Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Zat Stimulan terhadap Cepat Tanggap Rangsang

Yulis Rahmawati
Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama
Islam Negeri Jember

NIM : T20178029

ABSTRAK

Dalam melaksanakan aktivitas diperlukan energi, sehingga untuk memenuhi


kebutuhan energi tersebut dibutuhkan zat stimulan untuk membantu menambah energi.
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh berbagai zat stimulan yang terdapat
pada berbagai minuman kemasan terhadap kecepatan tanggap saraf. Dalam praktikum
yang dilakukan praktikan menggunakan berbagai macam zat stimulan diantaranya
Ekstra Joss, Adem Sari, Kratindeng, Kopi Murni, Vitamin C, Coca-cola, dan Air Mineral.
Hasil dari praktikum pengaruh zat stimulan terhadap cepat tanggap rangsang
menunjukkan bahwa respon antara tangan kanan dan tangan kiri berbeda baik sebelum
diberikan zat stimulant maupun sudah diberi zat stimulan. Untuk hasil antara tangan
kanan dan kiri sebelum dan sesudah pemberian zat stimulan berbeda ada yang
meningkat dan ada yang menurun. Kecepatan respon tangan kanan dan tangan kiri
berbeda, kebiasaan pembagiaan tugas antara tangan kanan dan tangan kiri. Tangan
kanan lebih sering digunakan daripada tangan kiri.Kecepatan respon tangan antara
sebelum dan sesudah minum zat stimulant tidak sama. Kecepatan tanggap rangsang
antara sebelum dan sesudah minum zat stimulan mengalami penurunan.

Kata Kunci : Zat Stimulan, Cepat Tanggap Rangsang

PENDAHULUAN
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang
kompleks,sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem
saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu
dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur
kebanyakan aktivitas system – system tubuh lainnya.(Silvia 1995)
Sel saraf dalam system saraf berfungsi untuk menjalarkan impuls. Impuls
dapat menjalar pada sebuah sel saraf, juga dapat menjalar pada sel lain dengan
melintasi sinapsis. Penjalaran impuls dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik
atau transmisi kimiawi yang menggunakan bantuan neurotransmitter. Proses
transmisi sinapsis dapat berlangsung lebih lambat atau mengalami gangguan.
Beberapa bahan yang diketahui sebagai sumber gangguan dalam transmisi
sinapsis ini adalah pestisida, racun ular dan obat bius. Proses transmisi sinapsis juga
dapat berlangsung lebih cepat akibat pengaruh dari konsumsi zat-zat yang
mengandung zat stimulan.
Zat stimulan adalah merupakan obat-obatan yang menaikkan tingkat
kewaspadaan di dalam rentang waktu yang singkat. Stimulan biasanya
menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas. Stimulan menaikkan
kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat, atau keduanya sekaligus.
Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegembiraan berlebih, khusunya jenis
stimulan yang memberikan pengaruh terhadap sistem saraf pusat.(Riddle 2005)
Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara
kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, untuk menjadi penawar keadaan
tidak normal yang mengurangi kewaspadaan atau kesadaran
(seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh (phentermine), juga
untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang- orang yang
didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD). Stimulan kadang-
kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas, juga untuk menahan
nafsu makan.(Kimball 1994)
Stimulan yang paling luas digunakan ialah kafein (pada kopi, the, dan
minuman cola), nikotin (pada sigaret), amfetamin, dan kokain. Setiap stimulan ini
menstimulasi sistem saraf simpatik, mungkin melalui pengendalian pusat-pusat di
hipotalamus. Setiap kegiatan (umpamanya, percepatan laju jantung, pengecilan
pupil, peningkatan gula darah) yang dikemukakan dalam bahasan tentang medula
adrenal dan mengenai sistem saraf simpatik ditingkatkan oleh obat-obat ini.
Stimulasi simpatik yang disebabkan kafein alah sangat lemah; nikotin lebih lemah
lagi; dan oleh amfetamin, umpamanya deksdedrin dan metilamfetamin
(“kecepatan”) cukup kuat. Karena peranan medula adrenal dan sisa dari sistem saraf
simpatik dalam mempersiapkan tubuh untuk menghadapi stres, maka tidak
mengherankan bahwa banyak atlet telah meminum amfetamin dalam usaha
meningkatkan penampilannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa
macam penampilan atletik (misalnya berlari) dapat ditingkatkan setelah memakai
amfetamin – boleh jadi terutama dari berkurangnya rasa lelah. Kegiatan yang
memerlukan interaksi kompleks dengan rekan satu tim tidaklah membaik dan,
sebenarnya, menghancurkan, ini setelah menggunakan amfetamin.(Kimball 1994)
Banyak atlet berusaha minum suplemen tertentu agat memiJiki kinerja
yang lebih baik dibandingkan yang lain. Beberapa atlet bahkan sangat fanatik
dengan minuman suplemen tertentu.(Hadwi 2011). Minuman suplemen umumnya
mengandung karbohidrat berupa glukosa, ftuktosa, sukrosa, dan maltosa.
Beberapa penelitian mengenai peranan karbohidrat sebagai ergogenik gizi masih
dipertanyakan. Minuman suplemen yang dijual di pasaran banyak diyakini oleh
masya rakat,pekerja, bahkan atlet dan pelatih, dapat meningkatkan prestasi.
Minuman kemasan yang termasuk dalam zat stimulant diantaranya
kratindeng, extrajoss, mengandung taurin, royal jelly, dan gingseng (pada kuku
bima) yang mana pada minuman yang mengandung royal jelly. Royal Jelly
mengandung seluruh jenis asam amino essensial dan non essensial,
karbohydratnya berupa fruktosa dan glukosa, lemaknya terdiri dari asam lemak
jenuh dan tak jenuh dan phospholipids. Vitamin yang terkandung didalamnya
adalah seluruh jenis vitamin B, vitamin A, C, D, E dan K. (Mariieb 2007).
Allah juga mengatur sistem saraf manusia sehingga dapat menggerakkan
tubuh manusia jika terjadi rangsangan. Firman Allah dalam Q.S Al-baQarah 171
ُ ‫عا ٓ ٗء َونِدَآ ٗۚٗء‬
َ‫ي فَ ُه ۡم ََل يَعۡ ِقلُون‬ٞ ‫ص ُّۢم بُ ۡك ٌم عُ ۡم‬ َ ُ ‫َو َمث َ ُل ٱلَّذِينَ َكفَ ُرواْ َك َمثَ ِل ٱلَّذِي يَ ۡن ِع ُق بِ َما ََل يَسۡ َم ُع ِإ ََّل د‬
١٧١

Artinya: “Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir


adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain
panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka
tidak mengerti”.
Diduga zat-zat stimulant yang beredar di masyarakat dapat meningkatkan
cepat tanggap respon. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai
zat stimulant yang terdapat pada berbagai minuman kemasan terhadap kecepatan
tanggap rangsang saraf.

METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penggaris plastic 30 cm,
sendok atau pengaduk dan gelas. Sedangkan untuk bahan yang digunakan yaitu
Ekstra Joss, Adem Sari, Kratindeng, Kopi Murni, Vitamin C, Coca-cola, dan Air
Mineral.
Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember pada hari jum’at 11 Oktober 2019
pukul 7.30 selama 2 jam.
Teknik dalam praktikum yaitu membandingkan cepat tanggap rangsang
antara tangan kanan dan tangan kiri dengan pengulangan sebanyak 10 kali baik
sebelum diberikan zat stimulant maupun sudah diberikan zat stimulan. Rancangan
penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap. Variable yang
digunakan adalah cepat tanggap respon terhadap pemberian zat stimulant.
Prosedur kerja yaitu pertama subjek uji coba harus duduk dengan santai dan
rileks. Kedua letakkan sebuah penggaris secara tegak lurus di antara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan, usahakan posisi titik 0 berada tepat di antara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan. Ketiga tugas subjek uji coba adalah menangkap penggaris
yang dilepaskan oleh temannya. Keempat tanpa diberitahu dahulu, lepaskan
penggaris itu ke bawah dan mintalah subjek uji coba untuk menangkap dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan, kemudian lihat tepat pada
skala berapa kedua jari tersebut menempel pada penggaris, ulangi kegiatas diatas
sebanyak 5 kali. Kelima ulangi langkah keempat namun menggunakan tangan kiri.
Keenam mintalah subjek uji coba meminum zat stimulant yang telah ditentukan,
tunggu 30 menit. Ketujuh setelah 30 menit lakukan langkah pertama sampai langkah
kelima.

