Pengertian (definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan MDR TB iaqlah
Tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis resisten minimal terhadap rifampisin dan isoniazid secara bersamaan, dengan atau tanpa obat antituberkulosis (OAT) lini I yang lain. (Reviono, 2014) 2. Asesmen perawatan a) Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen) b) Batuk darah c) Sesak napas d) Sakit dada e) Berat badan berkurang f) Nafsu makan hilang g) Demam hilang timbul
3. Diagnosis a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
Keperawatan penyakit paru obstruktif kronik b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dengan keletihan otot pernafasan c. Risiko infeksi berhubungan dengan 4. Kriteria a. Mendemostrasikan batuk efektif dan suara nafas yang evaluasi/Nursing bersih , tidak ada sianosis dan dyspnue ( mampu Outcome mengeluarkan sputum , mampu bernafas dengan mudah , tidak ada pursed lips ) b. Menunjukkan jalan nafas yang paten ( klian tidak merasa tercekik irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal ) c. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas d. Tanda tanda vital dalam rentang normal ( tekanan darah, nadi, pernafasan) e. Tidak ada sianosis f. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi g. Mendeskripsikan proses penularan penyakit,faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya h. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi i. Jumlah leukosit dalam batas normal 5. Intervensi 1) Bersihan jalan nafas inefektif berhubungan dengan penyakit Keperawatan paru obstruktif kronik a. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning b. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctionning c. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctionning d. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan e. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal f. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal g. Monitor status oksigen pasien h. Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi o2 dll i. Buka jalan nafas,gunakan tehnik chin lift atau jaw thrust bila perlu j. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi k. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan l. Pasang mayo bila perlu m. Lakukan fisioterapi bila perlu n. Keluarkan sekret dengan batuk artau suction o. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan p. Lakukan suction pada mayo q. Berkan bronchodilator bila perlu 2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dengan keletihan otot pernafasan a. Buka jalan nafas, gunakan tehnik chin lift atau jawa thrust bila perlu b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi’identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan anfas buatan c. Pasnag mayo bila perlu d. Lakukan fisioterapi dada bila perlu e. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction f. Auskuktasi suara nafas, catat adanya suara tambahan g. Lakukan suction pada mayo h. Berikan bronchodilator bila perlu i. Berikan pelembab udara kassa basah Nacl lembab j. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan k. Monitor respirasi dan status o2 l. Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea m. Pertahankan jalan nafas yang paten n. Monitor aliran oksigenasi o. Observasi adanya tanda tanda hipovemtilasi p. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi q. Mpnitoring TD, nadi , suhu , RR r. Catat adanaya fluktuasi tekanan darah s. Monitor fruekensi, suara dan irama pernafasan t. Monitor pola pernapsan abnormal u. Moniotr suhu , warna, dan kelembabapan kulit v. Monitor sianosis perifer 3) Risiko infeksi berhubungan dengan a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain b. Pertahankan tehnik isolasi c. Batasi pengunjung bila perlu d. Instruksikan kepada pengunjung untuk cuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien e. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan f. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan perawatan g. Gunakan baju,sarung tangan sebagai alat pelindung h. Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat i. Ganti letak perifer IV dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum j. Gunakan kateter intermitten untuk menurunkan infeksi kandung kencing k. Tingkatkan intake nutrisi l. Berikan terapi antibiotic bila perlu. Infection protection (proteksi terhadap infeksi) m. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local n. Monitor hitung granulosit,(WBC) o. Monitor kerentanan terhadap infeksi p. Berikan perawatan kulit pada area epidemic q. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,panas,drainase r. Dorong istirahat s. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi t. Ajarkan cara menghindari infeksi 6. Informasi Dan Mengevaluasi subjektif dan objektif setelah dilaksanakan Edukasi intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah di tetapkan. 7. EVALUASI Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan 8. Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan 9. Kepustakaan 1. Bulecheck, G.M., Butcher, H.K, Dochterman, J.M., Wagner, C.M (ads). (2013). Nursing intervention classification (NIC) St. Louwis : Mosby elsevier) 2. Carpetino & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC. 3. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta : EGC. 4. Lanywati, Endang (2007). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta : Kanisius. 5. Moorhead, S., Jhonson, M., Mass, M.L., Swanson, E. (eds). 2013. Nursing outcome classifications (NOC) St. Louis : Mosby Elsevier. 6. Sujono & Sukramin (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Eksokrin & Endokrin Pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu. 7. Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC. Jakarta : ECG 8. Reviono, P., Eko, V dkk. (2014). Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB): Tinjauan Epidemiologi dan Faktor Risiko Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis. MKB,46(4)