Anda di halaman 1dari 9

Terapi Nutrisi Pencegahan Kanker Sejak Dini

Nama/NIM : Afathunnisa Azzahra R/P07131219052

Nama/NIM : Nisaa Salsabil W/P07131219031

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat


antara gizi dan kanker. Berdasarkan atas keterkaitannya dengan kanker, gizi
dibedakan atas tiga sifat, yaitu Causing Cancer, Promoting Cancer, dan
Protective Cancer.

Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa timbulnya jenis kanker dapat


juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi keadaan geografis dan
rasial, berkaitan dengan gaya hidup, serta pola makan yang berbeda. Intake zat
gizi diketahui merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang
terjadinya kanker. Masyarakat yang vegetarian mempunyai risiko terkena kanker
lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat nonvegetarian. Walaupun tingkat
kesembuhan penderita kanker masih .sangat rendah, namun dengan terapi nutrisi
yang tepat dan lingkungan yang mendukung diharapkan dapat menunjang
keberhasilan terapi pengobatan penderita kanker. Masalah gizi yang dihadapi
penderita kanker pada umumnya adalah sulitnya menerima makanan. Akibat
adanya kanker 'dalam tubuh dan efek dari terapi pengobatan membuat penderita
kanker mengalami berbagai problem nutrisi, bila tidak segera diatasi dapat
memperburuk kondisi kesehatannya.

Masalah gizi yang timbul akibat pengobatan bila tidak segera diatasi dapat
menyebabkan keadaan malnutrisi dan memperburuk kondisi penderita kanker
lebih lanjut. Untuk itu penting untuk terus berupaya meningkatkan daya terima
pasien terhadap makanan yang seimbang dengan mengatasi berbagai masalah gizi
yang timbul sesuai dengan kondisi pasien. Faktor penyebab terjadinya kanker
bersifat multifaktor, demikian pula dengan keberhasilan pengobatan kanker.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keberhasilan
pengobatan kanker diantaranya adalah : dukungan nutrisi yang tepat,dukungan
dari lingkungan keluarga, orang-orang terdekat, maupun dari lingkungan tempat
tinggal,penanganan psikologis untuk meningkatkan motivasi dan rasa optimis
yang kuat untuk dapat terus berjuang melawan kanker dan berserah diri pada
takdir yang Kuasa. Pengobatan kanker dengan kemoterapi, efeknya tidak hanya
berdampak pada tubuh yang terkena kanker saja tetapi dapat mempengaruhi
kondisi tubuh secara keseluruhan. Sel-sel tubuh yang semula normal dapat
menjadi rusak. Apabila kerusakan telah mencapai saluran gastrointestinal maka
akan terjadi diare, konstipasi, dan malabsorbsi. Meskipun demikian efek pada
saluran gastrointestinal ini hanya berlangsung sementara. Setelah beberapa hari
akan tumbuh sel-sel baru dan selanjutnya fungsi saluran gastrointestinalpun dapat
normal kembali.

Gangguan lain yang dapat timbul adalah ganguan indra perasa, nausea,
vomiting, water retention, clan pembengkakan (Foltz et al, 1987). Setelah ,
kemoterapi selesai maka gangguan tersebut akan hilang dan status gizi dapat
menjadi lebih baik. Steroid yang digunakan saat kemoterapi memerlukan
pembatasan dalam intake natrium dan karbohidrat karena adanya penimbunan
cairan dan meningkatnya kadar glukosa serum. Efek samping yang terjadi selama
kemoterapi ini membuat pasien kanker sulit untuk mengkonsumi zat gizi secara
optimal. Pengobatan kanker dengan operasi dilakukan untuk rnenghilangkan
tumor atau meringankan gangguan yang menyertainya. Akan tetapi, semua itu
bisa diatasi apabila dideteksi sejak masa anak-anak karena dengan pengoptimalan
zat gizi yang diberikan yg dapat menghambat perkembangan sel kanker itu
sendiri, Jika sejak dini anak-anak sudah terkontaminasi dengan obat-obatan kimia
maka akan berpengaruh pada perkembangan anak tersebut dan bahkan
menyebabkan hal yang berbahaya ketika dewasa nanti .Oleh karena itu, terapi
nutrisi herbal dengan pengobatan tradisional melalui makanan sejak dini sangat
disarankan dalam program gizi guna pencegahan kanker sejak dini.

Fakta terkini, hampir 95% bahan baku industri farmasi di Indonesia masih
bergantung dari impor luar negeri. Padahal, Indonesia memiliki lebih dari 30.000
spesies tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat. Pengembangan obat alami
patut mendapatkan perhatian, mengingat praktik pemanfaatan obat
tradisional/herbal telah mengakar di masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia
telah menggunakan sumber bahan obat dari alam sebagai obat tradisional dari
nenek moyang secara turun temurun. Namun, seiring berjalannya waktu, obat
tradisional hanya diandalkan oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah
yang tidak mampu membeli obat kimia dari dokter dikarenakan terbatasnya
penelitian ilmiah yang mempelajari keamanan obat-obat tradisional. Pengaturan
peredaran obat herbal juga tidak diatur seketat pengobatan medis. Oleh karena itu,
tingkat keamanan obat herbal masih belum dapat dipastikan.

Dalam rangka mendukung fasilitas riset pengembangan obat tradisional,


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan melakukan peletakan batu
pertama “Pembangunan Fasilitas Pengembangan Obat Tradisional dengan
Standard Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)” pada Kamis, 8
Maret 2018 di LIPI Serpong.

Pengembangan fasilitas penelitian obat tradisional bertujuan untuk


percepatan hilirisasi hasil penelitian kesehatan dan obat yang telah dikembangkan
selama ini, serta memberikan dukungan terkait riset dan pengembangan produk
kepada mitra industri. Bambang Subiyanto, Pelaksana Tugas Kepala LIPI
menjelaskan bahwa fasilitas penelitian obat tradisional diperlukan untuk
menjawab permasalahan kesehatan serta mendukung kemandirian bahan baku
obat secara nasional. LIPI menaruh perhatian besar dalam penelitian dan
pengembangan kesehatan obat dengan berbagai riset terkait penggunaan tanaman
obat serta bahan aktifnya untuk bahan baku obat.

Sementara itu, Agus Haryono, Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI,


menerangkan bahwa satuan kerjanya sangat fokus dalam pengembangan obat
tradisonal. “Dari kegiatan penelitan yang kami lakukan, telah banyak ditemukan
senyawa-senyawa baru dari ekstrak tanaman asli Indonesia yang berpotensi
sebagai anti kanker, anti diabet, anti malaria, serta antioksidan,” terang Agus.
Agus mengungkapkan, pembangunan fasilitas riset ini dapat memfokuskan
penelitian dan memberikan fasilitas yang lebih memadai untuk penelitian terkait
obat tradisional. “Harapan kami melalui fasilitas riset pengembangan obat
tradisional dengan standard CPOTB, hasil-hasil penelitian kami bisa lebih
berkualitas dan mudah diterima oleh industri,” tutup Agus.

Salah satu tanaman yang dipercaya dapat dijadikan obat herbal yaitu
Cyperus rotundus L (umbi rumput teki), merupakan herbal menahun yang tumbuh
liar dan kurang mendapat perhatian, padahal umbi dari rumput teki dapat
digunakan sebagai analgetik (Sudarsono dkk, 1996). Teki merupakan tanaman
obat yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan. Umbi teki
mengandung senyawa alkaloid, tanin dan flavonoid yang bersifat sebagai
antiinflamasi, antidiabetes, dan antioksidan (Pradana, 2014). Pourmourad et al
(2006) menyatakan bahwa flavonoid termasuk senyawa alam yang potensial
sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron
(electron donor) atau reduktan, mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi
oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal (Winarsi, 2007).
Selain itu, tanaman tradisional yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit kanker yaitu Bunga kenop (Gomphrena globosa, L.).
Bunga ini tidak terlalu sulit ditemukan, kenop ditanam di pekarangan sebagai
tanaman hias atau tumbuhan liar di ladang yang cukup mendapat sinar matahari.
Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun. Bila dilihat dari jauh, bunga ini
bentuknya seperti kancing baju pada pakaian perempuan. Karena itu ada yang
menyebutnya bunga kenop atau kancing. Bunganya berwarna ungu gelap.

Tim peneliti Departemen Bioteknologi dan Botani Jamal Mohamed


College, Khajanagar, Tiruchirapalli, India, meneliti globe amaranth atau bachelor
button, nama lain bunga kenop ini, yang memiliki senyawa flavonoid, fitosterol,
fenolat, dan terpenoid. Selain itu, dua ilmuan dari China melakukan penelitian
pada tikus dan menemukan bahwa zat betacyanin memiliki efek perlindungan
pada sistem saraf. Kandungan inilah yang terdapat di dalam bunga kenop.
Betacyanin adalah pigmen tanaman berwarna yang memiliki manfaat kesehatan
kaya antioksidan. Globe amaranth memiliki dua betacyanin unik,
yaitu isogomphrenin III dan gomphrenin III.
Betacyanin(1,3 mg/g sampel segar) dalam Globe amaranth memiliki
khasiat penyembuhan yang kuat. Di India, seorang dokter mengekspos sel
leukemia manusia pada betacyanin, mereka terkejut melihat bahwa kandungan ini
bereaksi menghilangkan kanker. Sel-sel kanker mulai mati dalam proses yang
disebut apoptosis. Ekstrak bunga kenop memiliki aktivitas antikanker yang
signifikan, yang dapat memulihkan parameter hematologi dan biokimia normal,
dengan bukti histologis penurunan volume tumor yang signifikan. Jadi
antioksidan yang kuat dalam bunga ini dapat bermanfaat melawan kanker.

Kanker masih menjadi penyakit yang belum juga terselesaikan dalam


dunia kesehatan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1.79 per 1000 penduduk, naik dari
tahun 2013 sebanyak 1.4 per 1000 penduduk. Riset ini juga menemukan,
prevalensi tertinggi ada di Yogyakarta sebanyak 4.86 per 1000 penduduk,
disusul Sumatera Barat 2.47, dan Gorontalo 2.44

Saat ini kanker tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-
anak. Hasil riset kesehatan Dasar tahun 2013 (Riskedes) menunjukkan prevalensi
kanker anak umur 0-14 tahun di Indonesia sebanyak 16.291 kasus. Kanker yang
paling banyak diderita anak-anak di Tanah Air adalah Leukimia, kemudian
disusul kanker bola mata.

Penyakit ini juga menjadi penyebab tingkat kematian anak nomor satu di
Indonesia. "Pertama, Leukimia menjadi kasus nomor satu daan semua anak bisa
terkena kanker jenis itu," ungkap Kepala Instalasi Anak RS Kanker Dharmais,
dokter Hardini Intan, dikutip dari Depkes.go.id.

Pengendali Penyakit Menular, dokter Lily S. Sulistyowati


mengungkapkan, 50 persen anak yang menderita kanker leukimia telat datang ke
fasilitas kesehatan. Banyak yang dalam keadaan stadium lanjut. Minimnya
pengetahuan menjadi salah satu penyebab kanker anak dalam kondisi lanjut.
Padahal apabila terdeksi secara dini, masih dapat disembuhkan dengan
pengobatan dan terapi yang baik.."Minimnya pengetahuan orangtua tentang
kanker, menjadi penyebab lebih dari 50 persen kasus kanker pada anak datang ke
fasilitas kesehatan dalam keadaan stadium lanjut. Padahal jika terdeksi sejak dini
masih bisa disembuhkan dengan terapi yang baik," urai Lily S. Tidak banyak yang
mengetahui bahwa kemoterapi memang menjadi solusi pengobatan untuk
penyakit leukimia, namun kemoterapi nyatanya menimbulkan efek samping tinggi
dan belum lagi mempunyai mekanisme yang spesifik terhadap target sel. Karena
obat yang digunakannya juga membunuh sel yang sehat.

Program pengendalian kanker anak mulai dikembangkan dengan


penyusunan buku pedoman penemuan dini kanker pada anak yang disusun
bersama-sama dengan profesi kanker pada anak dan telah disosialisasikan di
beberapa provinsi dengan memprioritaskan pada enam jenis kanker pada anak,
yang meliputi: leukemia, retinoblastoma, neuroblastoma, limfoma, osteosarkoma,
dan karsinoma nasofaring. Penentuan prioritas ini berdasarkan atas dua kriteria,
yaitu tingginya angka penyakit (prevalensi) dan kemudahan pengenalan gejala dan
tanda serta diagnosis.

Selanjutnya, penemuan dini kanker pada anak bisa dilaksanakan di


puskemas, dengan meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat dan kemampuan
petugas kesehatan di Puskesmas dalam mengenali tanda dan gejala kanker pada
anak, penemuan kanker yang lebih dini dapat meningkatkan angka keberhasilan
pengobatan yang lebih efektif dan pembiayaan yang lebih murah melalui BPJS
dan Kartu Indonesia Sehat.

Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PBHS) untuk mengurangi risiko atau kemungkinan terserang
kanker. Perilaku yang perlu diterapkan antara lain melakukan aktivitas fisik secara
benar, teratur dan terukur; makan makanan bergizi dengan pola seimbang, cukup
buah dan sayur; serta mengelola stres dengan tepat dan benar. Selain itu,
pemerintah juga rutin mencanangkan kebijakan Program Nusantara Sehat setiap
tahunnya. Hal ini karena bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan primer
melalui penempatan tim kesehatan di daerah perifer. Program ini tidak hanya
fokus pada kegiatan kuratif tetapi juga, upaya promotif dan preventif, untuk
mengubah pola pikir masyarakat mengenai kesehatan. Program ini dilakukan
melalui pendekatan yang bersifat komprehensif dengan melibatkan anggota tim
dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi,
perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasinan.

Indonesia Sehat merupakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional di


bidang Kesehatan. Ada 4 Program Kesehatan tahun 2015 - 2019 dari Nusantara
Sehat yaitu:

1.Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,


2. Perbaikan Gizi Masyarakat, khusus untuk Pengendalian Prevalensi
Balita Pendek (Stunting)
3. Pengendalian Penyakit Menular khususnya HIV - AIDS, Tuberkulosis
(TB) dan Malaria
4. Pengendalian Penyakit Tidak Menular, khususnya Hipertensi,
Diabetes Mellitus, Obesitas dan Kanker.

Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam pemenuhan


asupan gizi pasien yaitu tenaga gizi. Oleh karena itu, sebagai tenaga gizi di masa
depan kami mengembangkan inovasi-inovasi baru yang dapat mewujudkan
Indonesia sehat tersebut. Dari hasil penelitian kami, kami menemukan suatu
produk makanan/cemilan yaitu Kenoki Jelly yang sehat dan berkhasiat bagi tubuh
dalam pencegahan penyakit kanker, akan tetapi tidak hanya itu makanan ini juga
sangat bermanfaat bagi penyakit lainnya diantaranya pereda nyeri
haid,asma,diabetes,menurunkan kolesterol,dysuria,bronchitis
kronis,disentri,kencing batu,jantung,menurunkan hipertensi,mengatasi masalah
prostat,anti penuaan dini, membantu penyembuhan luka kulit,mampu
detoksifikasi tubuh terhadap racun,mengatasi keputihan, dll . Sesuai dengan
namanya, Kenoki Jelly atau Kenop Teki Jelly adalah suatu produk olahan permen
jelly dari agar-agar yang di kombinasikan dengan ekstrak bunga kenop, umbi
rumput teki, air dan gula. Pembuatannya pun terbilang mudah karena tidak
membutuhkan teknologi yang sangat cangih dalam prosesnya.Cara pembuatannya
yaitu rebus beberapa bunga kenop dengan air untuk diambil ekstraknya, setelah
itu tuangkan air rebusan dalam wadah.Kemudian, kupas umbi tersebut lalu, cuci
bersih umbi rumput teki. Haluskan umbi tersebut menggunakan blender,setelah
selesai saring dan diambil sarinya. Rebus umbi tersebut dengan air rebusan bunga
kenop,agar-agar dan ditambahkan dengan gula. Aduk agar-agar supaya tidak
lengket dan tunggu hingga mendidih. Setelah mendidih,diamkan sejenak lalu,
tuang kedalam cetakan agar lebih menarik. Tunggu hingga jelly mengeras
kemudian letakkan jelly di atas nampan atau piring. Proses selanjutnya jemur di
bawah sinar matahari selama 2-3 jam hingga keluar kristal gula dari permen jelly
tadi. setelah proses penjemuran selesai sekarang kita bisa menambahkan gula
halus untuk menambahkan rasa manis dan mempercantik tampilan permen jelly
yang telah kita buat. Warna yang dihasilkan cenderung seperti ungu cenderung
merah muda yang menambah daya tarik bagi anak-anak maupun dewasa. Dengan
wujud permen, diharapkan dapat memudahkan bagi orang yang mengkonsumsi,
dan reaksinya cukup cepat dalam proses metabolisme.
Daftar Pustaka

1. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3617601/obat-herbal-
benarkah-lebih-baik-dari-obat-kimia (diakses pada tanggal
25/08/2019 pukul 16:06)
2. http://lipi.go.id/siaranpress/LIPI-Resmikan-Fasilitas-Pengembangan-
Obat-Tradisional-dengan-Standard-Cara-Pembuatan-Obat-Tradisional-
yang-Baik-CPOTB/20041(diakses pada tanggal 25/08/2019 pukul
16:06)
3. https://www.tagar.id/kanker-leukimia-rentan-menyerang-anakanak-
014-tahun(diakses pada tanggal 25/08/2019 pukul 16:40)
4. https://medium.com/@fahrizalw0/manfaat-rumput-teki-untuk-
kesehatan-tubuh-kita-baa87a25eb8b (diakses pada tangal 25/08/2019
pukul 16:25)
5. http://www.depkes.go.id/article/view/16021600001/kendalikan-
kanker-pada-anak.html (diakses pada tanggal 26/08/2019 pukul 06:04)
6. https://www.idntimes.com/food/recipe/al-735/bikin-permen-jelly-
sendiri-yuk-untuk-camilan-di-rumah-c1c2 (diakses pada tanggal
26/08/2019 pukul 06:20)
7. Lihat sumber asal di ejournal.litbang.depkes.go.id (diakses pada tanggal
26/08/2019 pukul 08:39)

Anda mungkin juga menyukai