Anda di halaman 1dari 5

5.7 Apakah ada hukum sillogisme yang dilanggar? MAnakah itu?

· Ada, kesimpulan tidak boleh lebih luas dari premis premis


· Ada, tidak boleh mengandung lebih dari tiga term
· Tidak ada
· Tidak ada
· Tidak ada
· Ada, karena kedua premis tidak boleh negatif
· Ada, karena kedua premis tidak boleh partikular
· Tidak ada kesalahan dalam kalimat ini karena ada sumbernya.

5.8 Susunlah sillogisme ini menurut tempat term antar (M) dan menurut luas
serta sifat keputusan (A. E. I. O.)!
· Term antara : manusia
Luas : Universal afirmatif
Sifat keputusan : A
· Term antara : manusia
Luas : particular afirmatif
Sifat keputusan : I
· Term antara : manusia
Luas : Universal afirmatif
Sifat keputusan : A
· Term antara : anjing
Luas : singular afirmatif
Sifat keputusan : A
· Term antara : manusia
Luas : particular negatif
Sifat keputusan : O
· Term antara : kuda
Luas : particular negatif
Sifat keputusan : O
· Term antara : ekonom
Luas : particular afirmatif
Sifat keputusan : I
· Term antara : mahasiswa
Luas : particular negatif
Sifat keputusan : O
· Term antara : teknikus
Luas : particular afirmatif
Sifat keputusan : I
· Term antara : Berenang
Luas : particular negatif
Sifat keputusan : O
· Term : Sayap
Luas : universal negatif
Sifat keputusan : E
· Term : anti Tuhan
Luas : particular negatif
Sifat keputusan : O
· Term : berakal budi
Luas : universal negatif
Sifat keputusan : E
· Term : berakal budi
Luas : singular negatif
Sifat keputusan : E
· Term : sayap
Luas : singular negatif
Sifat keputusan : E
5.9 selidikilah!
· Beberapa orang politikus adalah juga pengarang, oleh sebab demikianlah
hanya dengan Gladstone, Churchill dan De Gaule.
Ø Tidak semua politikus adalah seorang pengarang, dan Gladstone, Churchill
dan De Gaule hanya kebetulan saja mereka seorang politikus dan pengarang.
· Setiap orang harus hidup hemat, sebab pemborosan menyebabkan
berbagai macam penyakit.
Ø Penyakit disebabkan oleh bakteri kuman dan virus, bukan berasal dari
pemborosan.
· Berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan, sebab mereka akan
memperoleh belas kasihan pula.
Ø Tidak semua orang yang menaruh belas kasihan mendapatkan belas kasihan
pula
· Cogitu, ergo sum
Ø Pada kenyataannya kita sebagai makhluk yang hidup pastilah berpikir
menggunakan otak kita, maka benar adanya pernyataan cogitu ergo sum.
· Tak seorang malas pun dapat menjadi penulis sejarah yang berhasil, karena
haruslah Herodotus dan livius rajin sekali.
Ø Menjadi seorang penulis sejarah memang dibutuhkan ketekunan dan
kesabaran.
· Barangsiapa menyanyi tingkat, membenci anaknya; jadi orang tua yang
mencintai anaknya, tidak menyayangi tongkat.
Ø Tidak ada hubunga antara tongkat dan anak
· Makhluk- makhluk yang berakal budi bertanggung jawab atas perbuatan-
perbuatannya, karena binatang-binatang tidak berakal budi, maka binatang-
binatang itu tidak bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.
Ø Manusia memiliki akal budi, maka sudah seharusnyalah bertanggung jawab
atas perbuatannya. Sedangkan hewan tidak dikaruniai akal budi oleh sebab itu
hewan tidak bisa bertanggung jawab atas perbuatannya.
· Frabcis Bacon adalah seorang ahli hukum dan politikus kenamaan, oleh
sebab ia serentak seorang filsuf, bolehlah kita simpulkan bahwa setiap filsafat
dpat menjadi ahli hokum dan politikus.
Ø Seorang filsuf memang dapat menjadi seorang ahli hukum ataupun filsafat,
namun tak bisa kita simpulkan bahwa setiap filsuf akan menjadi ahli hukum atau
pun ahli politik.
· Sahabat-sahabat yang asusila hendaklah dihindarkan, tetapi beberapa
orang sahabat yang asusila adalah orang-orang yang cerdik dan pandai, jadi
beberapa orang yang cerdik pandai hendaklah dihindarkan.
Ø Orang yang melakukan tindakan asusila adalah orang yang tidak memiliki
moral sopan santun yang baik, tentu saja orang seperti itu bukanlah orang yang
cerdik pandai. Oleh sebab itu sebaiknya kita jauhi saja.
· Pelajaran ilmu pasti pastilah berguna untuk penalaran, tetapi karena logika
bukanlah pelajaran ilmu pasti, dapatlah disimpulkan bahwa pelajaran ,logika
tidak berguna untuk penalaran.
Ø Logika sangat berguna untuk bidang penalaran
· Setiap orang jujur mengakui jasa-jasa lawannya, setiap orang terpelajar
tidak berbuat demikian ; jadi, setiap orang terpelajar bukanlah orang jujur.
Ø Tidak ada hubungan bawah ciri-ciri orang jujur, haruslah mengakui jasa-jasa
lawannya.
· Beberapa orang spekulan tidak dapat dipercaya, sebab mereka tidak
‘bijaksana’, dan orang yang tidak’bijaksana’ tidak dapat dipercayai.
Ø Betul orang yang tisak bijaksana dalam mengambil keputusan memang susah
untuk dipercayai.
· Hanyalah manusialah yang dapat mati ; raja-raja adalah mansia; jadi,
raja0raja dapat mati
Ø Setiap makhluk hidup di bumi ini baik hewan, manusia, maupun tumbuhan
pasti akan mati suatu saatnya
· Semua manusia akan mati
Trisno adalah manusia
Jadi, trisno akan mati
Ø Memang betul trisno akan mati karena trisno adalah manusia
· Semua manusia adalah binatang.
Sitiadalah seorang manusia
Maka siti adalah binatang
Ø Secara silogisme memang betul, namun secara kenyataan siti adalah manusia,
manusia adalah manusia, hewan adalah hewan
· Semua ayam mempunyai kaki
Slamet (adalah) bukan seekor ayam.
Jadi, slamet mempunyai kaki
Ø secara silogisme salah, seharusnya( jadi, slamet tidak mempunyai kaki).
Namun secara kenyataan hewan memiliki kaki , dan slamet yang merupakan
manusia juga memiliki kaki
· semua burung mempunyai sayap
trisno (adalah) bukan burung
jadi, trisno mempunyai sayap.
Ø Secara silogisme salah seharusnya (jadi, Trisno tidak mempunyai sayap),
secara kenyataan memang burung dan beberapa hewan ungags yang memiliki
sayap, manusia tidak mempunyai sayap.

6.1 Apa Kesimpulannya


· Kalau hujan, aku tidak pergi.
Nah, aku tidak pergi, jadi tidak hujan.
Nah, jatuh hujan, jadi aku tidak pergi
Nah, tidak hujan, jadi aku pergi
Nah, aku pergi, jadi tidak hujan
· Kalau hujan, aku tidak pergi
Nah, hujan, jadi aku tidak pergi
Nah, tidak hujan, jadi aku pergi
Nah, aku pergi, jadi tidak hujan
Nah, aku tidak pergi, jadi hujan
· Jika pemerintah menyetujui usul ini, maka pajak akan naik.
Nah, pemerintah telah mengesahkan usul itu, jadi pajak naik.
Nah, pajak telah naik, jadi pemerintah menyetujui usul itu
Nah, pajak tidak naik, jadi pemerintah tidak menyetujui usul itu
Nah, pemerintah tidak menerima usul ini, jadi pajak akan naik
· Andaikata kamu tidak datang, maka tentu kamu akan dimarahi.
Sekarang kamu tidak dimarahi, jadi kamu datang
· Kalau lamu ikut, aku tidak takut.
Tetapi kamu tidak ikut, jadi aku takut
Tetapi kamu ikut, jadi aku tidak takut
Tetapi aku takut, jadi kamu tidak ikut
6.2. Selidikilah!
· Kalau atom betul-betul merupakan unsur yang terkecil, maka tak dapat
dipecahlan lagi. Tetapi atom-atom masih dapat dipercahkan lagi, jadi terang
atom bukanlah unsur yang terkecil.
Sillogisme (hipotetis) kondisional
· Kalau buku itu tidak baik, tentu tidak banyak orang membelinya. Tetapi
ternyata banyak orang telah membeli buku itu, jadi tentu baik.
Sillogisme (hipotetis) kondisional
· Kalau materialisme benar, maka harus ada hubungan erat antara keadaan
otak seseorang dan kekuatannya untuk berpikir. Nah, ternyata ada hubungan
semacam itu, jadi ini membuktikan benarnya materialisme.
Sillogisme (hipotetis) kondisional
· Kalau dokter gigi itu benar-benar pandai, pasiennya tentu tidak begitu
sakit. Tetapi sakitnya tak tertahan lagi, jadi dokter itu tak pandai.
Sillogisme (hipotetis) konyungtif
· Jika kamu makan terlalu banyak, nanti sakit perut.
Lihat saja Slamet itu: ia makan terlalu bannyak, dan inilah akibatnya.
Sillogisme (hipotetis) disyungtif
· Tuan telah berjanji akan menerima saya sebagai pegawai; mengapa
sekarang kok ditolak. Padahal dulu telah mengatakan: kamu tidak akan saya
terima kecuali jika membawa ijazah itu. Nah, sekarang ijazah saya bawa
Sillogisme (hipotetis) kondisional
· Kalau hujan, saya selalu naik becak. Nah, sekarang hujan. Jadi, saya tidak
naik becak.
Sillogisme (hipotetis) konyungtif
· Hari hujan, kalau tanah basah. Tanah tidak basah, jadi tidak hujan.
Sillogisme (hipotetis) kondisional
· Kalau hujan, tanah basah, tidak hujan, jadi tanah tidak basah
Sillogisme (hipotetis) konyungtif
· Tanah basah, kalau hujan,. Tanah basah, jadi hujan.
Sillogisme (hipotetis) kondisional
· Kalau tanah basah, hujan. Hujan, jadi tanah basah.
Sillogisme (hipotetis) disyungtif
· Kamu tidak perlu masuk sekolah kalau betul-betul sakit. Nah, sekarang tak
perlu sekolah. Jadi kamu ternyata sakit
Sillogisme (hipotetis) kondisional
6.3 Menyimpulkan ( Halaman 79)
· - Nah, tidak kuning , jadi biru.
- Nah, biru, jadi tidak kuning.
- Nah, kuning, jadi tidak biru.
- Nah, tidak biru, jadi kuning.
· - Nah, bukan Slamet, jadi Siti.
- Nah, bukan Situ, jadi Slamet.
- Nah, Siti, jadi bukan Slamet.
· - Nah, bukan Slamet, jadi Trisno atau Paiman.
- Nah, bukan Trisno dan juga bukan Paiman, jadi Slamet.
- Nah, Trisno yang bersalah, jadi bukan Paiman dan Slamet.
· - Nah, kamu rajin belajar, jadi kamu tidak dicela atau dihukum.
- Nah, kamu patut dihukum, jadi dicela karena tidak rajin belajar.
- Nah, kamu tidak dihukum, jadi tidak dicela karena rajin belajar.
-Nah, kamu tidak belajar, jadi dihukum dan dicela.
-Nah, kamu dihukum jadi kamu dicela karena tidak rajin belajar.
- Nah, kamu tidak dicela, jadi kamu tidak dihukum karena rajin belajar.
· - Nah, ia tidak bicara, jadi bohong.
· -Nah, ia ternyata bohong, jadi dia tidak bicara.
· - Nah, ia ternyata tidak mempunyai bakat, jadi tidak lulus.
· -Nah, ia tidak gila, jadi dia marah.
- Nah, ia gila jadi ia tidak marah.
· - Nah, pakaiannya kotor, jadi ia seorang buruh

Anda mungkin juga menyukai