Anda di halaman 1dari 1

URGENSI AKIDAH DAN MAKNA LILLAHI TA’ALA

Akidah atau keimanan merupakan bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini
diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah kehidupan
ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam.
Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan
mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh
amal baik tak ada gunanya tanpa adanya keimanan. Demikian juga kualitas keberagamaan kita,
kualitas ibadah kita juga diukur dengan seberapa besar keimanan kita kepada Allah. Mungkin kita
shalat dan melakukan kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar mengingatnya? Apakah Allah
senantiasa hadir dalam kehidupan kita? Apakah kalau kita sedang shalat kita merasa benar-benar
sedang menghadap Allah? Apakah saat kita mendapat keberuntungan kita sadar bahwa itu
datangnya dari Allah?

Karena itulah dalam Islam ada ajaran lillahi ta’ala (semua hal harus didasarkan karena Allah atau
untuk Allah). Lillahi ta’ala artinya menjadikan Allah sebagai satu-satunya penyembahan, pemujaan,
tempat bergantung, tempat berserah diri, dan tempat memohon pertolongan. Terkadang orang
salah memahami kalimat lillahi ta’ala. Ia menyangka Allah itu egois. Mengapa? Karena semuanya
katanya harus ditujukan untuk Allah.

Pemahaman semacam ini jelas keliru. Beriman, memuja, dan berserah diri pada Allah sejatinya
untuk kepentingan manusia itu sendiri. Mengapa demikian? Manusia adalah makhluk yang tak bisa
hidup sendiri. Dalam memenuhi hajatnya ia akan bergantung pada obyek lain. Seandainya Allah
tidak memerintahkan agar manusia bergantung pada-Nya, pasti manusia akan bergantung pada yang
lain? Apa yang lain itu? Mungkin teman, atasan, uang atau mitos-mitos tertentu yang ia percayai.

Jika manusia bergantung pada semua ini apa jadinya? Selama masih ada teman, ada atasan, ada
uang, barangkali ia tenang. Tapi bagaimana kalau temannya berkhianat, atasannya mati, uangnya
habis? Galau, kan? Stress? Karena semua itu sesuatu yang labil, mudah berubah, mudah datang dan
mudah pergi. Jadi berbahaya bergantung pada sesuatu yang labil. Tapi Allah tetap, tak berubah. Dia
adalah Tuhan yang tak pernah meninggalkan hamba-Nya, bahkan sekalipun hamba-Nya pernah
mencaci maki-Nya. Tuhan adalah tempat bersandar yang stabil. Manusia akan merasa tenteram dan
matap dalam hidupnya ketika ia bergantung pada Allah. Ia akan senantiasa optimis, bahkan saat ia
gagal sekali pun.

Anda mungkin juga menyukai