendorong koperasi
mahasiswa untuk tumbuh dan berkembang.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau
dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
Mahasiswa-mahasiswa adalah generasi-generasi muda yang cerdas yang telah terpilih melalui
suatu proses penyaringan yang ketat. Mereka adalah iron stock bangsa dan negara dimasa depan
sebagaimana jargon mereka yang terkenal: Student now leader tomorrow. Karena pendidikan
bukan sekedar pengasahan ketajaman intelektualitas, tetapi juga merupakan sebuah proses
pembinaan kepribadian, pendewasaan, proses pematangan emosi dan sikap, maka diperlukan
sebuah proses pendidikan yang intergatif.
Kemampuan yang harus dimiliki seorang mahasiswa :
1. Soft skill (Kemampuan Kepribadian)
• Soft Skill atau kemampuan kepribadian adalah salah satu faktor untuk sukses pada pendidikan
yang ditempuh dan juga penentu untuk masa depan seseorang dalam menjalani hidupnya.
• Karena soft skill hampir 80 % menentukan keberhasilan seseorang.
Kemampuan soft skill yang perlu dimiliki seorang mahasiswa
• Manajemen waktu
• Kepemimpinan (leadership)
• Tingkat kepercayaan yang tinggi (self confidence)
• Selera humor yang tinggi (sense of humor)
• Memiliki keyakinan dalam agama (spiritual capital)
Namun, tidak semua hal bisa dipelajari di ruang kuliah atau labolatorium. Sangat banyak
hal yang harus kita pelajari diluar itu semua, dan salah satu wadah utama yang menyediakan
kebutuhan itu ialah organisasi. Organisasi kemahasiswaan diantaranya, yang dengan luar biasa
dapat memberikan kita kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Aspek
kepemimpinan, manajemen organisasi, team building , networking & human relation dapat kita
kembangkan disini. Organisasi juga merupakan tempat kita mengaplikasikan ilmu yang kita
peroleh di tempat kuliah.
BAB IV
A) PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,
yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang
Ini (Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika). Pada perkembangan saat ini, narkotika tidak hanya digunakan dalam bidang
farmasi saja, tetapi sudah terjadi penyalahgunaan narkotika. Hal ini sering kali ditemukan pada
kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa.
Remaja adalah masa di mana seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak
menuju ke dewasa. Masa remaja disebut masa yang paling rawan dihadapi individu sebagai
anak. Dari yang tadinya anak-anak mereka mengalami perkembangan secara fisik maupun psikis
dengan beberapa perubahan. Orang tua yang memiliki anak tentu akan menghadapi hal ini di
kala membesarkan anak mereka, anak yang beranjak remaja akan mengalami perubahan sesuai
dengan pertumbuhan moral seorang anak. Jika kontrol dari orang tua dan orang terdekat anak
kurang, maka seringkali terjadi penyimpangan pada anak tersebut. Penyimpangan ini cenderung
kearah negatif yang sering disebut dengan kenakalan remaja. Ada banyak jenis kenakalan
remaja, seperti perkelahian dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan,
perusakan/pembakaran, seks bebas bahkan narkoba. Salah satu bentuk kenakalan remaja yang
saat ini dapat dikategorikan mengkhawatirkan adalah penyalahgunaan narkoba.
Peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan nasional yang
dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa. Karena
itu pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas penyalahgunaan
Narkoba. Di negara kita, masalah merebaknya penyalahgunaan narkoba semakin lama semakin
meningkat. Efek domino akibat dari penyalahgunaan narkoba juga semakin beragam, serta usaha
untuk mengatasi penyalahgunaan Narkoba merupakan langkah yang tidak mudah untuk
dilaksanakan. Penyalah guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
B)
BAB IV
KESIMPULAN
Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang baik atau buruknya sesuatu. Bila dikaitkan
dalam kehidupan kampus maka etika adalah keadaan yang menggambarkan baik buruknya
tindakan dalam kehidupan kampus. Etika itu sendiri sangat penting dalam kehidupan baik di
masyarakat maupun di kehidupan kampus.
Agar etika dapat diterapkan dalam kehidupan kampus,ada beebrapa hal yang dapat
dilakukan diantaranya :
- Menanamkan pada dirinya betapa besar manfaat dari etika tersebut
- Menumbuhkan perasaan untuk selalu mentaati peraturan-peraturan yang ada
- Memikirkan akan akibat yang timbul bila kita tidak beretika
- Adanya peranan dari orang tua, masyarakat dan pihak pendidikan
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Kampus merupakan kumpulan dari berbagai mahasiswa yang unik. Mereka terdiri dari berbagai
suku, agama, ras, dan adat istiadat yang berbeda dimana memiliki sifat dan karakteristik yang
berbeda pula. Dimana mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mereka harus menaati dan mematuhi peraturan-
peraturan yang ada dikampus maupun asrama, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Untuk mentaati peraturan tersebut harus mempunyai perasaan bahwa dengan mentaati itu
akan dapat menyenangkan hati orang, bahwa sesuatu peraturan itu harus dijalankan dengan senang
hati, maka dengan demikian pasti kita akan senang terhadap peraturan itu. Kita juga harus
menghargai orang lain, selalu mempunyai pegangan bahwa kita segan terhadap orang lain.
Akan tetapi tidak semua orang dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan peraturan
yang ada. Perlu usaha dari orang tersebut sehingga dalam kehidupannya beretika. Faktor terpenting
untuk membuat seseorang beretika adalah faktor intrinsik yaitu kesadaran. Kesadaran tentang
sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan
kesadaran yaitu :
Menanamkan pada dirinya betapa besar menfaat dari etika tersebut
Menumbuhkan perasaan untuk selalu mentaati peraturann yang ada
Memikirkan akibat yang timbul bila kita tidak beretika, dan lain-lain
Setelah faktor intrinsik faktor ekstrinsik juga mempunyai andil yang besar membuat
seseorang beretika. Dalam hal ini orang tua, guru, dan masyarakat memiliki peranan yang besar.
Mereka merupakan contoh nyata bagi warga kampus bagaimana beretika yang benar. Jika ketiga
hal tersebut sudah memberikan contoh yang baik maka warga kampus akan memiliki etika yang
baik
Itulah beberapa kiat kita agar kehidupan kampus kembali beretika. Akan tetapi hal tersebut
tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu usaha dan kerja sama dari kita sekalian agar hal
tersebut dapat tewujud.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA