Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI FILTER DENGAN MEDIA TEMBIKAR DAN

MARMER UNTUK PENGOLAHAN AIR TANAH DEKAT SUNGAI

THE APLICATION OF MARBLE CERAMICS FILTER FOR


NEAR THE RIVER GROUNDWATER TREATMENT
Abednego Dwi Tri Saputro dan Nieke Karnaningroem
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya

Abstrak

Air sungai rentan terhadap pencemaran yang dapat secara langsung berakibat pada penurunan kualitas air

tanah dekat sungai tersebut. Ini disebabkan karena intrusi air sungai yang masuk ke dalam tanah sekitar sehingga

kualitas air tanah tersebut terpengaruh. Berbagai macam zat pencemar dari limbah domestik maupun industri masuk ke

dalam air tanah tersebut, contohnya adalah Fe dan Mn, oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan untuk menyisihkan

kandungan Fe dan Mn pada air tanah dekat sungai dengan menggunakan filter media batu marmer dan tembikar.

Variabel yang digunakan adalah diameter media marmer sebesar 1,5 cm, 1 cm, dan 0,5 cm, kemudian tinggi

media marmer 40 cm, 50 cm, dan 60 cm dan media tembikar menggunakan diameter 5-10 cm.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penyisihan Fe dan Mn menggunakan variabel di atas belum

efektif. Efisiensi penyisihan terbaik terdapat pada variasi filter dengan diameter 0,5 cm dan tinggi 60 cm dengan

efisiensi 39,64 % untuk Fe,dan 45,22 untuk Mn.

Kata kunci : Filter marmer, Filtrasi, Air Tanah, Besi, Mangan.

Abstract

The river water is vulnerable to contamination that may directly affect in a decrease of the quality of near the river

ground water. This may caused due to intrusion of river water into the soil around so that groundwater quality is

affected. Various kinds of pollutants from domestic and industrial waste contaminate the groundwater, for example Fe

and Mn, therefore this research is done to reduce the rate of Fe and Mn in groundwater near the river by using the

marble-ceramics filter.

The variables that used in this study are the diameter of marble 1.5 cm, 1 cm, and 0.5 cm, then the height of

marble 40 cm high, 50 cm, 60 cm and ceramic using 5-10 cm diameter.

1
Based on research, the removal of Fe and Mn using the variables above has not been so effective. The best

removal efficiency variation present in the filter with a diameter of 0.5 cm and 60 cm high with 39.64% efficiency for

Fe, and 45.22 for Mn.

Keywords : Marble filter, Filtration, Ground Water, Iron, Mangan

1. PENDAHULUAN

Dalam pemenuhan kebutuhan air untuk aktifitas sehari-hari, masyarakat bisa memanfaatkan

air tanah sebagai air bersih dikarenakan air tanah pada umumnya sudah cukup baik untuk air bersih

dari segi fisik, kimia maupun bakteriologisnya. Tetapi tidak sedikit pula dijumpai air tanah yang

telah tercemar atau tidak memenuhi parameter yang ditentukan terutama air tanah dekat sungai

karena air sungai dapat masuk kedalam air tanah saat level air tanah lebih rendah daripada level air

sungai yang biasa disebut intrusi air sungai ke dalam air tanah. Hal ini disebabkan adanya

pencemaran air permukaan yang dilakukan baik oleh masyarakat sekitar tepi sungai maupun

industri yang membuang limbah sisa hasil produksi secara langsung ke sungai. Beberapa contoh

parameter yang masih belum bisa terpenuhi dalam air tanah dekat sungai adalah kandungan besi

serta mangan. Kandungan besi dan mangan pada air tanah sering dijumpai terlalu tinggi dari baku

mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No : 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal

19 April 2010, bahwa parameter yang diijinkan dari kandungan besi dan mangan adalah 0,3 mg/l

dan 0,1 mg/l. Sedangkan dalam penelitian ini dijumpai air tanah pada daerah dekat kali Surabaya

mengandung Fe sebesar 1,09 mg/l dan kandungan Mn sebesar 2,82 mg/l ini sudah melebihi nilai

baku mutu yang ditetapkan dan dapat mengganggu kesehatan manusia apabila langsung dikonsumsi

sebagai air minum tanpa adanya pengolahan. Kandungan besi dalam jumlah besar pada air dapat

merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe

yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit dan kandungan Mn

yang berlebih akan menyebabkan air berwarna coklat kehitaman.(Taufan, 2010)