HASIL
Hasil dari praktikum pengaruh zat stimulan terhadap cepat tanggap
rangsang menunjukkan bahwa respon antara tangan kanan dan tangan kiri berbeda
baik sebelum diberikan zat stimulant maupun sudah diberi zat stimulan. Untuk hasil
antara tangan kanan dan kiri sebelum dan sesudah pemberian zat stimulan berbeda
ada yang meningkat dan ada yang menurun.
Tabel 1. Table hasil pengukuran dengan penggaris sebelum dan sesudah minum zat stimulan

Ukuran Penggaris

Jenis Zat Sebelum Minum Zat Setelah Minum Zat


No. Stimulan Stimulan
Stimulan
T. Kanan T. Kiri T. Kanan T. Kiri

1 15 cm 1 16 cm 1 23 cm 1 30 cm
2 14 cm 2 19 cm 2 30 cm 2 12 cm
Ekstra Joss 3 16 cm 3 17 cm 3 20 cm 3 17 cm
1
4 20 cm 4 16 cm 4 12 cm 4 26 cm
5 12 cm 5 16 cm 5 12 cm 5 30 cm
Rata-rata 15.4 cm 16.8 cm 19.4 cm 23 cm
1 22 cm 1 11 cm 1 14 cm 1 14 cm
2 12 cm 2 15 cm 2 15 cm 2 30 cm
Adem Sari 3 15 cm 3 19 cm 3 1 cm 3 12 cm
2
4 19 cm 4 10 cm 4 14 cm 4 9 cm
5 19 cm 5 15 cm 5 14 cm 5 11 cm
Rata-rata 17.4 cm 14 cm 14 cm 15.2 cm
1 19 cm 1 30 cm 1 13 cm 1 18 cm
2 12 cm 2 7 cm 2 14 cm 2 15 cm
Kratindeng 3 12 cm 3 15 cm 3 22 cm 3 19 cm
3
4 18 cm 4 18 cm 4 18 cm 4 16 cm
5 10 cm 5 15 cm 5 29 cm 5 13 cm
Rata-rata 14.2 cm 17 cm 19.2 cm 16.2 cm
1 30 cm 1 17 cm 1 11 cm 1 8 cm
2 29 cm 2 30 cm 2 22 cm 2 9 cm
Kopi Murni 3 20 cm 3 15 cm 3 14 cm 3 13 cm
4
4 14 cm 4 10 cm 4 6 cm 4 11 cm
5 19 cm 5 11 cm 5 16 cm 5 6 cm
Rata-rata 22.4 cm 16.6 cm 13.8 cm 9.4 cm
1 21 cm 1 13 cm 1 10 cm 1 22 cm
2 10 cm 2 6 cm 2 14 cm 2 14 cm
Vitamin C 3 13 cm 3 4 cm 3 28 cm 3 16 cm
5
4 16 cm 4 15 cm 4 9 cm 4 12 cm
5 12 cm 5 8 cm 5 11 cm 5 16 cm
Rata-rata 14.4 cm 14.4 cm 16 cm
1 5 cm 1 12 cm 1 14 cm 1 30 cm
6 Coca-cola
2 5 cm 2 9 cm 2 2 cm 2 8 cm
3 2 cm 3 3 cm 3 8 cm 3 2 cm
4 13 cm 4 13 cm 4 21 cm 4 9 cm
5 9 cm 5 14 cm 5 10 cm 5 30 cm
Rata-rata 6.8 cm 10.2 cm 11 cm 15.8 cm
1 9 cm 1 14 cm 1 13 cm 1 9 cm
2 13 cm 2 16 cm 2 14 cm 2 9 cm
Air Putih 3 15 cm 3 16 cm 3 16 cm 3 30 cm
7
4 11 cm 4 29 cm 4 12 cm 4 16 cm
5 13 cm 5 13 cm 5 14 cm 5 11 cm
Rata-rata 12.2 cm 17.6 cm 13.8 cm 15 cm

Tabel 2. Table rata-rata keseluruhan hasil pengukuran dengan penggaris sebelum dan sesudah
minum zat stimulan

Zat
Sbl. T. Kanan Sbl. T. Kiri Sdh. T. Kanan Sdh. T. Kiri
Stimulan
Ekstra joss 15.4 cm 16.8 cm 19.4 cm 23 cm
Adem sari 17.4 cm 14 cm 14 cm 15.2 cm
Kratindeng 14.2 cm 17 cm 19.2 cm 16.2 cm
Kopi Murni 22.4 cm 16.6 cm 13.8 cm 9.4 cm
Vitamin C 14.4 cm 9.2 cm 14.4 cm 16 cm
Coca-cola 6.8 cm 10.2 cm 11 cm 15.8 cm
Air Putih 12.2 cm 17.6 cm 13.8 cm 15 cm
Rata-rata 14.68571 cm 14.48571 cm 15.08571 cm 15.8 cm

25

20
Rata-rata (cm)

15
Sbl. T. Kanan
10 Sbl. T. Kiri
Sdh. T. Kanan
5
Sdh. T. Kiri
0

Grafik 1. Rata-rata respon antar tangan kanan dan tangan kiri sebelum dan sesudah diberi zat
stimulant
PEMBAHASAN
Dalam praktikum yang dilakukan praktikan menggunakan berbagai macam
zat stimulan diantaranya kratingdeng, vitamin C, coca-cola, extra joss, kopi, adem
sari dan menggunakan air mineral (air puith) sebagai kontrol. Pada praktikum ini
digunakan parameter untuk mengetahui kecepatan tanggap rangsang dengan
menggunakan penggaris yang mana subjek uji coba bertugas menangkap penggaris
yang telah dilepaskan oleh orang lain.
Pada tabel menggunakan zat stimulan ekstra joss, pada tangan kanan yang
semula dengan rata-rata 15.4 cm mengalami penurunan menjadi 19,4 cm sedangkan
tangan kiri juga mengalami penurunan rata-rata dari 16.8 cm menjadi 23 cm,
penurunan tersebut karena subjek uji coba dalam kondisi tubuh yang terlalu lelah
dan kekurangan tidur sehingga dari hal itu dapat mempengaruhi tingkat cepat
tanggap saraf saraf yang mengakibatkan penurunan cepat tanggap saraf.
Pada tabel menggunakan stimulan adem sari, pada tangan kanan subjek uji
coba mengalami peningkatan cepat tanggap saraf rata-rata dari 17.4 cm menjadi 14
cm hal tersebut disebabkan karena kandungan adem sari yang mengandung
vitamin C yang mana vitamin C berperan penting dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Rosmainar, 2018:3). Sedangkan pada tangan kiri
mengalami penurunan dari 14 cm menjadi 15.2 karena meningkatnya kondisi asam
lambung subjek uji coba sehingga sangat mempengaruhi hasil cepat tanggap
rangsang yang mengakibatkan penurunan cepat tanggap saraf.
Pada tabel kratindeng didapatkan rata-rata tangan kanan lebih lambat
setelah minum stimulan kratingdeng dari 19.2 cm dibandingkan sebelum minum
stimulan yaitu sebesar 14.2 cm sedangkan pada tangan kiri setelah minum
kratingdeng mengalami peningkatan dari 17 cm menjadi 16.2 cm. Penurunan
disebabkan karena subjek uji coba dalam keadaan perut kosong pada saat meminum
zat stimulan sehingga tidak ada asupan lain yang masuk kedalam tubuh subjek uji
coba yang mengakibatkan adanya penurunan cepat tanggap saraf. Sedangkan
peningkatan disebabkan karena meningkatnya metabolisme tubuh sehingga
metabolisme tubuh menjadi lancar, hal tersebut serupa dengan teori yang
menjelaskan bahwa minuman berenergi termasuk kedalam minuman suplemen
yang didefinisikan sebagai minuman yang mengandung vitamin, mineral serta
stimulant seperti kafein, guarana, taurin, variasi bentuk ginseng, maltodextrin,
carnitine, creatine, ginko biloba. Pada produk ini ditambahkan zat-zat tertentu yang
dapat meningkatkan energi tubuh. Sumber lainnya yang mempengaruhi kecepatan
reaksi adalah kandungan zat stimulan seperti kafein dan taurin. Kedua zat ini
berfungsi untuk memperlancar metabolisme tubuh (Ratika, 2007:13).
Pada tabel menggunakan zat stimulan kopi murni didapatkan peningkatan
cepat tanggap saraf tangan kanan yaitu dari 22,4 cm menjadi 13.8 dan tangan kiri
dari 16.6 cm menjadi 9.4 cm hal tersebut disebabkan karena kafein yang terdapat
pada minuman stimulan kopi, digolongkan sebagai obat stimulan susunan saraf
otak. Penggunaan kafein dalam dosis terapi akan meningkatkan kewaspadaan,
mengurangi kantuk dan rasa lelah, mempercepat daya berpikir, namun berkurang
dalam kemampuan. Untuk pekerjaan yang membutuhkan koordinasi otot yang
halus. Meskipun demikian, penggunaan kafein dengan dosis yang berlebih atau
pada orang yang sesnsitif dapat menimbulkan efek samping gelisah, gugup,
insonmnia, tremor, palpitasi, dan kejang. (Herwana dkk, 2005 : 9)
Kafein merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusi dan
dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung
kafeina. Kafein dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh,
buah ko la, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami
yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan
tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan
mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.
Pada tabel zat stimulan vitamin C, setelah meminum vitamin C subjek uji
coba mengalami penurunan cepat tanggap saraf pada tangan kiri dengan dari 9.2
cm menjadi 16 cm, namun untuk tangan kanan tidak mengalami peningkatan
maupun penurunan hal tersebut disebabkan karena kekurangan cairan karena jika
mengonsumsi vitamin C maka harus diimbangi dengan cairan terlebih dahulu
seperti air putih.
Pada tabel menggunakan zat stimulan coca cola, tangan kanan mengalami
penurunan baik tangan kanan maupun tangan kiri. Tangan kanan dari 6.8 cm
menjadi 11 cm, sedangkan pada tangan kiri dari 10.2 menjadi 15.8 cm hal tersebut
disebabkan karena subjek uji dalam kondisi yang kurang sehat karena belum makan
dan kondisi asam lambungnya meningkat kemudian subjek uji coba meminum coca
cola yang mengakibatkan subjek ujicoba merasa pusing sehingga mempengaruhi
cepat tanggap saraf yang menyebabkan penurunan cepat tanggap saraf.
Pada tabel menggunakan zat stimulan air putih dan menghasilkan bahwa
tangan kanan mengalami penurunan dari rata-rata 12.2 cm menjadi 13.8 cm. hal
tersebut diakibatkan karena kelelahan tangan kanan pada subjek uji coba. sedangkan
pada tangan kiri mengalami peningkatan dari rata-rata 17.6 cm menjadi 15 cm.
Subjek uji coba tidak mengalami dehidrasi sehingga kebutuhan cairan didalam
tubuh terpenuhi dengan baik yang mengakibatkan peningkatan cepat tanggap saraf.
Keseimbangan cairan pada tubuh adalah keseimbangan cairan masuk dan keluar
tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan tubuh berusaha agar cairan tetap atau
konstans setiap waktu. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidarasi (kehilangan air
secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). (Prasetyowati, 2014)
Dari data tabel dan data grafik dapat diketahui bahwa kecepatan respon
tangan kanan dan tangan kiri berbeda. Hal tersebut terjadi karena kebiasaan
pembagiaan tugas antara tangan kanan dan tangan kiri. Tangan kanan juga lebih
sering digunakan daripada tangan kiri.
Lama waktu latihan berpengaruh terhadap kemampuan respons serat otot
sebagai bentuk adaptasi fisiologis. Latihan gerak tangan yang lebih intensif membuat
otot tangan berespons lebih efisien sehingga dapat meningkatkan waktu reaksi
tangan.(Aisyah 2017)
Kecepatan respon tangan antara sebelum dan sesudah minum zat stimulant
tidak sama. Beberapa minuman dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan saraf
yang mana dapat dilihat di bagian data. Pada minuman yang mengandung
stimulan antara lain minumanyang biasanya mengandung taurin, kafein, royall
jelly, gingseng, dll. Pada umumnya minuman yang mengandung zat stimulan
adalah minuman yang dapat menambah stamina.
Zat stimulan adalah merupakan obat-obatan yang menaikkan tingkat
kewaspadaan di dalam rentang waktu yang singkat. Stimulan biasanya
menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas. Stimulan menaikkan
kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat, atau keduanya sekaligus.
Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegembiraan berlebih, khusunya jenis
stimulan yang memberikan pengaruh terhadap sistem saraf pusat (Riddle, dll.
2005).
Secara keseluruhan dari data yang diperoleh setelah dirata-rata antara
sebelum dan sesudah minum zat stimulan mengalami penurunan. Hal tersebut
dikarenakan subjek uji coba belum sarapan. Akibatnya metabolism dalam tubuh
menurun dan energy yang dihasilkan tubuh juga menurun.
Pola konsumsi anak menentukan kebiasaan makan saat dewasa dan yang
perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan sarapan pagi. Sarapan adalah kegiatan
makan pada pagi hari yang dilakukan sebelum berangkat beraktivitas dengan
makanan yang mencakup zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Untuk anak-
anak yang masih sekolah, sarapan merupakan sumber energi untuk kegiatan
aktivitas dan belajar di sekolah. Sarapan pagi akan mengisi cadangan energi selama
kegiatan belajar yang berlangsung sekitar 8 - 10 jam dan akan diisi kembali pada saat
makan siang. Hal tersebut berhubungan dengan kadar glukosa di dalam darah dan
kerja otak terutama konsentrasi belajar pada pagi hari. Melewatkan sarapan
berdampak pada penurunan konsentrasi belajar yang ditandai dengan rasa malas,
lemas, lesu, pusing, dan mengantuk hingga penurunan prestasi belajar anak serta
berdampak pada tekanan darah rendah dan anemia. Glukosa yang terdapat dalam
sarapan berperan dalam mekanisme daya ingat (kognitif) seseorang, meskipun tidak
secara langsung memengaruhi tingkat kecerdasan.(Sartika 2012)

KESIMPULAN
Kecepatan respon tangan kanan dan tangan kiri berbeda, kebiasaan
pembagiaan tugas antara tangan kanan dan tangan kiri. Tangan kanan lebih sering
digunakan daripada tangan kiri.Kecepatan respon tangan antara sebelum dan
sesudah minum zat stimulant tidak sama. Kecepatan tanggap rangsang antara
sebelum dan sesudah minum zat stimulan mengalami penurunan.

DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1994. Biologi, jilid 2. Jakarta: Erlangga
Marieb, Elaine N., dan Katja Hoehn. 2007. Human Anatomy and Physiology. San
Fransisco: Pearson Education Inc.
Silvia, Price, A.; Wilson, M. Lorraine. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses –proses
Penyakit. Jakarta:EGC
Herwana, Elly dkk. 2005. Efek Pemberian Minuman Simultan Terhadap Kelelahan
Pada Tikus. Jurnal Universa Medicina. Vol.24 No.1
Prasetyowati, Indah. 2014. Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya
Mengkonsumsi Air Mineral pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Keputran A
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Vol. 10 No. 2
Priantanta, Hadwi. 2011. Pengaruh Minuman Suplemen Terhadap Kemampuan
Lari 12 Menit, Jurnal Medikora Vol. 7, No.2
Ratika, Putsi Astuti 2007. Persepsi Komentasi dan Preferensi Minuman Berenergi.
Jurnal Gizi dan Pangan. Vol. 2 No. 3
Riddle EL, Fleckenstein AE, Hanson GR . 2005. "Role of monoamine
transporters in mediating psychostimulant effects". The AAPS journal Vol. 7,
No. 4: E847 – 51.
Rosmainar, Lilis. Penentuan Kadar. 2018. Penentuan Kadar Vitamin C Beberapa
Jenis Cabai (Capsicum sp.) Dengan Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Kimia
Riset. Vol 3 No 4
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2012. Penerapan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Gizi
terhadap Perilaku Sarapan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 7 No. 2
Syafitri, Aisyah Winda. 2017. Perbedaan Waktu Reaksi Tangan Antara Cabang
Olahraga Permainan Dan Bela Diri. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Vol 6 No 2

LAMPIRAN

Gambar 1. Laporan sementara sebelum Gambar 2. Laporan sementara setelah


minum zat stimulan minum zat stimulan

Anda mungkin juga menyukai