Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang

Pada dasarnya ditentukanoleh guru (tenaga kependidikan). Guru turut serta menyusun
kuprikulum, duduk dalam syatu penelitian pengembangan kurikulum atau memberikan masukan
kepada panitia pengembangan kurikulum.l Prosedur apapun yang di tempuh dealam penge
mbangan kurikulum, guru tetap memegang peranan penting, karena guru merupakan unsur
penting yang menentujan berhasil atau gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga
pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsuing secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama
siswa. Guru yang menentukan topic pengajaran, bahan bahan yangdi ajarkan, alat yang dipilih
dan diprgunakan serta mengivaluasi hasil pelaksanaan kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari
suatu yang sedang di nilai itu, dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itun adalah
pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes.

Mengenal evaluasi itu sendiri, kita dapat melakukan penilaian terhadar prosedur, teknik, serta
materi yang dievaluasi , karena ketiga hal tersebut hasil evalusi yang dilakukan, baik menenai
validitas (kesahihan) realibilitas (keterandalan), signifikasi (kepercayaan) maupun obyektifitas.
[1] Di samping itu, oleh sebab dampak hasiln pendidikan bukan hanya semata mata didasarkan
oleh anak didik, atau sekolah, maka penilaian sepatutnya bukan hanya dilakukan oleh sekolah,
tetapi juga oleh para pemakai lulusan. Secara garis besar dapat dilakukan kepada dua hal yaitu:

1. Evaluasi terhadap proses kurikulum

2. Evaluasi terhadap hasil kurikulum

Evaluasi proses pertujuan penilai sejauh mana kurikulum dapat memberikan pengalaman
belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapklan. Sedangkan hasil ber tujuan menilai apakah hasil
belajar dicapai siswa sesuai dengan tujuan.

Evaluasi proses dalam pelaksanaan, lebih cendrung dilakukan menggunakn prinsip


prinsip penilaian (research). Jenis penilaian yang dapat di tetapkan di sini terutama adalah
penilaian tindakan dan penilaian evaluasi. Biasanya peneliutian dilakukan para ahli untuk
mencari balikan dari suatu proses kurikulum. Sedangkan yang berhubungan dengan tugas guru
rutin dapat evaluasihasil, yang dapat di jadikan balikan.
B. prinsip-prinsip evaluasi kurikulum

Plaksanaan penilaian di tunjukkan untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa dapat
menyampaikan tuijuan yang ditetapakan. Tujuan merupakan acuhan dari sejumlah komponen,
baik komponen bahan , metode maupun evaluasi . De ngan demikian bila ingin diketahui apakah
tujuan itu tercapai sepenuhnya atau tidak, maka seluruh bahan menjadi dasar melakukan
evaluasi.[2]

Berdasarkan penjelasaan yang ada, dalam melakukan evaluasi kurikulum perlu dipegang prinsip
prinsip sebagai berikut :[3]

1. Evaluasi mengacu kepada tujuan

2.Eevalkuasi bersifat komprehensif atau menyeluruh

3.Evaluasi dilaksakan secara obyektif

1. Tujuan Sebagai Acuhan Dalam Evaluasi

Tujuan sebagai acuhan ini harus di rumuskan terlebih dahulyu sehingga dengan jelas
menggambarkan apa yang hendak di capai. Disini diperlukan kajian lebih mendalam tentang
bentuk bentuk atau perjenjangan kognitif,afektif dan psikomotor dari toksonomi . Prinsip lain
dari penggunaan tujuan sebagai acuhan dalam evaluasi adalah bahwa rumusan itu harus dapat
menggambarkan bentuk prilaku yang dapat di atur. Tekanan utama dalam menentukan bobot
sasaran dalam evalusia banyak ditentukan oleh bentuk kurikulum yang di terapkan, tentu saja
pada bentuk subject centered berbeda dengabn activity atau pun life curriculum.[4]

2. Seluruh Bahan Harus Mencakup Dalam Evaluasi

Bila tujuan itu menentukan luas dan banyak bahan, akibat akan banyak sekali bahan yang
harus dinilai dalam rangka pecapaian tujuan. Kemunkinannya ada dua macam, pertama kita
harus melakukan evaluasi dengan butir soal sebnyak banyaknnya atau secara kuantitatif, tentu ini
akan membutuhkan waktu lama kedua, dapat di ambil sample : bila kita menggunakan sample
sebagai dasatr untuk melakuakn evaluasi yang bersifat komprehensif, diperlukian tehnik tertentu
dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kisi kisi evaluasi. Kisi kisi itu barulah dibuat
alat evaluasi.

3. Hasil Sebenarnya Merupakn Dasar Kajian

Hasil evaluasi harus dapat menggambarkan keadaan sebenarnya hasil yang dicapai.
Dengan mengetaui hasil semuanya ini dapat diketahui pula segi-segi kelemahan dan kekuatan
dari kurikulum yang dilaksankan, disamping kemampuan siswa itu sendiri. Agar hasil evaluasi
dapat berarti untuk maksud diatas, keobyektifan perlu diperhatikan dan dipegang. Keobyektifan
ini dimaksudkan, bahwa evaluasi harus dilaksanakan sebaik-baiknya, tanpa ada pengaruh luar
dari factor guru maupun siswa itu sendiri.
C. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum

Dilihat dari pelaksanaan dan tujuannya, evaluasi kurikulum dapat dibedakan kedalam dua
macam yaitu:

evaluasi formatif yakni evaluasi yang dilaksanakan selama kurikulum itu digunakan dengan
tujuan untuk menjadi dasar dalam perbaikan. Evaluasi ini dapat dilakukan terhadap pelaksanaan
paket-paket program atau masing-masing mata pelajaran dari suatu kurikulum atau pelaksanaan
kurikulum secara keseluruhan.

evaluasi sumatif yakni evaluasi yang dilaksanakan di akhir pelaksanaan suatu kurikulum, seperti
evaluasi kurikulum SD dilaksanakan setelah selesai (Enam Tahun) kurikulum itu dilaksanakan,
dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kurikulum tersebut.

Didalam melaksanakan evaluasi kurikulum dibutuhkan beberapa teknik-teknik antara lain


sebagai berikut :

teknik bukan tes

teknis bukan tes umumnya menggunakan alat-alat seperti:

wawancara

angket

observasi

daftar cek

skala penilaian

Bentuk bukan tes banyak sekali digunakan dalam melakukan evaluasi baik untuk tujuan formatif
maupun sumatif.

teknik tes

teknik ini biasanya digunakan untuk menilai hasil atau produk kurikulum, yang berupa hasil
belajar siswa. Tes dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

tes lisan yang dilakukan secara verbal

tes perbuatan adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban yang menggunakan tindakan atau
perbuatan

tes tertulis atau tulisan dilakukan secara tertulis baik soal maupun jawabannya. Teknik ini
mempunyai kegunaan yang jelas.
D. Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum

Seorang ilmuan berpendapat bahwa evaluasi kurikulum minimal terjadi dua kali yaitu
awal dan akhir pengembang kurikulum, agar dapat mengukur perubahan dalam jangka waktu
tersebut.namun ia juga berpendapat bahwa Hal ini harus dilaksanakan berturut-turut sepanjang
proses pengembangan kurikulum yang terdiri atas empat tahapan yaitu penentuan tujuan
pendidikan, pemilihan pengalaman pembelajaran, pengorganisasian pengalaman pembelajaran,
dan evaluasi efektif pembelajaran.[5]

Pengembangan kurikulum proses yang meliputi kegiatan untuk melaksanakan percobaan


evaluasi, sehingga kekurangan yang ditemukan dapat diperbaiki untk hasil yang lebih baik.
Evaluuasi terhadap penyusunan dan perancangan kurikulum sangat sulit dan rumit,[6] serta tidak
memiliki criteria yang sama. Untuk mengmbangkan fungsi dan makna evaluasi kurikulum
terhadap pengembangan kurikulum ada empat keadaan yang harus dihindari, yaitu :

apbila dalam desain kurikulum sama sekali tidak terdapat rancangan evaluasi, desai ini tidak
perlu dilaksanakan

apabila dalam proses evaluasi terjadi penyimpangan tujuan evaluasi.

Apbila tidak menghiraukan kesimpulan dan penilaian evaluasi yang telah ada

Evaluasi sering kali digunakan sbagai alat peaerta didik yang justru sebnarnya harus
menimbulkan kepercayaan dari pada peserta didik.

BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Secara umum evaluasi dapat membantu memperhitungkan potensi murid dalam mengajar.
Evalusi dapat memberikan informasi paling akurat mengenai kemampaun akademik siswa.
Evaluasi dapat juga menunjukkan bagai mana murid tumbuh, karena itu evaluasi dapat
meningkatkan efektifitas pengajaran, dengan evaluasi kita dapat melokalisasi kesulitan kesulitan
siswa dalam belajar. Evaluasi dapat pula dijadikian bahan dalam membimbing kecerdasan murid
dalam memiliah bidang keilmuan atau bidang pekerjaan. Pada umumnya evaluasi berguna dalam
menentukan dan kemajuan siswa
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. M. Ali, pengembangan kurikulum, Bandung: sinar baru, 1992

Drs. H. saiful arif, pengembangan kurikulum, (pamekasan: stain press, 2009

Prof. Dr.Nana syaodah sukmadinata,Pengembangan kurikulum teori dan Praktek,PT Citra


aditya,Bandung,1993

Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT, grafindo persada, 2006

Prof. dr. Oemar hamalik. Dasar dasar pengembangan kurikulum. (Bandung; rosda karya, 2007

Anda mungkin juga menyukai