Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MATA KULIAH

DASAR MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU :
Ir. Setyo Parsudi, MP.

NAMA : NURIL WILDAN


NPM : 19024010139
KELAS. :D

JURUSAN AGRIBISNIS PERTIANIAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak
biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal
tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia
bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab
kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah
sistem ..ubah sistem ". Apa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun
sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk
manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus.
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan
pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen
sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan,
optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola
manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan.
Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis meruskan
masalah sebagai berikut :
1. konsep dasar
2. individu dan perilaku organisasi
3. kelompok dan perilaku organisasi
4. struktur organisasi
5. Prinsip organisasi
6. Proses organisasi
7. Mengembangkan efektifitas organisasi

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengantar Manajemen, namun tujuan penulisan makalah ini secara
khusus adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Organisasi khususnya
pengorganisasian.
2. Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki semangat dalam
organisasi.
3. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pengorganisasian.

D. Manfaat Pembahasan
1. Mahasiswa akan memahami tentang pengorganisasian.
2. Timbul semangat mahasiswa dalam berorganisasi.
3. Menambah wawasan mahasiswa tentang pengorganisasian
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN

Secara konsep, ada dua batasan yang perlu dikemukakan,yakni istilah


”organizing” sebagai kata benda dan ‘organizing’ (pengorganisasian) sebagai
kata kerja, menunjukan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis. Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada
suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita
mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu
perkumpulan olahraga. Dan arti kedua mangacu pada proses pengorganisasian,
sebagai salah satu dari fungsi manajemen.

B. PENGERTIAN ORGANISASI

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapain tujuan yang telah ditentukan dan dalam
ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.1
Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan
sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan
tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan.

C. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Drs. H. melayu S.P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan,


pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktifitas ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara
relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas-aktifitas tersebut.
Sedangkan dalam arti umum pengorganisasian adalah langkah untuk
merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pemimpin kepada staf dalam rangka mencapai
tujuan organisasi dalam efisiensi.

D. KONSEP DASAR

Keberadaan organisasi (organization) sebenarya setua


sejarah peradaban manusia dimuka bumi, sepanjang hidupnya manusia telah
menggabungkan diri dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Namun, tidak semua oarang sadar bahwa mereka sebernyaa telah
berorganisasi. Berkembangnya kesadaran mengenai pentingnya organisasi
bagi setiap orang sebenarnya melalui perjalanan yang amat lamban
dibandingkan dengan peradaban manusia itu sendiri, karena baru
dalam beberapa dasawarsa terakhir orang mulai cendeung untuk melakukan
studi tentang organisasi. Beserta perilakunya secara mendalam.
Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahya sebagai
wadah dan alat untuk mencapai tujuan merekayang didalamnya terdapat
norma-norma yang harus dipedomani dan nilai yang dipegang teguh.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.
Bedasarkan definisi tadi jelaslah bahwa dalam suatu organisasi minimum
mengandung tiga elemen yang saling berhubungan. Ketiga elemen organisasi
tersebut adalah.
1. Sekelompok orang.
2. Interaksi dan keja sama, serta.
3. Tujuan bersama.
Salah satu ciri utama dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok yang
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma,peraturan,ketentuan dan
kebijakan yang telah dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk
menjalankannyadengan penuh tanggung jawab.
Ciri yang kedua adalah bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri dari
sekelompok orang tersebut saling mengadakan hubungan timbal-balik, salng
memberi dan menerima,dan juga saling bekrja sama untuk melahirkan dan
merealisasikan maksud (purpose), sasaran, (objektif )dan tujuan (goal).
Cara yang ketiga adalah bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri atas
sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama tersebut
diarahkan pada suatu titik tertentu, yaitu tujutn bersama dan igin
merealisasikan.
Setiap organisasi memiliki tujuan yang telah dirumuskan secara
bersama-sama tang hendak direalisasikan tersebut dapat merupakan tujuan
jangka panjang maupun tujutn jangka pendek mungkin juga tujuan yang
pencapaiannya secara rutin maupun tujuan yang pencapaiannya scara berkala
saja.
Oleh karena itu, organisasi dikatakan sebagai wadah berarti suatu tempat
orang yang berinteraksi dan bekerja sama,sedangkan organisasi dikatakan
sebagai alat berarti sebagai alat untuk merealisasikan tujuan bersama diantara
orang yang berinteraksi dan bekerja sama tersebut. Selain itu organisasi dapat
diartikan dalam arti dinamis maupn dalam arti statis. Organisasi dalam arti
dinamis adalah seutu proses penetapan dan bagian kerja yang dilakukan,
pembatasan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, sera penetapan
hubungan diantara elemen organisasi. Dengan demikian, orang yang
bergabung dalm organisasi tersebut dapat bekerja sama untuk merealisasikan
tujuan bersama secara efisien dan efektif.
Organisasi dalam arti satis adalah suatu bagan atau struktur yang bewujud
dan bergerakdemi pencapaian tujuan bersama, dalam istilah lain dapat disebut
sebagai stuktur atau tata raga organisasi, jadi stuktur organisasi adalah suatu
manifestasi/perwujudan dan organisasi yng menunjukan hubungan antara
fungsi otoritas dan tanggung jawab yang saling berinteraksi dari orang yang
dibri tugas dan tanggung jawab atas setiap aktivitas. Stuktur organisasi dapat
dipandang sebagai desain yang dan utuh yang menunjukan hubungan fungsi
dari masing-masing orang yang terkait didalamnya, jadi, organisasi dalam arti
dinamis lebih cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah.
Gareth morgan (1986) dan stephen P. Robin (1990:12-13) mengemukakan
bahwa organisasi sering kali dikonsepkan karena dengan cara yang berbeda.
Cara tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Kesatuan rasional dan mengejar tujuan
Organisasi untuk mencapai tujuan dan perilaku para anggota
organisasi dapat dijelaskan sebagai pengejaran rasional terhadaptujuan
tersebut.
b. Koalisi dan para pendukung (konstituensi) yang kuat
Organisasi terdiri atas kelompok yaang masing-masing memcoba
untuk memuaskan kepentingan sendiri. Kelompok tersbut menggunakan
kekuatan mereka untuk mempengaruhi sumber daya organisasi.
c. Sistem terbuka
Organisasi adalah sistem transformasi masukan dan keluaran yang
bergantung pada lingkungan untuk kelangsunganhidupnya.
d. Sistem yaang memproduksi arti
Organisasi adalah kesatuan yang diciptakan secara artifisial,
maksudnya diciptakan secara simbolis dan mempertahankan oleh
manajemen.
e. sistem yang digabungkan secara longgar
Organisasi terdiri atas unit-unit yang relatif berdiri sendiri, dapat
mengejar tujuan yang tidak sama, atau bahkan saling bertentangan.
f. Sistem politik
Organisasi terdiri atas pendukung internal yang mencoba
memperoleh kendali dalam proses pengambilan keputusan agar dapat
memperbaiki posisi mereka.
g. Alat dominasi
Organisasi menempatkan para anggotanya kedaalam kotak-kotak
pekrjaan yang menghambat apa yang dapat mereka lakukan dan individu
yang dengannya mereka dapat berinteraksi. Selain itu, mereka diberi
atasan yang memiliki kekuasaan terhadap mereka.
h. Unit pemprosesan informasi
Organisasi menafsirkan lingkungannya, mengorganisasikan
aktivitas dan memudahkan pembuatan keputusan dengan
memproses informasi secara horizontal dan vertikal melalui
sebuah sesuai struktur hierarki.
i. Penjara psikis
Organisasi menghambat para anggota dengan membuat deskrpsi
pekerjaan, divisi dan perilaku standard, yang dapat diterima dan tidak
dapat diterima. Pada saat diterima oleh anggota, semua itu menjadi
penghalang artifisial yang membatasi pilihan.
j. kontrak sosial
Organisasi terdiri atas sejumlah persetujuan yang tidak tertulis
ketika para anggota, melakukan perilaku tertentu dan untuk itu mereka
mnerima imbalan.
Berdasarkan diskripsi tentang organisasi diatas,
pengorganisasian (organizing) adalah bagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan
hubungan antara pekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian
lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja
secara efisien pengorganisasian juga dapat didefinisikaan juga sebagai
suatu pekerjaan juga membagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan
pentapan aktivitas ynag hendik dilakukan oleh manajer pada seluruh
hierarki organisasi.

E. INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI

Aktivitas manajer dalam perencanaan, pengorgnisasian, pengarahan,


pemotivasian, dan pengendlian yang memerlukan waktu untuk mengambil
keputusan tentang kecocokan antarndividu, tugas pekerjaan, dan efektivitas.
Keputusan tersebut secara spesifik yang di pengaruhi oleh ciri manajer maupun
oleh ciri bawahan. Pengambilan keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas,
tanpa mengetahui prilaku dapat memberikan dampak negatif jangka panjang yang
amat sulit untuk di ubah kembali.
Pada umumnya disetujui bahwa untuk mengubah suatu variabel
psikologi yang diperlukan dianosa yang mendalam, pelaksanaan, penilaian dan
modifikasi. Belum ada satu metode yang mujarab yang dapat mengubah persepsi,
sikap, kepribadiaan dan pola belajar. Individu selalu mengubah, meskipun sedikit
pola perilakunya. Mamajer diprlukan karena untuk memberikan pengaruh terhadap
arah dan jenis perubahan perilaku. Amat rumit kiranya untuk dijelaskan perilaku
individu dengan suatu generalisasi yang berlaku bagi setiap individu.
Selanjutnya gibson dan kawan-kawan mengemukakan bahea terdapat
empat ciri utama dari individu yang memepengaruhi efektivitas organisasi. Ciri
yang dimaksud adalah persepsi (perception) dan sikap (anttudes), kepribadian
(personality) dan pembelajaran (learning). Setiap faktor tersebut mempengaruhi
pola perilaku manajer dan bawahan dalam organisasi. Manejer maupun bawahan
melihat dan memahami individu dan objek, membentuk sikap terhadap individu
lain atau organisasi, memiliki struktur kepribadian, danbelajar sambil bekerja. Oleh
karena itu, manajemen yang efektif meliputi pemahaman terhadap empat ciri
utama individu dan pengetahuan tentang hubungannya, berikut ini diskusi dari
empat ciri utama individu diatas.
1. persepsi
persepsi (perception) adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan
oleh individu. Karena setiap individu memberi arti kepada stimulus maka individu
yang berbeda akan melihat barang yang sam dengan cara yang berbeda. Para
anggota organisasi melihat situasi sering kali memiliki arti yang lebih penting
untuk memhami perilaku dari pada situasi itu sendiri. Persepsi mencakup
penerimaan stimulus (masukan), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau
penafsiran stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara yang dapat
mempengaruhi perilaku dan bentuk sikap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau orang lain, objek
dan tanda adalah sebagai berikut.
a. Organisasi persetual
Salah satu prinsip organisasi yang paling dasar yang bertalian engan
organisasi adalah kecenderungan individu menyusun pola stimulus dari segi
hubungan gambar adalah faktor yang menjadi pusat perhatian. Sedangkan
latar belakang adalah gambar yang dialami tetapi kelihatan samar-samar.
b. Stereotip
Cara manajer mengelompokkan para bawahan sering kali merupakan salah
satu refleksi dari prasangka konseptualnya (conteptual bias) stereotip digunakan
untuk mendiskripsikan penilaian mengenai seseorang atas dasar keanggotaan
etnisnya.
c. Persektif selektif
Konsep persektif selekif (selektive perception) amat penting bagi manajer
karena mereka sering kali menerima jumlah besar informasi yang mendukung
pandangan mereka. Individu cenderung mengabaikan informasi yang dapat
membuat mereka tidak senang.
d. Karakteristik manajer
Manajer yang mempersepsikan perilaku dan perbedaan individual dari pada
bawahan dipengaruhi oleh sifitnya sendiri. Apabila mereka memahami bahwa
sifat- sifat dan nilai mereka sendiri mempengaruhi perepsi, mungkin mereka dapat
melaksanakan evaluasi yang lebih teliti mengenai bawahan mereka.
e. Faktor situasional
Tekanan waktu, sikap individu yang bekerja sama dengan manejer dan
faktor-faktor situasi lain mempengaruhi ketelitian persepsi.
f. Kebutuhan
Kebutuhan dan keinginan individu, demikian pila manajer akan
mempengaruhi persepsi.
g. emosi
emosi seseorang akan mempengaruhi persepsi yang kuat, seperti rasa benci
yang berlebihan terhadap suatu peraturan organisasi dapat meyebabkan individu
tersebut tidak menyenangi sebagian besar kebijakan dan peraturan organisasi,
demikian pula sebaliknya terhadap individu yang memiliki emosi yang rendah
hanya berpengaruh sedikit terhadap persepsi.
2. Sikap
Sikap (anttitude) adalah kesiapsiangan mental yang diorganisasikan melalui
pengalaman yang memiliki pengaruh trtentu kepada tanggapan seseorang terhadap
orang, objek dan situasi yang berhubungan dengannya.
Definisi ini memberikan pengaruh kepada manajer sebagai berikut.
a. Sikap menentukan kecenderungan individu terhadap segi tertentu dari
dunia ini.
b. Sikap memberikan dasar emosional bagi interpesonal seseorang dan
pengenalannya terhadap orang lain.
c. Sikap diorganisasikan dan dekat dengan inti kepribadiaan.
Sikap individu dapat dibetuk melalui berbagai sumber. Seperti dari
keluarga teman sekerja dari kelompok, masyarakat dan pengalaman kerja,
sebelumnya pengalaman keluarga sewktu kanak-kanak membantu mencitakan
suatu individu kelompok taman sepermainan mampu mempengaruhi sifat karena
individu ingin diterima oleh ondividu lain, kebudayaan (adat istadat) dan bahasa
dari masyarakat mempengaruhi sikap, individu belajar dan mengetahui sikap
terdap faktor-faktor seperti persamaan upah, penimbangan prestasi, kemampuan
manajemen, pendekatan kerja dan keanggotaan serikat kerja.
Manajer memiliki tugas untuk menubah sikap para bawahannya karena
sikap sebelumnya yang sudah terbentuk menghindari pelaksanaan pekerjaan dari
individu meskipun terdapat beberapa vareibel yang mempunyai sikap tetapi semua
variabel tersebut dapat didiskripsikan dipandang dari segi dua faktor umum,yaitu
kepercayaan kepada widiasuara (comunicator) dan kepada pesan (message) itu
sendiri. Apabila bawahan tidak percaya kepada manajer, mereka tidak akan
menerima pesan atau perubahan sikap. Manajer yang kurang beribawa dan tidak
dihargai oleh bawahan atau atasan yang berada dalam posisi yang sukar. Pekerjaan
menuntut agar ia mengubah sikap bawahan supaya bekerja lebih efiktif.
Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai cara mengorganisasi
sejumlah sikap adalah nilai. Nilai memiliki hubungan yang amat erat dengan sikap.
Nilai (value), bagaimana didefenisikan oleh Eduar spager (1795:11), adalah
kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan,
kecenderungan dalam individu, pendapat yang rasional dan tidak rasional,
prasangka, dan pola asosiasi yang menentukan pandangan seorang tentang dunia.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah salah satu masala palinh rumit dipahami oleh para
manajer suatu organisasi adalah hubungan antara perilaku (behavior) dan
kepribadian (personality), faktor-faktor hasil cipta hasil karya manusia dan sosial
dapat mempengaruhi kepribadian individu. Secara singkat salfatore R. Maddi
(1941). Membatasi bahwa kepribadiaan seorang adalah serangkaian ciri yang
relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh
faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial kebudayaan, lingkungan,
serangkaian variabel ini menentukan persamaan dan perbdaan dalam perilaku
individu.
Pendekatan konseptual (conceptual approach)yang serangkaian digunakan
untuk memahamikepribadian individu adalah pendekatan ciri dan teori
psikodinamis
a. Pendekatan diri
Ciri (trait) adalah kecenderungan yang dapat diduga, yang mengarahkan
perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas. Ciri mengkasilkan
perilaku yang konsisten karena ciri merupakan sikap yang menetap dan memiliki
jangkauan yang umum.
b. Teori psikodinamis
Sikap yang dinamis dari kepribadian belum dikemukakan secara
sunguh-sunguh sampai terbitnya karangan sigmund freud, mengemukakan
perbedaan individu dalam kepribadian dengan mengajukan pendapat bahwa
individu menghadapi motivasinya yang utama secara berbeda. Tetapi perang terus
menerus antara dua bagian dari kepribadian, yaitu Id dan superego ynag diperlema
oleh ego.
Id artinya sebagai yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gedung
stimulus pokok, cara bekerja secara tidak rasional dan secara implusif, tetapi
tampak mempertimbangkan hal-hal yang di inginkan tersebut mungkin atau dapat
diterima dari segi moral,.super ego adalah gudang dari nilai individu, termaksud
sikap normal yang dibentuk oleh masyarakat. Siperego sering kali bertentangan
dengan hal Id. Id ingin mengerjakan hal-halyang dirasa baik, sedangkan superego
mendesak mengerjakan hal yang benar.
Ego bekerja seperti wasit dari pertentangan antara Id dan superego. Ego
mewakili gambaran individual mengenai realitas fisik dan sosial, dan gambaran
mengenai hal- hal yang mungkin terjadi dalam duniah yang dialaminya. Bagian
tugas ego adalah memilih tindakan yang akan memberi kepuasan atas desakan hati
tanpa menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
c. Teori humanistis
Pendekatan humanistis terhadap pemahaman memberi tekanan pada
perkembangan da aktualisasi diri, (self-aztualization) dari individu. Teori
humanistis menekankan pentingnya cara mempersepsikan dunia merekadan
kekuatan yang memengaruhinya. Teori humanistis menekankan individu dan
pentingnya aktuliasasi diri dari kepribadian.
4. Belajar
Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam
perilaku harus banyak bersifat permanen. Praktik dimaksudkan untuk mencakup
formal dan juga pengalaman yang tidak terkendalikan. Perubahan yang menjadi
ciri belajar mungkin adaptif dan memajukan efektivitas tetapi mungkin juga tidak
adaptif dan tidak efektif.

F. JENIS - JENIS PERENCANAAN

J.W.McDavid dan M. Harari (1968:237) mendefinisikan kelompok


sebagai suatu sistem yang teroganisasi yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melkukan
fungsi klompok dan tiap-tiap anggotanya.
Definisi diatas menekankaan beberapa ciri dari kelompok, seperti
peran dan norma. Peran yang ada dalam kelompok trdiri atas:
1. Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap
harus dilakukan oleh orang yang menduduki posisi yang
bersangkutan.
2. Peran yang dimaainkan adalah perilaku yang benar-benar
dilakukan oleh seseorangGibson dan kawan –kawan
mendefinisikan kelompok yang agak berbeda dengan yang
dikemukakan McDavid, kelompok, menurut gibson adalah dua
orang bawahan atau yang lebih yang saling memengaruhi
dengan cara yang sedemikian. Rupa sehingga perilaku dan atau
hasil karya seorang anggota yang dipengaruhi oleh perilaku dan
atau hasil karyapara anggota lainnya, (gibson, ivancevich dan
donnely, 1984:324-325)
Dua tipe kelompok , yaitu kelompok formal dan kelompok
informal dibentuk karena beberapa alasan . alasan yang dimaksudkan gibson
sebagai berikut.
1. Pemuasan kepuasan.
Untuk memperoleh kepuasan (satisfaction) atas terpenuhnya
kebutuhan dapt merupakan daya stimulus yang kuat untuk pembentukan
kelompok. Khususnya kebutuhan keamanan sosial, penghargaan, dan
aktualisasi diri dari beberapa bawahan dapat dipuaskan dengan cara yang
bergabung dalm kelompok.
2. Kedekatan dan daya tarik
Kedekatan (proximity) adalaj jarak fisik antara para bawahan
yang melakukan pekerjaan, sedangkan daya tarik (attraction) menunjukan
daya tarik individu yang satu dengan yang lainnya karena mereka memiliki
kesamaan persepsi, sikap, hasil, karya, atau motivasi.
3. Tujuan kelompok
Apabila dipahami secara saksama tujuan kelompok (group goal) dapat
merupakan alasan mengapa individu tertarik kepada kelompok.
4. Alasan ekonomi
Seringkali individu membentuk kelompok karena brpendapat bahwa
mereka dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar dari pada
pekerjaan mereka.
Keempat alasan diatas hanya dari beberapa alasan yang masih banyak
lagi mengapa individu bergabung dalam kelompok . tampaknya individu
memasuki kelompok karena kelompok yang bersangkutan dianggapnya
sebagai cara memenuhi kebutuhan. Demikian pula bahkan aktivitas dan tujuan
kelompok merupakan faktor yang menarik para anggotanya. Segi lain
mengapa ornag memasuki kelompok menyangkut kedekatan yang satu dengan
yang lainnya, yang merupakan alasan bagi interaksi dan penemuan
karakteristik yang sama.
Seperti halnya individu, dalam pengembangan kelompoknya perlu
belajar yang dilakukan, baik berupa kegiatan belajar individual maupun
belajar bekerja sama dengan tiaap-tiap anggota lainnya. Suatu proses
perkembangan yang urutan menunjukan bahwa pada dasarnya perkembangan
dimulai dari saling mempercayai diantara para anggota sampai kepada saling
berkomunikasi dan akhirnya memelihara pengendalian.
Brenrd bass (1965:197-7) mengemukakan suatu moodel dari
perkembangan kelompok dengan suatu asumsi bahwa kelompok menempuh
tahap perkembangan sebagai berikut.
a. Saling menerima
Pada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umumnya
para anggota segan untuk saling berkomunikasi, para anggota secara spesifik
tidak bersdian menyatakan pendapatannya, sikap, dan kepercayaannya.
b. Komunikasi dan pengambilan keputusan
Tahap kedua setelah kelompok harus menerima, para anggotanya
mulai mengadakan komunikasi secara terbuka diantara yang satu dengan yang
lainnya. Komunikasi tersebut mnghasilkan kepercayaan yang meningkat dan
bahkan menimbulkan intraksi yang lebih banyak diantara para anggita
kelompok.
c. Motivasi dan produktivitas
Pada tahap ini para anggota kelompok beusaha mencapai tujuan
kelompok. Kelompok bekerja sebagai unit yang bekrja sama dan tidak sebagai
unit yang saling bekompetensi.
d. Pengendalian dan organisasi
Pada tahap ini merupakan tingkat dimana afiliasi kelompok dinilai dan
para anggotanya dikelola oleh norma kelompok. Tujuan kelompok lebih
penting dari pada tujuan individu. Norma kelompok dipegang teguh. Oleh
karena itu, etiap pelanggaran diberi sanksi.
Apabila kelompok telah berkembang dan dengan berbagai
tahap perkembangan maka kelompok tersebut mulai menampakan
karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok perlu diketahui
karakteristik umum sebagai berikut.
1. Sruktur
Pada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah
melewati jangkah waktu tertentu dalam kelompok dibedakan atas dasar
faktor-faktor seperti, keahlian , kekuasaan, status dan sebagainya. Tiap-tiap
anggota menduduki posisi tertentu dalam kelompok. Hubungan antara posisi
merupakan struktur kelompok. Strukturkelompok ini menunjukan adaanya
hierarki.
2. Hierarki status
Status yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan konsekuensi
dari karakteristik tertentu, yang membdakan antara posisi yang satu dengan
posisi yang lainnya. Perbedaan status memiiki pengaruh yang amat besar atas
pola dan isi komunikasi dalam kelompok.
3. Pesan
Setiap posisi dalam sruktur kelompok memiliki peran yang saling
berhubungan, yang terdiri atas perilaku dari mereke yang menduduki posisi
tersebut.
4. Norma
Seperti yang pernah disinggung dimuka bahwa norma adalah standar
yang diterima oleh para anggota kelompok.
5. Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu karakteristik
penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok memiliki pengaruh tertentu
para anggota kelompok.
6. Kesatupaduan
Baik kelompok formal maupun informal tampaknya memilki
hubungan yang amat erat kesamaan sikap, perilaku, dan perbuatan. Kedekatan
ini biasanya disebut kesatupaduan dipandang sebagai suatu kekuatan yang
memaksa para anggota untuk tetap berada dalam satu kelompok. Kekuatan
tersebut lebih besar dari pad kekuatan yang menarik anggota untuk keluar dari
kelompok. Bersatupadu tersebut meliputi orang yang saling tertarik yang satu
terhadap yang lain klompok yang kurang erat kesatupaduaanya tidak memiliki
daya tarik interpersonal bagi para anggotanya.

D.cartrivright dan A. Zander (1968), Robbin (1994), mengemukakan bahwa suatu


kelompok dapat memiliki daya tarik disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. tujuan kelompok dan tujuan para anggota dapar singkrong yang ditentukan
secara jelas.
2. kelompok memiliki seorang pemimpin yang berkarisma.
3. reputasi atas nama baik kelompok menunjukan bahwa kelompok berhasil
menyelesaikantugasnya dengan baik.
4. kelompok tersebut cukup kecil dan memungkinkan para anggotanya dapat
saling mendengar pendapat yng saling mengevluasi.
5. para anggotanya dapat mengatasi hambatann dan rintangan dan mereka
saling mendukung serta tidak membatasi perkembangan dan kemajuan
pribadi. Kelima faktor diatas memiliki hubungan yang amat erat dengan
pemuasan kebutuhan. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa salah satu
alasan dari pembentukan kelompok adalah memenuhi atau memuaskan
kebutuhan. Apabila seorang dapat mengabungkan diri dalam kelompok
maka pemuasan kebutuhan akan meningkat.
G. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme


formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
suatu organisasi.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
adalah:
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4. Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas
individual dalam organisasi.
2. Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan
kerja organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja.
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi,
departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan
hubungan di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama
suatu struktur organisasi:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen

H. PRINSIP ORGANISASI

Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok, yang
memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip
merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan
undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam
tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah
fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang
berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian
dan aplikasi manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1. Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,
dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2. Esensi organisasi
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab
pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan dari
seseorang kepada oranglain. Individu yang menerima tanggung jawab
membentuk suatu kewajiban yang juga bersifat pribadi. Apabila seorang
manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan memegang tanggung
jawab.
3. Tanggung jawab dan otoritas
Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang
yang diberi tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan
sesuatu yang diperlukan guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4. Spesialisasi untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian
sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam
masing-masing bagian tersebut.
5. Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi
tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas tertentu
terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh seorang manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah
prinsip yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip
tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan
otoritas yang saling berkaitan.
5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1. Prinsip pembagian kerja
2. Prinsip satu arah
3. Prinsip sentralisasi
4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip rantai komando

I. PROSES ORGANISASI

Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses


pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi
2. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan
memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3. Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis
dan efisien
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota
organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat
ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
1. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara
logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya
tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis.

J. MENGEMBANGKAN EFEKTIFITAS ORGANISASI

Pendekatan pengembangan organisasi (Organization development


approach) dimaksukan untuk menggerakkan seluruh organisasi agar berfungsi
pada tingkat yang lebih tinggi sambil meningkatkan prestasi kerja dan
kepuasan para anggota organisasi.
Sebagai konsep formal, pengembangan organisasi belum memiliki
definisi yang tetap, terutama karena merupakan label yang cocok untuk
berbagai aktivitas. Kutipan Gibson dari The Laboratory Approach to
Organization Development atas Alexander Winn (1580:430) menunjukan
definisi pengembangan organisasi sebagai berikut.
Istilah pengembangan organisasi mengandung arti suatu strategi
normative, redukasi yang dimaksud untuk mempengaruhi system kepercayaan,
nilai, dan sikap didalam organisasi sehingga organiasi tersebut lebih mampu
menyesuiaikan diri dengan tingkat perubahan yang cepat dalam teknologi.
Dalam lingkungan industri dan masysrakat pada umumnya. Penembangan
organisasi mencakup juga penyusunan kembali struktur organisasi yang
seringkali dimulai, dimudahkan ,dan dilakukan oleh perubahan normative dan
keperilakuan.
French da Dell mendefinisikan pengembangan organisasi yang
menekankan aspek-aspek tertentu dari pendekatan terhadap pengolahan
perubahan atau pengembangan organisasi. Menurut mereka pengembamgan
organisasi adalah upaya jangka panjang yang didukung manajemen puncak
untuk memperbaiki proses pemecahan permasalahan dan proses pembaruan
organisasi, khususnya melalui diagnosis dan manajemen budaya organisasi
yang lebih efektif, tim sementara, dan budaya antar kelompok dengan bantuan
konsultan yang bertindak sebagai katalisator dan penggunaan teori dan
teknologi psikologoterapan, termasuk penelitian tindakan.
Berdasarkan definisi yang diajukan di atas, terdapat beberapa hal
memerlukan deskripsi yang lebih spesifik berikut ini.
1. Proses pemecahan permasalahan (problem solving process)
pada metode organisasi untuk menghadapi ancaman dan peluang dalam
lingkungannya.
2. Melalui proses pembaruan (renewal process)
Mengadaptasi gaya pemecahan permasalahan dan tujuannya agar cocok
dengan tuntutan perubahan lingkungan organisasi. Dengan demikian,
salah satu tujuan pengembangan organisasi adalah memperbaiki proses
pembaruandiri organisasi hingga manajer dapat lebih cepat mengadopsi
gaya manajemen yang tepat untuk permasalahan baru yang dihadapinya.
2. Manajemen kolaboratif (Collaborative management)
berarti manajemen melalui peran serta bawahan dan pembagian otoritas,
dan bukan melalui penereapan otoritas melalui heirarkis.
3. Budaya (culture)
merujuk pada aktivitas , interaksi, norma, nilai ,sikap, dan perasaan yang
umum.
4. Kaji tindak (Action research)
mengacu pada cara agen perubahan pengembangan organisasi berusaha
untuk mengetahui aspek apa dari organisasi yang perlu diperbaiki dan
bagaimana organisasi dapat dibantu untuk melakukan perbaikan. Biasanya
penelitian tindakan meliputi aktivitas berikut.
a. Diagnosis awal mengenai permasalahan oleh agen perubahan
pengembangan organisasi

b. Pengumpulan data untuk mendukung atau menyanggah diagnosis


tersebut

c. Umpan balik data kepada para anggota organisasi

d. Penyelidikan data oleh para anggota organisasi

e. Perencanaan tindakan yang cepat


f. Pengambilan tindakan yang tepat

Pengembangan organisasi sebagai suatu istilah yang digunakan dalam


praktik manajemen kontemporer memiliki karateristik sebagai berikut.

1. Pengembangan organisasi adalah direncanakan


Pengembangan organisasi adalah pendekatan yang berdasar data
kepada perubahan yang melibatkan seluruh bahan yang masuk kedalam
perencanaan manajerial. Pengembangan organisasi meliputi penerapan tujuan,
perencanaan kinerja, (peformance), pemantauan (monitoring), dan
pengambilan tindakan koreksi (recectiva action) apabila dipandang perlu.
2. Pengembangan organisasi berorientasi pada permasalahan
Pengembangan organisasi berusaha menetapakan teori dan penelitan
dari sejumlah disiplin, termasuk ilmu perilaku kepada pemecahan
permasalahan organisasi.
3. Pengembangan organisasi mencerminkan suatu pendekatan
system
Pengembangan organisasi adalah sistemik dan juga sistematis.
Pengembangan organisasi merupakan suatu cara untuk mengkaitkan lebih erat
sumber daya manusia dan potensi suatu organisasi dengan teknologi , struktur,
dan proses manajemen.
4. Pengembangan organisasi merupakan bagian integral dari
proses manajemen
Pengembangan organisasi bukan suatu yang dikerjakan untuk
organisasi oleh orang luar. Pengembangan organisasi merupakan cara
menangani proses parubahan keorganisasian.
5. Pengembangan organisasi bukan suatu strategi yan gsiap pakai
Pengembangan organisasi mencerminkan suatu proses yang
berlangsung terus-menerus. Pengembangan organisasi bukan serangkaian
aktivitas spesifik yang dirancang untuk melaksanakan perubahan tertentu.
Pengembangan organisasi memerlukan waktu untuk menjadi suatu cara hidup
dalam organisasi.
6. Pengembangan organisasi memusatkan perhatian pada
kemajuan
Tekanan yang diutamakan oleh pengembangan organisasi adalah
kamajuan. Pengembangan organisasi bukan hanya antuk organisasi yang sakit
atau organisasi yang kaya. Pengembangan organisasi adalah sesuatu yang
dapat bermanfaat bagi semua organisasi.
7. Pengembangan organisasi beroreintasi pada tindakan
Pengembangan organisasi memusatkan perhatian pada prestasi dan
hasil. Berbeda dengan pendekatan lain untuk mendapatkan perubahan yang
cenderung menguraikan bagaimana terjadinya perubahan keorganisasian,
pengembangan organisasi menekankan pada cara melakukan perubahan.
8. Pengembangan organisasi berdasarkan teori dan praktikyang
sehat
Pengembangan organisasi buakn suatu tipu daya atau metode.
Pengembangan organisasi memiliki dasar ayng kuat dari teori dan penelitian
dari beberapa disiplin.
Karateristik penembangan organisasi kontemporer sebagian
menunjukan bahwa para manajer melaksanakan program pelaksanaan
organisasi terikat untuk mengadakan perubahan fundamental dalam perilaku
organisasi.
Pelaksanaan metode pengembangan organisasi memiliki dua dimensi
yaitu penentuan waktu (timing) dan cakupan (scope). Pertama menyangktu
pemilihan waktu yang tepat bergantung pada sejumlah faktor, terutama daur
(siklus) waktu organisasi dan dasar yang mendahului program.kedua (cakupan)
menyangkut pemilihan skala dan bergantung pada strategi. Program mungkin
dilaksanakan diseluruh organisasi atau mungkin juga program dilaksanakan
bertahap dair hierarki ke hierarki atau dari departemen ke departemen. Strategi
bersama menggunakan pendekatan bertahap yang membatasi cakupan, tetapi
member umpan balik (feed back) bagi setiap pelaksana selanjutnya.
Hasil penelitian Peters dan Weterman (1982) yang dilakukan terhadap
perusahaan seperti IBM, Du Pont, 3M, McDonalt, seta Pocter dan Cambia
ditemukan delapan karateristik yang menunjukan efektivitas suatu organisasi,
yaitu:
1. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan;
2.Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh
kebutuhan pelanggan;
3. Mereka member para karyawan suatu tingkat otonomi yang tinggi dan
memupuk semangat kewirausahaan (entrepreneur sprit);
4. Berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para karyawan;

5. Para karyawan mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para


manajer terlibat aktif pada masalah disemua tingkat;

6. Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami;

7. Memiliki struktur organisasi yang luwes dan sederhana dengan jumlah


orang yang meminimum dalam aktivitas staf pendukung;

8. Menggabungkan control yang ketat dan disentralisai untuk mengamankan


nilai inti perusahaan dengan kontorl yang longgar dibagian lain untuk
mendorong pengambilan resiko serta inovasi (Robbin, 1994: 57)

K. MACAM-MACAM ORGANISASI
Jika ditinjau dari pembagian dan pelaksanan fungsi serta wewenang
yang dimiliki oleh suatu organisasi, maka organisasi secara umum dapat
dibedakan atas 3 macam yakni :

1. Organisasi lini
Disebut sebagai organisasi lini (line/ command) jika dalam
pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara
suatu organisasi pimpinan dengan suatu organisasi pelaksana. Pada
organisasi line peranan pemimpin sangatlah dominan, segala kendali
berada ditangan pemimpin, serta dalam melaksanakan kegiatan, yang
diutamakan ialah wewenang dan perintah. Bentuk organisasi lini adalah
yang tertua didunia yang lazimnya efektif pada organisasi kecil, jumlah
karyawan sedikit, perangkat organisasi terbatas, kegiatan dan tujuan
organisasi sederhana serta pimpinan organisasi adalah pemillik organisasi.
Keuntungan dari organisasi lini adalah pengambilan keputusan
cepat, kesatuan arah dan perintah lebi terjamin serta pengawasan dari
koordinasi lebih muda. Sedangkan kerugiannya ialah karena keputusan
diambil oleh satu orang maka keputusan tersebut kurang sempurna serta
dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan berpengetahuan luas, yang
tidak mudah ditemukan.
Lebih lanjut, karena pada organisasi lini yang terpenting ialah
pelaksanaan perintah, maka unsur manusiawi sering terabaikan. Padahal
unsur tersebut amat terpenting dalam menciptakan suasana kerja yang
menggairahkan. Dalam bagian organisasi pelaksanaan wewenang secara
lini ini sering digambarkan dalam bentuk garis penuh.
Gambar organisasi lini :

2. Organisasi staf
Disebut sebagai organisasi staf (staff organization) jika dalam
organisasi dikembangkan suatu organisasi staf yang berperan sebagai
pembantu pimpinan. Pada umumnya orang-orang yang duduk dalam suatu
organisasi staf ini ialah mereka yang ahli dan berasal dari spesialisasi yang
sesuai dengan kebutuhan. Bentuk organisasi ini merupakan perkembangan
lebih lanjut dari organiasasi lini. Sebagai akibat makin kompleknya
masalah-masalah organisasi, pimpinan telah tidak dapat menyelesaikan
semuanya. Dalam keadaan yang seperti ini pimpinan tersebut
membutuhkan bantuan, yakni dari mereka yang duduk dalam suatu
organisasi staf. Patut dipahami bahwa bantuan yang diberikan oleh staf
tersebut, halnya bersifat nasehat saja, sedangkan keputusan dan
pelaksanaan diambil dari keputusan tetap berada ditangan pemimpin.
Keuntungan dari organisasi staf ini ialah keputusan dapat lebih
baik, karena telah dipikirkan oleh sekelompok kalangan ahli. Sedangkan
kerugiannya ialah pengambilan keputusan lebih lama dari pada organisasi
lini dan karena itu dapat menghambat kelancaran program. Dalam bagan
organisasi pelaksanaan wewenang secara staf ini sering digambarkan
dengan garis putus-putus. Contoh gambar dari organisasi staf ini yaitu :

3. Organisasi lini dan staf


Disebut sebagai organisasi lini dan staf (line and staff
organization) jika dalam organisasi di samping tetap ditemukan satuan
organisasi pimpinan juga dikembangkan satuan organisasi staf. Pada
bentuk organisasi ini peranan staf tidak hanya terbatas pada pemberian
nasehat tetapi juga diberikan tanggung jawab melaksanakan kegiaan
tertentu. Pada dasarnya organisasi ini merupakan pengembanganlebih
lanjut dari organisasi staf. Sebagi akibat makin kompleknya suatu
organisasi maka bantuan yang diperlukan dari staf tidak hanya pemikiran
saja, tetapi juga menyangkut pelaksanaannya.
Keuntungan dari organisasi lini dan staf ialah kepuusan yang
diambil lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung
jawab pemimpin berkurang karena itu dapat lebih memusatkan perhatian
pada masalah yang lebih penting, pengembangan bakat dapat dilakukan
sehingga mendorong disiplin dan ttanggung jawab kerja yang lebih tinggi.
Sedangkan kelemahannya ialah pengambilan keputusanlebih lama serta
jika staf tidak mengetahui batas-batas wewenangnya dapat menimbulkan
kebingungan pelaksana. Dalam bagan organisasi pelaksana wewenang
secara lini dan staf ini yang pada dasarnya bersifat bantuan, tersebut sering
digambarkan dalam bentuk titik-titik.Berikut ini merupakan gambar dari
organisasi lini dan staf :

Dalam menghadapi masalah seperti ini, ada beberapa bentuk


perinngkat organisasi yang dapat dibentuk yakni :

a. Paniatia
b. Komisi
c. Komite
d. Tim

L. PRINSIP DEPARTEMENTASI
Prinsip departementasi merupakan terjemahan dari istilah bahasa
Inggris yakni departementation, departementalization atau divisionalization.
Wursanto (2005:242) memberikan penjelasan tentang departementasi sebagai
berikut.
“Departementasi (departementation) adalah proses penggabungan
pekerjaan ke dalam kelompok pekerjaan yang sejenis. Kelompok pekerjaan
yang sejenis dinamakan fungsi. Setiap fungsi merupakan tugas dan tanggung
jawab dari suatu unit tertentu dalam organisasi.”
Sementara itu, Sutarto (2006:66) juga menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan departementalisasi adalah :“Departemenisasi adalah aktivitas
untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja
tertentu atau fungsi tertentu. Fungsi adalah sekelompok aktivitas sejenis
berdasarkan kesamaan sifatnya atau pelaksanaannya.”
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas mengenai departementalisasi
maka dapat penulis simpulkan bahwa departementalisasi merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sama dan sejenis, serta berkaitan erat
ke dalam suatu unit kerja (bagian) atau departemen dalam sebuah organisasi.
M. STAFFING (PENETAPAN STAF)

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang dikemukakan


oleh Harold Koonzt & Cyril O’Donnel yang berarti : Pengisian Jabatan atau
pengisian tenaga kerja atau penarikan tenaga kerja.
Staffing adalah kegiatan seorang manajer untuk mencari/menarik
orang-orang (pegawai yang akan mengisi jabatan yang kosong dalan suatu
perusahaan (organisasi) agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Tujuannya adalah untuk menarik, menempatkan pegawai menurut
jumlah, jenis, keahlian dan keterampilan, sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
agar pegawai dapat bekerja secara efektif
Pengisian jabatan didasarkan pada azas “The right man in the right
place” (penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat) dan The
right man in the right job (penenpatan orang-orang yang tepat pada pekerjan
yang tepat).
Sebelum melaksanakan kegiatan penarikan tenaga kerja, maka terlebih
dahulu kita harus mengetahui/menentukan mengenai :
 sifat dan keadaan pekerjaan
 sifat dan kecakapan orang yang akan menduduki jabatan
 pengalamannya
 kepribadiannya
 keadaan fisiknya, dsb.

Untuk mengetahui hal tersebut, kita perlu melakukan Analisa Jabatan


(Job Analysis). Job analysis adalah menganalisa kegiatan-kegiatan apa saja
yang harus dilakukan pada suatu jabatan tertentu, mengapa pekerjaan itu
dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Dari hasil analisa jabatan ini, disusunlah uraian pekerjaan dan
spesifikasi jabatan (job description dan job specification).
Job description adalah suatu uraian-uraian mengenai tugas-tugas dan
tanggung jawab pada suatu jabatan, berapa jumlah pegawai, peralatan apa yang
digunakan, bagaimana hubungannya dengan bagian lain, sedangkan
Job specification adalah suatu uraian tentang persyaratan minimal
pegawai untuk dapat memangku suatu jabatan tertentu agar dapat bekerja secara
efektif, seperti : pendidikan, jenis kelamin, usia, kondisi fisik, pengalaman
kerja, dll.

Pengadaan Pegawai

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan


induksi untuk mendapatkan karyawan, baik kualitas maupun kuantitasnya
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dari pengertian di atas, maka dalam pengadaan pegawai ini, kita akan
melakukan kegiatan-kegiatan :
 Penerimaan (penpenarikan) tenaga kerja
 Seleksi
 penempatan, orientasi dan induksi

Penarikan Tenaga Kerja/Peneriman

Sebelum melakukan merarikan/penerimaan tenaga kerja, perusahaan


harus terlebih dahulu menginformasikan beberapa hal, seperti : jumlah dan
kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan, syarat-syarat (jenis kelamin, pendidikan,
umur dsb), menginformasikan kepada pasar (mayarakat), menentukan batas
waktu penerimaan/pendaftaran.

Sumber-sumber Pegawai :

Pada umumnya sumber pegawai/tenaga kerja dapat digolongkan kepada


2 sumber, yaitu : (a) sumber dari dalam perusahaan dan (b) sumber dari luar
perusahaan.
Sumber dari dalam perusahaan diartikan bahwa bilamana ada
lowongan yang kosong, maka para pegawai yang bekerja dalam perusahaan
dipilih atau diangkat untuk memangku jabtan yang kosong tersebut.
Sumber dari luar perusahaan berarti pegawai yang akan diterima
berasal dari luar perusahaan itu sendiri. Sumber dari luar ini meliputi :
 Lembaga-lembaga pendidikan
 Kantor penempatan tenaga kerja (Depnaker)
 Pasar tenaga kerja
 Teman-teman pegawai perusahaan
 Melalui advertensi dan sumber-sumber lain.

Seleksi

Setelah selesai kegiatan pendaftaran, kemudian dilakukan seleksi/tes.


Dalam seleksi ini akan meliputi :
 seleksi berkas/surat-surat lamaran
 seleksi tertulis
 lisan
 wawancara
 tes psikologi
 tes kesehatan, dan lain-lain sesuai kebutuhan suatu organisasi.

Penempatan

Bagi calon yang dinyatakan lulus, akan diangkat/ditempatkan pada


jabatan yang telah ditentukan, dengan masa percobaan (lamanya ditentukan
oleh perusahaan), dan bagi pegawai yang berhasil melalui masa percobaan ini
akan diangkat secara resmi dengan Surak Keputusan (SK).
Penempatan ini harus berdasarkan pada Job description dan jon
specification yang telah ditentukan serta berpedoman pada prinsip “The
right man on the right place” (penempatan orang-orang yang tepat pada
tempat yang tepat) dan “The right man behind the right job” (penempatan
orang yang tepat untuk jabatan yang tepat).
Orientasi atau perkenalan bagi setiap karyawan baru terhadap
pekerjaannya untuk mengatasi keragu-raguan, kecanggungan, dan timbul rasa
percaya diri dalam melakukan pekerjaannya.
Induksi karyawan adalah merupakan kegiatan untuk mengubah
perilaku karyawan baru supaya menyesuaikan diri dengan tata tertib
perusahaan. Induksi ini merupakan tugas dari atasan langsung.

