Hubungan Antara Efektivitas Fungsi Bimbingan dan
Konseling Dengan Persepsi Siswa Terhadap
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama
Stella Duce I Yogyakarta
Kristianto Batuadji, Nuryati Atamimi, & Rasimin B. Sanmustari
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Jurnal Psikologi
18 1
JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa 2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang
dengan meningkatkan efektivitas peran akan menghasilkan tercegahnya atau
konselor di sekolah, kondisi semacam ini terhindarnya peserta didik dari ber‐
dapat diatasi, atau setidak‐tidaknya bagai permasalahan yang mungkin
diminimalkan. timbul, yang akan dapat menggang‐
Di lain pihak, konselor sekolah gu, menghambat, ataupun menimbul‐
yang di Indonesia dikenal dengan istilah kan kesulitan dan kerugian‐kerugian
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) tertentu dalam proses perkem‐
menghadapi permasalahan lain seputar bangannya.
persepsi siswa yang negatif terhadap 3. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi yang
mereka. akan menghasilkan terentaskannya
Dari uraian di atas, dapat dilihat atau teratasinya berbagai permasa‐
adanya keterkaitan antara dua kom‐ lahan yang dialami oleh peserta
ponen dalam layanan Bimbingan dan didik.
Konseling. Komponen pertama adalah 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
Lembaga Bimbingan dan Konseling yaitu fungsi yang akan menghasilkan
selaku penyelenggara layanan BK, dan terpelihara dan terkembangkannya
komponen kedua adalah siswa sebagai berbagai potensi dan kondisi positif
pihak yang memperoleh layanan BK. peserta didik dalam rangka perkem‐
Adapun BK di Sekolah Menengah bangan dirinya secara mantap dan
Pertama (SMP) dipilih dalam penelitian berkelanjutan.
ini, mengingat layanan BK secara praktis Sementara itu, Winkel & Hastuti
pertama kali diberikan di SMP, sehingga (2004) mengemukakan, fungsi pokok
persepsi siswa terhadap BK di SMP akan pelayanan Bimbingan dan Konseling di
menjadi dasar bagI siswa untuk mela‐ sekolah adalah sebagai berikut.
kukan labeling terhadap BK di jenjang 1. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi dalam
pendidikan yang lebih tinggi kelak. membantu siswa mendapatkan
Fungsi Bimbingan dan Konseling program studi yang sesuai baginya
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menu‐ dalam rangka kurikulum pengajaran
rut Prayitno (1997), fungsi kegiatan yang disediakan di sekolah, memilih
Bimbingan dan Konseling meliputi: kegiatan ekstrakurikuler yang cocok
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang baginya selama menjadi peserta didik
akan menghasilkan pemahaman ten‐ di sekolah yang bersangkutan,
tang sesuatu oleh pihak‐pihak terten‐ menentukan program studi lanjutan
tu sesuai dengan kepentingan yang sesuai baginya setelah tamat,
pengembangan peserta didik. dan merencanakan bidang pekerjaan
yang cocok baginya di masa
mendatang. Semua ini kerap berarti,
JURNAL PSIKOLOGI 19
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
bahwa siswa kerap dibantu untuk pekerjaan yang sesuai dengan minat,
memilih di antara alternatif yang bakat, dan ciri‐ciri kepribadian lain‐
tersedia (decision making). nya.
2. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi 3. Fungsi adaptasi, yaitu membantu
dalam membantu siswa menemukan petugas‐petugas di sekolah, khusus‐
cara menempatkan diri secara tepat nya guru, untuk mengadaptasikan
dalam berbagai keadaan dan situasi program pendidikan terhadap minat,
yang dihadapi. Misalnya, siswa harus kemampuan, dan kebutuhan para
dibantu untuk bergaul secara peserta didik. Penggunaan informasi
memuaskan dengan menentukan yang memadai mengenai para peserta
sikap di tengah‐tengah kehidupan didik, guru pembimbing/ konselor
keluarganya (adjustment). dapat membantu guru untuk
3. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi memperlakukan peserta didik secara
sebagai nara sumber bagi tenaga‐ tepat, baik dalam mengelola memilih
tenaga pendidik yang lain di sekolah, matapelajaran yang tepat maupun
khususnya pimpinan sekolah dan staf dalam mengadaptasikan bahan
pengajar, dalam hal mengarahkan pelajaran kepada kecepatan dan
rangkaian kegiatan pendidikan dan kemampuan peserta didik.
pengajaran supaya sesuai dengan 4. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu
kebutuhan para siswa. Pelayanan ini peserta didik untuk memperoleh
tidak langsung diberikan kepada penyesuaian pribadi dan memper‐
siswa, seperti pada fungsi (1) dan (2), oleh kemajuan dalam perkem‐
tetapi tenaga bimbingan memberikan bangannya secara optimal. Fungsi ini
informasi dan usulan kepada sesama dilaksanakan dalam rangka meng‐
tenaga pendidik demi keberhasilan identifikasi, memahami, dan meme‐
program pendidikan sekolah serta cahkan masalah.
terbinanya kesejahteraan para siswa. Dalam penelitian ini, fungsi
Sementara itu, menurut Nurihsan & Bimbingan dan Konseling yang akan
Sudianto (2005), fungsi bimbingan diukur efektivitasnya adalah fungsi
adalah: pemahaman, fungsi penyaluran, dan
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang fungsi penyesuaian. Adapun pertim‐
akan menghasilkan pemahaman bangan penulis adalah sebagai berikut.
tentang sesuatu oleh pihak‐pihak Fungsi pemeliharaan/pengembangan,
tertentu sesuai dengan kepentingan fungsi pencegahan, dan fungsi
pengembangan peserta didik. perbaikan/pengentasan, sebagaimana
diungkapkan oleh Winkel & Hastuti
2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu
bukan sebagai fungsi Bimbingan dan
peserta didik dalam memilih jurusan
Konseling, melainkan sifat Bimbingan
sekolah, jenis sekolah, dan lapangan
20 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURNAL PSIKOLOGI 21
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
Dengan demikian, sekalipun peneli‐ menghadap konselor.
tian‐penelitian sebelumnya telah mene‐ Penelitian Mulyadi (1997) yang
liti variabel sikap dan intensi, hal ini dilakukan terhadap siswa kelas III IPA
bukan berarti bahwa variabel persepsi di lima SMU non‐unggulan di Yogya‐
tidak perlu diteliti lagi, karena persepsi karta, menemukan adanya hubungan
belum tentu linear dengan sikap dan antara efektivitas fungsi Bimbingan dan
intensi. Konseling dengan sikap siswa terhadap
Efektivitas fungsi Bimbingan dan Bimbingan dan Konseling.
Konseling merupakan salah satu faktor Penelitian yang dilakukan Ariesan‐
yang berasal dari stimulus yang diper‐ ty (2001) di SMU Muhammadiyah 7
sepsi, yaitu Lembaga Bimbingan dan Yogyakarta hasilnya menunjukkan
Konseling. Faktor‐faktor lain yang ikut adanya hubungan positif antara persepsi
mempengaruhi persepsi siswa terhadap siswa terhadap guru Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling ada yang Konseling dengan intensi siswa untuk
berasal dari diri siswa sendiri, misalnya berkonsultasi.
kepribadian siswa, atau berasal dari
Persepsi terhadap pendekatan yang
lingkungan sosial, misalnya informasi
dilakukan konselor dalam konseling
dari orang tua, kakak kelas dan seba‐
juga mempengaruhi efektivitas konsel‐
gainya berkaitan dengan keberadaan
ing tersebut. Hasil penelitian D’Rozario
Lembaga Bimbingan dan Konseling.
& Romano (2000) menunjukkan bahwa
Berbagai penelitian mengenai per‐ kelompok subjek Singapura cenderung
sepsi siswa terhadap Bimbingan dan mempersepsi positif konseling dengan
Konseling di sekolah maupun mengenai pendekatan non‐direktif, sedangkan
efektivitas fungsi Bimbingan dan Kon‐ kelompok subjek Amerika cenderung
seling telah banyak dilakukan. Afiatin mempersepsi negatif konseling dengan
dalam Atamimi (2004) menemukan bah‐ pendekatan non‐direktif. Sebaliknya,
wa persepsi siswa terhadap keberadaan kelompok subjek Singapura cenderung
BK cenderung buruk, istilah “polisi mempersepsi negatif terhadap pende‐
sekolah” untuk konselor sekolah men‐ katan direktif, sedangkan kelompok
jadi umum. Banyak siswa yang menolak subjek Amerika cenderung mempersepsi
untuk datang menemui konselor positif terhadap pendekatan direktif.
walaupun mereka bermasalah. Jikapun Implikasinya, konseling dengan pende‐
harus dipanggil untuk menghadap katan direktif cenderung akan lebih
konselor, mereka datang dengan berat efektif diterapkan di Amerika daripada
hati dan ada rasa takut dan malu. Tidak di Singapura, sebaliknya konseling
jarang siswa kemudian membolos dan dengan pendekatan non‐direktif cende‐
minta pindah sekolah hanya karena rung akan lebih efektif diterapkan di
pernah berhubungan atau dipanggil Singapura daripada di Amerika.
22 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURNAL PSIKOLOGI 23
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
untuk jawaban TS, 2 untuk jawaban S, Berdasarkan mean dan SD empirik
dan 1 untuk jawaban SS. skala Efektivitas Fungsi Bimbingan dan
Teknik analisis data yang digu‐ Konseling serta skala Persepsi terhadap
nakan dalam penelitian ini adalah teknik Bimbingan dan Konseling, diperoleh
korelasi product moment dari Pearson. kategorisasi sebagai berikut pada Tabel 2
Alasan penggunaan teknik ini adalah dan Tabel 3.
karena mempertimbangkan dua variabel Hasil uji normalitas menunjukkan
yang masing‐masing datanya berwujud bahwa Skala Efektivitas Fungsi Bim‐
skor (interval/rasio). Analisis data bingan dan Konseling memiliki nilai Z =
dilakukan dengan menggunakan paket 0,664 dan p < 0,05, sedangkan Skala
Program SPSS 10.0 for Windows. Persepsi terhadap Bimbingan dan
Konseling memiliki nilai Z = 0,713 dan p
H a s i l < 0,05. Hal ini berarti bahwa data yang
Berdasarkan skor yang diperoleh diperoleh dari kedua skala yang diguna‐
subjek, maka didapatkan rerata empirik kan dalam penelitian ini terdistribusi
dan rerata hipotetik sebagai dasar normal. Sementara itu, hasil uji linearitas
kategorisasi subjek penelitian. Berikut menunjukkan bahwa kedua variabel
ini rerata empirik dan rerata hipotetik mempunyai hubungan yang linear
tersebut (lihat Tabel 1). dengan F = 93,238 dan p < 0,01.
Tabel 1
Rerata Empirik dan Rerata Hipotetik
Empirik Hipotetik
Variabel
Min. Max. Mean SD Min. Max Mean
Efektivitas 59 109 83,9487 10,2460 32 128 80
Persepsi 83 174 138,2906 17,3727 45 180 112,5
Tabel 2
Kategorisasi Skala Efektivitas Fungsi Bimbingan dan Konseling
Kategori Rentang Jumlah Persentase
Sangat Efektif 108,8 < X 1 1,85%
Efektif 89,6 < X < 108,8 30 25,64%
Sedang 70,4 < X < 89,6 76 64,96%
Tidak Efektif 51,2 < X < 70,4 10 8,55%
Sangat Tidak Efektif X < 51,2 0 0%
Jumlah siswa 117 100%
24 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Tabel 3
Kategorisasi Skala Persepsi terhadap Bimbingan dan Konseling
Kategori Rentang Jumlah Persentase
Sangat Positif 153 < X 13 11,11%
Positif 126 < X < 153 76 64,96%
Sedang 99 < X < 126 27 23,08%
Negatif 72 < X < 99 1 0,85%
Sangat Negatif X < 72 0 0%
Jumlah siswa 117 100%
Uji hipotesis yang dilakukan variabel efektivitas fungsi Bimbingan
dengan teknik korelasi product moment dan Konseling yang dapat mempenga‐
dari Pearson, dengan bantuan Program ruhi variabel persepsi terhadap Bim‐
SPSS 10.00 for Windows menghasilkan bingan dan Konseling. Hal ini berarti
koefisien korelasi r = 0,677 dengan p < bahwa variabel efektivitas fungsi
0,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada Bimbingan dan Konseling memberi
hubungan positif yang sangat signifikan sumbangan efektif sebesar 45,9 persen
antara efektivitas fungsi Bimbingan dan pada variabel persepsi terhadap
Konseling dengan persepsi siswa Bimbingan dan Konseling.
