Anda di halaman 1dari 17

Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengertian Program Pengobatan Tradisional adalah salah satu upaya
pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau
ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
mengatasi kesehatan, pengobatan tradisional yang dapat dipertanggung
jawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan,
dikembangkan dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Pengobatan tradisional sebagai salah satu pengobatan di luar ilmu
kedokteran jugadirumuskan pada Pasal 12 Ayat (1) dan (2) Kepmenkes
No.1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional bahwa pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya
pengobatan dan /atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau
ilmu keperawatan. Pengobatan tradisional sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) dilakukan sebagai upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, dan/atau pemulihan kesehatan Peraturan tersebut
dibentuk oleh Pemerintah, hal ini membuktikan bahwa pengobatan tradisional
mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Pasal 1 Ayat (1) Kepmenkes No. 1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada
pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan,
dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Tujuan pengaturan penyelenggaraan pengobatan tradisional dirumuskan
pada Pasal 2 Ayat (1), (2) dan (3) Kepmenkes No.

1
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan


Tradisional, bahwa tujuannya (1) membina upaya pengobatan tradisional; (2)
memberikan perlindungan kepada masyarakat; (3) menginventarisasi jumlah
pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. Pengaturan pada
Kepmenkes tersebut secara tegas mengatur dan melindungi penyelenggara
pengobatan tradisional dan masyarakat selaku pasien.
Pemerintah perupaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
setiap orang. Pemerintah juga harus secara terus menerus memberikan
perhatian bagi penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan
kesehatan. Penyelenggaraan pembangunan nasional tentunya harus
didukung dengan jaminan atas pemeliharaan kesehatan dan ditingkatkannya
profesionalisme. Kegiatan kegiatan tersebut sudah tentu memerlukan
perangkat hukum kesehatan yang memadai. Perangkat hukum kesehatan
dimaksudkan agar kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik
bagi penyelenggara kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan
kesehatan.
Pengaturan pengobatan tradisional juga ditunjang dan dirumuskan oleh
WHO pada tahun 2000 telah menetapkan bahwa pengobatan tradisional
adalah jumlahmtotal pengetahuan, keterampilan, dan praktik-praktik yang
berdasarkan pada teoriteori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan
dalam pemeliharaan kesehatannserta dalam pencegahan, diagnosa,
perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
Pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan di luar cara medis
hanya dapat dilakukan oleh pengobat/orang yang ahli di bidangnya. Menurut
rumusan Pasal 1 Angka 16 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurunsecara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan, Pasal 3 Ayat (3) Kepmenkes No.
1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional menyatakan, definisi operasional klasifikasi pengobat tradisiona
ldikenal dengan istilah batra.
2
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

Dalam pelaksanaanya BATRA di Puskesmas Jonggol berperan


strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan
diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Kegiatan
BATRA dilakukan sesuai Visi Puskesmas Jonggol sebagai Puskesmas
Jonggol Sebagai Puskesmas Kebanggaan Masyarakat Kecamatan Jonggol
Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan meletakkan Misi Mendorong
Pembangunan Kecamatan Jonggol Yang Berwawasan
Kesehatan, Mendorong Kemandirian Masyarakat dan Keluarga Untuk
Hidup Sehat, Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang
Bermutu, Merata dan Terjangkau., Memelihara dan Meningkatkan
Kesehatan Individu, Keluarga, Masyarakat Beserta Lingkungannya, perlu
diupayakan pengakuan atas keterwujudan visi dan misi tersebut.
Sesuai dengan Tujuan Umum Puskesmas yaitu
a. Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
dengan “SABAR”.
b. Mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu dengan “SABAR”.
c. Mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
dengan “SABAR”.
d. Mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu,keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan “SABAR”.
TATA NILAI yang digunakan oleh Puskesmas Jonggol yaitu SABAR
(Sinergitas, Akuntabel, Bersih, Aktif, Ramah ) yang dimana makna dari
pada Tata nilai adalah :

Singkatan Kepanjangan Makna

Membangun Komitmen untuk menjalin kemitraan


S Sinergitas
yang harmonis
Memberikan layanan kesehatan sesuai pedoman
A Akuntable
dan standar pelayanan yang ditetapkan
Penyelenggara layanan kesehatan
B Bersih berkesinambungan dengan management yang
transparan dan dapat dipertanggung jawabkan
3
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

Memberikan pelayanan kesehatan secara aktif baik


A Aktif
di dalam gedung maupun diluar gedung
Pemberi layanan menunjukkan sikap 5 S kepada
R Ramah
semua pelanggan

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
Sebagai pedoman pelaksanaan dan pemantauan cakupan serta
peningkatan pembinaan kegiatan Batra secara terus menerus diwilayah
Puskesmas Jonggol

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pembinaan kesehatan Tradisional
b. Sebagai pedoman pendataan pengobat Tradisional
c. Sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan Toga

C. Sasaran
1. Masyarakat di lingkungan kecamatan Jonggol
2. Kader di Posyandu
3. Perangkat Desa di Kecamatan Jonggol

D. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Batra dalam gedung :
a. Sosialisasi Program Batra dengan seluruh kader posyandu di
wilayah Puskesmas Jonggol
b. Pelatihan kader terkait manfaat, jenis Toga dan budidaya Toga di
lahan yang sempit
c. Pembinaan pengobat Tradisional yang berijin dan tidak berijin di
wilayah Puskesmas Jonggol
2. Pelayanan Batra luar gedung :  Sesuai Rencana Pelaksanaan
Kegiatan
a. Sosialisasi Program Batra di Rapat LOKMIN

4
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

b. Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait Pembinaan


Toga
c. Pendataan Jumlah Toga yang telah di dilakukan pembinaan
d. Pendataan pengobat Tradisional yang terdaftar/berijin diwilayah
Puskesmas Jonggol.

E. Batasan operasional
Pengobatan tradisional pada prinsipnya merupakan salah satu upaya
pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran.
Pemerintah menerbitkan aturan melalui Kepmenkes No.
1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional. Peraturan tersebut dibentuk Pemerintah, hal ini membuktikan
bahwa pengobatan tradisional mendukung peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan di upayakan juga sesuai dengan
perumusan menurut Pasal 46 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
bahwa untuk mendapatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai
yang diharapkan dilakukan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
baik melalui upaya kesehatanperseorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat. Eksistensi pengobatan penyembuhan alternatif selain medis
juga diatur pada Pasal 1 Ayat (1) dan (2) Permenkes No.
1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,

5
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya pengobatan
Tradisional yang ada di Puskesmas Jonggol :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Pelaksanaan Pendidikan minimal D III Akademi Kebidanan


Program Batra

B. Distribusi ketenagaan
Penanggung jawab program Upaya pengobatan Tradisional (Batra) dan latar
belakang pendidikannya adalah sebagai berikut :

Kegiatan Petugas Pendidikan Terakhir


Penggung jawab Program Robiatul Adawiyah Akademi Kebidanan
Batra

C. Jadwal kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya pengobatan Tradisional dilakukan bersama
oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan
maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya pengobatan Tradisional dibuat untuk jangka waktu
satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya pengobatan
Tradisional dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Jonggol. Adapun
jadwal kegiatan upaya kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu Jadwal Rutin
(sesuai dengan RPK) dan jadwal situasional.

6
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

Jadwal Adapun yang selalu dilakukan dalam Program Batra adalah


Jadwal Kegiatan
1. Sosialisasi dan penyuluhan kepada Pengobat
Pembinaan Upaya tradisional
Kesehatan Tradisional 2. Pembinaan pengobat Tradisional di Wilayah
Puskesma Jonggol setiap bulannya
1. Sosialisasi mengenai Pembuatan dan
perpanjangan STPT ( Surat Terdaftar
Pendataan jumlah pengobat Pengobat Tradisional ) dan SIPT (Surat ijin
tradisional yang berijin/tidak pengobat Tradisional)
berijin di wilayah Puskesmas 2. Melakukan Pendataan Terhadap jumlah
Jonggol pengobat tradisional yang berijin
3. Pembinaan pengobat tradisional yang belum
berijin/terdaftar
1. Sosialisasi Program Batra terkait pembinaan
Toga kepada seluruh kader posyandu di
wilayah Puskesma Jonggol
2. Sosialisasi dan Pembinaan Toga pada
Pembinaan Kelompok masyarakat di setiap posyandu yang ada di
Tanaman Obat keluarga wilayah Puskesmas Jonggol
(TOGA) 3. Sosialisasi Program Batra dengan perangkat
Desa
4. Pelatihan Kader
5. Pendataan Jumlah Toga yang telah dilakukan
pembinaan

7
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Ruangan Konsultasi Obat Trasional di gedung Puskesmas Jonggol
disatukan dengan Poli Lansia. Peralatan Ruangan Konsultasi Obat Trasional
adalah sejumlah alat pemeriksaan yang dipergunakan untuk melaksanakan
pelayanan di Ruangan Konsultasi Obat Trasional.

B.Standart Fasilitas
1) Alat di Ruangan p2 Kusta
a) Tensi meter
b) Stetoskop
c) Termometer
d) Timbangan Badan
2) Bahan Habis Pakai
a) Kapas
b) Handscoon
c) Masker
3) Perlengkapan
a) Tempat sampah medis yang dilengkapi dengan injakan pembuka dan
penutup
b) Tempat sampah non medis tertutup
4) Mebeler
a) Kursi kerja
b) Lemari arsip
c) Meja tulis 1/2 biro
5) Pencatatan dan Pelaporan
a) Buku register pelayanan
b) Status penderita
c) Kartu monitoring

8
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan dalam gedung :
a. Sosialisasi Program Batra pada kader posyandu di wilayah
kecamatan Jonggol.
b. Pelatihan kader terkait manfaat, jenis Toga dan budidaya Toga di
lahan yang sempit.
c. Pembinaan pengobat traditional yang berijin dan tidak berijin di
wilayah Puskesmas Jonggol.
2. Pelaksanaan kegiatan Batra luar gedung :
a. Sosialisasi Program Batra di Rapat LOKMIN.
b. Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait Pembinaan
Toga.
c. Pendataan Jumlah Toga yang telah di dilakukan pembinaan.
d. Pendataan pengobat tradisional yang terdaftar/berijin di wilayah
Puskesmas Jonggol.

B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan tercapainya Pembinaan program Batra
diperlukan peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas
kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator bertanggung jawab dalam
mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada masyarakat. Metode
yang digunakan adalah :
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara/anamnesa
3. Pembinaan
4. Penyuluhan dan sosialisasi
5. Pelatihan
6. Pencatatan dan pelaporan

9
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

C. Langkah kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung :
a. Wawancara/anamnesa
b. Penyuluhan dan sosialisasi
c. Pelatihan kader posyandu
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung :
a. Sosialisasi dan penyuluhan
b. Pendataan
c. Pembinaan

Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan Program Batra (yang bersumber dari dana
BLUD) atau melalui RKA BOK (yang bersumber dari dana Bantuan
Operasional Kesehatan) dan melalui RKA yang bersumber dari dana
APBD.

Penggerakan Pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P2 petugas melakukan :
1) Membuat jadwal kegiatan
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara BLUD, sumber dana APBD dan
bendahara BOK
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan

Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)


1) Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menyusun materi yang akan disampaikan pada saat
penyuluhan dan sosialisasi
3) Petugas mengevaluasi kegiatan

10
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Batra
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
 Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
antara lain :
- Meja, Kursi
- Daftar Hadir
- LCD
- Laptop
- Leaflet
- fc
- Daftar hadir
- Undangan
- ATK
- Alat peraga penyuluhan sesuai materi
- Poliback
- Rak susun Untuk penanaman Toga

Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan


prasarana yang meliputi :
- Daftar Hadir
- LCD
- Laptop
- Leaflet
- fc

11
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

- ATK
- Buku catatan kegiatan/visum

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program Batra


berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan
mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas
dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan RPK.

12
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun
resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada
sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu
kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya.
Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam
mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.

13
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

5. Monitoring dan Evaluasi.


Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan

14
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja bagi petugas pelaksana pelayanan Program Batra disini
lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

15
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut :
1. Indikator kinerja SPM
2. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
3. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
4. Ketepatan metoda yang digunakan
5. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

16
Pedoman Program Obat Tradisional Puskesmas Jonggol 2018

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan Program Batra (Pengobatan Tradisional) ini dibuat


untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan Batra di Puskesmas
Jonggol, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan
masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil
yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
Kegiatan program Batra di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

17

Anda mungkin juga menyukai