2
Untuk itu perlu adanya pengolahan air tanah untuk memperbaiki kualitasnya, terdapat

beberapa alternatif pengolahan. Filter dengan media butiran batu marmer (CaCO3,CaO) adalah

teknologi pengolahan air yang bisa mengatasi permasalahan tersebut karena filter dengan media

butiran batu marmer (CaCO3,CaO) memiliki fungsi sebagai penghilangan besi dan mangan namun

kurang efektif (Godimchuk, 2003), maka dalam penelitian ini untuk menambah efisiensi kinerjanya

perlu ditambahkan media tembikar untuk menyaring endapan yang terbentuk. Filter ini mudah

didapat dan masyarakat tepi sungai dapat mengaplikasikannya. Dalam penelitian ini akan digunakan

ketinggian 40cm, 50cm, dan 60cm untuk media batu marmer, dan dengan penambahan media

tembikar diharapkan mampu menambah efisiensi kinerja filter dalam mereduksi bahan pencemar

lainnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi unit filter yang paling besar efisiensinya

serta effluent dari masing-masing unit filter apakah akan memenuhi baku mutu yang ditetapkan

yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI No : 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010.

2. PROSEDUR DAN PERSIAPAN PENELITIAN

Persiapan awal yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat unit filter dengan ukuran

panjang, lebar, dan tingginya adalah 20 cm x 20 cm x 100 cm, unit filter terbuat dari kaca (Gambar

4.1). Kemudian untuk media filter yang dilakukan adalah mempersiapkan media batu marmer yang

sudah dalam bentuk butiran kemudian dilakukan pengayakan sesuai diameter yang dibutuhkan

dalam penelitian ini. Untuk media tembikar sudah dalam bentuk pecahan berukuran 5 cm sampai 10

cm. Kedua media tersebut disusun dalam unit filter dengan media tembikar di bawah dan media

batu marmer di atasnya. Kemudian untuk air sampel yang digunakan adalah air sumur yang dekat

dengan aliran sungai Kali Surabaya. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini biasanya

dimanfaatkan oleh warga untuk kegiatan mencuci, mandi, dan kegiatan komersial. Kegiatan

pengambilan sampel dilakukan 5 kali dalam sehari yaitu pada jam 07.00 WIB, 10.00 WIB, 13.00

3
WIB, 16.00 WIB, dan 19.00 WIB, ini dilakukan untuk mengetahui dan memantau kualitas air

sumur dalam sehari pada waktu efektif pemakaian air.

3. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan kemudian menghasilkan data yang selanjutnya dianalisa

dengan menggunakan tabel maupun grafik untuk mempermudah dalam proses analisa data.

Kemudian dapat memberikan gambaran secara umum mengenai pola efisiensi dari desain unit filter

yang telah ditetapkan dan hubungannya variasi yang telah digunakan. Kemudian dilakukan

pembahasan mengenai data yang telah diperoleh.

Penelitian ini juga mengacu pada literatur-litaratur yang berhubungan dan data-data yang

dihasilkan diharapkan dapat membuktikan teori yang ada pada literatur-literatur tersebut sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

Sedangkan dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa kandungan Fe dan Mn dalam

sampel berturut-turut adalah 1,09 mg/l dan 2,82 mg/l. Kadar tersebut telah melebihi batas dalam

baku mutu yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI No :

492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 yang menyebutkan bahwa kandungan Fe dan Mn

idak boleh melebihi 0,3 mg/l untuk Fe dan 0,4 mg/l untuk Mn.

Penggunaan batu marmer(CaCO3.CaO) sebagai media filter ini didasakan pada penelitian

yang ada bahwa batu marmer dapat menurunkan kadar Fe dan Mn dalam air melalui proses

pertukaran ion yang terjadi pada permukaan media marmer sehingga Fe dan Mn terlarut yang

bereaksi dengan permukaan batu marmer akan berubah menjadi bentuk endapan. Melalui variasi

media marmer dalam diameter 1,5 cm, 1 cm, 0,5 cm dan tinggi 40 cm, 50 cm, dan 60 cm dalam

penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh tingkat efisiensi penyisihan yang baik sehingga nantinya

dapat diaplikasikan langsung pada masyarakat dalam bentuk unit filter skala rumah tangga.

4
3.1 HASIL ANALISA

Berikut adalah data yang dihasilkan dari seluruh rangkaian penelitian. Dalam data tersebut

terlihat pengaruh dari variasi desain unit filter terhadap efisiensi penyisihan kadar Fe dan Mn.

Penelitian tersebut dilakukan sebanyak mungkin untuk dapat melihat grafik penurunan efisiensi

pengolahan unit filter yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan apabila diterapkan untuk skala

rumah tangga.

Gambar 3.1 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Fe pada Diameter 1,5 cm

Gambar 3.2 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Mn pada Diameter 1,5 cm

5
Gambar 3.3 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Fe pada Diameter 1 cm

Gambar 3.4 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Mn pada Diameter 1 cm

Gambar 3.5 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Fe pada Diameter 0,5 cm

6
Gambar 3.6 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Mn pada Diameter 0,5 cm

Pada Gambar 3.1 sampai 3.6 terlihat adanya perbedaan kecenderungan atau tren pada

masing – masing variasi ketinggian, terlihat pula bahwa pada variasi ketinggian media 40 cm

efisiensi penyisihan Fe dan Mn lebih rendah daripada variasi ketinggian media 50 cm dan 60 cm.

Ini terjadi karena ketinggian media berpengaruh pada lamanya waktu kontak air dengan media

sehingga semakin tinggi media filter maka semakin lama waktu kontak dengan air sehingga

efisiensinya akan semakin baik.

Efisiensi paling baik dicapai pada variasi media marmer dengan diameter 0,5 cm dan

ketinggian 60 cm yaitu untuk penyisihan Fe sebesar 69,30 % dengan efluen mengandung kadar Fe

sebanyak 0,07 mg/l untuk penyisihan Mn efisiensinya sebesar 72,84 % dengan efluen mengandung

kadar Mn sebanyak 0,27 mg/l, ini dicapai ketika kandungan Fe dan Mn dalam air sampel

mengalami penurunan kadar Fe dan Mn yang signifikan, ini terjadi karena pada air tanah

mengalami fluktuasi kandungan mineral yang tidak dapat diduga, sehingga beban unit filter lebih

ringan dan efisiensi semakin besar. Namun pada kondisi sampel air rata-rata, efisiensi penyisihan

untuk Fe dan Mn berturut-turut adalah 39,64% dan 45,22% dan kandungan Fe dan Mn mencapai

0,38 mg/l dan 1,31, maka dalam air efluen masih belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu

0,3 mg/l untuk Fe dan 0,4 mg/l untuk Mn.

7
Efisiensi paling buruk terdapat pada unit filter dengan variasi media marmer diameter 1,5

cm dan ketinggian 40 cm dengan efisiensi penyisihan untuk Fe adalah sebesar 24,31% dan untuk

Mn sebesar 26,62% dan kandungan efluen untuk Fe dan Mn adalah sebesar 0,49 mg/l dan 0,83 mg/l

dan ini juga belum mampu memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI No : 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010.

Pada pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dan semakin kecil media

marmer maka efisiensi penyisihannya akan semakin besar, ini dikarenakan semakin tinggi media

marmer maka akan semakin besar waktu kontak antara air dengan media filter dan semakin kecil

media marmer maka akan semakin besar luas permukaan media marmer.

Pada penelitian ini dilakukan analisa pada air sampel sebanyak mungkin untuk melihat tren

atau kecenderungan penurunan efisiensi pada unit filter serta untuk melihat titik breakthrough pada

unit filter, dimana unit filter sudah mengalami kemampuan maksimalnya dalam kinerjanya.

Dari analisa data di atas dapat disimpulkan bahwa penyisihan kandungan Fe dengan

menggunakan unit filter media marmer ini lebih efektif pada media ketinggian 60 cm namun masih

belum maksimal. Proses penyisihan Fe dan Mn menggunakan prinsip pertukaran ion yaitu suatu

proses dimana ion-ion yang terjerap pada suatu permukaan media filter ditukar dengan ion-ion lain

yang berada dalam air. Apabila suatu molekul bermuatan menyentuh suatu permukaan yang

memiliki muatan berlawanan maka molekul tersebut akan terikat secara kimiawi pada permukaan

tersebut. Pada kondisi tertentu molekul-molekul ini dapat ditukar posisinya dengan molekul lain

yang berada dalam air yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk diikat. Dengan demikian

maka proses pertukaran dapat terjadi.Seperti halnya yang terjadi yang terjadi penelitian ini. Pada

permukaan batu marmer terjadi presipitasi dari ion Fe dan Mn terlarut menjadi endapan Fe(OH)2

dan Mn(OH)2 yang menempel pada media batu marmer (CaCO3,CaO), dengan reaksi sebagai

berikut :

8
CaO + H2O Ca(OH)2 ,

Ca(OH)2 + FeSO4 Fe(OH)2 + CaSO4,

(Godimchuk, 2003)

Ini sesuai dengan dengan prinsip reaksi kimia pertukaran ion yaitu :

nR-A+ + Bn+ R-nBn+ + nA+

Dari reaksi di atas dapat dijelaskan bahwa kapur (CaO) yang menempel pada batu marmer

akan bereaksi dengan air (H2O) dan membentuk endapan Ca(OH)2, kemudian endapan Ca(OH)2

akan terjadi pertukaran ion dengan FeSO4 yang terdapat dalam air baku. Sulfat (SO4) masih terdapat

dalam air baku, dapat dilihat pada lampiran, sehingga memungkinkan terjadi pertukaran ion

tersebut. Produk dari pertukaran ion tersebut adalah endapan Fe(OH)2 yang menempel pada

permukaan media batu marmer dan CaSO4 terlarut dalam air dan terbawa sampai effluen. Peristiwa

pertukaran ion tersebut dapat terjadi karena SO42- akan bereaksi kuat dengan Ca2+ daripada dengan

Fe2+.

Efisiensi penyisihan yang terlalu kecil disebabkan oleh adanya unsur-unsur pengganggu

yang terdapat dalam sampel air, kandungan unsur secara lengkap terdapat dalam lampiran. Dari

lampiran terlihat bahwa kandungan amoniak turun banyak, ini menunjukkan bahwa amoniak lebih

kuat untuk bereaksi dengan SO42- daripada dengan Fe dan Mn.

9
Gambar 3.7 Foto Permukaan Media Marmer dengan Menggunakan Mikroskop Elektron

Pada Penelitian ini dilakukan analisa menggunakan mikroskop elektron yang dikenal dengan

SEM (Scanning Electron Microscope), analisa ini untuk mendukung teori bahwa terdapat endapan

(Fe(OH)2)yang menempel pada permukaan media marmer dengan melihat permukaan media

dengan perbesaran sampai 5000 kali.

Dari gambar 3.7 di atas terlihat adanya endapan berbentuk bulat yang menunjukkan bahwa

hasil dari reaksi pertukaran ion membentuk endapan yang menempel pada permukaan media. Pada

analisa ini endapan terlihat kurang jelas karena perbesaran pada mikroskop kurang maksimal karena

ada kendala pada setting alat pada waktu analisa dilakukan.

4. KESIMPULAN

Dari data pada analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Kadar Fe dan Mn dalam sampel air setelah dilewatkan dalam unit filter adalah untuk Fe

berkisar antara 0,38 mg/l sampai 0,54 mg/l dengan efisiensi antara 19,05 % - 39,64 % dan

untuk Mn berkisar antara 1,31 mg/l – 2,54 mg/l dengan efisiensi antara 22,05 % - 45,22 %

dan belum mampu mencapai nilai baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI No : 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 yaitu untuk Fe adalah

0,3 mg/l dan Mn adalah 0,4 mg/l.

10
2. Didapatkan variasi media marmer paling efektif untuk menyisihkan kadar Fe dan Mn yaitu

media marmer dengan diameter 0,5 cm dan tinggi 60 cm, yang memiliki efisiensi penyisihan

maksimum sebesar 39,64 % untuk Fe dan 45,22 % untuk Mn.

DAFTAR PUSTAKA

Al- Layla, M. A., S. Ahmad, S. J. Middle brooks. 1977. “Water Supply Engineering Design”. 2nd

edition. Ann Arbor Science. Michigan: USA.

Firmansyah, A., 1993, Laporan Kerja Praktek di PD. Pabrik Batu dan Semen tahan api loka

Surabaya, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITS.

Godimchuk A. Yu., Reshetova A.A.2003. Study of Precipitation Processes of Heavy Metals on

Natural Minerals. SSE “High Voltage Research Institute at Tomsk Polytechnic

University”. Tomsk. Russia

Hartomo, A.C. 1994. Mengenal Keramik Modern. Andi offset, Jogjakarta.

Kusuma, W.P. 2009. Pekerjaan Konstruksi Unit Intake, Aerator, dan PrasedimentasiIPAM

Karang Pilang III Surabaya. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan

Perancanaan ITS.

Huisman, L., dan W. E. Wood. 1974. “Rapid Filtration Part 1”. Dept of Civil Engineering. Dept

University of Technology Deflt.

Mangkoediharjo, S. 1985. Penyediaan Air Bersih, Teknik Penyehatan-FTSP kampus ITS Keputih

Sukolilo Surabaya

Rahmantyo, S., 2007. Identifikasi dan Analisa Resiko Sebagai Jaminan Kualitas Air Bersih

Pada Sistem Distribusi Air Bersih Instalasi PDAM Ngagel III Surabaya dengan

Metode Fault Tree Analysis. Laporan Tugas Akhir (S1). Jurusan Teknik Lingkungan,

FTSP - ITS Surabaya

11
Reynold, T. D., 1982. “Unit Operations and Processes in Environmental Engineering”. 2nd

edition, PWS, USA.

Sawyer, C.N and P.L., Mc Carty, 1978. “Chemistry for Environmental Engineering”. 3rd ed. Mc

Graw Hill Kogakusha Ltd. : 405 - 486 pp.

Soemirati, Slamet. “Kesehatan Lingkungan”, Jurusan Teknik Lingkungan-ITB-Bandung,1994

12

Anda mungkin juga menyukai