terhadap Bimbingan dan Konseling. Dari hasil perhitungan, diperoleh
Semakin positif persepsi terhadap efek‐ sumbangan efektif masing‐masing
tivitas fungsi Bimbingan dan Konseling, komponen efektivitas fungsi Bimbingan
semakin positif persepsi siswa terhadap dan Konseling dalam mempengaruhi
Bimbingan dan Konseling. persepsi siswa terhadap Bimbingan dan
Selain koefisien korelasi, diperoleh Konseling. Secara rinci, sumbangan
pula koefisien determinasi R2 = 0,459 masing‐masing komponen tersebut
yang mewakili besarnya proporsi dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4
Persentase Sumbangan Efektif Komponen‐komponen Efektivitas Fungsi BK
Komponen Efektivitas Fungsi BK Persentase Sumbangan Efektif
Efektivitas Fungsi Pemahaman 7,07%
Efektivitas Fungsi Penyaluran 6,22%
Efektivitas Fungsi Penyesuaian 32,61%
Sumbangan Efektif Total 45,9%
JURNAL PSIKOLOGI 25
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
26 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURNAL PSIKOLOGI 27
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
28 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURNAL PSIKOLOGI 29
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
baginya setelah tamat, dan merenca‐ tergolong positif, dengan mean empirik
nakan bidang pekerjaan yang cocok sebesar 138,2906 dan mean hipotetik
baginya di masa mendatang (Winkel & sebesar 112,5.
Hastuti, 2004), sedangkan menurut Rerata empirik yang berada di atas
Nurihsan dan Sudianto (2005), fungsi rerata hipotetik, baik untuk variabel
penyaluran adalah membantu peserta efektivitas fungsi Bimbingan dan Konse‐
didik dalam memilih jurusan sekolah, ling maupun variabel persepsi siswa
jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan terhadap Bimbingan dan Konseling
yang sesuai dengan minat, bakat, dan memberikan gambaran situasi yang
ciri‐ciri kepribadian lainnya. Hal ini berbeda berkaitan dengan kedua varia‐
mengindikasikan bahwa persepsi siswa bel tersebut. Masih banyak permasa‐
terhadap BK tidak terlalu dipengaruhi lahan yang timbul di lembaga‐lembaga
oleh efektivitas BK dalam menjalankan pendidikan, di mana peran profesi
fungsi ini. Tentu saja bukan berarti konselor tampaknya belum memadai.
bahwa fungsi penyaluran bukan Sementara di lain pihak, Guru BK
merupakan suatu hal yang penting. menghadapi permasalahan seputar
Kecilnya sumbangan efektif komponen persepsi negatif dari siswa yang melekat
ini dalam mempengaruhi persepsi siswa pada mereka. Namun hasil penelitian ini
mungkin lebih disebabkan oleh kurang justru memberikan gambaran situasi
mendesaknya kebutuhan siswa SMP sebaliknya, di mana fungsi Bimbingan
terhadap layanan di bidang ini. Masalah dan Konseling telah cukup efektif, dan
pemilihan jurusan, program studi, jenis persepsi siswa terhadap Bimbingan dan
sekolah, dan lapangan kerja biasanya Konseling pun cenderung positif.
mulai timbul pada jenjang pendidikan
Perbedaan gambaran situasi ini
SMA. Hal ini dapat dimaklumi,
dapat dijelaskan sebagai berikut. SMP
mengingat jenjang SMP masih termasuk
Stella Duce I sebagai sekolah swasta
dalam jenjang pendidikan dasar dalam
dihadapkan pada tantangan yang berat
program wajib belajar sembilan tahun,
untuk dapat bersaing, baik dengan
sehingga belum ada spesialisasi jurusan
sekolah negeri, maupun dengan sekolah
di SMP.
swasta yang lain, dalam rangka menye‐
Selanjutnya, berdasarkan perban‐ lenggarakan pendidikan yang berkua‐
dingan rerata empirik dan rerata litas bagi para siswanya. Di satu pihak,
hipotetik, dapat disimpulkan bahwa beaya penyelenggaraan pendidikan
efektivitas fungsi Bimbingan dan yang sepenuhnya menjadi tanggung
Konseling di SMP Stella Duce I jawab pihak sekolah menjadikan pihak
tergolong sedang, dengan mean empirik sekolah terpaksa harus membebankan
sebesar 83,9487 dan mean hipotetik beaya tersebut kepada siswa. Konse‐
sebesar 80, sedangkan persepsi siswa kuensinya, sekolah harus menyeleng‐
terhadap Bimbingan dan Konseling
30 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURNAL PSIKOLOGI 31
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
32 JURNAL PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURNAL PSIKOLOGI 33
BATUADJI, ATAMIMI & SANMUSTARI
34 JURNAL PSIKOLOGI