Anda di halaman 1dari 19

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PASIEN DENGAN
“HALUSINASI”

“Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal”

Oleh :
KELOMPOK 3 (RUANG PERKUTUT)

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2019
KELOMPOK PERKUTUT

Pembimbing Akademik : Ns. Delfatmawati, S.Kep, M.Kep


Pembimbing Klinik : Ettie Hikmawati, Ns. S.Kep

Anggota Kelompok :
NO NAMA TTD

1. Ani Marlina, S.Kep

2. Hengky Prima Duanda Putra, S.Kep

3. Herlia, S.Kep

4. Moh Arafah, S.Kep

5. Irna Juita, S.Kep

6. Sinta Purnama Sari, S.Kep

7. Novri Yanti, S.Kep

8. Sri Wahyuni Permata Sari, S.Kep


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
terapi aktivitas kelompok ini dengan tepat waktu.
Proposal ini kami buat dengan tujuan melatih psikomotorik dan aktivitas
pada klien dengan gangguan kejiwaaan dengan masalah keperawatan gangguan
persepsi sensori halusinasi yang banyak terdapat di Ruang Perawatan Perkutut
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Diharapkan dalam pelaksanaannya perawat dapat kompeten melakukan
terapi aktivitas kelompok dengan klien halusinasi. Kami menyadari bahwa
pembuatan proposal ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jawa Barat, 24 Oktober 2019

Kelompok ruangan Perkutut


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
(MELAKUKAN KEGIATAN TERJADWAL)

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok adalah merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama.Aktivitas yang digunakan sebagai terapi,
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling tergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih prilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki prilaku lama yang maladaptif.
Setiap peserta membutuhkan terapi aktivitas kelompok,dimana
aktivitas ini memungkinkan peserta agar berorientasi dengan orang lain dan
mengenal lingkungan di sekitar mereka. Dimana pengertian kelompok itu
sendiri adalah kumpulan individu yang lain, saling tergantung dan memiliki
norma yang sama (Stuart dan Laraia, 2001).
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi aktivitasnya berupa
stimulus dan persepsi. Stimulus dari pengalaman masalalu yang
menghasilkan proses persepsi klien yang maladapatif atau distruktif, misalnya
kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negative terhadap orang
lain, dan halusinasi.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya
dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
TAK STIMULASI PERSEPSISENSORI : HALUSINASI

A. Topik
Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal

B. Landasan Teori
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunialuar). Klien member persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mengenal suara padahal tidak ada orang yang berbicara
(Kusumawati, 2011).
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan
seperti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh
psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik. (Wijayaningsih,
2015).

2. Jenis Jenis Halusinasi


Menurut Kusumawati (2011) halusinasi terdiri dari tujuh jenis yaitu :
a. Halusinasi Pendengaran (auditif, akustik)
Halusinasi pendengaran adalah mendengarkan suara atau
kebisingan yang kurang jelas ataupun yang jelas, dimana terkadang
suara-suara tersebut seperti mengajak berbicara klien dan kadang
memerintah klien untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan (visual, optik)
Halusinasi penglihatan adalah stimulus visual dalam bentuk
kilatan atau cahya, gambar atau bayangan yang rumit dan komplek.
Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penciuman (efaktorik)
Halusinasi penciuman adalah membaubau-bauan tertentu
seperti bau darah, urine, feses, parfume atau bau yang lain. Ini sering
terjadi pada seseorang paska serangan stroke, kejang atau demensia.
d. Halusinasi pengecapan (gustatonik)
Halusinasi pengecapan adalah merasa mengecap rasa seperti
darah, urine, feses atau yang lainnya.
e. Halusinasi perabaan (taktil)
Halusinasi perabaan adalah merasa mengalami nyeri, terasa
tersetrum atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang jelas.
f. Halusinasi cenesthetic
Halusinasi kinestetik adalah merasakan fungsi tubuh seperti
aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan atau
pembentukan urine.
g. Halusinasi kinestetika
Halusinasi kinestetika adalah merasakan pergerakan sementara
berdiri tanpa bergerak.

3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2010) faktor predisposisi klien dengan
hausinasi adalah :
1) Faktor perkembangan
2) Faktor sosiokultural
3) Faktor biologis
4) Faktor biologis
5) Faktor genetik dan pola asuh
b. Faktor Presipitasi
Menurut Kusumawati (2011) factor presipitasi halusinasi adalah :
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Mekanisme penghantar listrik yang abnormal
3) Adanya gejala pemicu.

4. Tanda dan Gejala


Menurut Kusumawati (2011) tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai
berikut:
a. Menarikdiri
b. Dudukterpaku
c. Bicara Sendiri
d. Senyum sendiri
e. Memandangsatuarah
f. Menyerang
g. Tiba-tibamarah
h. Gelisah

5. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan


Diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal
Effect

Gangguan Persepsi Sendori


Halusinasi
Core Problem

Isolasi Sosial
Causa
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan
oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan khusus:
a. Pasien dapat mengenal halusinasi
b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.
d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.

D. Kriteria Anggota Kelompok


1. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi
2. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
3. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
4. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
5. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
6. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik

E. Proses Seleksi
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok
F. Uraian Struktur Kelompok
1. Hari/Tanggal pelaksanaan : Jumat, 25 oktober 2019
2. Tempat pertemuan : Ruang Perkutut RSJ provinsi jabar
3. Waktu : 30 Menit
4. Jam : 10.00 – 10.30 WIB (30 menit)
5. Jumlah Anggota
Adapun jumlah seluruh anggota kelompok, terdiri dari :
a. Perawat : 8 orang
b. Pasien : 6 orang
6. Alat
a. pulpen
b. kertas HVS
7. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusidan Tanya jawab
c. Bermain peran / stimulasi
8. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV
2) Memilih klien halusinasi yang sudah kooperatif
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
b) Menjelaskan aturan main berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 30 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.

G. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan cara kelima yaitu melakukan aktivitas terjadwal.
Jelaskan bahwa dengan melakukan aktivitas terjadwal dapat mencegah
halusinasi muncul
2. Leader meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari
3. Leader membagikan kertas HVS kepada semua klien untuk membuat
jadwal kegiatan harian
4. Leader membimbing klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien mengisi jadwal kegiatan harian
5. Leader melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun
6. Leader meminta klien untuk memperagakan kegiatan yang telah disusun
7. Berikan pujian atas keberhasilan klien
8. Leader meminta klien menyebutkan 5 cara mengontrol halusinasi
9. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah
selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
10. Simpulkan cara yang digunakan klien dalam mengatasi halusinasi yaitu
dengan menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan, memperagakan
salah satu kegiatan yang biasa dilakukan, menyusun jadwal kegiatan
harian, dan menyebutkan 5 cara mengontrol halusinasi.
H. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak Lanjut
Leader mengajarkan klien untuk melaksanakan 5 cara
mengontrol halusinasi yaitu menghardik, meminum obat secara teratur,
bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan aktivitas terjadwal
lalu memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
3. Kontrak yang akan datang
Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya yaitu : cara mengontrol halusinasi dengan latihan
menggambar.
4. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
I. Alokasi waktu

N Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta Waktu


O
1 Tahap Orientasi 5 menit
a. Mengucap salam Menjawab salam
b. Menanyakan kabar peserta Menjawab kabar
c. Memperkenalkan diri dan memperhatikan
anggota mendengarkan
d. Menjelaskan topik, tujuan dan dan
kontrak waktu memperhatikan
2 Tahap kerja 20 menit
a. Leader menjelaskan cara kelima Mendengarkan
yaitu melakukan aktivitas
terjadwal Mendengarkan
b. Leader meminta tiap-tiap klien dan mengikuti
menyampaikan kegiatan yang kegiatan
biasa dilakukan sehari-hari Megikuti
c. Kegiatan TAK dimulai saat kegiatan
leader membagikan kertas HVs
dan meminta semua klien
membuat jadwal kegiatan harian Mengikuti
d. Leader membimbing klien untuk kegiatan
membuat jadwal kegiatan harian
dari bangun pagi sampai tidur Mengikuti
malam kegiatan
e. Leader melatih klien Mendengarkan
memperagakan kegiatan yang
telah disusun Menjawab
f. Beri reinforcement positif pada pertanyaan
klien yang melakukan dengan
baik Mengikuti
g. Leader meminta klien kegiatan
menyebutkan 5 cara mengontrol
halusinasi. Ulangi sampai semua
klien dapat giliran
h. Berikan pujian dengan tepuk
tangan bersama kepada klien
yang sudah selesai membuat
jadwal kegiatan dan
mempergakannya
3 Penutup/Terminasi
Menjawab 6 m
a. Leader mengevaluasi perasaan perasaan setelah e
peserta setelah mengikuti kegiatan n
kegiatan
b. Leader memberikan pujian atas Mampu i
keberhasilan kelompok menyimpulkan t
c. Leader mengajarkan klien untuk Mendengarkan
menerapkan cara yang telah Mendengarkan
dipelajari jika halusinasi muncul Menulis Jadwal
d. Memasukkan kegiatan
melakukan aktivitas terjadwal Membuat
kedalam jadwal kegiatan harian kesepakatan
klien
e. Leader membuat kesepakatan
dengan peserta kegiatan TAK
berikutnya yaitu mengontrol Menjawab salam
halusinasi dengan menggambar
f. Mengucapkan salam

J. Pembagian tugas
1. Leader : Irna Juita
2. Co Leader : Novriyanti
3. Observer : Ani Marlina
Sinta Purnama Sari
4. Fasilitator : Herlia
Moh Arafah
Sri Wahyuni Permata Sari
5. Dokumentasi : Hengky Prima Duanda Putra
6. Pasien :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Leader : Irna Juita
Tugas :
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan klien termotifasi
untuk mengekspresikan perasaannya.
b. Auxilergy Ego, yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu
lemah atau mendominasi
c. Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam
kegiatan
2. Co Leader: Novriyanti
Tugas :
a. Membuka acara
b. Mendampingi leader
c. Mengambil posisi leader jika leader blocking
d. Menyerahkan posisi kembali kepada leader
e. Menutup acara diskusi
3. Fasilitator : Herlia
Muhammad Arafah
Sri Wahyuni Permata Sari
Tugas :
a. Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pesrta
b. Menuntun peserta apabila ada yang kurang jelas
c. Membantu dalam mengantisipasi masalah klien

4. Observer : Ani Marlina


Sinta Purnama Sari
Tugas :
a. mengidentifikasi kedalam kegiatan
b. mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
c. mengamati dan mencatat :
1) Jumlah anggota yang hadir
2) Siapa yang terlambat
3) Daftar hadir
4) Siapa yang memberi pendapat atau ide
5) Topik diskusi
d. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
e. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya.
5. Dokumentasi : Hengky Prima Duanda Putra
Tugas :
Mendokumentasikan jalannya terapi aktivitas kelompok
6. Seting Tempat

CO L
O

P P

F F

P P

P F P

Keterangan Gambar:
L : Leader O : Observer F : Fasilitator
CL : Co-Leader P : Pasien

7. Tata tertib dan Antisipasi Masalah


a. Tata tertib :
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2) Berpakaian rapidan bersih
3) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama
kegiatan TAK
4) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib
dibacakan selama 3 menit, dan bila peserta tidak kembali ke
ruangan maka peserta tersebut diganti peserta cadangan.
5) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata
tertib dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa
mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka
peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan.
6) Paserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
7) Peserta yang ingin mengajukan pernyataan, mengangkat tangan
terlebih dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan.
b. Program Antisipasi
1) Usahakan dalam keadaan terapeutik
2) Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan anggota
kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang
menyinggung.
3) Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti
oleh cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan
terlebih dahulu kepada peserta.
4) Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan
jika tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah
dilakukan penawaran.
5) Bila ada anggota cadangan yang ingin keluar, bicarakan dan
dimintai persetujuan dari peserta TAK yang lain.
6) Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali
bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok.
7) Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.
K. Evaluasi dan Dokumentasi
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 80% peserta menghadirikegiatan TAK sampai akhir acara
b. Tempat, media dan alat kegiatan TAK sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas masing-masing anggota kelompok sesuai dengan
perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. 25 % peserta aktif dalam kegiatan kegiatan TAK
d. 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan TAK
3. Evaluasi hasil
80% peserta mampu menghardik halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :Salemba Medika.


Wijayaningsih, K. S. 2015. Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan
Jiwa.Jakarta: Trans Info Media.
Yosep. 2010. BukuAjarKeperawatanJiwa. Jakarta: SalembaMedika.

Anda mungkin juga menyukai