Anda di halaman 1dari 4

CATATAN HARIAN

Prodi : Hubungan Internasional

Pukul 12.18 pesawat tiba di Doha untuk transit dan pesawat lanjutan menuju Ibukota, Jakarta.
Setibanya pesawat terparkir, hasrat untuk toilet setelah 7 jam perjalanan pun muncul. Dengan
permisi kepada 2 penumpang sebelah saya yang kebetulan adalah salah satu peserta tour, saya
melangkahi menuju Toilet. Pada saat menuju Toilet, Bapak Makdori yang duduk di Aisle
mengingatkan Shopping bag yang saya taruh di Overhead Baggage Cabin 6 kursi di depan saya
dikarenakan tidak cukup tempat di cabin compartment tempat duduk saya. Pada saat mau
ambil Shopping bag tersebut, Dr. Mawar yang berada di lorong lainnya memanggil saya dan
mengatakan bahwa kaca mata Bapak Fikri hilang. Akhirnya saya pun langsung menuju area
Pramugari untuk meminta bantuan mengecek di bagian kursi penumpang mungkin berada
diantara kursi. Kemudian, saya lari karena melihat beberapa Peserta tour lainnya sudah turun
menuju Bus Airport menuju Gate transit. Jika saya tidak berada didepan mereka, saya khawatir
peserta tour akan kebinggungan pada saat di Airport dan tidak tau gate lanjutan yang baru bisa
di cek pada saat kita tiba di Airport. Setelah Tiba di Terminal Building dan menginformasikan ke
semua peserta Gate lanjutan pesawat menuju Jakarta. Saya pun teringat shopping bag yang
belum diambil di Overhead Cabin Baggage. Saya pun bergegas menuju Transfer desk dan
menginformasikan detail pesawat, nomor kursi dan kejadian kepada petugas yang menjaga.
Petugas menginfokan saya untuk menunggu di Kursi Prioritas. Setelah menunggu 30 menit saya
pun khawatir, bukan dengan shopping bagnya namun khawatir bagaimana menuju Gate
lanjutan dengan batas boarding pesawat lanjutan 01.25. Akhirnya 10 menit sebelum boarding
pesawat Jakarta, akhirnya saya mendapatkan 3 shopping bag tanpa mengecek, saya pun
langsung menunju security check dan menaiki kereta transit bandara tidak lama saya pun
akhirnya tiba di Gate pesawat menuju Jakarta. Kemudian saya meminta izin kepada staff untuk
mengecek manifest untuk memastikan apakah semua peserta sudah masuk ke Gate dan
ternyata ada 4 peserta yang masih berada di luar area gate.
Pada saat menunggu 4 peserta lainnya, saya ingin mengecek belanjaan yang saya beli di Airport
Barcelona apakah jumlahnya sesuai dengan Invoice, ternyata pada saat saya mau ambil Invoice
saya tidak menemukan Dompet saya dan setelah mengingat saya taruh di dalam shopping bag.
Tanpa menunggu lama, saya langsung menuju Ground Staff yang berada di Gate pesawat
menuju Jakarta, staff tersebut membantu menghubungi bagian lost and found dikarenakan
peserta sudah complete berada di Gate tersebut dan waktu yang tidak memungkinkan, akhirnya
staff tersebut memberikan sebuah kertas berisikan alamat email Lost and Found Airport Doha,
ia meminta saya menghubungi via email dan memberikan detail kehilangan saya. Saya sudah
meminta pengecualian untuk mengirim email kebagaian Lost and Found sebelum masuk
pesawat, namun sayang petugas tidak memperbolehkan saya.
Setibanya di Pesawat, semua peserta tour pun panik dan turut prihatin terhadap musibah yang
saya alami, padahal saya tidak menunjukan raut kecewa. Tapi karena profesi mereka sebagai
Dokter Psikiater mereka lebih memahami dibandingkan dengan raut muka saya. Saya hanya
berdoa, agar pesawat segera lepas landas dan saya bisa membeli paket internet agar bisa
menghubungi rekan kantor untuk membantu saya memblokir beberapa kartu kredit dan bank
yang ada didalam dompet. Saya duduk di depan rombongan hanya selisih 1 row dengan
rombongan yang mengakibatkan mereka bisa melihat ekspresi gelisah saya akan uang yang
hilang serta surat-surat pribadi dan juga Bank. Setelah pesawat take off dan tanda sign seat belt
off saya pun langsung membuka Laptop dan meminjam kartu kredit salah satu peserta, saya pun
bergegas menghubungi via Whatsapp call dan group kantor untuk menginfokan Dompet saya
hilang dan meminta bantuan untuk menghubungi pihak bank. Beruntung rekan kantor sudah
mengetahui detail pribadi yang membantu saya untuk memblokir semua bank.
