Anda di halaman 1dari 2

BANK SYARIAH

Di Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang memeluk agama islam.
Maka dari itu majelis ulama Indonesia atau MUI dan ICMI sehingga melibatkan
pengusaha Muslim dan pemerintahan mendirikan usaha bank syariah pada tahun 1992.
Selanjutnya mulai bermunculan bank-bank syariah seperti BNI syariah dan bank Mandiri
syariah bahkan semacam citi bank yang merupakan bank asing membuka bank
syariahnya. Karena keinginan umat islam meninggalkan transaksi atau jasa lalu lintas
dalam pembayaran yang cenderung haram di perbankan konvensional maka didirikan
bank syariah.

Seharusnya bank syariah didukung penuh oleh umat islam di Indonesia sebagai
bank yang patuh terhadap hukum islam , dimana hampir 90% di I ndonesia merupakan
penduduk yang memeluk agama islam. Tetapi, karena banyaknya debat kusir diantara
individu islam yang selalu memperdebatkan haramnya bunga bank, sehingga
perkembangan bank syariah menjadi kurang masif. Padahal ulama sedunia sudah
mengeluarkan fatwa haramnya bunga bank, dalam pengeluaran fatwa amat sangat berat
syaratnya, ijtihad biasanya falid dilakukan oleh orang orang tertentu seperti paham al-
quran, hafal al-quran serta hafal ribuan hadist.

Selain itu dalam Undang-undang perbankan syariah mengamanahkan bank


syariah untuk menjalankan fungsi social. Contohnya, menjalankan fungsi seperti lembaga
baitul mal yang menerima dana dari masyarakat berupa sedekah, infak, hibah, zakat atau
dana social lainnya dan akan menyalurkannya ke pengelola nazhir sesuai kehendak wakif.
DSN ( Dewan Syariah Nasional ) yang merupakan lembaga penting didalam pengaturan
bank syariah. Ketaatan mematuhi prinsip syariah yang mendasar dalam eksistensi
menjadi point sisi positif dalam usaha bank syariah.

Fungsi Perbankan Syariah

Berikut 2 fungsi yang mewajibkan bank syariah memiliki dewan pengawas syariah :

1. Fungsi pengawasan bank syariah


2. Fungsi penasihat
Pembagian Bank Syariah :

1. Bank umum syariah


2. Bank pembiayaan rakyat syariah

Pembagian bank tersebut sama dengan bank konvensional dengan undang-undang


perbankan pada umumnya. Undang- undang perbankan syariah setiap pihak mewajibkan
melakukan penghimpunan dana dalam bentuk investasi maupun simpanan sesuai dengan
prinsip bank syariah yang terlebih dahulu mendapatkan ijin dari OJK ( Otoritas Jasa
Keuangan ).

Adanya opini dari masyarakat yang membentuk persepsi terhadap lembaga keuangan
syariah seperti komunikasi ataupun promosi yang kurang maksimal. Padahal promosi itu
efektif untuk sosialisasi yang sebagaimana membentuk image dan mendorong perilaku
penduduk menuju system keuangan syariah. Ada factor penyebab lembaga keuangan
kurang dalam berpromosi diantaranya promosi dengan anggran yang relative kecil.

Hal ini menjadi suatu tantangan bank syariah dan lembaga keuangan lainnya, mungkin
juga ini sebagai ujian bagi umat islam secara keseluruhan antara lain MUI, Parpol islam,
ICMI, Ormas- ormas islam, para akademisi serta komponen umat islam yang mana
memiliki komitmen dalam perkembangan ekonomi syariah untuk disosialisasikan secara
merata terhadap masyarakat agar masyarakat sadar dan memahami dengan baik tentang
perbankan syariah. Ini menjadikan kerja besar yang membutuhkan kebersamaan, waktu,
sinergi dan usaha yang serius dengan dana yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai