Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan: 15 LEMBARAN KERJA 9 SKS :2

Dosen: Mirza Irawan ,S.pd.


M.pd.KONS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN Kode :
Hari/ Tanggal: Jum’at, 22
November 2019 Prodi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Waktu : 10’
Paraf Dosen
Nama Mhs: Suci Ade Putri
Nim :1192411025
Kelas : PGSD Reg C 2019 Nilai :
Materi: Konsep dan nilai-nilai kepemimpinan berdasarkan kearifan lokal

Indikator Capaian: Dapat menggali dan menganalisis konsep dan nilai-nilai


kepemimpinan berdasarkan kearifan lokal

Soal:

1. Diskripsikan minimal 2 pendapat ahli tentang konsep, penyusunan dan simulasi skenario
kepemimpinan organ beserta rujukannya?
2. Simpulkan konsep, penyusunan dan simulasi skenario kepemimpinan organisasi menurut
Saudara berdasarkan rujukan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
3. Susun skenario simulasi implementasi kepemimpinan organisasi?

Jawaban:

1. Definisi Para Ahli Tentang Organisasi


Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi,
ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi
organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa
organisasi (organization analysis).

Definisi Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.


Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikanorganisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut
atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
2. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi
dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap
masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia
dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

3. Implementasi Peran Kepemimpinan Organisasi.


Mencermati berbagai konsep tentang kepemimpinan, peran kepemimpinan dan gaya
kepemimpinan, maka penulis yakin bahwa seorang pemimpin dalam sebuah organisasi tidak akan
berhasil mencapai tujuan tanpa memiliki kemampuan mengimplementasikan peran kepemimpinan.
Peran kepemimpinan yang dimaksud pada tulisan ini adalah peran kepemimpinan yang mengacu pada
pendapat Werren Bennis & Burt Nanus yaitu peran kepemimpinan sebagai penentu arah, agen
perubahan serta juru bicara dan pelatih. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan
Bass & Avolio yang dikutip dari Luthans yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional.
Hubungan kedua aspek ini dapat dilihat pada perilaku pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin
melaksanakan peran kepemimpinan dengan mengguanakan gaya kepemimpinan. Sedangkan Pengikut
sebagai staf menerima dan merespon peran yang dimainkan oleh unsur pimpinan tersebut.
Mengimplementasikan peran kepemimpinan sebagai penentu arah, dalan arti kata pemimpin
mengarahkan pengikutnya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Jika pemimpin tidak memahami
kondisi pengikut, maka untuk menggerakkan kearah tujuan organisasi mustahil akan tercapai. Oleh
karena itu para pemimpin di dalam bertindak sebagai penentu arah, bagaikan alat (kompas) penentu arah
yang digunakan oleh seorang nahkoda di tengah laut kemana tujuan dan sasaran yang dituju. Tujuan
suatu organisasi tentunya mengacu pada visi organisasi, tanpa visi maka organisasi tersebut bisa salah
arah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ISSN 1411- 3341 JURNAL ACADEMICA Fisip Untad
VOL.04 No. 01 PEBRUARI 2012 795 Werren Bennis & Burt Nanus (2006:ii) mengatakan bahwa
elemen yang paling pneting dari kepemimpinan yang sukses adalah visi yang disampaikan dengan jelas,
atau indra yang tajam dalam menentukan arah untuk memfokuskan perhatian semua orang yang terkait
dengan organisasi. Jadi visi organisasi merupakan panduan untuk mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi yang bersangkutan. Untuk mengarahkan pengikut kearah pencapaian visi, maka pemimpin
harus memahami karkateritik pengikut menurut Yulk, bahwa karakteristik setiap pengikut tercermin
pada Ciri (Kebutuhan, nilai, konsep peribadi, Keyakinan & Optimisme, Keterampilan & keahlian, Sifat
dari pemimpinnya, Kepercayaan kepada pemimpin, Komitmen dan upaya tugas, Kepuasan terhadap
pemimpin & Pekerjaan. Setelah memahami karkateristik pengikut, maka unsur pimpinan memahami
dan menyesuaikan gaya kepemimpinan apa yang cocok bagi setiap pengikut agar mau mengikuti arahan
yang bersumber dari pimpinan. Misalkan salah satu karakterisitik yang dilihat dari aspek keterampilan
dan keahlian, maka unsur pimpinan sebenarnya menanamkan dan memberi keyakinan bahwa apa yang
dimiliki dapat memberi kontribusi terhadap organisasi, oleh karena itu pengikut merasa diperhatian dan
diharagai. Jika mengalami hambatan dengan adanya potensi yang dimiliki maka unsur pimpinan
mengarahkannya sesuai tujuan yang hendak dicapai serta memberinya motivasi untuk meningkatkan
kemampuan dengan mengikuti pendidikan dsan pelatihan. Jika tidak menagalami hambatan, maka unsur
pimpinan memberi penghargaan baik berupa materi maupun non materi, seperti pujian, karena tidak
semua manusia dalam bekerja hanya sekedar memnuhi kebutuhan hidup secara mendasar akan tetapi
masih ada beberapa manusia membutuhkan aktualisasi. Untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia
atau pengikut maka unsur pimpinan dapat menerapkan gaya kepemimpinan transaksional maupun
transformasional.

Daftar Pustaka:

 https://id.scribd.com/document/395130160/Tugas-Rutin-Kepemimpinan-Hidir

 

Daftar Pustaka:

 https://id.scribd.com/document/395130160/Tugas-Rutin-Kepemimpinan-Hidir

 

Anda mungkin juga menyukai