Posted on April 26, 2017by Healthcare and Hospital Consultant (IKKESINDO Batch 4)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar
peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut mempunyai
dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan
diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila
penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.
REPORT THIS AD
Ruang Lingkup
1. Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi pengion, antara lain pelayanan X-ray konvensional, dan
Computed Tomography Scan/CT Scan.
2. Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan
Ultrasonografi (USG).
Batasan Operasional
Dalam meningkatkan pelayanan radiologi pada pemeriksaan rontgen dan
pemeriksaan CT – Scan dilakukan oleh radiogrefer, sedangkan pada pemeriksaan
ultrasonografi ( USG ) dilakukan oleh Radiolog.
Landasan Hukum
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar pelayanan radiologi diagnostic di
sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi
dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat
undang-undang dasar 1945 diana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat
dan amanat undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Bertolak dari hal
tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, akan pelayanan radiologi sudah selayaknya diberikan pelayanan yang
berkualitas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
REPORT THIS AD
Kualifikasi tenaga dalam penggunaan pesawat sinar-X radiologi diagnostic, USG dan
CT Scan terdiri dari satu dokter spesialis radiologi yang berkompeten sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, PPR bidang kesehatan atau
diagnostic, dua radiographer D III teknik radiologi dan tenaga IT.
Distribusi Ketenagaan
Tugas dr Sp.Rad
1. Menyusun & mengevaluasi secara berkala SOP tindakan medis radiodiagnostik,
imejing diagnostik dan radiologi intervensional serta melakukan revisi bila
diperlukan
2. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan radiodiagnostik, imejing diagnostik
dan radiologi intervensional sesuai SOP
3. Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan floroskopi bersama dengan
radiografer
4. Menjelaskan dan menandatangani informed consent (izin tindakan medis)
kepada pasien / keluarga pasien
5. Membaca hasil pemeriksaan radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi
intervensional
6. Melaksanakan teleradiologi dan konsultasi radiodiagnostik, imejing diagnostik
dan radiologi intervensional
7. Memberikan layanan konsultasi thd pemeriksaan yg akan dilaksanakan
8. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi thd pasien
9. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin utk mendptkan citra
radiografi yg seoptinal mungkin dg mempertimbangkan tingkat panduan paparan
medic
10. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional dg
mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya
11. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari aspek klinis
12. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK radiologi
REPORT THIS AD
Tugas Radiografer
1. Mempersiapkan pasien, obat-2an & peralatan utk pemeriksaan dan pembuatan
foto radiologi
2. Memposisikan pasien sesuai dg teknik pemeriksaan
3. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP, khusus utk pemeriksaan dg
kontras dan floroskopi, pemeriksaan dikerjakan bersama dr. sp.rad
4. Melakukan kegiatan prosesing film (kamar gelap dan work station)
5. Melakukan penjaminan & kendali mutu
6. Memberikan proteksi radiasi thd pasien, diri sendiri dan masyarakat di sekitar
ruang pesawat sinar-X
7. Menerapkan teknik dan prosedur yg tepat utk meminimalkan paparan yg yg
diterima pasien sesuai kebutuhan
8. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi scr rutin
REPORT THIS AD
Tugas tenaga IT
1. Memasukkan dan menyimpan data secara elektronik dg rutin
2. Memelihara dan memperbaiki alat-alat IT
BAB III
STANDAR FASILITAS
Denah Ruang
Persyaratan ruang pemeriksaan radiologi :
Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang dimiliki berupa peralatan pesawat radiologi dan peralatan
pendukung untuk pelayanan di instalasi radiologi, Semua peralatan sudah
mempunyai izin dari BAPETEN, dilengkapi pengatur diafragma dan lampu
kolimator, dan dilakukan kalibrasi serta pemeliharaan secara berkala, peralatan yang
dimiliki berupa :
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pendaftaran Pemeriksaan
Pasien datang sendiri ke bagian radiologi atau ditemani perawat dengan membawa
surat rujukan dari dokter / blangko permintaan pemeriksaan. Kemudian petugas
radiologi mencatat identitas pasien di Log Book Operasi setelah selesai kemudian
pasien di siapkan untuk pemeriksaan sesuai dengan permintaan di blangko
pemeriksaan.
Persiapan Pemeriksaan
REPORT THIS AD
Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelayanan dan tindakan radiodiagnostik dilakukan hanya berdasarkan permintaan
dokter secara tertulis dan mencantumkan diagnosa klinis dan hasil pemeriksaan
medis lain yang terkait, seperti hasil laboratorium, karepa pada pemeriksaan
tertentu seperti pemeriksaan BNO IVP harus mengetahui hasil laboratorium
terlebih dahulu. Pasien datang ke bagian radiologi dengan membawa surat
permintaan rontgen maka pemeriksaan langsung bisa dilaksanakan.
Pencucian Film
Pencucian film pada konventional x-ray masih menggunakan sistem pengolahan film
secara autometik di proses dikamar gelap. Pengolahan film di kamar gelap dimulai
dengan mengeluarkan film dari kaset, kemudian kertas identitas pasien diletakkan
pada ID camera, setelah itu film dimasukkan pada mesin prosesing.
Pemberian Expertise
REPORT THIS AD
Penyerahan Hasil
Hasil radiograf rawat jalan merupakan milik pasien sepenuhnya dan dapat diambil
satu hari setelah pemeriksaan, setelah hasil radiograf dibaca oleh dokter radiolog.
Pada pasien IGD dan Rawat jalan hasil radiograf langsung diambil oleh pengantar
pasien ( perawat ).
Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan radiologi, setiap pasien yang datang untuk
mengambil hasil pemeriksaan radiologi, harus membawa kuitansi / bukti
pembayaran atau kartu pengambilan hasil. Hasil pemeriksaan radiologi dapat
diambil di bagian radiologi.
Pengarsipan
Pengarsipan di instalasi radiologi berupa permintaan dan hasil bacaan disusun
berdasarkan nomor urut pasien. Laporan pembukuan pengambilan hasil radiograf di
instalasi radiologi dilakukan pertahun. Laporan ini meliputi jenis pemeriksaan,
jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap, jumlah pemakaian film dan kerusakan
filim.
REPORT THIS AD
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian
Keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas
strategik, Dalam menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur
untuk medication safety sebagai target utamanya. Keselamatan pasien harus
menjadi ruh dalam setiap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan akan
keselamatan pasien harus direspons secara proaktif oleh semua pihak dan harus
menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan etik. Patient
safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait dengan
pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu manajemen
dan tenaga kesehatan. Keduanya harus menyadari pentingnya patient safety. Kalau
hanya satu pihak akan sia-sia saja.
REPORT THIS AD
Tujuan
Memahami pentingnya patient safety di rumah sakit dan mengembangkan
budaya safety tersebut demi keamanan dan kenyamanan pasien dalam pemeriksaan
rontgen.
Semua upaya agar dilakukan untuk menjaga dosis pasien sekecil mungkin yang
dapat dicapai secara teknis, seperti penggunaan kombinasi screen film dengan
efisiensi tinggi, ukuran medan radiasi minimum, waktu dan arus minimum serta
pengalaman dalam adaptasi terhadap kegelapan.
Pemeriksaan radiologi pada perut bagian bawah dan pelvis wanita hamil harus
diberikan hanya bila dianggap sangat diperlukan, dalam hal ini harus diusahakan
agar janin menerima dosis radiasi sedikit mungkin. Dalam hal pemberian
penyinaran jenis lain pada wanita hamil maka perut bagian bawah dan janin harus
dilindungi dengan pelindung.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
REPORT THIS AD
1. Dilakukan pengujian pesawat sinar-x dan CT Scan / kalibrasi setiap satu tahun
sekali
2. Pesawat Sinar-X dan Pesawat CT Scan dalam kondisi yang baik dan dirawat
dengan program jaminan kualitas.
3. Ruangan Sinar-X harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban
perlatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga memberikan
proteksi yang cukup terhadap operator (petugas) dan orang lain yang berada di
sekitar ruangan pesawat Sinar-X.
4. Ruang operator terdapat tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca intip dari Pb
sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan..
5. Pintu ruang pesawat Sinar-X dan Pesawat CT Scan terdapat penahan radiasi yang
cukup sehingga terproteksi dengan baik.
6. Lampu merah sebagai tanda radiasi harus terpasangdi atas pintu, yang dapat
menyala pada saat pesawat Sinar-X digunakan dan terdapat tanda peringatan
radiasi seperti berikut :
” AWAS SINAR-X”
1. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 0,25
mm Pb dengan ukuran yang cukup pada bagian badan dan gonad untuk pemakai
dari radiasi langsung.
2. Sarung tangan pelindung harus mempunyai ketebalan yang setara dengan 0,25
mm Pb dengan ukuran yang cukup dari radiasi langsung yang mengenai tangan
dan pergelangan tangan.
3. Terdapat fasilitas untuk imobilisasi pasien, untuk mengurangi pergerakan pasien
pada saat pemeriksaan dengan Sinar-X dan CT Scan.
4. Tersedia peralatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya konvensional
seperti kebakaran, banjir, dan kedaruratan yang berkaitan dengan listrik.
5. Arah berkas utama dari pesawat Sinar-X tidak diarahkan ke panel kontrol.
6. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau orang yang lemah pada
saat penyinaran dilakukan oleh orang dewasa / keluarga dengan menggunakan
apron, tidak dilakukan oleh petugas.
7. Usaha yang dilakukan dalam melaksanakan penyinaran Sinar-X sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada pasien atau
petugas.
8. Selama penyinaran, tidak seorangpun kecuali petugas yang berhubungan dan
pasien berada dalam ruang penyinaran.
9. Pesawat Sinar-X dilarang dioperasikan oleh petugas yang tidak berwenang.
10. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan Sinar-X dilakukan oleh
teknisi yang telah diberi mandat oleh penguasa yang berwenang. Teknisi tersebut
mempunyai keahlian dan latar belakang proteksi radiasi untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan aman.
11. Terdapat peralatan monitoring personil yaitu film badge untuk memantau
paparan radiasi yang diterima setiap satu bulan sekali