Korespondensi: Dr.dr. Asep Sukohar, M.Kes, alamat Bukit Kencana 3, Blok K-I, No:1, Antasari, HP. 0811724890, e-mail:
asepsukohar@gmail.com
Karena ketidaktahuan masyarakat pada pelanggaran wajib simpan rahasia, aborsi ilegal,
umumnya tumbuh miskonsepsi yang euthanasia, penyerangan seksual,
menganggap bahwa setiap kegagalan praktek misrepresentasi, keterangan palsu,
medis (misalnya, hasil buruk atau tidak menggunakan iptekdok yang belum teruji /
diharapkan selama dirawat di rumah sakit) diterima, berpraktek tanpa SIP dan berpraktek
sebagai akibat malpraktek medis atau akibat di luar kompetensinya.
kelalaian medis. Padahal perlu diingat bahwa Kelalaian adalah salah satu bentuk dari
suatu hasil yang tidak diharapkan di bidang malpraktek, sekaligus merupakan bentuk
kedokteran sebenarnya dapat diakibatkan oleh malpraktek yang paling sering terjadi. Pada
beberapa kemungkinan, yaitu : dasarnya kelalaian terjadi apabila seseorang
1. Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya dengan tidak sengaja, melakukan sesuatu
sendiri, tidak berhubungan dengan (komisi) yang seharusnya tidak dilakukan atau
tindakan medis yang dilakukan dokter. tidak melakukan sesuatu (omisi) yang
2. Hasil dari suatu risiko yang acceptable seharusnya dilakukan oleh orang lain yang
sebagaimana diuraikan di atas. memiliki kualifikasi yang sama pada suatu
3. Hasil dari suatu kelalaian (culpa). keadaan dan situasi yang sama. Perlu diingat
4. Hasil dari suatu kesengajaan (dolus). bahwa pada umumnya kelalaian yang dilakukan
orang-per-orang bukanlah merupakan
Black's Law Dictionary mendefinisikan perbuatan yang dapat dihukum, kecuali apabila
malpraktek sebagai "professional misconduct or dilakukan oleh orang yang seharusnya
unreasonable lack of skill" atau "failure of one (berdasarkan sifat profesinya) bertindak hati-
rendering professional services to exercise that hati, dan telah mengakibatkan kerugian atau
degree of skill and learning commonly applied cedera bagi orang lain.7
under all the circumstances in the community by Kelalaian dapat terjadi dalam 3 bentuk,
the average prudent reputable member of the yaitu malfeasance, misfeasance dan
profession with the result of injury, loss or nonfeasance. Malfeasance berarti melakukan
damage to the recipient of those services or to tindakan yang melanggar hukum atau membuat
those entitled to rely upon them".6 kebijakan/keputusan atau rencana yang tidak
Malpraktek bukan hanya terjadi pada tepat/layak (unlawful atau improper), misalnya
profesional medis, melainkan juga terjadi pada melakukan tindakan medis tanpa indikasi yang
semua profesional, termasuk profesional di memadai (pilihan tindakan medis tersebut
bidang hukum, perbankan, konstruksi, akuntansi sudah improper).
dan bidang lainnya. Kita pernah mendengar kisah Misfeasance berarti melakukan pilihan
malpraktek profesi non medis seperti "mafia keputusan atau tindakan medis yang tepat
peradilan", praktek kekerasan di kepolisian, tetapi melaksanakannya dengan tidak tepat
runtuhnya jembatan yang sedang/baru dibangun, (improper performance), yaitu misalnya
laporan akuntan publik yang "palsu", musibah melakukan tindakan medis dengan menyalahi
BLBI di dunia perbankan, dan lain-lain. prosedur. Nonfeasance adalah tidak melakukan
Dilihat dari segi hukum, bahwa malpraktek tindakan medis yang merupakan kewajiban
sebagaimana didefinisikan sebagaimana di atas baginya. Sekali lagi, bentuk kelalaian seperti di
bukanlah suatu rumusan hukum yang diatur atas juga dapat terjadi di bidang profesi lain
dalam undang-undang, melainkan suatu selain profesi medis.
