Anda di halaman 1dari 2

Kegiatan World Tobacco Asia merupakan sebuah pameran berskala internasional yang terdiri

dari pameran berkaitan dengan pertembakauan, mulai dari mesin pengolah tembakau hingga
inovasi produk tembakau oleh industri rokok berbagai negara. Kegiatan World Tobacco Asia
pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2010. Lalu tahun 2012 diselenggarakan
kegiatan World Tobacco Asia di Indonesia lagi untuk yang kedua kalinya. Untuk kegiatan World
Tobacco Asia ini sudah banyak yang melakukan penolakan dan berdemo mengenai kegiatan ini
hingga adanya korban yang mengalami luka dan panitia penyelenggara yang berjanji tidak akan
mengadakan acara World tobacco Asia di Indonesia.
Akan tetapi, hal yang dijanjikan panitia penyelenggara tersebut bertolak belakang dengan kabar
bahwa kegiatan World Tobacco Asia yang akan diselenggarakan di Surabaya pada bulan
Oktober mendatang. Dengan rencana diselenggarakan world tobacco asia mendatang
menimbulkan spekulasi bahwa tetap dilanjutkannya acara ini, terlebih lagi diadakan acara
kembali di Indonesia merupakan suatu kejanggalan yang mungkin terdapat kepentingan jahat
terkait industri tembakau. Dengan diadakan kembali di Indonesia dapat diketahui bahwa, World
Tobacco Asia menyasar pasar yang cukup besar terutama pada inovasi baru produk tembakau di
Indonesia. Seperti yang diketahui regulasi pengendalian tembakau di Indonesia cukup longgar
bagi konsumen, distributor, maupun produsen rokok itu ditambah dengan angka prevalensi
perokok pemula yang cenderung meningkat dan Indonesia merupakan negara dengan jumlah
perokok salah satu tertinggi dari seluruh dunia. Namun sejatinya, World Tobacco Asia juga
memberikan kerugian bagi beberapa sektor, terutama anak-anak yang mengenal produk inovasi
rokok yang semakin bermacam.
World Tobacco Asia juga merupakan salah satu strategi untuk mengkampanyekan bahwa ada
perubahan pola rokok sekarang, dari pola rokok yang konvensional ke pola rokok yang modern.
Hal ini dapat menimbulkan banyak kerugian pada bidang kesehatan. Karena dengan pola yang
baru dan lebih modern aka nada kemungkinan pengguna rokok atau perokok aktif semakin
meningkat dan semakin meluasnya kategori dari perokok aktif tersebut. Kemungkinan
meningkatnya perokok ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup dalam cara merokok
konvensional ke modern sehingga banyak yang penasaran dengan sesuatu yang baru dan
mencoba-coba, hal ini banyak terjadi khususnya pada usia remaja yang masih labil dan hanya
ikut-ikutan trend yang sedang ada di lingkungannya. Dengan semakin banyaknya perokok
tingkat kesehatan di Indonesia juga berdampak karena rokok sendiri dapat banyak memberi efek
buruk bagi tubuh karena kandungan yang terdapat di dalam rokok itu sendiri.
Semakin banyaknya perokok aktif ini menimbulkan efek bagi kesehatan gigi dan mulut perokok
itu sendiri. Hasil pembakaran rokok mengandung berbagai jenis toksin dan agen karsinogen yang
dapat membahayakan, tidak hanya pada orang yang merokok atau perokok aktif, tetapi juga pada
orang disekitar perokok yaitu perokok pasif. Selain dapat menyebabkan terjadinya penyakit
sistemik seperti kanker paru, penyakit kardiovaskuler, risiko terjadinya neoplasma larynx,
esophagus, merokok juga terbukti berhubungan dengan munculnya berbagai kelainan gigi dan
rongga mulut. Resiko terparah seorang perokok aktif terkait masalah kesehatan mulut dan gigi
adalah penyakit kanker rongga mulut. Ini terjadi karena dalam satu batang rokok terkandung
materi-materi berbahaya yang terdiri dari bahan kimi berbahaya yang jumlahnya ribuan.
Aktivitas merokok juga bisa meningkatkan sensitivitas gigi. Hal ini terjadi karena aktivitas
merokok bisa menimbulkan penurunan gusi atau receeding gums. Masalah gigi dan mulut
lainnya adalah mudahnya timbul plak atau yang dikenal dengan tartar. Tartar ini adalah endapan
materi berisi bakteri yang menempel pada gigi. Jika tidak terlalu peduli dengan plak yang
terdeposit terlalu lama akan membahayakan kesehatan jaringan gigi dan bisa menyebabkan
penyakit yang disebut periodontitis. Dan yang paling banyak terdapat pada perokok aktif adalah
perubahan warna gigi atau dapat disebutkan bahwa perubahan warna gigi disebut dengan istilah
staining dan bau mulut. Hal yang akan dialami oleh para perokok terkait pada estetika giginya
adalah kecenderungan berubah warna menjadi agak kekuning-kuningan. Bau mulut wajar
dirasakan oleh para perokok aktif. Secara medis bau mulut pada perokok memiliki istilah
halitosis. Permasalahan ini tidak bisa diatasi hanya dengan menyikat atau berkumur saja tetapi
anda harus menjauhi rokok itu sendiri.
Sebagai dokter gigi, kita hendaknya dapat mengambil peranan penting dalam mengedukasi dan
memotivasi masyarakat untuk menghindari rokok, dengan memberikan gambaran tentang
berbagai bahaya merokok, terutama yang berhubungan dengan kelainan gigi dan rongga mulut.
Tetapi jika, kegiatan world tobacco asia tetap dilaksanakan hal ini berarti bahwa dapat
meningkatkan risiko penyakit gigi dan mulut di Indonesia. Meskipun yang dibawa dalam
kegiatan world tobacco asia adalah perubahan pola konsumsi rokok konvensional menjadi yang
lebih modern bukan berarti semakin modern pola konsumsi dan semakin berkembangnya
berbagai jenis rokok akan meminimalisir penyakit gigi dan mulut yang akan disebabkannya
karena semakin modern berarti semakin mudah dijangkau bahkan untuk kalangan yang tidak
seharusnya seperti anak yang masih dibawah umur dan ketika merokok fisik yang sering dan
bersentuhan langsung dengan rokok adalah area gigi dan mulut. Dengan berbagai risiko saya
sebagai mahasiswa kedokteran gigi menolak adanya acara kegiatan World Tobacco Asia yang
diselenggarakan di Surabaya, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai