Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan


merupakan salah satu dari tiga penyebab mortalitas dan mordibitas ibu bersalin.
Mortalitas dan mordibitas hipertensi dalam kehamilan di Indonesia juga masih
cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh
perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medis dan sistem
rujukan yang belum sempurna (Prawiroraharjo, 2014).
Hipertensi dalam kehamilan akan menjadi komplikasi kehamilan yaitu
preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi ini dapat menyebabkan iskemia
uteroplasenter (pertumbuhan janin terhambat, kematian janin, persalinan
premature, dan solusio plasenta) dan spasme arteriolar (perdarahan serebral,
gagal jantung, hati dan ginjal, absio retina, thromboemboli, gangguan
pembekuan darah, dan buta kortikal) (Manuaba 2007).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum
terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi
305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan
angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang harus
dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil
supas tahun 2015 memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat
dibandingkan target MDGs. Gambaran AKI di Indonesia dari tahun 1991
hingga tahun 2015 (Kemenkes RI, 2018).
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama
kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.
Namun proporsi telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung
mengalami penurunan, sedangkan hipertensi dalam kehamilan proposinya
semakin meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013
disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan (Kemenkes RI, 2016)
Angka kematian ibu di Jawa Timur cenderung menurun tiga tahun
terakhir. Hal ini bisa dipahami mengingat selama ini telah dilakukan dukungan
dari provinsi ke kabupaten / kota berupa fasilitasi baik dari segi manajemen
program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan, peningkatan klinis
keterempilan petugas di lapangan serta melibatkan multi pihak dalam
pelaksanaa program KIA (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anna Mariana Sirait, Jawa Timur
menempati posisi ke 15 ibu hamil dengan hipertensi sebesar 17,8% dengan
jumlah 161 ibu hamil (Sirait, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nuning Saraswanti pada tahun
2016 hasil penelitian bahwa besar resiko primigravida dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil memiliki nilai OR = 2,173 artinya bahwa
responden yang primigravida mempunyai risiko 2,173 kali mengalami kejadian
preeklampsia dibandingkan dengan responden yang multigravida.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Istiana Islahul Imaroh,
Sri Achadi, Dharminto pada tahun 2017 hasil penelitiannya bahwa kejadian
hipertensi pada ibu hamil lebih banyak terjadi di kelompok primigravida
dibandingkan dengan kelompok multigravida memiliki nilai OR = 9,067 yang
menunjukkan bahwa ibu hamil primigravida beresiko 9,1 kali lebih besar untuk
mengalami hipertensi pada kehamilan dibanding ibu hamil dengan
multigravida.
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik dan ingin
melakukan penelitian tentang “Hubungan status gravida ibu dengan kejadian
hipertensi dalam kehamilan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah


penelitian ini “Apakah ada hubungan status gravida dengan kejadian hipertensi
dalam kehamilan?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui hubungan status gravida dengan kejadian hipertensi dalam
kehamilan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi status gravida terhadap terjadinya hipertensi


dalam kehamilan.

1.3.2.2 Menganalisis hubungan status gravida dengan kejadian hipertensi


dalam kehamilan.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang


hubungan status gravida ibu dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Peneliti


Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam pendidikan
ilmiah dan mengetahui hubungan status gravida ibu dengan kejadian
hipertensi dalam kehamilan.
1.4.2.2 Bagi Institusi
Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan
penelitian sejenis.

Anda mungkin juga menyukai