Dalam 8 jam penerbangan saya terus berfikir dan menyesal kenapa harus menaruh dompet di
dalam shopping bag, saya pun mencoba tidur di kursi favorit saya, long leg seat. Saya sangat
menyukai long leg seat, karena mempermudah saya untuk pergi ke toilet tanpa permisi dan
jarak kaki yang luas. Hanya bisa tertidur 3 jam dan pada saat terbangun pun saya menonton film
yang berjudul “The 15:17 Train to Paris” yang bercerita tentang 3 sahabat yang berasal dari
Amerika mempunyai masa lalu sebagai tokoh bullying dan kini menjadi 2 tentara dan 1 pekerja
melakukan liburan bersama keliling Eropa, dalam perjalanan menuju Paris dari Amsterdam
kereta yang mereka kendarai ternyata ada teroris yang menembakan ke arah penumpang, film
ini cukup membuat saya melupakan kejadian dompet hilang. Saya pun melanjutkan tidur dan
kemudian pramugari membangunkan saya untuk meneggakkan Kursi dan menggunakan seat
belt karena dalam 20 menit pesawat akan landing di Jakarta. Dalam waktu itu pun saya mulai
berfikir, apa yang harus saya lakukan esok hari, pekerjaan yang menumpuk, pergi ke bank untuk
proses pengembalian kartu dan juga mendapatkan ID Card dan Driver licence kembali
secepatnya.
Pada saat pesawat landing, saya pun langsung menghubungi rekan kantor dan menanyakan
mobil yang tertinggal di kantor, dan beliau menginfokan bahwa saya lebih baik ke kantor karena
kendaraan saya ada di kantor.
Proses imigrasi pun berjalan lancer, tidak ada menunggu karena saya menggunakan Auto Gate
yang memudahkan saya untuk tiba lebih awal daripada Rombongan dan bisa menginformasikan
Baggage Belt untuk pengambilan bagasi masing-masing.
Pada saat saya menerima bagasi, saya terkejut karena bagasi saya di tandai pihak bea cukai yang
mengharuskan saya menunjukan isi dalam koper tersebut, tanpa gerakan yang mencurigakan
saya menganti label baggage saya dengan label milik salah satu tamu dengan izin tentunya dan
mengambil bukti baggage claim sesuai dengan label baru saya tersebut. Setelah seluruh
rombongan mengambil bagasi kemudian kami pun berpisah. Saya menuju Lost and Found untuk
mengurus surat kehilangan sebagai dokumen pelengkap untuk pelaporan surat kepolisian,
petugas pun menginfokan surat ini hanya berlaku untuk surat pengajuan kepolisian Indonesia
karena surat ini bukan surat kehilangan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta. Saya pun
menyetujuinya.
Tidak lama berselang, atasan saya menghubungi mengatakan saya diminta ke kantor agar
barang belanjaan yang dia titipkan kepada saya agar bisa di ambil hari itu juga, saya pun
menyetujuinya dengan syarat Taxi menuju kantor dapat di reimburse.
Pada saat keluar security check, petugas pun tidak meriksa bagasi saya karena bagasi saya tidak
ada tanda untuk pengecekan bagasi.
Tidak lama saya menunggu taxi Bandara dan perjalanan langsung menuju kantor diarea Jakarta
timur dengan memakan waktu sekitar 1 jam, saya pun tiba di Kantor. Didalam kantor terdapat
rekan kantor Chacha dan atasan saya bernama Anita, mereka pun ingin tahu kronologi dompet
saya hilang, setelah menceritakan kejadian selama perjalanan tak terasa perut pun terasa lapar.
Akhirnya kami keluar kantor untuk menikmati Sushi, menu yang di pilih Sushi mengingat saya
masih terlalu malas untuk makan Western yang saya alami 5 hari sebelumnya. Setelah
menikmati makanan khas Jepang saya pun pulang mengendarai kendaraan pribadi yang saya
tinggalkan di kantor di temani Chacha. Dalam perjalanan saya mengatakan, bahwa saya pun
masih ingin menikmati makanan lainnya, akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di
Makanan pinggiran sambil bertukar cerita apa yang terjadi di Kantor selama 1 minggu. Tak
terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam saya pun bergegas menuju Rumah. Setibanya di
Rumah, saya membongkar koper dan memisahkan pakaian kotor dan beberapa souvenir yang
bisa di bagikan kepada keluarga. Tak lama, saya pun membersihkan diri dan menempatkan diri
di atas kasur untuk beristirahat agar memberikan tenaga untuk Esok hari dengan beberapa
aktifitas yang harus dilakukan. Selamat malam.

Anda mungkin juga menyukai