kumpulan dari berbagai perilaku menyimpang Pengertian istilah kelalaian medik tersirat
yang dapat terjadi karena suatu tindakan yang dari pengertian malpraktek medis menurut
disengaja (intentional) seperti pada misconduct World Medical Association (1992), yaitu:
tertentu, tindakan kelalaian (negligence), "medical malpractice involves the physician's
ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidak- failure to conform to the standard of care for
kompetenan yang tidak beralasan. treatment of the patient’s condition, or lack of
Professional misconduct yang sebagian skill, or negligence in providing care to the
diantaranya merupakan kesengajaan dapat patient, which is the direct cause of an injury to
dilakukan dalam bentuk pelanggaran ketentuan the patient."7
etik, ketentuan disiplin profesi, hukum WMA mengingatkan pula bahwa tidak
administratif, serta hukum pidana dan perdata. semua kegagalan medis adalah akibat
Sebagai contoh di bidang medik adalah malpraktek medis. Suatu peristiwa buruk yang
melakukan kesengajaan yang merugikan tidak dapat diduga sebelumnya (unforeseeable)
klien/pasien, fraud, "penahanan" pasien, yang terjadi saat dilakukan tindakan medis yang
JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016 366
Asep Sukohar dan Novita Carolia | Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK)
sesuai standar tetapi mengakibatkan cedera pada pasien (patient safety) dengan cara
pasien tidak termasuk ke dalam pengertian mengendalikan risiko (risk management).
malpraktek atau kelalaian medik. "An injury Promotif dilakukan dengan
occurring in the course of medical treatment menyosialisasikan berbagai isu pengetahuan,
which could not be foreseen and was not the peraturan perundang-undangan, prosedur dan
result of the lack of skill or knowledge on the part lain-lain. Promosi dilakukan tidak hanya kepada
of the treating physician is untoward result, for masyarakat profesi medis, melainkan juga
which the physician should not bear any liability". kepada masyarakat luas. Tujuan promosi adalah
Dengan demikian suatu akibat buruk yang meningkatkan pemahaman, kewaspadaan dan
unforeseeable dipandang dari iptekdok pada saat kemampuan menemukan peristiwa atau sikap
dan dalam situasi dan fasilitas yang tersedia tidak tindak yang potensial mengakibatkan cedera
dapat dipertanggung-jawabkan kepada dokter. atau kerugian, dan kemudian membuat
Suatu perbuatan atau sikap tenaga medis perencanaan dan tindakan korektif yang tepat
dianggap lalai apabila memenuhi empat unsur di sehingga tidak sampai terjadi cedera atau
bawah ini, yaitu8 kerugian.
1. Duty atau kewajiban tenaga medis untuk Preventif berarti menyelenggarakan
melakukan sesuatu tindakan atau untuk tidak berbagai upaya untuk mencegah terjadinya
melakukan sesuatu tindakan tertentu risiko yang tidak perlu. Dalam tahap ini
pelaksanaan etika kedokteran dan standar
terhadap pasien tertentu pada situasi dan
profesi pada tingkat individu profesional medis
kondisi yang tertentu. dan pelaksanaan good clinical governance dan
2. Dereliction of the duty atau penyimpangan risk management pada tingkat rumah sakit
kewajiban tersebut. dapat dijadikan sasaran utamanya.
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu
yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian Kuratif dan rehabilitatif berarti memulai
akibat dari layanan kesehatan / kedokteran dengan mendiagnosis penyebab terjadinya
yang diberikan oleh pemberi layanan. kelalaian medis, melakukan tindakan
pengobatannya dan mengawasi pelaksanaan
4. Direct causal relationship atau hubungan
tindakan tersebut hingga betul-betul membawa
sebab akibat yang nyata. Dalam hal ini harus hasil yang diharapkan. Dalam hal ini tindakan
terdapat hubungan sebab-akibat antara diagnosis untuk mengetahui penyebab
penyimpangan kewajiban dengan kerugian terjadinya kelalaian medis dan bagaimana
yang setidaknya merupakan “proximate kekerapannya merupakan langkah pertama
cause”. yang harus dilakukan.
Bagi mereka yang terbukti melakukan
malpraktek ataupun kelalaian medis haruslah
Implikasi dari tindak malpraktek adalah
memperoleh tindakan korektif yang sesuai
bahwa tindakan tersebut melanggar salah satu dengan domainnya dan peraturan perundang-
atau beberapa norma yang dianutnya, yaitu undangan yang diacunya. Dalam makalah ini
norma-norma etik, disiplin profesi, hukum pidana selanjutnya hanya akan dibahas pengaturan dan
atau hukum perdata. Masing-masing pelanggaran penanganan dugaan kelalaian medis dari sisi
norma tersebut haruslah diperiksa, dibuktikan etik dan disiplin profesi kedokteran saja, sesuai
dan kemudian dihukum sesuai dengan dengan permintaan panitia.
Dalam dua sampai tiga dekade terakhir
domainnya.
dunia pelayanan kedokteran telah mulai
menggunakan paradigma patient safety dalam
Bagaimana Menyikapi Tuduhan Malpraktek? upaya meningkatkan mutu pelayanan medis
Tanpa mempersoalkan apakah benar saat dan menekan risiko yang dihadapi pasien.
ini banyak terjadi malpraktek di Indonesia, maka Paradigma ini diberlakukan pada tingkat
cara menyikapi isu malpraktek haruslah bersifat individu pemberi layanan, rumah sakit dan
komprehensif dan prospektif. Komprehensif bahkan di tingkat wilayah atau nasional.
berarti menanganinya secara menyeluruh, baik Indonesia sebagai bagian dari dunia, dalam hal
yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan ini Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI),
rehabilitatif. Prospektif berarti menangani isu mulai mencanangkan gerakan nasional patient
malpraktek dengan paradigma baru menuju safety. Gerakan ini mengutamakan kepada
masa depan, yaitu paradigma keselamatan
JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016 367
Asep Sukohar dan Novita Carolia | Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK)
pembudayaan good clinical governance dan risk Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
management. Pengetahuan dan Teknologi. 2002
2. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
Ringkasan No 24 th 2014.
Dokter dalam menjalankan profesinya 3. Undang-undang nomor 29 tahun 2004.
harus menjunjung tinggi profesionalisme yang Praktek Kedokteran
mencakup knowledge, skill dan behaviour yang 4. Dix A, Errington M, Nicholson K, Powe R.
harus diimplementasikan pada saat menjalankan Law for the medical profession in
tugasnya. Majelis Kehormatan Etik Australia. Edisike-2. Australia:
Kedokteran(MKEK) menyidangkan pelanggaran Butterworth-Heinemann. 1996
etika dan dapat menyidangkan pelanggaran 5. Ikatan Dokter Indonesia.Kode Etik
disiplin profesi dokter di wilayah yang belum Kedokteran Indonesia. Jakarta: IDI; 2012.
terdapat Majelis Kehormatan Disiplin Indonesia 6. Black HM. Black’s Law Dictionary. USA:
(MKDI). Proses persidangan etik dan disiplin West Publishing CO; 1990.
profesi dilakukan terpisah dari proses 7. World Medical Association. Statement on
persidangan gugatan perdata atau tuntutan Medical Malpractice [internet]. 2005.
pidana oleh karena domain dan jurisdiksinya Tersedia dari :
berbeda. Dokter terduga pelanggar standar http://www.wma.net/en/30publications
profesi (kasus kelalaian medik) dapat diperiksa 8. Heryanto B. Malpraktek dokter dalam
oleh MKEK, dapat pula diperiksa di pengadilan persfektif hukum. Jurnal Dinamika
tanpa adanya keharusan saling berhubungan di Hukum. 2010; 10(2):183-91.
antara keduanya.
Dokter yang telah divonis melanggar etika
oleh MKEK belum tentu dinyatakan bersalah oleh
pengadilan, demikian pula sebaliknya.
Persidangan MKEK bersifat inkuisitorial khas
profesi, yaitu Majelis (ketua dan anggota)
bersikap aktif melakukan pemeriksaan, tanpa
adanya badan atau perorangan sebagai
penuntut. Persidangan MKEK secara formil
berbeda dengan persidangan hukum acara
pidana ataupun perdata, namun demikian tetap
berupaya melakukan pembuktian mendekati
ketentuan-ketentuan pembuktian yang
lazim.Putusan MKEK tidak ditujukan untuk
kepentingan peradilan, oleh karenanya tidak
dapat dipergunakan sebagai bukti di pengadilan,
kecuali atas perintah pengadilan dalam bentuk
permintaan keterangan ahli. Pendapat hakim
pengadilan tidak terikat untuk sepaham dengan
putusan MKEK.
Simpulan
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
Indonesia berperan dalam pencegahan
Malpraktek melalui fungsi pengawasan dan
penerapan etika dalam menjalankan pelayanan
kedokteran. Dalam kaitan dengan penyelesaian
Malpraktek, MKEK dapat memberikan pendapat
etik dan pembuktian pelanggaran etika dan
disiplin kedokteran sebagai sumber utama
pelanggran hukum.
Daftar Pustaka
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor
18. Sistem Nasional Penelitian,
JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016 368