Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEMINAR ORTODONSIA

Orthodontic Retainers and Removable Appliance

Sumber : Orthodontic Retainers and Removable Appliances


Penulis : Friedy Luther, Zarana Nelson-Moon.
Halaman : 73-78
Pembimbing : Dr. drg. Elih, Sp.Ort (K)
Astri Nariswari, drg
Seminaris : R. Dewi Nugrahani H. (160112170098)
Sinta Nurwahidah (160112170095)
Della Lailasari (160112170102)
Hari/Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2019

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNPAD
BANDUNG
2019
Kasus Apa yang Tidak Dapat Dirawat dengan Alat Lepasan?

Alat lepasan dapat digunakan dengan sangat efektif sebagai sebuah alat

untuk mengoreksi jenis-jenis maloklusi yang ditunjukan pada bab-bab

sebelumnya. Namun, seperti yang juga telah disebutkan, penilaian dan diagnosis

yang akurat dari setiap kasus adalah penting karena apabila tidak teliti, kasus-

kasus tertentu tampak dapat diobati dengan alat lepasan, tetapi sebenarnya tidak

dapat dikoreksi dengan URA. Pasien seperti itu harus dibiarkan sendiri dan

dirujuk ke spesialis ortodontis untuk dilakukan perawatan. Jenis maloklusi yang

harus dirujuk dirinci pada bagian berikutnya, disertai dengan alasan untuk tidak

mencoba perawatan dengan alat lepasan.

Crossbite Anterior dengan Overbite Minimal

Jika dinilai dengan tepat, umumnya URA dapat langsung memperbaiki

crossbite anterior, terutama jika ada perpindahan mandibula dari hubungan gigi

insisif yang edge-to-edge. Koreksi ini hanya akan stabil jika overbite (pada akhir

perawatan) memadai, yaitu cukup untuk mempertahankan posisi gigi insisif atas

di depan gigi insisif bawah.

Sebelum gigi dipindahkan, tidak mungkin untuk memprediksi secara tepat

tingkat overbite yang akan muncul pada akhir perawatan. Akan tetapi, tingkat

overbite sebelum perawatan memberikan panduan yang baik. Namun, penting

untuk diingat bahwa overbite akan berkurang selama perawatan karena proklinasi

gigi insisif atas selalu mengarah pada pengurangan overbite. Oleh karena itu, jika

overbite hanya minimal di awal, kemungkinan openbite anterior kecil akan


diinduksi pada akhir perawatan. Jika tidak ada atau hanya vertical overlap yang

sangat minimal pada gigi insisif atau openbite anterior pada akhir perawatan, gigi

insisif atas akan relaps yaitu kembali ke posisi semula segera setelah pasien

berhenti memakai alat (Gambar 5.11).

Gambar 5.11 Pasien ini memiliki overbite minimal pada UL1 sehingga bukan
kasus yang ideal untuk mencoba mengoreksi crossbite anterior. Jika koreksi
dilakukan, pasien dan orang tua / wali harus sepenuhnya diberitahu tentang
kemungkinan relaps. Selain itu, kebersihan mulut juga buruk. Oleh karena itu,
perawatan akan menjadi kontraindikasi.

Jelas bahwa jika pada dasarnya ada relaps total dari pergerakan gigi yang

dicapai oleh alat lepasan, maka pasien tidak akan mendapat manfaat dari

memakainya. Namun, risiko yang ada pada perawatan ortodontik, misalnya

demineralisasi dan resorpsi akar, akan tetap ada saat alat sedang dipakai dan ini

akan merugikan pasien. Karena itu, penanganan kasus seperti ini dengan alat

lepasan tidak boleh dilakukan.

Ketika overbite gagal terbentuk kembali setelah gigi insisif atas didorong

lebih ke anterior, dan meskipun alat dipakai dalam periode waktu tertentu, harus

diterima bahwa alat harus berhenti digunakan. Bagi pasien muda, sama sekali

tidak tepat untuk memakai alat terus menerus untuk mencoba menahan gigi
insisif. Selain masalah kesehatan gigi yang ditimbulkan, masalah lainnya adalah

tetap tidak mungkin berhasil karena tidak ada retainer atau memakai retainer yang

sempurna.

Dalam keadaan ini, ini harus dijelaskan kepada orang tua/wali. Penyebab

kegagalan pperawatan yang paling mungkin (ketika pasien kooperatif dan

operator telah melakukan penyesuaian yang tepat) adalah diagnosis yang salah

atau tujuan perawatan yang terlalu ambisius. Kemungkinan lain mungkin bisa

diakibatkan oleh pertumbuhan yang tidak menguntungkan, tetapi ini jarang terjadi

karena perawatan dengan URA hanya membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan.

Oleh karena itu, selama periode tersebut, efek pertumbuhan diharapkan relatif

kecil.

Crossbite anterior dengan proklinasi gigi seri atas dan/atau retroklinasi gigi

seri bawah

Secara sederhana, gigi terletak pada ‘netral zone' antara kekuatan otot

bibir /pipi dan lidah. Jaringan lunak ini sering memiliki efek yang besar pada

posisi dan inklinasi gigi, karena efek keseluruhan (jika berhasil) adalah membuat

semua gigi terletak pada zona netral, meskipun ada ketidaksesuaian skeletal.

Posisi gigi yang disebabkan karena tekanan jaringan lunak akibat maloklusi

skeletal disebut kompensasi jaringan lunak

Dalam kasus Kelas III, kompensasi jaringan lunak menghasilkan

proklinasi gigi seri atas, retroklinasi gigi seri bawah, atau keduanya. Karena itu,

posisi gigi signifikan dapat menutupi diskrepansi skeletal (Gambar 5.12).


Gambar 5.12 Pasien ini memiliki pola skeletal kelas III (a) tetapi kompensasi
jaringan lunak kamuflase (menutupi) sampai batas tertentu: gigi mengkompensasi
basis Kelas III, menghasilkan proklinasi gigi seri atas,dan retroklinasi gigi seri
bawah (b).

Jumlah kompensasi jaringan lunak pada skeletal sangat penting

dipertimbangkan ketika merencanakan perawatan suatu kasus dengan crossbite

anterior. Sekilas, maloklusi ini mungkin dapat dikoreksi dengan URA, seperti

yang dijelaskan dalam Bab 3. Seringkali ada kemungkinan untuk menilai inklinasi

gigi seri secara klinis, tetapi, dalam kasus di mana keterlibatan komponen skeletal

lebih signifikan pada maloklusi, cara yang paling tepat adalah menganalisis

lateral sefalogram. Karena itu, masukan dari seorang spesialis orthodontik

diperlukan oleh dokter gigi umum.

Jika gigi seri atas sudah proklinasi dan / atau gigi seri bawah retroklinasi,

maka akan sangat sedikit ruang kompensasi gigi seri untuk diskrepansi skeletal.

Hal ini karena ketika gigi tidak berada pada inklinasi yang benar, kekuatan oklusal

tidak ditransmisikan ke sumbu panjang gigi. Hal ini disebut sebagai “non-aksial
loading” dan dapat menyebabkan pergerakan gigi pada arah labio-lingual setiap

kali gigi atas dan bawah oklusi. Kondisi tersebut pada saatnya akan menyebabkan

tulang alveolar rusak. Keadaan yang disebut 'jiggling' ini berpotensi merusak

kedua akar gigi (menyebabkan resorpsi akar) dan periodonsium. Selain itu,

menyebabkan penampilan cenderung sangat tidak estetis.

Kelas III Skeletal yang Parah

Pada pasien dengan skeletal kelas III yang parah, satu-satunya cara yang

berpotensi untuk mencapai overjet positif dengan URA adalah dengan membuat

gigi seri atas proklinasi. Seperti yang dibahas di bagian sebelumnya, ini bisa

merusak efek pada struktur pendukung gigi dan harus dihindari. Lebih jauh lagi,

skeletal kelas III yang parah hadir pada saat gigi campuran, ketika remaja pada

masa “growth spurts”, kemungkinan akan menjadi jauh lebih buruk selama

“growth spurts”. Hal tersebut karena mandibula tumbuh lebih lama dari pada

maksila selama masa remaja (Gambar 5.13).


Gambar 5.13 Pasien ini memiliki pola skeletal Kelas III yang parah dengan
kompensasi dentoalveolar yang ditandai, khususnya di lengkung bawah. Setiap
upaya untuk memperbaiki hubungan gigi seri Kelas III dengan URA akan
mengarah ke proklinasi dari gigi seri atas, yang akan sangat tidak stabil, tidak
estetika dan berpotensi merusak ke gigi.

Maloklusi kelas II divisi 1 dengan gigi seri atas tegak

Kompensasi jaringan lunak pada kasus Kelas II mengarah untuk

uprighting / retroklinasi dari gigi seri atas dan proklinasi gigi seri bawah. Namun

demikian, mungkin masih ada overjet yang meningkat bahkan dengan kompensasi

jaringan lunak (Gambar 5.14).

Gambar 5.14 Seorang pasien dengan pola skeletal kelas II moderate dan gigi seri
atas tegak kontraindikasi terhadap perawatan URA karena gigi seri atas akan
retroklinasi, yang mengarah ke penampilan yang sangat tidak estetika (a dan b).
Hasilnya juga akan sangat tidak stabil karena gigi seri atas dapat proklinasi lagi,
memimpin untuk pembukaan kembali ruang ekstraksi. (Overbite berkurang dalam
kasus ini, jadi tidak mungkin untuk diperdalam karena akan menyebabkan
trauma.)

Meskipun ada kemungkinan untuk mengkamuflase kasus ini, yaitu

membuat oklusi kelas I pada basis skeletal kelas II, dibutuhkan hasil estetika

gerakan torsi gigi dan ini hanya dapat dicapai dengan alat tetap. Merawat kasus
seperti ini dengan alat lepasan menyebabkan retroklinasi gigi seri atas dengan

konsekuensi peningkatan overbite dan trauma gingiva. Kombinasi keadaan

tersebut dapat menyebabkan hasil penampilan sangat tidak estetika dan

berpotensi menyebabkan trauma gingiva, tergantung pada kedalaman overbite.

Skeletal Kelas II Parah

Maloklusi dengan pola skeletal Kelas II parah di masa lalu dirawat dengan

ekstraksi premolar pertama atas diikuti oleh retroklinasi gigi insisif RA dengan

alat orto lepasan (Gambar 5.15).

Gambar 5.15 Gambaran fasial (a dan b) dan intraoral (c-e) dari seorang pasien
yang sebelumnya keempat gigi premolar pertama diekstraksi dan dua perawatan
URA untuk memperbaiki kelas II divisi 1 parah. Seperti yang dapat dilihat,
perawatan ini mengalami relaps pada keduanya sehingga menyebabkan pasien
memiliki ruang ULS dan membuat khawatir penampilan pasien. Upaya telah
dilakukan untuk menyamarkan hal ini dengan veneer pada gigi seri atas dan
kombinasi dengan kesehatan mulut yang baik yang menyebabkan gingivitis.
Overbite dalam telah diperburuk oleh ekstraksi premolar pertama bawah dan
retroklinasi gigi insisivus bawah.

Terdapat dua masalah utama dengan jenis perawatan ini:

Hasil akhirnya tidak estetis karena overjet masih dapat meningkat (meskipun telah

dilakukan retroklinasi gigi insisif atas), adanya spacing dan gingiva semakin

terlihat

Karena keterbatasan pergerakan gigi dengan alat orto lepasan dalam kasus pola

skeletal kelas II parah, seringkali tidak mungkin untuk mengurangi overjet

sepenuhnya dengan gerakan tipping saja. Dalam keadaan ini, gigi insisif atas tidak

jatuh di bawah lower lip control pada akhir perawatan, oleh karena itu gigi insisif

atas proklinasi lagi setelah retensi dihentikan. Saat gigi insisif atas proklinasi,

bibir bawah dapat berfungsi di belakangnya lagi, proklinasi lebih jauh dan

membuka kembali ruang yang dibuat ketika premolar pertama atas diekstraksi.

Hasil akhirnya bahkan lebih tidak estetik daripada penampilan pada awal

perawatan, karena tidak hanya overjet yang dikembalikan, tetapi segmen labial

atas sekarang akan memiliki ruang (spacing). Banyak kasus yang dirawat dengan

cara ini di masa lalu sekarang memerlukan perawatan berulang oleh spesialis

ortodonti yaitu dengan alat orto cekat dan ekstraksi lebih lanjut dan / atau bedah

ortognatik. Perawatan tersebut memakan waktu 2-3 tahun, tetapi dalam beberapa
kasus perawatan pasien mungkin terganggu atau mustahil, misalnya jika terdapat

resorpsi akar yang signifikan dan /atau penyakit gigi lainnya terjadi selama

perawatan sebelumnya (Gambar 5.15 dan 5.16).

Pasien dengan skeletal kelas II parah harus selalu dirujuk ke spesialis

ortodonti sebelum adolescent growth spurt (sebaiknya pada usia 9-10 tahun untuk

anak perempuan dan 11-12 tahun untuk anak laki-laki) sebelum perawatan lainnya

dilakukan.

Gambar 5.16 Gambaran Fasial (a dan b) dan intra-oral (c – e) dari pasien yang
sama seperti pada Gambar 5.15 setelah perawatan dengan alat orto cekat atas dan
bawah dan bedah ortognatik bimaxillary. Foto-foto ini diambil pada saat
pelepasan alat orto cekat. Kesehatan mulut membutuhkan beberapa perbaikan dan
veneer pada UL2 perlu diganti. Gigi insisif atas sekarang di bawah lower lip
control dan pengurangan overjet akan stabil.

Anda mungkin juga menyukai