Pengembangan Karyawan (Developing)

Pengembangan pegawai dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian


dan keterampilan melalui pendidikan dan latihan.
Dengan pendidikan akan meningkatkan keahlian teoritis dan moral
pegawai, sedangkan Latihan akan meningkatkan keterampilan teknis para
pegawai.
Tujuan pengembangan (pendidikan dan latihan) secara umum adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pegawai. Disamping itu,
tujuan-tujuan lain secara khusus adalah :
 meningkatkan tingkat produktivitas pegawai
 mengurangi tingkat kecelakaan
 meningkatkan gairah kerja
 mengurangi tingkat kerusakan dalam pekerjaan/pemborosan
 meninkatkan pengetahuan serba guna
 menaikkan rasa puas pegawai, dll.

Pengembangan ini perlu dilakukan karena :


1. Karyawan yang baru diterima belum tentu ahli atau cocok dengan
pekerjaan yang ditugaskannya.
2. Keusangan atau ketinggalan pengetahuan karyawan lama
3. Menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
4. Pengembangan karyawan ini dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :
 Dengan mengikuti pendidikan formal dapat dilakukan di
dalam perusahaan bagi organisasi/perusahaan yang mempunyai
lembaga pendidikan formal, atau dilakukan di luar perusahaan.
 Dengan pendidikan informal dapat dilakukan di dalam dan di
luar organisasi/ perusahaan.
Pemeliharan Pegawai

Pemeliharaan pegawai dimaksudkan agar para pegawai dapat bekerja


dengan baik, dan dapat mengurangi tingkat perputaran (turn over) serta
meminimalkan absensi karyawan.
Perputaran yang tinggi akan menimbulkan kerugian. Agar perputaran
pegawai dapat diminimalkan, maka manajer harus memperhatikan masalah
pemeliharaan ini dengan cara :
 memberikan gaji yang wajar
 memberikan suasana kerja yang baik
 perlakuan yang baik
 memberikan jaminan social
 promosi yang baik, dsb.

Pemberhentian

Pemberhentian adalah kegiatan melakukan pemutusan hubungan


kerja antara majikan dan karyawan :
Kegiatan ini terdiri dari :
1. Pensiun
2. PKH
3. Kesalahan yang merugikan perusahaan.

Proses Penyusunan Personalia ( Staffing Process )


Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya
manusia (SDM). Orang – orang yang memberikan tenaga, kreatifitas,
bakat, dan usaha mereka kepada organisasi. Manajemen sumber daya
manusia yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam usaha mencapai sasaran organisasi atau
perusahaan.

Berdasarkan asal katanya, manajemen berasal dari


kata management yang merupakan bentuk dari kata kerja yang
bermakna mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola,
sehingga manajemen adalah pengurusan, pengaturan, pelaksanaan, dan
pengelolaan. Kata sumber daya manusia merujuk pada pengertian
manusia sebagai sumber daya, dan apabila kedua kata tersebut
digabungkan, maka manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan
sebagai pengelolaan manusia sebagai sumber daya.

Bagaimana seorang manajer melaksanakan fungsi penyusunan


personalia secara efektif dan bagaimana pula seorang manajer dapat
mengelola sumber daya tersebut dengan memandang dari beberapa
aspek?
Itu semua akan menentukan sukses atau tidaknya seseorang akan
jabatannya sebagai manajer. Penyusunan personalia adalah fungsi
manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian
latihan, dan pengembangan anggota – anggota organisasi.fungsi
penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua manajer, baik
mereka mengelola perusahaan besar ataupun menjadi pemilik
perusahaan kecil.Agar prinsip manajemen sumber daya manusia pada
sebuah organisasi atau perusahaan dapat diwujudkan sebagaimana
mestinya, maka langkah – langkah atau proses pendelegasian pekerjaan
maupun kebutuhan akan sumber daya manusia itu sendiri harus
dilaksanakan dengan langkah – langkah adalah sebagai berikut :

N. HUBUNGAN ORGANISASI DENGAN UNSUR MANAJEMEN

Dalam manajemen masuk ke dalam organisasi. Dalam kalimat yang


sederhana, manajemen berarti juga proses mengatur segala hal dalam
organisasi. Manajemen, menurut Robbins, memiliki beberapa fungsi yang
harus dilakukannya dalam mengelola organisasi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Kepemimpinan
4. Pengendalian
Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi,
menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan
mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan
dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam
perancangan struktur organisasi. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas
apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana tugas-tugas
itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, di mana keputusan harus
diambil.
Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen
untuk mengarahkan dan mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan.
Saat mereka memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih
saluran komuniakasi yangpaling efektif, atau memecahkan konflik antara
anggota, mereka itu sedang melaksanakan kepemimpinan.
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir. Setelah
tujuan-tujuan ditentukan, rencana-rencana dirumuskan, pengaturan struktural
digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan dimotivasi, masih ada
kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untk memastikan bahwa semua
urusan berjalan seperti seharusnya, manajemen harus memantau kinerja
organisasi. Kinerja yang sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan
yang ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat penyimpangan yang cukup berarti,
adalah tugas manajemen utnuk mengembalikan organisasi itu pada jalurnya.
Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah yang
diartikan dengan fungsi pengendalian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap komitmen organisasi diantaranya adalah kejujuran
dalam pekerjaan, perhatian, kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan,
perbedaan karakteristik individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin,
status perkawinan, karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan,
karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja,
kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi,
keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk
mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Dan bahwa aspek-aspek komitmen organisasi meliputi kemauan yang
kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai
dengan kesetiaan pada organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat
berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut mendukung
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi serta adanya
penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan
dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal dengan organisasi, perasaan
terlibat pada organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.
B. Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah
ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami
pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan.
Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang
menyangkut tentang organisasi baik secara individu mau kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Syani, Abdul. 2009. Pengorganisasian. Google doc

Bowo Arief, 2008. Pengorganisasian. Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu buana :


Jakarta

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

http://mujihartopanga.blogspot.co.id/2014/05/bab-4-pengorganisasian.html

Hani, Handoko. 2003. Manajemen. Edisi kedua. Cetakan kedelapan belas.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kardaman. 1996. Pengantar IlmuManajemen. Jakarta: Gramedia.
Purwanto, Yadi. 2001. Manajemen Organisasi. Jakarta: PT. Cendikia Informatika.
Wursanto, Ig. (2005). Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sutarto. (2006). Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai