Anda di halaman 1dari 17

PERHITUNGAN JAWA

Oleh :
Dwi Arifianti (14)
Menghitung weton
Untuk menghitung Neptu hari lahir ( weton ) berikut Pasarannya ada
pedoman/ patokan angka yang digunakan oleh masyarakat orang jawa,
berikut table hari, pasaran dan neptu seperti dibawah ini :

Dari pedoman/ patokan neptu hari dan pasaran di atas, dapat disusun
suatu matrik/ tabel yang mana kita dapat mengetahui jumlah neptu hari
lahir kita. Tabel perhitungan hari dan pasaran sebagai berikut :

Cara penggunaan tabel adalah


sebagai berikut : Misalnya kita lahir pada hari Minggu Kliwon, untuk
mengethui berapa jumlah neptu kita maka kita lihat pada hari Minggu
yang neptunya 5, kemudian kita tari ke arah pasaran Kliwon yang
neptunya 8. Langkah berikutnya kita jumlahkan kedua neptunya sebagi
berikut : 5 + 8 = 13, jadi jumlah neptu untuk Minggu Kliwon adalah 13.

Bagi rekan-rekan yang tidak mengetahui hari lahirnya dapat dicari


dengan menggunakan tabel berikut :
Penggunaan kedua tabel diatas adalah sebagai berikut :

Misal hari kemerdekaan bangsa Indonesia jatuh pada tanggaal 17 Agustus 1945. Tanggal
tersebut jatuh pada hari apa ? Cara mencarinya adalah kita cari angka 45 pada tabel tahun,
kita tarik gurus lurus ke kanan sampai bulan Agustus dan kita dapatkan angka 3.
Kemudian angka 3 dijumlahkan dengan angka 17 (tanggal) hasilnya adalah 20.
Kita cari angka 20 di tabel "Pencarian hari berdasarkan angka ", kita dapatkan angka 20
terletak pada baris "Jum'at".
Dari perhitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 jatuh
pada hari JUM'AT.Tentunya kita ingin mengetahui Neptu atau pasaran dari Tentunya kita
ingin mengetahui Neptu atau pasaran dari tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jum'at
dengan Neptu apa? Berikut tabel untuk mengetahui Neptu/ Pasaran :

Cara mengetahui Neptu/ Pasaran suatu Tanggal kelahiran dengan menggunakan tabel di atas adalah sebagai
berikut :
Kita gunakan Contoh diatas yaitu tanggal 17 Agustus 1945 yang mana kita sudah mengetahui bahwa tanggal
tersebut jatuh pada hari Jum'at. Disini kita tinggal mencari Neptu/ pasaran dari tanggal tersebut.
Kita cari angka 45 pada tabel "Tahun" kemudian kita tarik garis lurus ke kanan sampai pada bulan Agustus
yang didapatkan angka "1".
Kemudian kita jumlahkan angka "1" dengan 17 (tanggal ) hasilnya adalah "18".
Kemudian kita cari angka "18" pada tabel "Pasaran berdasarkan angka" yang mana kita dapatkan angka
tersebut terletak pada baris "LEGI".
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari "JUM'AT LEGI" dengan jumlah
neptunya adalah "11" ( perhitungan Neptu lihat pada Tabel perhitungan Hari dan Pasaran " )

Hitungan Perjodohan Pernikahan Berdasarkan Weton Jawa.

Nama hari = Neptu ( nilai )


Nama Pasaran Neptu (nilai )
1. Ahad = 5
1. Legi = 5
2. Senen = 4
2. Paing = 9
3. Selasa = 3
3. Pon = 7
4. Rabu = 7
4. Wage = 4
5. Kamis = 8
5. Kliwon = 8
6. Jum’at = 6
7. Sabtu = 9

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan


Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki
masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9
sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
1 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
3 dan 5 : cepat berpisah
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
3 dan 6 : mandapat
1 dan 7 : banyak musuh
kebahagiaan
1 dan 8 : sengsara
3 dan 7 : banyak celakanya
1 dan 9 : menjadi perlindungan
3 dan 8 : salah seorang cepat
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
wafat
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
2 dan 4 : banyak godanya
4 dan 4 : sering sakit
2 dan 5 : banyak celakanya
4 dan 5 : banyak godanya
2 dan 6 : cepat kaya
4 dan 6 : banyak rejekinya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
6 dan 6 : besar celakanya
4 dan 9 : salah seorang kalah
6 dan 7 : rukun
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
6 dan 8 : banyak musuh
2 dan 8 : dekat rejekinya
6 dan 9 : sengsara
2 dan 9 : banyak rejekinya
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
3 dan 3 : melarat
7 dan 8 : celaka karena diri
5 dan 6 : dekat rejekinya
sendiri
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
7 dan 9 : tulus perkawinannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
8 dan 8 : dikasihi orang
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah
neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian
dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :

1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati


2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah
kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati

Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :


-Ahad dan Ahad, sering sakit
-Ahad dan Senin, banyak sakit -Selasa dan Jumat, bercerai
-Ahad dan Selasa, miskin -Selasa dan Sabtu, sering sakit
-Ahad dan Rebo, selamat -Rebo dan Rebo, tidak baik
-Ahad dan Kamis, cekcok -Rebo dan Kamis, selamat
-Ahad dan Jumat, selama -Rebo dan Jumat, selamat
-Ahad dan Sabtu, miskin -Rebo dan Sabtu, baik
-Senen dan Senen, tidak baik -Kamis dan Kamis, selamat
-Senen dan Selasa, selamat -Kamis dan Jumat, selamat
-Senen dan Rebo, anaknya perempuan -Kamis dan Sabtu, celaka
-Senen dan Kamis, disayangi -Jumat dan Jumat, miskin
-Senen dan Jumat, selamat -Jumat dan Sabtu celaka
-Sabtu dan Sabtu, tidak baik
-Senen dan Sabtu, direstui
-Selasa dan Selasa, tidak baik
-Selasa dan Rebo, kaya
-Selasa dan Kamis, kaya
Memilih Saat Ijab, Ijab kabul yang unik
Dalam perkawinan Dra. Pharmasi Endang Ontorini Udaya dengan Sutrisno Sukro di Sala,
ayah penggantin putri Bpk. Samsuharya Udaya telah memilih saat ijab kabul secara unik,
yaitu pada malam Ahad Legi (27 Mei 73) jam 2.30 pagi.
Ketetapan itu didasarkan saat lahirnya temanten putri. Segala waktunya berjalan baik,
lancar dan selamat.
Mungkin hal tersebut suatu ajaran : kalau tidak memakai perhitungan, pakailah hari
kelahiran untuk hal-hal yang penting pindah rumah dsb.
Hari yang membawa kelahirannya selamat, demikian pulalah untuk hal lain-lain dalam
hidupnya.

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN


(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan
dipakai)
12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH


Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah
permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara
kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang
harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin
keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja
yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah
rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Kerentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki
mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36
pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam
13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam
13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam
15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-
12 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN


Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara

Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai
sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan
rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-
temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan.
Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini
bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal,
terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP
Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia
dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak
sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari
dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis
menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu,
masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya
adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan
penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu
adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Menurut Ki Djoko, suatu karya yang terjadi pada hari yang karakternya tidak baik,
diperkirakakan karakter itu akan mengganggu usaha yang dilakukan. Akibatnya usaha
dagangnya juga banyak kendala, bahkan mengalami kegagalan.

Aura pencemar tersebut dalam primbon disebut naas, sangar tahun, sangar sasi dan sangar
dina. Sedangkan anasir pencemar tersebut dikenal sebagai naga dina, naga tahun dan
sebagainya. Menurut Ki Djoko sampai kapan pun kebiasaan atau tradisi memilih dina becik
(hari baik) seyogyanya dilakukan. Tentunya kalau tidak ingin berspekulasi dengan resiko
kegagalan.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang
netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan
untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya
dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi
kenyataan.

Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari
sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan
mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya,
yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca
silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam
sebanyak 11 kali.

Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan
menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan
sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)

Menurut Dosen Jurusan Sastra Daerah – Fakultas Sastra UNS Drs. Usman Arif Mpd, peluang
merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia
merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.

Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena
disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal
hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen
kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.

Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil
analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon.
Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir
berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau
sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih
mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis
dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar
waktu kelahiran yang bersangkutan.

Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya
diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil
keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya
orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan
besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.

Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga
berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari
memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.

Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu
menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.

Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau
tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian
belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai
dengan mekanismenya sendiri

Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah


A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan
Besar.

B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
- Tahun Jawa = 29 Rejeb 1905 TAhun WAWU Windu ADI
- Tahun Hijriah = 30 Rajab 1393 H
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
- Tahun Jawa = 28 Besar 1908 Tahun EHE Windu KUNTARA
- Tahun Hijriah = 29 Dzulhijah 1396 H

Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.


Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3,
2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) +
wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi
pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan
Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)

D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud,
Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan
mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai,
selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan
emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati
dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal
bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga
harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang
berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan
ketentraman lair batin, serta dihormati.

Terbaik 1 : Terbaik 2 : Terbaik 3 :


1. Selasa Pon, 7. Senin Pon, 14. Selasa Wage,
2. Jumat Wage, 8. Selasa Kliwon, 15. Senin Kliwon,
3. Minggu Legi, 9. Rabu Wage, 16. Selasa Pahing,
4. Rabu Kliwon, 10. Jumat legi, 17. Rabu Legi,
5. Kamis Pon, 11. Rabu Pahing, 18. Kamis Wage,
6. Jumat Pahing, 12. Kamis Kliwon, 19. Minggu Pon,
13. Sabtu Pon,12. 20. Kamis Pahing,
Kamis Kliwon, 21. Sabtu Kliwon
13. Sabtu Pon,

Perhitungan kematian

Sebelom penghitungan hari dimulai, perhatiin dulu 2 tabel hari di bawah ini
yang merupakan tabel hari dan pasaran serta rumus untuk perhitungan hari
selamatannya :

Sekarang ambil satu kasus, orang yang meninggal pada hari Minggu tanggal 23
Februari 2014 pada jam 18.10 (Maghrib). Karna pada jam 18.10 matahari
sudah terbenam, maka hari kematiannya terhitung jatuh pada hari Senin
Wage. Karna menurut perhitungan hari adat Jawa, pergantian hari terjadi pada
saat matahari terbenam.
Pertama kita tentuin dulu hari selamatannya pake rumus yang di atas. Untuk
contoh kasus di atas, bisa dilihat contoh perhitungannya pada tabel di bawah
ini :

Kalo merasa ribet dengan itung²an di atas, bisa juga pake tabel di bawah ini.
Gampang banget kok caranya, tinggal cari hari dan pasarannya di kolom
"Meninggal" trus catet hari selamatannya yang sebaris dengan hari dan
pasaran meninggalnya. Sekali lagi yang perlu diingat adalah pergantian hari
dalam adat Jawa adalah saat terbenamnya matahari (Maghrib / Surup), kalo
udah Maghrib berarti udah ganti hari.

3 7 40 100 1 2 1000
Meninggal
Hari Hari Hari Hari Tahun Tahun Hari
Jum'at Minggu Kamis Selasa Sabtu Senin Sabtu Rabu
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Sabtu Senin Jum'at Rabu Minggu Selasa Minggu Kamis
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Minggu Selasa Sabtu Kamis Senin Rabu Senin Jum'at
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Senin Rabu Minggu Jum'at Sabtu Kamis Selasa Sabtu
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Selasa Kamis Senin Sabtu Rabu Jum'at Rabu Minggu
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon
Rabu Jum'at Selasa Minggu Kamis Sabtu Kamis Senin
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Kamis Sabtu Rabu Senin Jum'at Minggu Jum'at Selasa
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Jum'at Minggu Kamis Selasa Sabtu Senin Sabtu Rabu
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Sabtu Senin Jum'at Rabu Minggu Selasa Minggu Kamis
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Minggu Selasa Sabtu Kamis Senin Rabu Senin Jum'at
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon
Senin Rabu Minggu Jum'at Selasa Kamis Selasa Sabtu
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Selasa Kamis Senin Sabtu Rabu Jum'at Rabu Minggu
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Rabu Jum'at Selasa Minggu Kamis Sabtu Kamis Senin
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Kamis Sabtu Rabu Senin Jum'at Minggu Jum'at Selasa
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Jum'at Minggu Kamis Selasa Sabtu Senin Sabtu Rabu
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon
Sabtu Senin Jum'at Rabu Minggu Selasa Minggu Kamis
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Minggu Selasa Sabtu Kamis Senin Rabu Senin Jum'at
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Senin Rabu Minggu Jum'at Selasa Kamis Selasa Sabtu
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Selasa Kamis Senin Sabtu Rabu Jum'at Rabu Minggu
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Rabu Jum'at Selasa Minggu Kamis Sabtu Kamis Senin
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon
Kamis Sabtu Rabu Senin Jum'at Minggu Jum'at Selasa
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Jum'at Minggu Kamis Selasa Sabtu Senin Sabtu Rabu
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Sabtu Senin Jum'at Rabu Minggu Selasa Minggu Kamis
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Minggu Selasa Sabtu Kamis Senin Rabu Senin Jum'at
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Senin Rabu Minggu Jum'at Selasa Kamis Selasa Sabtu
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon
Selasa Kamis Senin Sabtu Rabu Jum'at Rabu Minggu
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Rabu Jum'at Selasa Minggu Kamis Sabtu Kamis Senin
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Kamis Sabtu Rabu Senin Jum'at Minggu Jum'at Selasa
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Jum'at Minggu Kamis Selasa Sabtu Senin Sabtu Rabu
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Sabtu Senin Jum'at Rabu Minggu Selasa Minggu Kamis
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon
Minggu Selasa Sabtu Kamis Senin Rabu Senin Jum'at
Kliwon Paing Legi Wage Wage Pon Pon Wage
Senin Rabu Minggu Jum'at Selasa Kamis Selasa Sabtu
Legi Pon Paing Kliwon Kliwon Wage Wage Kliwon
Selasa Kamis Senin Sabtu Rabu Jum'at Rabu Minggu
Paing Wage Pon Legi Legi Kliwon Kliwon Legi
Rabu Jum'at Selasa Minggu Kamis Sabtu Kamis Senin
Pon Kliwon Wage Paing Paing Legi Legi Paing
Kamis Sabtu Rabu Senin Jum'at Minggu Jum'at Selasa
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon

Hari dan pasaran udah dapet, tinggal nentuin tanggal masehinya biar gampang
bikin catetannya hari dan pasaran selamatannya dulu.

3 7 40 100 1 2 1000
Meninggal
Hari Hari Hari Hari Tahun Tahun Hari
Senin Rabu Minggu Jum'at Selasa Kamis Selasa Sabtu
Wage Legi Kliwon Pon Pon Paing Paing Pon

Contoh kasusnya masih sama, meninggal pada hari Minggu tanggal 23 Februari
2014 pada jam 18.10 (Maghrib). Karna pada jam 18.10 matahari sudah
terbenam, maka hari kematiannya terhitung (Jawa) jatuh pada hari Senin Wage
24 Februari 2014. Untuk menentukan tanggal masehinya bisa dipake rumus di
bawah ini :

Untuk 40, 100, dan 1000 hari pake salah satu rumus yang ada. Yang penting
hasil penjumlahan tanggalnya gak membuat bulan meninggalnya berubah,
setelah itu baru pake rumus bulannya. Contohnya perhitungan untuk kasus di
atas bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Nah, perhitungan hari dan tanggal selamatan orang meninggal udah selesai
dan tinggal di rangkum hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai