Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA

Dosen Pembimbing : Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns.,M.Kep.,MM


Kelompok 3
1. A.Ulil abshor (18.11.2.149.095)
2. Devi Zunia I.S (18.11.2.149.100)
3. Evi Khumaidah (18.11.2.149.106)
4. Lailatul Rizkiyah (18.11.2.149.114)
5. M. Heru E.P (18.11.2.149.116)
6. Masruah (18.11.2.149.118)
7. Ririn Agustianingsih (18.11.2.149.128)
8. Siti Kholifah (18.11.2.149.132)
9. Sitta Nurlailatul F (18.11.2.149.134)
10. Yusuf Bahrudin (18.11.2.149.140)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAHTINGGI KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2019
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA

Tujuan : Untuk memenuhi tugas KDK 2

Dosen Pembimbing : Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns.,M.Kep.,MM

Kelompok 3
1. A.Ulil abshor (18.11.2.149.095)
2. Devi Zunia I.S (18.11.2.149.100)
3. Evi Khumaidah (18.11.2.149.106)
4. Lailatul Rizkiyah (18.11.2.149.114)
5. M. Heru E.P (18.11.2.149.116)
6. Masruah (18.11.2.149.118)
7. Ririn Agustianingsih (18.11.2.149.128)
8. Siti Kholifah (18.11.2.149.132)
9. Sitta Nurlailatul F (18.11.2.149.134)
10. Yusuf Bahrudin (18.11.2.149.140)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAHTINGGI KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PNEUMONIA “. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata pelajaran KDK 2.

Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mendapat ilmu dari dosen pembimbing.
Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada YTH. :

Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns.,M.Kep.,MM

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurna
makalah ini.

Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana menambah pengetahuan tentang asuhan
keperawatan asma bronkial. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun
untuk menambah wawasan.

Tuban, 10 Juni 2019

Penyusun
Contoh – contoh kasus Keperawatan

Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus dalam keperawtan medikal bedah, yaitu :

1. Yayan umur 16 tahun nampak bdan kurus MRS dengan keluhan sesak nafas di sertai
sesekali batuk. Pada pengkajian didapatkan bahwa sesak nafas di rsakan sejak
beberapa tahun lalu, 1 bulan lalu sesak yayan smakin bertambah disertai berkeringat
dingin terutama bila beraktivitas. Yayan anak kedua dari tiga bersaudara dan adiknya
meninggal dunia dua tahun lalu karena panas dan batuk. Yayan pun demikian saat
pada umur satu tahun sering panas dan batuk pilek. Yayan hidup bersam ibunya
karena bapak meninggal dunia sejak tujuh tahun lalu, ibu tidak bekerja penghasilan
kelarga dari pengsiun bapak sekitar Rp. 350.000. Sejak kecil ia dan adiknya sering
sakit-sakitan karena makan tidak teratur
2. Ny. S berusia 40 tahun opnam di RS ejak satu hari yang lalu klien datang dengan
keluhan pendengaran telinga kiri dan kanan menurun atau tidak mendengar sejak dua
tahun yang lalu. Klien mengatakan terasa nyeri pada kedua tulang telinga bagian
belakang, rasa nyeri skala 6 dan klien mengeluh telinga kanan dan kiri satu bulan
terkhir sering basah karena keluar cairan dari dalam cairan dan hasil pengkajian
didapatkan TTV: TD 130/80 mmHg, N:84X/Menit, RR: 24X/menit, S: 38,8
Klien mengatakan badannya terasa demam dan kepalanya kadang-kadang pusing serta
kemerahan pada kompleks mostaid, keluarnya cairan baik bening maupun berupa
lendir dan pus.
3. Pada tanggal 22 juni 2010 pukul 11.30 WIB Ny.S datang ke UGD dengan keluhan
diare selama dua hari. Klien berumur 50 tahun dan mengatakan sudah diare selama
dua hari. BAB encer berlendir dengan frekuensi 4-5 hari setiap harinya. Menurut hasil
observasi perawat badan klien panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya
kembali klien mengatakan sebelumnya makan makanan pedas. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 37,5 C
Keadaan umum : lemah,mukosa bibir kering
4. Seorang siswa SMA berusia 17 tahun dirawat di RS karena kelelahan yang sangat
ekstrem dan penurunan berat badan. Untuk tahun sebelumnya ia sudah mudah
lelah,telah kehilangan 25 kg dalam 2 tahun terakhir, tinggi badanya saat ini adalah
177 cm dan beratnya 140 kilogram. Kira-kira 4 tahun sebelumnya,dia mulai sering
buang air kecil di malam hari,dan sejak itu sempat mengalami haus dan output urine
tinggi. Dia datang ke rumah sakit karena selama 24 jam terakhir dia sangat haus dan
mudah tersinggung dan meminum sekitar 10 gelas dengan ukuran 360 ml gelas air.dia
kencing setiap jam selama 24 jam terakhir dan tidak bisa cukup minum.gusi-gusinya
terasa sakit dan dia baru saja mengalami kesulitan makan karena gusi-gusinya terasa
melembek.
5. Tn. C berusia 41 tahun yang memiliki riwayat hipertensi dan diabetes yang sudah
berlangsung lama dan emesis. Dia menyangkal adanya penyakit medis lainnya. Pada
pemeriksaan fisik, pasien adalah pria yang berkembang dengan baik dan meimiliki
gizi baik dalam keadaan sedang. Tekanan darah 180/110, denyut nadi 80, respirasi 24
kali/menit dan dia afebis. Berat badan 76,5 kg. Pemeriksaan jantung memiliki S1,S2
dan S4. Saat diperiksa terdapat rdrma 2+ pada ekstremitas bawah dan sedikit luka
garukan pada kulit.
6. Ny. B berusia 57 tahun dibawa ke RS oleh suaminya, karena Ny B mengatakan pada
suaminya bahwa dia merasakan mati rasa pada sisi kanan wajahnya dan di lengan
kanannya, suaminya melihat tiba-tiba wajah Ny B terkulai. Tn B takut istrinya
mengalami stroke sehingga dia membawanya ke rumah sakit. Ny. B mempunyai
riwayat hipertensi dan hiperkolestrolemia, penggunaan tembakau selama 25 tahun,
berhenti sepuluh tahun lalu. Dia mempunyai riwayat penyakit keluarga positif
penyakit jantung . kadang – kadang suka berjalan-jalan sekitar rumah dengan teman
tetapi tidak melakukan olahraga yang teratur. Suami merokok satu bungkus per hari.
Di unit gawat darurat, Ny B sadar penuh. Tanda vitalnya adalah suhu (36,5), tekanan
darah 148/97, denyut nadi 81/mnt, dan laju pernapasan 14x/mnt. Elektrokardiogram
(EEG,EKG) Monitor menunjukkan ritme sinus normal. Ny B masih mengeluh “mati
rasa” dari sisi kanan dari wajahnya dan lengan kanannya , mulutnya mencong ke sisi
kanan, bicaranya jelas. Dia mampu memindahkan semua ekstremitasnya dan ikuti
perintah. Pupil bulat, sama, dan reaktif terhadap cahaya (4mm sampai 2mm) dan
akoamodasi. Tidak ada nistagmus yang dicatat. Genggaman tangan kanannya lebih
lemah daripada kirinya, Ny B tidak sakit kepala dan menyangkal adanya mual ,
muntah, nyeri dada, diaphoresis, atau keluhan penglihatan. Dia tidak mengalami
kelemahan yang signifikan, memiliki gaya berjalan stabil, dan mampu menelan tanpa
kesulitan
7. Tn M mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah atau bagian yang habis dioperasi,
nyeri perih dan seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 4(0-10), nyeri yang dirasakan hilang
timbul. Paisen tampak lemah dan meringis kesakitan, tekanan darah 120/90 mmHg,
nadi 84 kali/mnt, pernapasan 22 kali/mnt, dan suhu 36,70C.
8. Tn K berusia 50 tahun, ia mengeluh nyeri pinggang, demam bahkan kadang
menggigil. Dulu pernah mengalami infeksi pada kandung kencing pasca operasi
pengangkatan batu kencing.
9. Tn. X dibawa keluarganya ke RS UP sanglah pada tgl 24 mei 2015 dengan keluhan
nyer, bengkak pada kaki kanannya serta tidak dapat menggerakan tangannya setelah
jatuh mengendarai sepedah motor saat mengalami kecelakaan lalu lintas pasien
mengatakan nyeri timbul saat bergerak maupun tidak. Nyeri yang terasa berkisar 7(0-
10).
10. An. N di rawat di RS Medika 2 hari yang lalu, keluhan pertama saat pertama kali
masuk rumah sakit adalah panas tinggi disertai sakit pada dada. Keadaan umum anak
N tampak pucat dan lemah dengan posisi semi fowler dan terpasang oksigen nasal
kanul. Pada jari terdapat clubing Finger. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan
gambaran opacity. Aspirasi pleura mnunjukkan nanah pada rongga pleura.

A. DEFINISI

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari
suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut(ISNBA). Dengan gejala batuk dan di sertai
dengan sesak nafas yang di sebabkan agen infeksius seperti
virus,bakteri,mycoplasma(fungi),dan aspirasi subtansi asing,berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis.

B. ETIOLOGI

Radang paru-paru mungkin berkaitan dengan berbagai mikroorganisme dan dapat


menular dari komunitas atau dari rumah sakit (nosocomial). Pasien dapat menghisap
bakteri,virus,parasit atau agen iritan, atau pasien dapat menghirup cairan ataupun
makanan. Pasien dapat juga memproduksi banyak mukus dan pengentalan cairan aveolar
sebagai akibat pertukaran gas terganggu. Semua ini dapat mendorong kepada radang jalur
udara bagian bawah.
Organisme yang secara umum di kaitkan dengan infeksi meliputi Staphicoccus aureus,
Sterptococcus pnieumoniae, Haemophilus influenza, Mycoplasma pneumoniae, legionella
pneumonia, Chlamydia pmneumoniae (parasit) dan Pseudomonas aeruginosa.
C. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam,sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama


2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak
4. Muntah
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum
7. Sumbatan nasal
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi nasal
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan
10. Bunyi pernafasan seperti batuk, mengi, mengorok.auskultasi terdengar
mengi,krekels
11. Sakit tenggorokan
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu/makam/minum
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja

D.FAKTOR RESIKO

1. FAKTOR RESIKO TERKAIT PEJAMU


1) Pertambahan usia
2) Perubahan tingkat kesadaran
3) Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
4) Penyakit berat,malnutrisi,syok
5) Trauma tumpul,trauma kepala berat,trauma dada
6) Merokok,karang gigi

2. FAKTOR TERKAIT PENGOBATAN


1) Fentilasi mekanik,reintubasi/inkubasi sendiri
2) Bronkoskopi,selang nasogastrik
3) Adanya alat pemantau tekanan intracranial (TIK)
4) Terapi antibiotik
5) Terapi antacid
6) Peningkatan PH lambung
7) Penyakit reseptor histamin tipe 2
8) Pemberian makan enteral
9) Pembedahan kepala
1.1 TANDA GEJALA

1. Nafas pendek karena inflamasi pada paru-paru,pertukaran gas terganggu


2. Kesulitan bernafas (dyspnea)karena inflamasi dan mukus pada paru-paru
3. Demam karena proses infeksi
4. Terdengar suara serak karena ada cairan di dalam rongga alveolar dan jalur
udara yang lebih kecil
5. Sakit ketika bernafas karena inflamasi pleuritic,efusi pleural,atelectasis

1.2 PATOFISIOLOGI
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya organisme Dyplococcus
pneumonia. Sistem pertahanan tubuh terganggu menyebabkan virus atau bakteri masuk ke
tubuh setelah menghirup kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi. Mekanisme
pertahanan lanjut berupa sekresi Ig lokal A dan respon inflamasi yang diperantarai
leukosit komplemen sitokin imunogoblin makrofag aveolar dan imunitas yang diperantai
gas.
Ketika mikroorganisme penyebab pneumonia berkembang biak mikroorganisme
tersebut mengeluargkan toksin yang mengakibatkan peradangan pada parenkim paru yang
dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukus alveolus. Hal tersebut dapat memicu
perkembangan adema paru dan eksudat yang mengisi alveoli sehingga mengurangi luas
permukaan alveoli untuk pertukaran CO2 dan O2 sehingga sulit untuk bernapas.
Pneumonia bakteri dimulai dengan terjadinya hipertemi akibat pelebaran pembuluh
darah,eksidasi cairan intra alveola dan penumpukan fibrin. Stadium berikutnya diikuti
dengan penumpukan fibrin dan desintegrasiprogresif dari sel-sel inflamasi (hepatisasi
kelabu). Pada kebanyakan kasus,resolusi konsolodasi terjadi setelah 8-10 hari dimana
eksudat akan di cerna secara enzimatik untuk selanjutnya. Direabsorbsi dan di keluarkan
melalui batuk. Apabila infeksi bakteri menetap dan meluas ke kapasitas pleura,supurasi
intra pleura menyebabkan terdinya empyema. Resolusi dan reaksi pleura dapat
berlangsung secara spontan, naumun kebanyakan penebalan jaringan ikat dan
pembentukan pelekatan.

1.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar x: mengidentifikasi distribusi struktural(misal : lobar,brochill) dapat


menyatakan abses)
2. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnosis
3. Pemeriksaan gram/kultur,sputum dan darah untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi mebantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spirometrik static untuk mengkaji jumplah udara yang di aspirasi
7. Bronkustopi untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
1.4 PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan umum yang dapat diberikan antara lain :
1. Oksigen 1-2 l/menit
2. IVFD dekstrose 10% NaCl 0,9% = 3:1,+ kcl 10mEq/500ml cairan jumplah cairan
berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi
3. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimualai makanan enternal bertahap melaluin
selang nasogastrik dengan feedingdrip
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
5. Ampisilin 100 mg/Kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
6. Klorafenikol 75 mg/Kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneunomia hospital based:
7. Sefatoxin 100 mg/Kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
8. Amikasin 10-15 mg/Kg Bb/ hari dalam 2 kalli pemberian

1.5 Komplikasi
Bila tidak di tangani secara cepat maka kemungkinan akan terjadi komplikasi sebagai
berikut :
1. Otitis media akut (OMA) akan terjadi bila tifak di obati, maka sputum yang
berlebihan akan masuk dalam tuba eustachius, sehingga menghalani masuknya
udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang
telinga akan tertarik ke dalam dan timbul efusi.
2. Efusi pleura
3. Emfisema
4. Miningitis
5. Obses otak
6. Endokarditis
7. osteomielitis
1.6 WOC

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d batuk tidak efektif, ketidak mampuan untuk
mengeluarkan sekresi pada jalan napas
2. Intoleransi aktifitas b.d peningkatan metabolisme keletihan.
3. Nyeri b.d peradangan jarinagan pleura.
4. Hipertemi b.d proses infeksi.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan asam lambung.
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

Ketidak efektifan Infeksi Ketdak efektifan bersihan


bersihan jalan napas b.d jalan napas
batuk tidak efektif, Kerja sel globet me
ketidak mampuan untuk meningkat
mengeluarkan sekresi
pada jalan napas Produksi sputum
DO : Skret banyak, nafas meningkat
sesak, dan ronki basah
(+) Akumulasi sputum di
DS : Susah bernapas, jalan napas
batuk berdahak.
BK : Ketidak efektifan
1.Tidak ada batuk bersihan jalan napas
2.Suara napas tambahan
3.Perubahan frekuwensi
napas
4.Dipsneu
5.Batuk yang tidak
efektif
6.Sputum dalam jumlah
yang berlebihan

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

Intoleransi aktifitas b.d Proses peradangan Intoleransi aktifitas


Eksudat dan serous
peningkatan kebutuhan
masuk kedalam alveoli
metabolisme keletihan.
SDM dan leukosit PMN
DO : Sering batuk, sangat mengisi alveoli
Konsolidasi di alveoli
lemas.
Complience paru
DS : Mengeluh capek
menurun
BK : Suplai O2 menurun
Intoleransi aktifitas
1.Respon tekanan darah

abnormal terhadap

aktivitas

2.Respon frekuwensi

jantung abnormal dalam

aktivitas

3.Perubahan EKG yang

mencerminkan aretmia

dan iskemia

4.Ketidak nyamanan

setelah beraktivitas

5.Dipsneu setelah

beraktivitas

6.Menyatakan merasa

letih

7.Menyatakan merasa

lemah

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

Nyeri b.d peradangan Peningkatan konsentrasi Nyeri pleura


jaringan pleura protein cairan alveoli

DO : anak rewel Tekanan hidrostaltik

DS : Mengelug sakit dada meningkta, tekanan

KH : osmosis meningkat

1.Keluhan nyeri hilang Difusi menurun

2.Skala nyeri 0 Akumulasi cairan di

alveoli

Cairan menekan saraf

Nyeri pleura

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

Hipertermi b.d proses Jamur,bakteri,virus, Hipertermi

infeksi protozoa dll

DO : Suhu >37°C, kulit Terhirp atau terespirasi

wajah tampak merah, Masuk ke paru-

badan terasa panas. paru>alveoli

DS : Anak rewel, dan Proses peradangan

badan panas Peningkatan suhu tubuh

BK: Hipertermi

1.Kulit kemerahan

2.Peningkatan suhu di

atas kisaran normal

3.takikardi
4.takipnea

5.kulit tersa hangat

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

Defisit nutrisi b.d Akumulasi sputum Nutrisi kurang dari

peningkatan asam (sputum bersifat basa) di kebutuhan

lambung. lambung

DO : membran mukosa Lambung mengadakan

pucat,berat badan usaha untuk

menurun, serum albumin menyeimbangkan asam

turun. basa

DS : Cepat kenyang

setelah makan, kram/nyeri Peningkatan asam lambung

abdomen, nafsu makan

menurun Mual,Muntah

BK :

1.Kram abdomen Nutrisi kurang dari

2.Bising usus hiperaktif kebutuhan

3.Penurunan berat badan

dengan asupan makanan

adekuat

4.Ketidak mampuan

makan makanan
INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan/Kriter Tgl/ Intervensi Rasional

. Keperawat ia hasil jam

an

1 Ketidak Setelah 1.Ajarkan batuk 1.Untuk


efektifan
dilakukan efektif
bersihan mengeluarkan
jalan napas tindakan 2.Monitor status
b.d batuk sekret di saluran
keperawatan oksigen pasien.
tidak
efektif, diharapkan : 3. posisikan pasien pernapasan
ketidak
1.Mendemonst untuk
mampuan 2. untuk
untuk rasikan batuk memaksimalkan
mengeluark mengetahui kondisi
efektif dan ventilasi
an sekresi
pada jalan suara nafas yg pasien
napas
bersih,tidak
3. Agar pasien
ada sianosis
dapat bernafas
dan dyspneu
2.Menunjukka dengan lancar
n jalan napas
yang paten.
3.Mampu
mengidentifika
sikan dan
mencegah
factor yang
dapat
menghambat
jalan napas.
2. Intoleransi Setelah 1.Bantu klien untuk 1.Dapat melakukan
aktivitas b,d dilakukan mengidentifikasi aktifitas secara
peningkatan tindakan aktifitas yang normal
metabolism keperawatan mampu di lakukan 2.Untuk membantu
e keletihan. diharapkan : 2.Bantu untuk klien dalam
1.Berpartisiapa mendapatkan alat beraktifitas
si dalam bantuan aktifitas 3.Untuk
aktifitas fisik seperti kursi mengetahui respon
tanpa di sertai roda,krek pasien terhadap
peningkatan 3.monitor respon lingkunganya
tekanan fisik, emosi, sosial
darah,nadi dan dan spritual
RR.
2.Mampu
melakukan
aktifitas
sehari-hari
secara mandiri.
3.TTV dalam
rentang
normal.
3. Nyeri b.d Setelah 1.Pemberian 1. Agar nyeri
peradangan dilakukan analgesik. berkurang.
jaringan tindakan 2.Pengurangan 2.Melakukan
pleura keperawatan di kecemasan tindakan
harapkan : 3.Manajemen terapeutik.
1.Nyeri lingkungan. 3.Agar pasien
berkurang. dalam kondisi
2.Pasien nyaman.
mampu
mengendalikan
emosionalnya
3.Agar pasien
dalam kondisi
nyaman.
4. Hipertermi Setelah 1.Monitor tekanan 1.Memantau
b.d proses dilakukan darah, nadi dan RR tekanan darah, nadi
infeksi. tindakan 2.Monitor suhu dan RR pasien
keperawatan sesering mungkin 2.Mengetahui
diharapkan : 3.Kolaborasi kondisi suhu tubuh
1.Suhu tubuh pemberian cairan pasien
dalam rentang intravena. 3.Untuk membantu
normal menyeimbangkan
2.Nadi dan RR cairan tubuh pada
dalam rentang pasien
normal
3.Tidak ada
perubahan
warna kulit
dan tidak ada
pusing.
5. Defisit Setelah 1.Kolaborasikan 1.Agar jumlah
nutrisi b.d dilakukan dengan ahli gizi kalori dan nutrisi
peningkatan tindakan untuk menentukan pasien dalam
asam keperawatan jumlah kalori dan keadaan seimbang
lambung diharapkan : nutrisi yang di 2.Agar nutrisi
1.Adanya butuhkan pasien. pasien tercukupi
peningkatan 2. Berikan 3.Memantau
berat badan informasi tentang pertumbuhan dan
sesuai dengan kebutuhan nutrisi. perkembangan
tujuan. 3. Monitor status kesehatan
2.Tidak ada pertumbuhan dan pasien
tanda-tan mall perkembangan.
nutrisi
3. Tidak terjadi
penurunan
berat badan
yang berarti.
IMPLEMENTASI & EVALUASI

DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM/T EVALUASI SOAP


GL

Ketidakefektifan 1.Klien dapat melakukan


bersihan jalan batuk efektif
nafas b.d batuk 2.Memberikan oksigenasi
tidak efektif, pada pasien.
ketidak mampuan 3.Posisikan pasien untuk
mengeluarkan memaksimalkan
sekresi pada jalan ventilasi
napas

Intoleransi 1.Memberitahu aktifitas


aktivitas b,d yang dapat dilakukan.
peningkatan 2.Memberikan alat bantu
metabolisme aktifitas sperti kursi roda,
keletihan. krek
3. Memonitori respon fisik,
emosi, sosial dan spritual
Nyeri b.d 1.Memberikan analgesik
peradangan 2.Mengurangi kecemasan
jaringan pleura pasien.
3.Memanajemen
lingkungan pasien
Hipertermi b.d 1.Memonitori tekanan
proses infeksi. darah, nadi dan RR
2.Memonitori suhu
sesering mungkin
3.Melakukan kolaborasi
pemberian cairan
intravena.
Defisit nutrisi b.d 1.Melakukan kolaborasi
peningkatanasam dengan ahli gizi untuk
lambung menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang di
butuhkan pasien.
2. Memberikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi.
3. Memonitori
pertumbuhan dan
perkembangan

Anda mungkin juga menyukai