Anda di halaman 1dari 68

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu

kegiatan yang bergerak dibidang pendidikan di Politeknik Universitas Andalas,

yang dijalankan oleh mahasiswa untuk mengevaluasi dan mengaplikasikan

disiplin ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkulihan di Politeknik Pertanian

Universitas Andalas. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan kesempatan

bagi mahasiswa untuk terjun langsung kelingkungan pabrik, sehingga diharapkan

mahasiswa dapat memahami teknologi yang terdapat di industri. Pada

kesempatan ini penulis berkesempatan untuk melaksanakan PKPM, dengan judul

Proses Pengolahan Kernel di pabrik PT. Muriniwood Indah Industri (MII)

Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) merupakan salah satu komoditas

perkebunan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan devisa negara

melalui minyak sawit dan minyak inti sawit. Dengan berkurangnya peranan

minyak dan gas bumi dalam menghasilkan devisa dan pendapatan negara maka

peranan komoditas di sub sektor perkebunan sangat dirasakan pentingnya. Kelapa

sawit merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber devisa

negara. Kelapa sawit banyak diminati oleh para investor karena mempunyai

prospek yang cukup tinggi( Prabowo, 2009).

Kernelsawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah

menjadi cangkang dan kernel.Cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar

ketel uap, arang, pengeras jalan dan lain-lain.Kernel sawit diolah kembali menjadi

minyak inti sawit (Palm Kernel Oil). Proses pengolahan kernel sawit menjadi
2

minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan

buah sawitmenjadi CPO.Bentuk kernel sawit bulat padat berwarna cokelat

kehitaman.Kernelsawit mengandung lemak,protein, serat dan air.Minyak yang

terkandung didalamnya adalah minyak inti sawit (PKO), dengan kadar minyak 44

– 45%. Ampas atau bungkilnya kaya protein digunakan sebagai bahan makanan

ternak (Mangoensoekardjo, 2003).

Pada tahun 2011 ekspor minyak kernel dengan jumlah masing-masing 1,42

juta ton. Kernel kelapa sawit sebagian besar diekspor sebagai minyak kernel

mentah. Ekspor minyak 179.790 ton minyak inti sawit dan sisanya 21,43% dalam

bentuk minyak kernel yang diproses.Kenaikan volume penjualan kernel hingga

78,4% menjadi sebesar 135.941 ton hingga Mei 2013 (Riyadi, 2013).

1.2. Tujuan

1. Mengetahui proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit

menjadikernel (inti) di PT. Muriniwood Indah Industri (MII) mulai dari proses

penerimaan bahan baku, mengetahui kualitas kernel dengan melakukan analisa

terhadap kernelhingga pemasaran hasil produksi.

2. Untuk mempelajari, mengenal dan memahami secara langsung proses

pengolahan kelapa sawit menjadi kerneldi MII.

3. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman

mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan yang mencakup dalam industri

pengolahan minyak.

4. Dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia

kerja sebagai persiapan diri dalam dunia kerja.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan jenis tanaman multiguna

karena dapat memberikan aneka hasil atau manfaat yang cukup besar.Selain

menghasilkan minyak sawit dan minyak inti sawit,dari tanaman kelapa sawit juga

dapat diperoleh bahan biodesel. Bungkil sawit dan lumpur sawitdapat

dimanfaatkan untuk bahan baku pakan ternak, sabutnya untuk bahan pakan dan

campuran pakan ternak, tandan kosongnya untuk bahan baku kertas dan bahan

baku pupuk, batangnya dapat digunakan untuk dinding rumah, serta pulpkayunya

digunakan untukbahan kertas. Oleh karena nilai manfaatnya begitu banyak, maka

tanaman kelapa sawit banyak diusahakan oleh pengusaha untuk dibudidayakan

(Sukamto, 2008).

2.1 Pengolahan Kernel

2.1.1 Bahan Baku

a. Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis golongan palma termasuk

tanaman tahunan, tanaman kelapa sawit menghasilkan buah rata-rata 20-22 tandan

pertahun. Pada tahun pertama tanaman berbuah sekitar 3-6 kg, tetapi semakin tua

berat tandan bertambah yaitu 25-30 kg per tandan.Banyak buah yang terdapat

pada satu tandan tergantung pada faktor genetik, umur, umur dan teknik

budidaya.Jumlah buah per tandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1.600

buah. Panjang buah antara 2-5 cm dan berat sekitar 20-30 gr per buah (Fauzi,

Widyastuti, Satyawibawa, dan Hartono , 2005).

Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian

pertama adalah perikaprium yang terdiri dari epikaprium dan mesokarpium,


4

sedangkan yang kedua adalah biji, yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan

lembaga atau embrio. Epikaprium adalah kulit buah yang keras dan licin,

sedangkan mesokaprium yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung

minyak dengan rendemen paling tinggi.Endokaprium merupakan tempurung

bewarna hitam dan keras. Endosperm atau disebut juga kernel merupakan

penghasil minyak inti sawit, sedangkan lembaga atau embrio merupakan bakal

tanaman (Fauzi, et al, 2005).

Menurut Muchtadi, Sugiyono, dan Ayustaningwarno (2010), bahan

produksi untuk mendapatkan minyak dan kernel kelapa sawit adalah tandan buah

segar. Buah yang baik adalah tandan yang sempurna matangnya, mutu tandan

buah dibedakan atas beberapa tingkat, tingkat mutu ini disebut fraksi. Fraksi

dibedakan berdasarkan derajat kematangan tandan buah.Disamping itu buah sawit

juga bahan untuk mendapatkan kernel kelapa sawit yang berasal dari pelumatan

buah.Derajat kematangan tandan buah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Derajat kematangan tandan buah


Fraksi Jumlah brondolan Derajat
00 Tidak ada warna hitam Sangat mentah
0 1 sampai10 Mentah
1 10 sampai 25% lapusan luar membrondol Matang
2 25 sampai 50% lapisan luar membrondol Matang
3 50 sampai 75% lapisan luar membrondol Matang
4 75 sampai 100% lapisan terlalu luar Terlalu matang
membrondol
5 Beberapa buah bagian dalam membrondol Ranun
Sumber: Muchtadi, et al, (2010)

b. Air

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia

dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga
5

merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat

mempengaruhi penampakan, tekstur, serta citra makanan (Winarno, 2004).

Dalam proses pengolahan kelapa sawit air yang digunakan pada proses

pengolahan dan air umpan boiler harus memenuhi standar. Sumber air harus di

lakukan pengolahan terlebih dahulu atau yang disebut“water treatment”yaitu

proses pengolahan air untuk mengurangi dan menghilangkan pengotor yang

terdapat dalam air sehingga air dapat memenuhi syarat-syarat mutu untuk

penggunaannya, yaitu tidak bewarna (jernih), tidak berbau, dan tidak mengandung

zat-zat yang membahayakan tubuh manusia (bakteri). Air baku yang biasa

digunakan di PKS diperoleh dari pengolahan air sungai.Syarat standar mutu air

umpan boiler dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Syarat standar mutu air umpan boiler


Parameter Standar Satuan
PH 10.5-11.5
TDS 2000 Mho

Silica Max 125 Ppm


Hardness Trace Ppm
Total alkali 500-800 Ppm
Sulfit 30-80 Ppm
Sumber: Rocy, (2012)

Penggunaan air pengolahan minyak kelapa sawit memiliki persyaratan

khusus yang harus menggunakan perlakuan kimia yang aman (food grade).

Kebutuhan air untuk pengolahan minyak kelapa sawit yaitu mencapai 0,5-0,6 m3/

ton TBS, sedangkan untuk uap dibutuhkan 0,6 m3/ ton TBS (Rocy, 2012).

2.1.2 Pengolahan Kernel

Menurut Satyawibawa dan Widyastuti (1992), proses pengolahan kernel

terdiri dari beberapa tahap diantaranya:


6

1. Pengeringan dan pemecahan biji

Biji sawit yang telah dipisahkan pada proses pengadukan di digester berupa

nut dan fiber, diolah lebih lanjut untuk diambil minyaknya. Sebelum dipecahkan,

biji- biji sawit dikeringkan dalam silo, minimal 14 jam dengan sirkulasi udara

kering pada suhu 50oC, akibat proses pengeringan ini inti sawit akan mengalami

pengurangan kadar air sehingga memudahkan pemisahan inti sawit dari

tempurungnya. Biji-biji sawit yang sudah kering kemudian dibawa ke alat

pemecah biji repelmill.

2. Pemisahan inti sawit dari tempurung

Pemisahan inti sawit dari tempurung berdasarkan perbedaan berat jenis

antara inti sawit dan tempurung.Alat yang digunakan adalah hydrocylone

sparator.Inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam

sebuah tabung atau dapat juga dengan mengapungkan biji-biji yang pecah dalam

larutan lempung yang mempunyai berat jenis1,16. Inti sawit akan mengapung dan

tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit

dan tempurung sampai bersih.

Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme, maka inti sawit harus

segera dikeringkan pada suhu 80oC.Kernel sawit yang kering dapat dikemas atau

diolah lebih lanjut yaitu dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit

(palm kernel oil, PKO)

2.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu

Pengawasanmutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta manajerial dalam hal penangananmutu pada proses produksi, perdagangan

dan distribusi komoditas. Olek karena itu, pengawasan mutu bukan semata-mata
7

masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait dengan bidang-

bidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu kebijaksanaan pemerintah,

kehidupan masyarakat, kehidupan ekonomi, aspek hukum, dan perundang-

undangan (Soekarno, 1990).

Menurut Sukamto (2008), pengawasan mutu untuk proses pengolahan

minyak kernel ini dimulai dari pengawasan buah mulai dari lapangan diantaranya

yaitu:

1. Menggunakan alat panen yang tepat

Alat yang digunakan untuk proses pemanenan yang sering digunakan yaitu

dodos dan egrek, dimana dodos tersebut bentuk bagian ujungnya agak lebar,

sedangkan egrek berbentu seperti arit. Adapun fungsi dari masing – masing alat

ini yaitu sebagai alat untuk proses pemanenan.

2. Mengatur rotasi panen yang tepat

Rotasi pemanenan bertujuan untuk menjaga kontinuitas produksi, disamping

itu juga untuk memperkecil kemungkinan brondolan yang masih tertinggal di

tandan. Rotasi panen yang sering digunakan dengan cara membagi afdeling atau

bagian maupun petak kebun menjadi 7 hari sekali.

3. Pengawasan mutu bahan baku tingkat pemanen

Proses pemanenan kelapa sawit sangat berperan penting dalam menentukan

rendemen yang dihasilkan, salah satu cara yang tepat atau sering digunakan untuk

mengetahui layak atau belumnya tandan buah segar (TBS) dilakukan proses

pemanenan. Kelayakan buah di tentukan dengan cara melihat warna dari buah

yaitu hitam kemerahan atau dengan melihat satu atau dua butiran brondolan pada
8

TBS telah jatuh di piringan. Untuk lebih jelas standar kematangan buah dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Standar kematangan buah.


No Fraksi Buah Persyaratan Sifat Fraksi Jenis Brondolan
1 Fraksi 00(F-00) 0,00% Sangat mentah Tidak ada
2 Fraksi 0(F-0) <5,00% Mentah 1-12,5% buah luar
3 Fraksi 1(F-1) 0,00% Kurang mentah 12,5-25% buah luar
4 Fraksi 2(F-2) >90,00% Matang 25-50% buah luar
5 Fraksi 3(F-3) 0,00% Matang 50-75% buah luar
6 Fraksi 4(F-4) <3,00% Lewat matang 75-100% buah luar
7 Fraksi 5(F-5) <2,00% Terlalu matang Buah dalam ikut
membrondol
Sumber : Sukamto, (2008).

4. Pengakutan TBS tepat waktu

Pengakutan TBS dari masing–masing pohon yang dipanen ketempat TPH

(tempat pemungutan hasil) ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), harus segera

mungkin karena berpengaruh terhadap hasil atau rendemen yang akan diperoleh.

Proses pengakutan TBS dari pohon kelapa sawit dilakukan dengan cara TBS

diangkut dengan angkong dorong dan di kumpulkan ditempat TPH, kemudian dari

TPH ke pabrik diangkut menggunakan truk.

2.3 Sanitasi Industri Pengolahan Pangan

Menurut Elida (2010), sanitasi yaitu pencegahan penyakit dengan cara

menghilangkan atau mengatur faktor lingkungan dengan rantai perpindahan

penyakit. Selain itu juga akan menciptakan kondisi yang aman terhadap bahan

pangan, dan tidak berbahaya bila dikonsumsi, pencegahan terhadap kemungkinan

tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan,

minuman, peralatan yang dapat merusak bahan pangan. Dalam menghasilkan

produk harus menjaga sanitasi produk tersebut. Sanitasi yang perlu di perhatikan

yaitu:
9

a. Sanitasi Ruangan

Menurut Elida (2010), ruangan yang baik adalah ruangan yang memberikan

kenyamanan pada saat proses produksi. Berdasrkan GMP (Good Manufacturing

Practices)persyaratan pabrik dan pasilitas ruangan harus luas dimana

memudahkan pembersihan dan meletakan peralatan, tata letak sesuai dengan

urutan proses produksi, pencahayaan cukup dan lampu yang berada di atas

ruangan pengolahan harus diberi pelindung dan ventilasi harus cukup atau perlu

kuasa pencegah hama.

b. Sanitasi Peralatan

Menurut Elida (2010), sanitasi alat yaitu memastikan semua alat yang

digunakan telah dicuci bersih dengan deterjen dan dibilas dengan air bersih. Hal

itu dilakukan sebelum maupun setelah proses produksi, seperti cawan petridish

yang harus dibungkus pada waktu penyimpanan.

c. Sanitasi Pekerja

Menurut Elida (2010), sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan cara pekerja

mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah

pengolahan. Pekerja harus menggunakan kelengkapan kerja seperti baju seragam,

sepatu but, menggunakan tutup kepala, memakai sarung tangan, memotong kuku,

dan tidak boleh memakai perhiasan pada saat bekerja.

2.4. Penanganan Limbah Industri Pangan

Menurut Fauzi, Widyastuti, dan Satyawibawa (2005), limbah kelapa sawit

adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama

atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan
10

tempat pembentukannya, limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua

jenis yaitu, limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.

2.4.1 Limbah Perkebunan Kelapa Sawit

Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa

tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan

panen kelapa sawit. Jenis antara lain kayu, dan gulma. Dalam setahun setiap

hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah pelepah daun

sebanyak 10,4 ton bobot kering.

2.4.2 Limbah Industri Kelapa Sawit

Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat

proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis

yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

A. Limbah Padat

Jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit

(TKKS). Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya, dengan

komponen terbesar adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih

kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin (Fauzi, et al, 2005). Komposisi

kimiawi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit (TKKS)


Komposisi Kadar %
Abu 15
Selulosa 40
Lignin 21
Hemiselulosa 24
Sumber: Fauzi, et al, (2005)
11

B. Limbah Cair

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah

ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrolisilikon. Limbah

kelapa sawit ini memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar

tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degradasi

bahan organik yang lebih besar pula.

Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses

klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses

pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah mengalami proses

sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organik lumpur juga

tinggi yaitu pHnya berkisarnya 3-5.Karakteristik limbah cair industri kelapa sawit

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik limbah cair industri kelapa sawit


Parameter Lumpur Primer Lumpur Sekunder
pH 3.75 4.54
Padatan tersuspensi (ppm) 80.720 243.670
Padatan volatile (ppm) 64.760 233.730
COD (ppm) 28.220 16.320
Nitrat (ppm) 31 3
Fosfat (ppm) 106 3
Padatan tersuspensi (ppm) 80.720 243.670
Sumber: Fauzi, et al, (2005)

C. Limbah Gas

Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga

menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini antara lain gas cerobong

dan uap air buangan pabrik kelapa sawit.


12

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan Pengalaman Praktek Mahasiswa (PKPM)

adalah di PT. Muriniwood Indah Industri (MII), Desa Bumbung Kecamatan

Mandau, Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.Pelaksaan PKPM ini dimulai dari

tanggal 18 Maret sampai 18 Juni 2013.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1 AlatKernel

Peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan kernel diantaranya sebagai

berikut:

1. Timbangan Analitik ( Weight Bridge)

Timbangan merupakan tempat untuk mengetahui jumlah bahan baku atau

TBS yang masuk untuk diolah perharinya. Fungsi dari jembatan timbang ini

diantaranya yaitu mengetahui jumlah material yang masuk sperti TBS dan yang

keluar (pemasaran) seperti kernel, cangkang dan lain-lain, memperoleh data-data

untuk proses pengolahan, untuk mengetahui jumlah rendemen rata-rata yang

dihasilkan. Alat timbangan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Stasiun Timbangan


13

2. Lokasi Sortasi (Flat From)

Buah yang telah ditimbang kemudian masuk ke stasiun flatfrom, yang

bertujuan untuk melakukan proses sortasi dan grading terhadap bahan baku yang

tersedia setiap harinya, serta sebagai evaluasi proses pemanenan yang ada pada

kebun. Dimana luas areal lokasi sortasi ini 50 cm x 30 cm, setelah dilakukan

sortasi maka selanjutnya buah akan dimasukan ke dalam loading ramp.Lokasi

sortasi (flat from) ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Lokasi sortasi (flat from)


3. Loading Ramp

Loading rampmerupakan tempat penampungan sementara untuk TBS

sebelum diolah dan juga sebagai kendali mutu serta tempat penuangan TBS ke

dalam lori sebelum proses sterilisasi. Lantai loading ramp dibuat miring yang

bertujuan untuk memisahkan kotor-kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah yang

terikut, setiap pintu dilengkapi dengan hidrolik pack yang berfungsi untuk

sebagai penggerak pintu. Jumlah pintu loading ramp ini yang ada di PT.

Muriniwood Indah Industri ini sebanyak 16 pintu, dimana kapasitas loading ramp

ini 200 ton. Loading ramp dapat dilihat pada Gambar 3.


14

Gambar 3.Loding Ramp


4. Lori

Lori merupakan alat yang berfungsi sebagai penampung buah yang jatuh

dari loading ramp dan wadah untuk merebus TBS.Lori berbentuk keranjang balok

dengan sejumlah lubang pada tiap sisi yang berfungsi untuk menyebarkan steam

yang masuk pada saat perebusan.Untuk mempermudah pengakutan lori pada

bagian depan dan belakangnya terdapat bentuk silinder sebagai penyangga link

chain dari hosting crank. Masing – masing lori dihubungkan dengan rantai

untuk mempermudah penarikan. Kapasitas lori 5 ton, dengan ukuran lori panjang

2600 mm, lebar 1700 mm dan tinggi 1865 mm. Lori dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Lori
5. Transfer Carriage

Transfer Carriageuntuk memindahkan lori yang telah di isi dari loading

ramp ke line rebusan 1 dan 2. Dimana kapasitas transfer carriage berjumlah 3


15

loriyang dapat dijalankan maju dan mundur. Jumlah transfer carriage sebanyak 2

buah, transfer carriage 1 memindahkan lori ke rebusan dan transfer carriage

yang kedua memindahkan lori ke tippler. Transfer carriage ini dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5.Transfer carriage


6. Cap Stand

Cap stand berfungsi untuk menarik lori yang masuk dan keluar dari

rebusan. Bollard harus dalam keadaan bersih dan kering untuk menghindari tali

slip ketika digunakan. Bollard dancap stand dijalankan untuk menarik lori dengan

melilitkan tali secara teratur dan tidak bertindihan. Bollarddan Cap stand dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6.Bollard dan Cap stand


7. Sterilizer

Sterilizer merupakan suatu bejana berbentuk silinder dengan posisi

horizontal, terdapat pintu untuk keluar masuknya lori yang telah memuat TBS

dikedua ujungnya. Proses perebusan TBS didalam sterilizer menggunakan uap


16

bertekanan yang dihasilkan oleh boiler, dengan tekanan 2,8 – 3.0 bar suhu 110 –

130oC. PKS PT. Muriniwood Indah Industri ini mempunyai 2 unit perebusan

(Sterilizer) dengan kapasitas masing – masing 45 ton (isi 9 lori dengan kapsitas

lori 5 ton). Proses perebusan ini dilakukan dengan proses perebusan 3 puncak

(Triple Peak) dengan sistem penginjeksian dan pembuangan steam yang diatur

secara semiotomatis dan otomatis, dengan lama proses perebusan 95 menit. Alat

Sterilizer dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Sterilizer
8. Tippler

Tippler berfungsi untuk menuangkan lori yang berisi TBR ke bunch feed

conveyor untuk diteruskan ke thresser. Cara kerjanya yaitu lori ditarik ke dalam

tippler dengan menggunakan capstan, melalui control panel, motor digerakkan

sehingga berputar dan dengan menggunakan rantai dihubungkan ke tippler. Alat

tippler ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8.Tippler
17

9. Thresser

Thresser atau pembantingan adalah alat yang pemisah antara brondolan

dengan janjangan dengan cara bantingan akibat dari putaran drum di thresser

bekerja gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Gaya sentrifugal menyebabkan tandan

melekat dan ikut berputar pada dindingthresser. Tandan kemudian jatuh dan

membentur dinding tromol karena pengaruh gaya gravitasi. Untuk mempermudah

ataumemperlancar tandan keluar dari tromol dengan efek pemipilan yang optimal,

dipasang plate pada dinding bagian dalam sedemikian rupa sehingga membentuk

alur spiral. Kapasitas padathresser ini 25-45 ton, dengan lama proses pemipilan

berkisar 1 menit. Alat Thessher dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9.Thresser
10. Horizontal empty bunch, Inlcned empty bunch dan Bunch hopper

Janjang kosong yang telah keluar dari thresser, masuk ke horizontal empty

bunch, melalui Inlcned empty bunch dibawa ke Bunch hopper sebelum janjang

kosong dibawa ke lapangan yang digunakan untuk mulsa atau pupuk dilapangan.

Alat Inlcned empty conveyor dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10.Horizontal empty bunch, Inlcned empty bunch dan Bunch hopper
18

11. Under thesher conveyor, Conveyor botton cros, Fruit elevator, Distributor
conveyor

Janjangan yang telah mengalami pemipilan atau bantingan, brondolan yang

telah lepas keluar dari thresser masuk ke under thresher conveyor, Conveyor

botton cros,dimana Conveyor botton cros berfungsi untuk membawa brondolan

dari under theser conveyor menuju fruit elevator. Conveyor ini dilengkapi dengan

dengan ulir sebagai pembawa buah.Fruit elevator ini digunakan untuk membawa

berondolan dari conveyor botton cros ke distribusi conveyor

.sedangkandistribusiconveyordigunakan untuk mengantar umpan yang akan

masuk ke digester.Under thresher conveyor, Conveyor botton cros, Fruit elevator,

Distributor conveyor dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11.Under thesher, Conveyor botton cros, Fruit elevator, Distributor


conveyor
12. Digester

Digester merupakan alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging

buah terpisah dari biji.Digester berupa sebuah tanki vertical yang bagian

dalamnya dilengkapi dengan pisau–pisau pencacah yang berputar melalui sumbuh

dan digerakkan oleh motor listrik.Tujuan utama dari proses digester yaitu

mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pessing) sehingga minyak

dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah, dengan suhu 90 -95 0C, dan

kecepatan 15 rpm. Alat Digester dapat dilihat pada Gambar 12.


19

Gambar 12. Digester


13. Screw Press

Screw press merupakan suatu alat yang digunakan untuk meremas daging

buah (pericarp) yang telah dilumati, kemudian memisahkan minyak kasar (Crude

oil) dan ampas (fiber dan nut). Alat ini berbentuk silender yang berlubang–lubang

yang dibagian dalamnya terdapat ulir yang berputar secara berlawanan arah. Alat

Screw press dapat dilihat pada Gambar 13

Gambar 13.Screw press

14. Cake Breker Conveyor (I dan II)

Cake breker conveyor(CBC) merupakan alat yang akan menghantar umpan

menuju Deferi Carper. Prinsip yang digunakan pada CBC ini adalah gumpalan

cake dipecah oleh gerakan-gerakan daun conveyor cake braker conveyor yang

dipasang diporos yang berputar. Pada proses ini berlangsung proses pengeringan

dari press cake akibat pencacahan dan pelemparan oleh daun conveyor, kecepatan

dari CBCdalam melemparkan fiber adalah 2,4m/s.Gambar CBC dapat di lihat

pada Gambar 14.


20

Gambar 14.Cake breker conveyor


15. Depericarper

Defericarper bertujuan untuk memisahkan antara nut dan fiberdari press

cake dengan menggunakan pneumatic sistem. Prinsip kerja dari alat ini adalah

gumpalan yang akan dipecahkan oleh gerakan CBC akan dihantarkan oleh

pneumatic sistem dimana cyclone fan menimbulkan kecepatan angin dalam

separating coloum, sehingga fiber dihisap dan dikumpulkan dalam fiber cyclone

dan dijatuhkan menuju fuel conveyor melalui air lock.Nutakan jatuh ke polishing

drum dan dihantarkan menuju destoner dimana induction fan akan mengangkat

atau menghisap nut dan batu atau logam terjatuh ke lantai atau ke bawah.

16. Nut Polishing Drum

Nut polishing drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan batu,

nut, cangkang halus dan fiber. Prinsip kerja dari alat ini adalah fiberakan terhisap

ke fiber cyclone sehingga nut akan masuk ke nut conveyor yang dihantarkan

menggunakan sistim air lock. Sedangkan batu dan fiber basah akan jatuh ke
21

bawah karena memiliki berat yang tinggi, lalu dimanfaatkan sebagai bahan bakar

boiler.Kapasitas dari polishing drum tersebut adalah 15 ton/jam dengan kecepatan

10 m/s.Gambar Nut polishing drum ini dapat dilihat pada Gamabar 15.

Gambar 15.Polishing drum


17. Wet Nut Conveyor

Wet nut conveyor ini merupakan alat transfer nut atau umpan dari polishing

drum ke nut transport cyclone (destoner).

18. Destoner

Destoner merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan fraksi ringan

(fiber), fraksi sedang seperti nut ukuran kecil dan sedang, dan fraksi besar seperti

nut ukuran besar ,besi dan batu. Fraksi yang ringan akan terisap masuk ke dalam

destoner cyclone oleh blower dan masuk kedalam shell hooper melalui air lock,

sedangkan fraksi sedang akan terisap masuk ke air lock dan jatuh ke nut

elevator.fraksi berat jatuh ke lantai dan akan di grading/dipisahkan antara nut

berat dengan batu, setelah itu nut berat dimasukkan ke dalam nut elevator.

Gambar Destoner ini dapat dilihat pada Gambar 16.


22

Gambar 16. Destoner


19. Nut Grading Drum

Nut grading drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara

nut yang besar, kecil dan nut sedang dimana nut-nut tersebut dialirkan melalui

cylone conveyor dan menuju ripple mill. Gambar Nut grading drum dapat dilihat

pada Gambar 17.

Gambar 17.Nut grading drum


20. Nut Silo

Nut silo merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan

sementara sebelum dialirkan menuju ripple mill, dimana dalam nut silo ini

dipisahkan antara nut ukuran besar dengan nut berukuran sedang dan kecil.

Gunanya dipisahkan agar umpan ke ripple mill mendapat efisiensi 98. Nut silo

berbentuk segi empat dan bagian bawahnya berbentuk kerucut segi empat. Di

bagian bawah kerucut segi empat terdapat nut feeder sebagai umpan masuk ke

dalam ripple mill. Gambar Nut silo ini dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18.Nut silo


23

21. Ripple Mill

Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecah nut dengan cara

penggesekan dimana dalam alat tersebut dilengkapi dengan rotorbar yang

berbentuk pipa yang berjumlah 46 buah untuk masing-masing ripple mill.Ripple

mill terbagi menjadi 3 buah berdasarkan ukuran dari nut tersebut yaitu besar,

sedang dan kecil. Prinsip kerja dari alat ini adalah nut yang masuk dari nut silo,

dijatuhkan ke dalam rotorbardengan kecepatan 626 rpm, dimana nut-nut tersebut

akan ditekan sehingga menjadi terpisah antara cangkang dan intinya dan akan

digiling, kemudian jatuh pada CM conveyor dan diangkut menggunakan alat CM

elevator.Gambar Ripple mill ini dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19.Ripple mill

22. LTDS ( Light Tenera Dust Separation)

LTDS merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara kernel, nut

dan fiberyang masih terikut selama proses pengolahan. Untuk LTDSkadar losis

yang 1%. Prinsip yang digunakan dalam LTDS ini adalah dengan diberikannya

angin oleh fan, sehingga dapat memisahkan antara cangkang, fiber dan nut.LTDS

terbagi menjadi 2 yaitu:

1) LTDS I, yang dimana masih banyak terdapat fiber halus

2) LTDS II, yang dimana cangkang kasarnya cukup banyak dan fiber rendah
24

Gambar LTDS ini dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20.LTDS (Light Tenera Dust Separation)

23. Vibrating Umpan

Vibrating umpan merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan

kembali antara batu danfibre kasar yang masih terikut sebelum dimasukkan ke

dalam claybath.Prinsip yang digunakan pada alat ini adalah getaran.Gambar

Vibrating umpan ini dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21.Vibrating umpan


24. Claybath

Claybath merupakan bak lumpur yang berisi CaCO3, air dan abu.Alat ini

berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang berasal dari LTDS II.Prinsip

yang digunakan pada claybath ini adalah memisahkan antara cangkang dan nut

dengan campuran dengan bantuan putaran.Penambahan CaCO3 dimana

sebelumnya dipastikan stirrer telah dijalankan.Jalankan motor penggerak

vibrating screen, jalankan pompa sirkulasi larutan untuk mengisi cyclone tempat
25

pemisahan, pastikan umpan selalu dalam keadaan konstan dan kapasitas pompa

sirkulasi agar disetting secukupnya untuk menghindari turbelensi pada bak

pemisahan.Gambar Claybath ini dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22.Claybath

25. Vibrating Claybath

Vibrating claybath merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara

cangkang dan nut yang berasal dari claybath dimana menggunakan prinsip

getaran.Nut yang telah terpisah kemudian dialirkan menuju kernel nut conveyor

dan diangkut menuju silo dryer menggunakan alat kernel nut elevator.Kadar losis

yang ada pada vibrating claybath adalah 1% untuk sampel.Gambar

Vibratingclaybath ini dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23.Vibrating claybath


26. Kernel Silo Dryer

Kernel silo dryer merupakan alat yang berfungsi dalam pemasakan dengan

menggunakan steam, bertujuan agar nut mudah untuk dipecah, untuk

mendapatkan KA kernel sesuai standart yaitu kecil dari 8%. Prinsip yang
26

digunakan adalah pemberian steam pada silo dryer dengan suhu berkisar antara

90-950C dimana waktu penahanan kernel adalah 14-15 jam. Gambar Kernel silo

dryer ini dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24.Kernel silo dryer

27. Kernel Silo Bin

kernel silo bin merupakan tempat untuk penyimpanan kernel sebelum

dikirim/dipasarkan. Kernel storage berbentuk silinder terbuat dari plat aluminium

berbentuk lengkung disambung dan melingkar keatas. Pada alat ini terdapat 1 unit

kernel beam yang berkapasitas 178 ton. Gambar kernel silo bin dapat dilihat pada

Gambar 25.

Gambar 25.Kernel silo bin

Selain alat pengolahan kernel, alat pendukung yang digunakan untuk

pengolahan yaitu peralatan pembangkit listrik dan alat penanganan air

diantaranya yaitu:

a. Peralatan pembangkit tenaga listrik (Stasiun Kamar Mesin)


27

Pembangkit daya adalah stasiun yang berfungsi untuk menghasilkan

energi listrik.Energi listrik dihasilkan oleh alternator turbin uap dan generator

Diesel. Pada PKS memiliki alternator untuk membangkitkan daya listrik, yaitu :

1. Turbin Uap (Steam Turbin)

Turbin uap adalah alat untuk menghasilkan listrik dengan mengubah

energi gerak menjadi energi listrik.Tenaga yang digunakan berasal dari uap kering

yang dihasilkan ketel uap. Pada PKS MII terdapat dua uni turbin uap dengan

kapasitas masing – masing turbin 600KW/unit yang digunakan ketika pabrik

beroperasi, putaran turbin rata – rata adalah 4.500 – 5.000 rpm dengan tekanan

uap masuk 18 bar.Gambar turbin ini dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26.Turbin

2. Back Pressure Vessel (BPV)

Back pressure vesselberfungsi untuk mengumpulkan uap bekas sisa dari

turbin uap dan ditambahkan air untuk keperluan mesin – mesin lain yang

memerlukan uap basah diantaranya stasiun perebusan, stasiun press, stasiun

klarifikasi, stasiun kernel, Storage tank dan Fat pit. Gambar back pressure

vessel (bpv) ini dapat dilihat pada Gambar 27.


28

Gambar 27.Back pressure vessel


3. Generation Diesel

PKS MII memiliki generator diesel yang digunakan untuk pengoperasian

listrik ketika PKS sedang tidak melakukan pengolahan.

4. Stasiun Boiler

Stasiun boiler merupakan stasiun yang berfungsi sebagai jantung

pengolahan pabrik. Karena stasiun ini akan mengoperasikan masing – masing alat

yang ada di PKS. Boiler juga merupakan sumber energi listrik yang akan dialirkan

menuju perumahan PKS.

b. Penanganan pengolahan air atau water treatment

Water intake merupakan jantung dari pengolahan PKS, karena stasiun ini

akan mengirimkan kebutuhan air yang dibutuhkan selama proses pengolahan.

1. Waduk

Waduk merupakan tempat penampungan air yang berasal dari water intake

yang nantinya akan dialirkan menuju tanki kotor yang berada pada bagian tengah.

Air yang berasal dari waduk dialirkan ke tanki kotor dengan cara menggunakan

pompa air waduk.Gambar waduk ini dapat dilihat pada Gambar 28.
29

Gamabar 28. Waduk


2. Tanki kotor

Tanki ini merupakan tanki yang berisi air kotor atau air yang berasal dari

waduk dimana memiliki pH yang rendah, air yang berasal dari tanki ini akan

dialirkan menuju clarifier, dari tanki melewati pipa yang berbentuk liku-liku,

untuk mengefisienkan cara kerja obat agar lebih homogen sebelum dialirkan ke

clarifier.Bahan kimia yang digunakan atau dimasukkan dalam tanki seperti

P1031 dan P1018, dimana P1031 ini berfungsi untuk sebagai perekat/pengikat

sedangkan P1018 berfungsi untuk mengikis kotoran sehingga terbentuk flok-flok.

3. Clarifier
Tanki clarifier merupakan tanki yang berfungsi untuk menjernihkan air

yang berasal dari tanki air kotor.Dimana pada tanki terdiri dari empat ruang yang

berbeda. Pada tanki clarifier ini air akan dialirkan menuju tanki basin.Gambar

clarifier ini dapat dilihat pada Gamabar 29.


30

Gambar 29.Clarifier
4. Tanki Basin

Tanki basin merupakan tanki yang berfungsi untuk meningkatkan pH yang

ada pada air, sebab umumnya pH dari air tersebut 4-5 untuk itu harus dinentralkan

menjadi 6.5-7 dengan menggunakan obat yaitu soda ash. Dimana pemakaian soda

ash 20 Kg untuk 600 liter air.

5. Sand Filter

Sand filter merupakan tanki yang berfungsi untuk menyaring kembali air

yang berasal dari tanki basin sebelum dialirkan ke tanki air bersih. Umumnya

sand filter yang digunakan satu dan tanki tersebut biasanya dibersihkan setiap satu

minggu sekali. Gambar Sand filter dapat dilihat pada Gambar 30.

Gambar 30.Sand filter


31

6. Tanki Air Bersih

Tanki air bersih merupakan tanki yang berisi air yang telah bersih dimana

pH telah sesuai dengan yang diharapkan. Tanki air bersih ini terbagi dua tanki

yaitu :

a. Tanki air bersih sebelah kanan

Pada tanki ini air disalurkan ke boiler, adapun tanki yang terdapat pada

stasiun boiler terdiri dari

1. Demin Water Tank

Tanki merupakan tanki yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air

sementara dan menampung air yang berasal dari turbin. Umumnya air yang

berasal dari tanki ini akan dialirkan menuju feed tank.

2. Feed Tank

Tanki ini merupakan tanki yang tempat peampungan dari demin water tank,

dimana airnya akan dialirkan menuju dearerator yang nantinya akan dialirkan ke

boiler.

3. Tanki Softhenence

Tanki ini merupakan tanki yang berfungsi untuk mengaktifkan resin yang

berfungsi untuk menjernihkan air. Jika resin yang ada pada softhenence tidak

trace lagi maka harus dilakukan backwash terlebih dahulu kemudian dialirkan

HCl ke dalam tanki tersebut sampai trace.jika warna air menjadi biru, maka

menandakan air sudah dapat digunakan kembali.

Disamping itu juga dalam proses penanganan air untuk boiler menggunakan

juga bahan – bahan kimia lain diantaranya:Chemical prox 219, Chemical profoc

406, Chemical profoc 450, dan Chemical porosperse 511. Dimana bahan kimia
32

tersebut dilarutkan dengan air 200 L dan proses ini dilakukan setelah 11 jam

proses pengolahan, dengan dosis pemakaian Chemical prox 219 (0,7 gr),

Chemical profoc 406 (1 ½ gr), Chemical profoc 450 (1L), dan Chemical

porosperse 511(1L).

a. Tanki air bersih sebelah kiri

Tanki yang berada pada bagian kiri ini merupakan tanki yang berisi air

bersih dimana nantinya air tersebut akan dialirkan menuju proses. Aliran dari air

tersebut akan menuju ke dalam bak penampung air. Pada bak penampung air

terdapat empat buah pipa yang masing-masing pipa berasal dari aliran yang

berbeda.Pipa tersebut berasal dari vacuum dryer, turbin, overflow dari hot water

tank dan dari tanki air bersih. Setelah masuk ke dalam bak penampung air, air

tersebut kemudian dialirkan menuju hot water tank, dan dari hot water tank

tersebut akan dialirkan ke stasiun press yang berfungsi untuk memberikan air

pada saat proses pengepresan.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk proses pengolahan kernel di PT. Muriniwood

Indah Industri (MII) ini yaitu tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun

sendiri. Bahan baku yang digunakan sebelum proses pengolahan harus dilakukan

sortasi sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan,

yaitu berdasarkan 3 set diantaranya set satu yang terdiri dari tandan mentah (0%),

tandan kurang matang(5%), tandan matang(89%), tandan lewat matang(5%),

tandan busuk(0%) dan janjang kosong (1%). Set dua yaitu tandan tangkai panjang,

tandan dura, tandan kotor, tandan restan, tandan hama, tandan basah, tandan PC
33

(Parthenocarpic), tandan hard bunch. Set tiga yaitu berdasarkan warna dimana

ada warna orange (mesop), kuning dan orange-kuning.

Bahan yang digunakan untuk proses pengujian bahan baku yaitu tandan

buah segar (TBS), sedangkan untuk bahan sampel basah dan kering yaitu claybat,

kernel produksi, kernel pemasaran, fiber cylone, LTDS 1 dan 2, press, ripple mill,

nut, sampel basah seperti sparator (SP 1-SP 5), final effluent, sebelum rekoveri

(ST1), sesudah rekoveri (ST2), under flow (UF), wet nut, empty bunch (EB),

bunch press (BP), inclined bunch press (IBP), fiber cylone, press cake fiber,

hexsan.

Bahan pengujian air untuk proses pengolahan yaitu P.1018, P.1031, HCl,

resin, chemical prox 219, chemical profoc 406, chemical profoc 450, chemical

porosperse 511, buffer solution, indicator solochrom black, HCl 6 N, starch

indicator, potassium iodite iodate, metil orange, sulphuric acid, indicator PP,

barium chloride, potassium cromate, silver nitrat, buffer solution, solocrom black,

aquades, silica reagent, EDTA, phosphate reducing reagent, phosphate tablet

B/C.

3.3. Pelaksanaan

Pelaksanaan pengolahan kernel dilakukan setelah pengolahan minyak

kelapa sawit menjadi minyak.Pelaksanaan dilakukan selama tiga bulan dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Penerimaan bahan baku, dilaksanakan selama 3 hari (20 s/d 21 Maret 2013)

2. Pengujian kualitas bahan baku, dilaksanakan selama 9 hari (22 s/d 30 Maret

2013)

3. Proses pemasaran selama 4 hari (21 s/d 25 Maret 2013)


34

4. Pengujian sifat kimia (pengujian ALB) selama 4 hari (21 s/d 25 Maret 2013)

5. Pengujian sifat fisik (pengujian kadar air, kadar kotoran CPO, kadar kotoran

kernel, kadar air kernel) dilaksanakan selama 1 hari (25 Maret 2013)

6. Pengolahan kernel dilaksnakan selama 9 hari (1s/d 6 April dan 20 s/d 22 Mei

2013)

7. Proses perebusan atau sterilizer, dilaksanakan selama 1 minggu (8 s/d 13 April

2013)

8. Proses pengempaan atau proses pengepresan, dilaksanakan selama 2 minggu

(22 April s/d 4 Mei 2013)

9. Proses pemurnian atau klarifikasi, dilaksanakan selama 1 minggu (15 s/d 20

April 2013)

10. Proses pengujian sampel basah, dilaksanakan selama 1 minggu (1 s/d 6 April

2013)

11. Pengujian sampel kering, dilaksanakan selama 2 minggu (1 s/d 6 April dan 27

Mei s/d 1 Juni 2013)

12. Proses penanganan dan pengujian air, dilaksanakan selama 1 minggu (6 s/d 11

Mei 2013)

13. Manajemen administrasi pergudangan, dilaksanakan selama 2 minggu (13 s/d

24 Mei 2013)
35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Keadaan Umum Perusahaan

Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri

(MII) merupakan salah satu bagian dari perusahaan Surya Dumai Grup, yang

terdiri dari 10 PKS. PT Muriniwood Indah Industri (MII) ini, mulai berdiri pada

tahun 2007 dengan kapasitas olah pabrik adalah 45 ton/ jam. Pada awalnya

perusahaan ini bergerak pada bidang perkayuan, kemudian beralih ke bidang

perkebunanan kelapa sawit, dan pada tanggal 21 September 2011 telah dilakukan

komisioning Empty fruit bunc press (penambahan alat untuk proses pengepresan

janjang kosong).

A. Lokasi dan Tata Letak

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri (MII) terletak di

Desa Bumbung Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.dengan

luas HGU + 10.336,2 Ha,dan luas areal tersebut telah ditanami seluas + 8.992,29

Ha.

B. Struktur Organisasi PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII)

Struktur organisasi perusahaan terdiri dari seorang Manager dan dibantu

oleh Mild Manager dan beberapa asisten. Tanggung jawab dari masing– masing

bidang dan masing–masing seksi saling berkaitan melalui fungsi dari masing–

masing. Untuk lebih jelas Struktur organisasi perusahaan PT. Muriniwood Indah

Industri (MII) dapat dilihat pada Lampiran 1.


36

Tugas dan tanggung jawab dari masing – masing fungsi diantaranya sebagai

berikut:

1. Manager Unit

Manager unit memimpin pabrik kelapa sawit dan membawahi masinis

kepala dan Kepala Tata Usaha (KTU), melaksanakan kebijakan Direksi dalam

pengontrolan seluruh kegiatan operasional di PKS, melaksanankan perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di pabrik untuk menunjang

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manager atau koordinator pabrik.

Manager unit juga membantu direksi untuk mengendalikan, kegiatan operasinal

pabrik, menyetujui bukti pengeluaran kas menyetujui atau menolak memo

permintaan dan bukti penerimaan barang serta mendegelasikan wewenang tugas

dan tanggung jawab kepada bawahan yang telah diangkat untuk melaksanakan

tugas tersebut.

2. Mild Manager

Mengendalikan operasional pabrik kelapa sawit, dengan memadukan

sumber daya yang ada, untuk mencapai efesiensi, produktifitas dan kualitas yang

tinggi yang ditetapkan manajemen.

3. Asisten Proses

Memimpin unit kerja bagian proses pabrik dalam mengorganisir,

mengendalikan sumber daya yang ada, guna mencapai proses dengan lancar dan

efisien untuk memaksimumkan pencapaian hasil CPO dan inti yang baik.
37

4. Asisten Maintenance

Memimpin dan merawat pabrik untuk merencanakan, mengorganisir, dan

mengendalikan sumber daya yang ada guna mencapai proses kerja pabrik yang

optimal dalam mencapai target jam kerja maupun mutu dari CPO dan PKO.

5. Asisten Laboratorium

Memimpin unit kerja laboraturium atau analisis untuk penerimaan TBS dan

pemeriksaan mutu yang dihasilkan pabrik untuk menghasilkan mutu CPO dan inti

yang baik.

6. Kepala Timbangan

Mengawasi dan mengontrol pelaksanakan penimbangan barang dan bahan

yang keluar masuk pabrik serta kebun.

C. Ketenaga Kerjaan

Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT.Muriniwood Indah Industri

(MII), merekut pekerja dari daerah sekitar lokasi pabrik pengolahan, daerah

medan dan daerah Sumatra Barat. Tenaga kerja yang berjumlah 130 orang yang

terdiri dari tenaga kerja Karyawan Harian Lepas (KHL), Karyawan Harian Tetap

(KHT) dan Pegawai Bulanan Tetap (PBT).Latar belakang pendidikan karyawan

berfariasi mulai dari SLTA sampai perguruan tinggi, sedangkan mengenai tugas

didasarkan pada keahlian masing – masing karyawan.

Jam kerja untuk karyawan administrasi dari pukul 07.00 -17.00 WIB,

dengan waktu istrahat 2 jam dari hari senin sampai hari jumat, dan pada hari sabtu

masuk jam 07.00 – 12.00 WIB sedangkan hari minggu libur. Untuk bagian

compon dan bengkel masuk kerja dari pukul 07.00-17.00WIB, sedangkan bagian

produksi dan bagian lain yang menunjang proses produksi, waktu kerja dibagi
38

menjadi dua shif. Dimana untuk bagian sortasi shif 1 dari pukul 09.00-17.00 WIB,

untuk shif 2 dari pukul 10.00-18.00 WIB, sedangkan untuk proses produksi shif 1

masuk dari pukul 10.00-17.00 WIB sedangkan shif 2 mulai dari pukul 17.00

sampai dengan selesai.

Staf tenaga kerja bertempat tinggal di perumahan yang tidak jauh dari

lokasi pabrik. Sarana pabrik yang lain diantaranya mushala, lapangan olaraga

seperti bola voly, bola kaki, badminton, sedangkan untuk jaminan kerja atau jasa

para karyawan juga diberikan tunjangan asuransi kesehatan (ASKES), jaminan

sosial tenaga kerja (jamsostek), uang pensiunan, cuti tahunan dan cuti panjang,

tunjangan hari raya dan bonus.

PT. Muriniwood Indah Industri (MII) telah melaksanakan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah supaya tidak terjadi kecelakaan,

kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.Penerapan K3 ini mewajibkan

karyawan memakai sepatu aseptik, sarung tangan, kaca mata, masker.Pada tahun

2011, PT. Muriniwood Indah Industri (MII) telah mendapatkan pengakuan untuk

pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 versi 2000, dan sistem manajemen

lingkungan ISO 14001.

4.1.2 Pengolahan

1. Sortasi

Mutu produk yang dihasilkan tergantung dengan mutu buah yang diterima.

Oleh karena itu, perlu dilakukan sortasi sebelum proses pengolahan. Bahan baku

yang diterima harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahan

antara lain:
39

A. Set satu yaitu tandan mentah (0%), tandan kurang matang (5%), tandan matang

(89%), tandan lewat matang (5%), tandan busuk (0%) dan janjang kosong

(1%). Gambar set 1 ini dapat dilihat pada Gambar 31.

Tandan mentah Tandan kurang matang

Tandan
matang Tandan lewat matang

Tandan busuk Tandan kosong


Gambar 31.Tandan mentah,tandan kurang matang, tandan matang (89%), tandan
lewat matang ,tandan busuk,dan janjang kosong

B. Set dua yaitu tandan tangkai panjang, tandan dura, tandan kotor, tandan restan,

tandan hama, tandan basah, tandan PC (Parthenocarpic), tandan hard bunch.

Gambar set 2 ini dapat dilihat pada Gambar 32.


40

Tangkai panjang Dura

Tandan kotor Tandan restan

Hama Tandan partono carpic (PC)

Harbuch
Gambar 32. Tandan tangkai panjang, tandan dura, tandan kotor, tandan
restan, tandan hama, tandan basah, tandan PC (Parthenocarpic),
tandan hard bunch.

C. Set tiga yaitu berdasarkan warna dimana ada warna orange (mesop), kuning
dan kuning orange. Gambar set 3 ini dapat dilihat pada Gambar 33.
41

Tandan warna orange Tandan warna kuning

Tandan warna kuning orange

Gambar 33. Warna orange (mesop), kuning dan kuning orange

Disamping sortasi juga dilakukan greding, yang bertujuan untuk

mengetahui kualitas dari buah atau TBS. Greding dilakukan dengan dua cara

yaitu:

a. Cara acak untuk grading 50% dilakukan dengan cara mengambil 5 TBS

setiap titiknya sehingga diperoleh 50 TBS.

b. Cara sampel untuk grading 100% dilakukan dengan melihat secara

keseluruhan

Selanjutnya dilakukan rekapitulasi harian untuk melaporkan TBS yang

diterima,atau bahan baku yang tersedia.Rata-rata bahan baku yang tersedia setiap

harinya yaitu berkisar 350-400 ton.


42

2. Perebusan

Sterilizer adalah bejana berbentuk silinder horizontal sebagai tempat

merebus TBS (Tandan Buah Segar). TBS yang telah mengalami proses perebusan

disebut TBR (Tandan Buah Rebus). Fungsi dari perebusan adalah:

a. Menghentikan perkembangan Asam Lemak Bebas (ALB), dimana non aktifkan

ALB mulai terjadi pada suhu 500C.

b. Memudahkan pemipilan, memudahkan pemisahan brondolan dari spikletnya,

akibat adanya panas uap yang dapat meresap ke dalam buah karena adanya

tekanan, sehingga memudahkan pemisahan brondolan dengan janjangannya

pada saat proses di stasiun thresser

c. Menurunkan kadar air, penurunan kadar air dalam TBS menyebabkan

penyusutan buah, sehingga terbentuk rongga- rongga kosong pada buah dan

nantinya dapat memudahkan dalam proses ekstraksi minyak. Kadar air yang

terkandung dalam inti akan menguap dan kernel menjadi susut. Sehingga pada

saat proses pemecahan cangkang akan lebih mudah.

Tahapan- tahapan yang dilakukan pada proses perebusan yaitu:

1. Membuka pintu perebusan dengan menggunakan kunci dan membukanya

sampai pintu terbuka.

2. Memasang jembatan contilevel tepat pada posisinya

3. Memasukan lori kedalam rebusan dengan cara melilitkan seling kebolar dan

kaitkan seling kebodi lori paling belakang, kemudian hidupkan capstan untuk

mendorong seling lori, 9 lori untuk perebusan, tarik lori pendorong kebelakang,

4. Jembatancontilevel diangkat dan digeser


43

5. Menutup pintu rebusan, lakukan dearasi selama 5 menit dengan membuka inlet

value, tutup exhaust, dan buka condensate, kemudian tutup condensate,

selanjutnya perebusan puncak pertama dengan tekanan 20 bar selama 8 menit

6. Selanjutnya dilakukan blowdown selama 2 menit dengan menutup inlet value,

buka exhaust dan buka condensate, selanjutnya proses perebusan puncak ke

dua dengan tekanan 30 bar selama 10 menit, dengan membuka inlet,tutup

exhaust dan tutup condensate, kemudian dilakukan blowdon selama 4 menit

dengan tutup inlet value, buka exhaust dan buka condensate

7. Kemudian dilanjutkan dengan perebusan puncak ke tiga dengan tekanan 42 bar

selama 14 menit, dengan buka inlet, tutup exhaust,dan tutup condensate,

kemudian dilanjutkan dengan penahanan 42 menit, selanjutnya dilakukan

blowdon selama 10 menit dengan menutup inlet, buka condensate selama 5

menit dan membuka exhaust selama 5 menit.

8. Membuka pintu perebusan, lakukan penarikan lori dan lori perebusan keluar

daristerilizer.

3. Tippler

Pada stasiun ini lori yang beri TBR akan dituangkan ke bunch feed conveyor

untuk diteruskan ke thresser. Pada stasiun ini dilengkapi dengan railtrack untuk

memindahkan lori.

4. Thresser (Bantingan)

Thresser digunakan untuk memebrondolkan TBR sehingga janjang terpisah

dengan brondolan, dimana tandan kosong akan jatuh ke empty bunch conveyor

yang akan diteruskan ke stasiun penampung janjang kosong. Brondolan TBR

akan keluar melalui under thresser conveyor melalui kisi-kisi drum thresser.
44

5. Digester

Digester merupakan alat untuk melumatkan atau memisahkan mesocarp dari

biji atau nut, sehingga proses pengeluaran minyak dari fiber lebih effisien pada

mesin press. Digester bertujuan untuk melepaskan sel-sel minyak dari daging

buah dengan cara mencabik-cabik dan mengaduknya, memisahkan daging dan

buah, menghomogenkan massa brondolan atau fruit sebelum diumpan ke press

dan mempertahankan temperature massa campuran fruitlet agar tetap pada suhu

90-950C. Untukdapat menghasilkan pengutipan minyak yang efektif pada proses

pengepresan, dibantu dengan penambahan air.

6. Press

Setelah proses selesai dari digester kemudian masuk ke screw pres yang

berfungsi untuk untuk memisahkan antara minyak dan fiber dengan tekanan 40–

45 bar. Selama proses berlangsung steam di alirkan dengan suhu 90 – 950C.

7. Pemecahan ampas cake breker conveyor (CBC I dan II)

Ampas yang terdiri dari nut dan fiber yang keluar dari scew press masuk ke

cake breker conveyor dengan prinsip kerja gumpalan cake dipecah dengan

gerakan-gerakan daun conveyor cake braker conveyor yang dipasang diporos

yang berputar. Proses ini berfungsi untuk mencacah cake untuk memisahkan nut

dan fibre, membantu untuk mendinginkan, membantu untuk mengeringkan cake,

membantu dalam melepaskan kandungan air difiber dan mempermudah proses

pemisahan fiber dan nut, kecepatan dari CBCdalam melemparkan fiber adalah 2,4

m/detik.
45

8. Pemisahan ampas, fiber dan biji atau nut dan biji defericarper

Defericarper bertujuan untuk memisahkan antara nut dan fibre dari press

cake. Prinsipnya wadah memecahkan gumpalan oleh gerakan CBC (cake breker

conveyor)akan dihantarkan oleh pneumatic system.Cyclone fanakanmenimbulkan

kecepatan angin dalam separating coloum, sehingga fibre dihisap dan

dikumpulkan dalam fibre cyclone dan dijatuhkan menuju fuel conveyor melalui

air lock.Nut akanjatuh ke polishing drum dan dihantarkan menuju destonerunit

dimana induction fan akan mengangkat atau menghisap nut keatas sedangkan batu

atau logam terjatuh ke lantai atau kebawah.

9. Drum pemolis di nut polishing drum

Nut polishing drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan batu

yang terikut, nut, cangkang halus dan fiber. Prinsip kerja dari alat ini adalah

fibreakan terhisap ke fiber cyclone sehingga nut akan masuk ke nut conveyor yang

dihantarkan menggunakan sistim air lock. Sedangkan batu dan fibre basah akan

jatuh ke bawah karena memiliki berat yang tinggi, lalu dimanfaatkan sebagai

bahan bakar boiler. Kapasitas dari polishing drum tersebut adalah 15 ton/jam

dengan kecepatan 10 m/s.

10. Wet Nut Conveyor

Nut yang keluar dari polishing drumakan jatuh ke wet nut conveyor.

Selanjutnya wet nut conveyorakan membawa atau menghantarkan biji ke nut

transport cyclone (destoner).

11. Distoner

Nutyang telah dihantarkan ke destoner, kemudian dengan adanya blower

atau fanmenghisap untuk nut atau biji masuk ke nut silo.


46

12. Nut Grading Drum

Proses yang terjadi di grading drum ini bertujuan untuk terjadinya proses

pemisahan baik antara nut besar, nut kecil dan nut yang sedang.

13. Nut Silo

Nut Silomerupakan tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah

pada proses pemecahan direpple mill.

14. Pemecahan /diripple mill/ cangkang

Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecah nut dengan cara

penggesekan dimana dalam alat tersebut dilengkapi dengan rotorbar yang

berbentuk pipa yang berjumlah 46 buah untuk masing-masing ripple mill. Ripple

mill terbagi menjadi 3 unit berdasarkan ukuran dari nut tersebut yaitu besar,

sedang dan kecil. Prinsip kerja dari alat ini adalah nut yang masuk dari nut silo,

dijatuhkan ke dalam rotorbar dimana nut-nut tersebut akan ditekan sehingga

menjadi terpisah antara cangkang dan intinya, kemudian jatuh ke CM conveyor

dan dihantarkan menggunakan CM elevator.

Efisiensi dari ripple mill adalah 98% dimana nut utuh dan nut pecah sebesar

2%. Jika > 98% maka banyak inti pecah, loses LTDS tinggi, yang disebabkan oleh

rotorbar yang terlalu rapat sehingga menyebabkan losses tinggi dan banyak

terdapat nut pecah, namun jika < 98% banyak nut utuh dan kotoran tinggi dari nut.

Massa darirotorbar yang ada pada ripple mill tersebut tergantung dari nut-nut

yang ada, jika nut-nut tersebut besar-besar dan banyak terdapat batu-batu kecil

yang pecah maka akan susah untuk dipecahkan sehingga alat lebih sering

mengalami perbaikan. Perbaikan alatharus dilakukan jika sudah tidak sanggup

untuk memecah nut-nut tersebut.


47

15. LTDS (Light Tenera Dust Separation)

LTDS berfungsi untuk memisahkan antara cangkang dan inti, dimana

cangkang akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.Sisitem pemisahan yang

dilakukan disini yaitu dengan hisapan dengan adjustment damper untuk

menentukan kualitas out put yang dikehendaki.Cangkang dapat terhisap ke atas

dan dialirkan ke boiler, sedangkan untuk inti dialirkan ke wet nut conveyor,

sedangkan nut yang belum terhisap akan masuk ke sparating airlock dan

vibrating umpan dan nut akan masuk ke claybath.

16. Claybath

Claybath merupakan bak lumpur yang berisi CaCO3, air dan abu.Alat ini

berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang berasal dari LTDS II.Prinsip

yang digunakan pada claybath ini adalah memisahkan antara cangkang dan nut

dengan campuran tadi dimana dengan bantuan putaran.Sebelum penambahan

CaCO3harus dipastikan stirrer telah dijalankan.Jalankan motor penggerak

vibrating screen, pompa sirkulasi larutan untuk mengisi cyclone tempat

pemisahan, pastikan umpan selalu dalam keadaan konstan dan kapasitas pompa

sirkulasi agar disetting secukupnya untuk menghindari turbelensi pada bak

pemisahan.

Tujuan penambahan CaCO3 adalah untuk memisahkan inti dan cangkang

dan untuk mengetahui losis. Penambahan dilakukan dengan perbandinga

0,8kg/TBS. penambahan abu berfungsi dalam menaikkan pH, dimana pH yang

diinginkan adalah 7. Pada claybath ini, jika air tersebut keruh dan banyak terdapat

pasir maka akan meningkatkan pemakaian CaCO3 sehingga akan menaikkan cost.

Cangkang yang telah terpisah dengan inti masuk ke wet shell transfer,shell hoper,
48

shell conveyor dan shell elevator yang nantinya akan digunakan untuk bahan

bakar boiler.

17. Silo Drayer

Nut yang telah proses pemisahan antara inti dan cangkang dari claybath

kemudian dihantarkan melalui wet kernel conveyor dan elevator, masuk ke kernel

silo dryer, dimana silo dryer ini merupakan tempat proses pemasakan dengan

mengunakan steam injek, yang bertujuan untuk mengurangi kadar air kernel

dengan standar 7%, dengan suhu berkisar antara 80-900C, lama penahanan 4 – 5

jam.

18. Kernel Silo Bin

Kernel yang telah mengalami pengurangan kadar air di silo drayer

selanjutnya dikirim ke kernel silo bin, dimana silo bin ini merupakan tempat

penampungan sementara kernel atau inti sebelum dilakukannya proses

pemasaran.

4.1.3 Pengawasan dan Pengendalian Mutu

4.1.3.1Pengawasan Mutu Bahan Baku

Pengawasan mutu merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

diperhatikan, karena untuk menentukan kualitas hasil akhir produk. Pengawasan

mutu bahan baku di PKS PT. MIIini TBS yang akan diolah terlebih dahulu

dilakukan sortasi, yang bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah

serta untuk mengevaluasi hasil dari pemanenan, serta dilkukannya grading baik

grading 50 maupun 100%.


49

4.1.3.2 Pengawasan Mutu Proses Produksi

Pengawasan mutu proses produksi di PKS PT. Muriniwood Indah Industri

ini diawali dengan membersihkan areal tempat melakukan proses produksi, dan

mengecek alat produksi sebelum proses produksi berlangsung, sehingga dapat

menghindari terjadinya kerusakkan alat pada saat proses produksi dan

mendapatkan kualitas hasil yang baik. Disamping itu juga pengawasan mutu

proses produksi dilakukan juga dengan pengecekan loses baik sampel kering

maupun sampel basah seperti, claybath, press, LTDS 1 dan 2, fiber cylone,

kotoran kernel produksi dan kernel pemasaran dan efisiensi rippel mill, sparator,

sebelum dan sesudah rekoveri, under flow, wet nut, empty bunch, bunch press,

inclined bunch press, press cake fiber.Pengecekan air yang digunakan untuk

proses produksi. Pengawasan mutu proses produksi dapat dilihat pada Lampiran

4.

4.1.3.4 Pengawasan Mutu Pemasaran

Pengawasan mutu pemasaran yang dilakukan bertujuan untuk menghindari

terjadinya kerusakan pada minyak pada saat pengiriman.Di PKS PT. Muriniwood

Indah Industri (MII) pengawasan mutu pemasaran dilakukan pengujian di

laboraturium, baik pengujian CPO maupun pengujian kernel.Pengujian yang

dilakukan antara lain kadar air, kadar kotoran, dan asam lemak bebas pada CPO,

sedangkan pada kernelpengujian kadar kotoran, kadar air. Pengujian pengawasan

mutu pemasaran dapat dilihat pada Lampiran 5.


50

4.1.4 Sanitasi dan Penanganan Limbah

4.1.4.1 Sanitasi

Sanitasi yang dilakukan di dalam proses pengolahan kernel di PT.

Muriniwood Indah Industri ini terdiri dari sanitasi bahan baku, sanitasi ruangan,

sanitasi peralatan dan sanitasi pekerja.

a. Sanitasi Bahan Baku

Sanitasi bahan baku yang dilakukan dalam proses pengolahan kernel ini

dilakukan dengan cara, bahan baku dilakukan sortasi, dan dimasukan dalam

loading ramp untuk menghilangkan pasir-pasir yang masih terikut ditandan

kelapa sawit, serta dilakukan dengan proses sterilizer.

b. Sanitasi Ruangan

Sanitasi yang ditarapkan atau dilaksanakan di PT. Muriniwood Indah

Industri (MII) ini, dengan cara menyapu areal perstasiun dengan menggunakan

pelpa daun kelapa sawit, baik dari area stasiun sortasi dengan menggunakan

loader untuk memasukan buah ke loading ramp. Untuk stasiunloading ramp,

stasiun thresser, stasiun klarifikasi, stasiun kernel dan stasiun boiler dengan

menyapuareal stasiun dan menyemprotkan air ke lantai.

c. Sanitasi Peralatan

Sanitasi peralatan yang dilaksanakan di PT. Muriniwood Indah industri

(MII) ini yaitu dengan cara membersihkan alat dengan menggunakan air yang

disemprotkan ke bodi alat dan mengosokan abu ke bodi alat. Peralatan juga

dilakukan pengedrinan atau pembuangan kotoran pasir setiap hari di sand trap

tank.
51

d. Sanitasi Pekerja

Sanitasi pekerja yang diterapkan di PT. Muriniwood Indah Industri (MII)

ini, dilakukan dengan cara mencuci tangan setelah proses pengolahan.Karyawan

diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) seperi sarung tangan, kaca mata,

masker, sepatu aseptik dan helm, sehingga karyawan terhindar dari bahaya pada

saat proses pengolahan berlangsung.

4.1.4.2 Penanganan Limbah

Limbah hasil dari proses produksi yang ada pada PT. Muriniwood Indah

Industri ini terdiri dari limbah padat dan limbah cair.

A. Limbah padat

Limbah padat yang ada pada PT Muriniwood Indah Industri ini berupa

janjang kosong kelapa sawit, cangkang dan fiber.Dimana janjang kosong

diaplikasikan langsung ke perbunan untuk dijadikan pupuk kompos, sedangkan

untuk cangkang dan fiber digunakan sebagai bahan bakar boiler atau pembangkit

tenaga uap.

B. Limbah Cair

Limbah cair dari proses pengolahan minyak sawit di berasal dari kondensad

perebusan dan dari stasiun klarifikasi. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan

organic yang tinggi, tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran

yang besar karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula.

Lumpur (sludge) merupakan lumpur primer yang berasal dari condensed

perebusan dan stasiun klarifikasi sedangkan lumpur sekunder merupakan lumpur

yang telah mengalami proses sedimentasi dimana kandungan bahan organiknya

tinggi yaitu pH 3-5.


52

Limbah cair industri kelapa sawit memiliki kadar air 95 %, 4.5 % padatan

dalam bentuk terlarut / tersuspensi dan 0.5 – 1 % sisanya minyak dan lemak

emulsi. BOD dan COD yang tinggi dari baku mutu limbah cair akan membebani

lingkungan. Oksigen yang terlarut dalam badan air akan digunakan untuk

menguraikan limbah tersebut sehingga akan terjadi defisit oksigen. Setelah terjadi

defisit oksigen, maka akan terjadi perombakan bahan organik yang terdapat pada

limbah industri kelapa sawit secara anaerob.Bahan organik akan diuraikan

menjadi gas metan dan gas karbondioksida serhingga akan mengeluarkan bau

yang tidak enak karena proses anaerob juga akan menghasilkan gas H2S. Tabel

karakteristik limbah cair dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik limbah cair


No Parameter Hasil analisa
1 BOD ( mg / l ) 25.000 ( mg / l )
2 COD (mg / l ) 40.000 ( mg / l )
3 TSS ( mg / l ) 21.270 ( mg / l )
4 Minyak dan Lemak 8.370 ( mg / l )
5 pH 5
6 Temperatur 50 C
Sumber : Hasil Pengujian (2013)

BOD (Biological Oxygen Demand) adalah angka yang menunjukkan

jumlah bahan organik yang terkandung didalam air setara dengan jumlah oksigen

yang dibutuhkan mikroba untuk merombaknya.Jumlah oksigen yang dibutuhkan

mikroba dapat diketahui berdasarkan selisih jumlah oksigen yang diberikan

dengan sisa oksigen terlarut dalam air limbah. COD (Chemical Oxygen Demand)

adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan yang terkandung dalam

limbah untuk proses perombakan secara kimiawi.


53

Secara konvensional pengolahan limbah cair dipabrik kelapa sawit

dilakukan secara biologis dengan menggunakan sistem kolam penampungan

limbah cair, dapat dilihat pada Gambar 34.Limbah cair diproses didalam suatu

kolam anaerobik dan aerobik dengan memanfaatkan mikroba sebagai perombakan

BOD dan menetralisir keasaman cairan limbah.Waktu yang dibutuhkan untuk

merombak bahan organik yang terdapat dalam limbah cair adalah 120 -140 hari.

Gambar 34. Kolam Penampungan Limbah Cair

Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit melalui tahapan –tahapan

sebagai berikut:

1. Final Effluent

Final effluent merupakan hasil buangan akhir dari stasiun kalrifikasi dan

dari kondesad perebusan. Pada final effluent ini bertujuan untuk mengetahui

berapa losiss minyak yang terikut selama proses pengolahan berlangsung. Untuk

final effluent diharapkan memiliki standarlosiss sebesar 0,77%. Setelah berasal

dari final effluent, limbah cair tersebut kemudian dialirkan menuju deoling

pond.Gambar final efluent dapat dilihat pada Gambar 35.


54

Gambar 35.Final Efluent

2. Kolam pemisah minyak (De-oiling Pond)

Air limbah yang berasal dari final effluent dialirkan menuju bak pemisah

minyak, dengan kandungan minyak kurang dari 1 % di air limbah.Gambar kolam

deoling pond dapat dilihat pada Gambar 36.

Gambar 36.Deoling pond

3. Kolam Pengasaman

Tujuan pengasaman yaitu supaya permukaan kolam tidak tertutup

kerak.Suasana asam dan suhu yang masih tinggi menyebabkan minyak

dipermukaan air limbah tetap cair sehingga dapat diambil kembali untuk diolah

lagi kepabrik.Kolam ini memiliki masa retensi 4 hari.


55

4. Kolam Perombakan Anaerobik Primer I & II

Limbah yang berasal dari pemisah minyak diikuti dengan mengalirkan

bahan aktif dari kolam pengasaman kedalam kolam anaerobik primer.Pengubahan

senyawa organik majemuk terjadi disini, menjadi senyawa asam yang mudah

menguap.Bakteri yang berperan adalah bakteri penghasil asam.BOD dan COD

mengalami penurunan dalam suasana netral.Hidrolik retention time dikolam ini

adalah 40 hari.

5. Kolam Perombakan Anaerobik Sekunder I & II

Pada kola mini terjadi perubahan asam yang mudah menguap menjadi

asam asetat kemudian menjadi gas CO, CH dan H2O. Hidrolik retention time

selama 24 hari dengan effisiensi 80 %. Pengolahan limbah secara anaerobik

merupakan proses degradasi senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan

lemak yang terdapat dalam limbah cair oleh bakteri anaerobik tanpa kehadiran

oksigen menjadi biogas yang terdiri dari CH4( 50 – 70 % ), serta N2, H2, H2S

dalam jumlah kecil. Setelah proses anaerobik, dilanjutkan lagi ke pengolahan

limbah secara aerobik. Tabel karakteristik air hasil olahan setelah proses

anaerobik dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik air hasil olahan setelah proses anaerobik


No Parameter Hasil analisa
1 BOD ( mg / l ) 1890 ( mg / l )
2 COD (mg / l ) 3025 ( mg / l )
3 TSS ( mg / l ) 5579 ( mg / l )
4 TDS 7890
5 pH 7
6 Temperatur 30 C
Sumber: Hasil pengujian (2013)
56

6. Kolam Fakultatif

Pada permukaan kolam terjadi oksidasi aerobik, lumpur mengendap didasar

kolam mengalami fermentasi anaerobic.Pada tahap ini terjadi penurunan COD dan

BOD.Retention time selama 8 hari.

7. Kolam aerobik

Pada kolam aerobik ini bakteri memerlukan udara untuk pertumbuhan

maupun respirasi. Dengan retensi selama 14 hari kolam ini dapat meningkatkan

effisiensi perombakan sehingga menurunkan BOD dan COD. Karakteristik air

hasil olahan setelah proses aerobik dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.Karakteristik air hasil olahan setelah proses aerobik


No Parameter Hasil analisa
1 BOD ( mg / l ) 189 ( mg / l )
2 COD (mg / l ) 453.75 ( mg / l )
3 TSS ( mg / l ) 3023 ( mg / l )
4 TDS 6060
5 pH 7
6 Temperatur 30 C
Sumber :Hasil pengujian (2013)

4.1.5 Produksi dan Pemasaran

Jenis produk yang dihasilkan oleh PT Murini Indah Indistri (MII) ini adalah

CPO dan Kernel, dengan kapasitas produksi CPO dan kernel dalam satu hari yaitu

45 ton tandan buah segar (TBS).

Hasil produksi pabrik PT Murini Indah Indistri (MII) ini dipasarkan

didaerah lokal sendiri seperti Dumai Belkin, Bansal Aceh, CLP Pelitung, dengan

menggunakan mobil tanki dengan kapasitas tangki rata-rata 32 ton. Setiap satu

mobil tanki bermuatan 32 ton, dengan rata-rata penjualan 4 mobil tanki perhari,

dengan harga minyak CPO perliter Rp.8000.


57

Penjualan untuk kernel di jual di PT. PAA, PT AD, dan PT IBP dengan

kapasitas penjualan rata-rata 120 ton perhari, dengan harga jual per Kg Rp. 2800.

Alat angkut yang digunakan untuk mengakut kernel yang dihasilkan pabrik

menggunakan truk dengan kapasitas 35 dan 26 ton.

4.1.6 Penelitian dan Pengembangan Produk

Penelitan dan pengembangan produk merupakan suatu hal yang sangat

berperan penting dalam suatu usaha.Penelitian dan pengembangan produk tersebut

bertujuan untuk meningkatkan mutu dari suatu produk yang dihasilkan, serta

dapat mempertahankan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Penelitian

dan pengembangan produk yang dilakukan di PKS PT. Muriniwood Indah

Industri (MII) ini belum ada dilakukan, namun untuk saat ini PKS PT.

Muriniwood Indah Industri (MII) hanya sebagai penyedia bahan baku mentah

yaitu CPO dan kernel yang siap untuk dipasarkan ke perusahaan lain.

4.2. Pembahasan

4.2.1 Pengolahan

Buah yang telah dilakukan sortasi selanjutnya dimasukkan ke dalam loding

ramp, kemudian dimasukan ke dalam lori dengan kapasitas 5 ton yang ditari

dengan captans dan dimasukkan ke dalam sterilizer. PT. Muriniwood Indah

Industri ini memiliki 2 buah sterilizer dengan kapasitas 9 lori dengan suhu 110-

130oCdengan sisteam triple peak.

Perebusan berfungsi untuk menghasilkan buah yang terebus secara optimal

dengan waktu, tekanan dan suhu yang telah disesuaikan. Adapun tujuan dari

perebusan ini yaitu menghentikan perkembangan Asam Lemak Bebas (ALB),

memudahkan pemipilan dan menurunkan kadar air.


58

Setelah proses perebusan selesai maka selanjutnya lori yang berisi TBR

(tandan buah rebus), di keluarkan dengan cara ditarik dengan sling, yang diikat

dengan capstan, kemudian dituangkan ke bunch feaddengan menggunakantippler,

menuju thresser, yang berfungsi untuk memisahkan antara brondolan dan janjang

kosong. Janjang kosong akan masuk ke horizontal empaty bunch menuju ke

bunch hopper, yang akan dimanfatkan sebagai pupuk kompos di areal perkebunan

sedangkan untuk brondolan masuk ke under thresser conveyor, boton cros

conveyor, fruit elevator dan distriburor conveyor dan masuk ke digester

kemudian ke scew press.

Didalam screw press tekanan mencapai 40-45 bar. Proses pengolahan biji

kelapa sawit atau inti dilakukan dengan caramemisahkan cangkang dengan inti

kelapa sawit dengan proses pemecahan. Adapun proses pengolahannya yaitu

dengan cara fiber dan nut yang keluar dari press kemudian masuk ke CBC I dan

2, untukmencacah cake dan memisahkan nut dan fibre, membantu untuk

mendinginkan, mengeringkan cake, melepaskan kandungan air difiber, dan

mempermudah proses pemisahan fiber dan nut. Kemudian masuk ke dalam

deperikarfer, pada proses tersebut fiber akan terhisap oleh cylone fan, dimana

cylone fan ini menimbulkan adanya angin di dalam destoner, sehinggafiber

terhisap ke fiber cylone dan dijatuhkan conveyor horizontal fiber, dan dijadikan

sebagai bahan bakar boiler, sedangkan nut akan masuk ke dalam polishing drum.

Nut yang keluar dari polishing drum akan masuk ke dalam wet nut

conveyor, dimana berdasarkan Bj yang berat material akan jatuh ke bawah,

sedangkan Bj yang ringan akan terhisap oleh pneumatic transport fan, dan masuk

kedalam cylone conveyor, di proses ini fiber yang halus masuk ke


59

destoner,sedangkan nut masuk masuk ke grading drum. Di grading drum ini

terpisah antara nut yang besar, kecil dan sedang, baru masuk ke dalam nut silo.

Nut yang sudah ada di dalam nut silo kemudian masuk ke ripple mill untuk

proses pemecahan, proses pemecahan ini efesiensi ripple mill harus diperhatikan

yaitu 98 %.Nut akanmasuk ke cracked mixture conveyor (CMC) dan cracked

mixture elevator, masuk ke nut split conveyor, trombol inti baru kemudian masuk

dry sparating fan 1.Nut yang berat atau intiakan jatuh kebawah dan masuk ke wet

nut conveyor sedangkan cangkang akan masuk ke LTDS 1.Nut yang masih belum

terpisah akan masuk ke sparating fan 2 dan cangkang pun masih masuk ke LTDS

2 kembali dan intinya pun masuk ke wet nut conveyor, untuk nut yang belum

terpisah, nut masuk lagi ke sparating airlock dan vibrating umpan, di proses ini

fiber kasar yang masih terikut akan terpisah, dan nut akan masuk ke claybath.

Di dalam proses claybath ini ditambahkanya abu dan kalsiumcarbonat yang

berfungsi untuk memisahkan antara inti dan cangkang, sehingga inti berada di

bagian atas dan cangkang berada di bagian bawah, cangkang akan masuk ke wet

shell teransfer fan, shell hoper, shell conveyor dan shell elevator dan dijadikan

bahan bakar boiler, sedangkan inti akan masuk ke wet nut conveyor. Untuk inti

akan masuk ke wet net conveyor, wet net elevator dan masuk ke kernel silo dryer

untuk proses pemasakan, kemudian dilakukan proses pengiriman melalui dry

kernel conveyor, dry kernel transfer fan dan dry kernel conveyor dan KSB (kernel

silo bin).

4.2.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu


60

Pengawasan mutu pangan merupakan suatu program atau kegiatan yang

harus selalu dilakukan dalam dunia industri, yaitu dalam dunia usaha yang

meliputi penyediaan bahan baku, proses produksi, penyimpanan dan pemasaran

produk. Pengawasan mutu berkaitan erat dengan kehidupan konsumen, yaitu

dengan melayani kebutuhan konsumen, memberi penerangan dan pendidikan

konsumen.Selain itu dengan pengawasan mutu pangan yang ketat, dapat

melindungi konsumen terhadap penyimpangan mutu, ketidak adilan mutu,

pemalsuan, penipuan mutu bahkan juga menjaga keamanan konsumen terhadap

kemungkinan mengkonsumsi produk–produk pangan yang berbahaya, beracun,

atau mengandung penyakit (Kurniati, 2009).

Pengawasan mutu yang dilakukan di PT. Muriniwood Indah Industri ini

terdiri dari pengawasan mutu bahan baku, pengawasan mutu proses produksi dan

pengawasan mutu pemasaran. Pengawasan mutu bahan baku yang dilakukan

dengan cara proses sortasi sebelum dilakukanya proses pengolahan yang bertujuan

untuk mengetahui mutu buah yang diterima setiap harinya atau pada saat proses

produksi berlangsung, untuk pengawasan mutu proses produksi, di PT.

Muriniwood Indah Industri sendiri melakukan pengecekan alat yang akan

digunakan untuk proses produksi sebelum pengolahan berlangsung. Serta

melakukan kualiti control dalam proses pengolahan baik dari pengujian air yang

digunakan untuk pengolahan dan pengujian loses baik sampel kering maupun

sampel basah.

Sedangkan untuk pengawasan mutu pemasaran sendiri, pengawasan mutu

dilakukan dengan cara pengecekan kadar air dan kadar kotoran yang ada pada
61

kernel. Dimana standar kadar air kernel yaitu 7% dan kadar kotoran 10%.

Sedangkan pada CPO sendiri kadar air 0,21%, kadar kotoran 0,022% dan untuk

asam lemak bebas (ALB) 4,5%.

Tandan buah sawit yang berkualitas akan menghasilkan Palm Kernel Oil

(PKO)yang bermutu bagus. Bahan baku yang baik memberikan kemungkinan

untuk mendapatkan hasil produksiyang baik bila diproses dengan baik. Selain

mutu yang ada pada bahan baku, persyaratan lain yang diperlukan untuk

mendapatkan hasil pengolahan yang baik yaitu jumlah yang cukup dan waktu

yang tepat. Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak pada

daging buah (mesocarp), pada buah mencapai tingkat kematangan.

4.2.3 Sanitasidan Penanganan limbah

4.2.3.1 Sanitasi

Menurut Elida (2010), sanitasi yaitu pencegahan penyakit dengan cara

menghilangkan atau mengatur faktor lingkungan dengan rantai perpindahan

penyakit. Selain itu juga akan menciptakan kondisi yang aman terhadap bahan

pangan, dan tidak berbahaya bila dikonsumsi, pencegahan terhadap kemungkinan

tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan,

minuman, peralatan yang dapat merusak bahan pangan. Dalam menghasilkan

produk harus menjaga sanitasi produk tersebut. Sanitasi yang perlu di perhatikan

yaitu:

d. Sanitasi Bahan Baku

Untuk mempertahankan mutu dari produksi kernel, maka sanitasi harus

dilakukan dari awal produksi.Bahan baku yang masuk harus dilakukan sortasi

terlebih dahulu untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan mutu dan
62

bebas dari cemaran fisik. Pada proses sanitasi ini dilakukan dengan cara proses

perebusan atau sterilizer.

e. Sanitasi Ruangan

Menurut Elida (2010), ruangan yang baik adalah ruangan yang memberikan

kenyamanan pada saat proses produksi. Untuk itu ruangan yang di gunakan

mengolah harus dijaga sanitasinya dengan cara menyapu dan membersihkan

sebelum dan sesudah pengolahan.

Kebersihan ruangan produksi akan memberikan kenyamanan sehingga akan

memperlancar produksi. Ruangan produksi yang harus diperhatikan atau

dibersihkan yaitu stasiun penerimaan buah, stasiun thresser, stasiun press, stasiun

klarifikasi, stasiun kernel.Sanitasi yang dilakukan untuk stasiun penerimaan buah

dilakukan dengan menggunakan loader, untuk mendorong buah masuk kedalam

loding ramp, disamping itu juga dilakukan dengan menyapu area sekitarnya.

Sedangkan sanitasi yang dilakukan untuk stasiun lainnya seperti stasiun

thresser, stasiun press, stasiun clarifikasi, stasiun kernel, dilakukan dengan cara

menyapu area dan menyemprotkan dengan air.

f. Sanitasi Peralatan

Menurut Elida (2010), sanitasi alat yaitu memastikan semua alat yang

digunakan telah dicuci bersih dengan deterjen dan bilas dengan air bersih. Hal itu

dilakukan sebelum maupun setelah proses produksi.

Sanitasi peralatan yang dilakukan di PT. Muriniwood Indah Industi (MII),

di lakukan dengan cara menyemprotkan air dengan tekanan yang disemprotkan

ke bodi alat dengan mengunakan abu sisa pembakaran, sedangkan untuk peralatan

labor di bersihkan dengan larutan heksan dan deterjen.


63

g. Sanitasi Pekerja

Menurut Elida (2010), sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan cara pekerja

harus mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum maupun

sesudah pengolahan, harus menggunakan tutup kepala, memakai sarung tangan,

memotong kuku, dan tidak boleh memakai perhiasan pada saat bekerja.

Di PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII), sanitasi pekerja sudah cukup

baik dimana pekerja telah menggunakan helm untuk menghindari adanya benda-

benda jatuh yang akan membahayakan pekerja, sarung tangan, kaca mata, sepatu

aseptik, masker dan melakukan mencuci tangan sesudah selesai bekerja,

dikarenakan masing- masing stasiun dekat dengan air kran.

4.2.3.2 Penanganan Limbah

Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industry maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim

disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, air wc dan air

buangan dari berbagai aktivitas domestiklainnya (Wikipedia, 2010).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah,

kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.Untuk mengatasi

limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.

Limbah yang dihasilkan dalam pengolahan buah kelapa sawit yaitu limbah

padat, cair.Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit cukup

besar, sehingga dapat menjadi pencemar bagi lingkungan apabila tidak dikelola

dengan baik. Namun jika ditangani dengan baik, limbah sawit juga dapat

dimanfaatkan oleh pabrik, masyarakat.


64

Proses pencemaran udara dari semua spesies kimia yang dimasukkan atau

masuk ke atmosfer yang bersih dosebut kontaminan. Kontaminan pada

konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negative terhadap

penerima (receptor), bila ini terjadi, kontamian atau cemaran. Cemaran udara

diklasifikasikan menjadi 2 katagori yaitu menurut cara cemaran masuk atau

dimasukkan ke atmosfer yaitu cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran

primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran.

Cemaran sekunder merupakan cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di

atmosfer (Wikipedia, 2010).

4.2.4 Produksi dan Pemasaran

Jenis produk yang ada di PT. Muriniwood Indah Industri ini terdiri dari

minyak CPO dan inti kelapa sawit atau kernel, dikarenakan perusahaan tersebut

hanya sebagai penyedia bahan baku, dimana produk selanjutnya akan dipasarkan

ke PT lain yang masih satu perusahaan dengan PT. Muriniwood Indah Industri

(MII).

Proses pemasaran dipasarkan ke Dumai Belkin, Bansal Aceh, CLP Pelitung,

dengan menggunakan mobil tanki dengan kapasitas tangki rata-rata 32 ton, dalam

setiap satu mobil tanki bermuatan 32 ton, dengan rata-rata penjualan 4 mobil tanki

perhari, dengan harga minyak CPO perliter Rp.8000.

Sementara penjualan untuk kernel di jual di PT . PAA, PT AD, dan PT IBP

dengan kapasitas penjualan rata-rata 120 ton perhari, dengan harga jual per Kg

Rp. 2800. Alat angkut yang digunakan untuk mengakut kernel yang dihasilkan

pabrik menggunakan truk dengan kapasitas 35 dan 26 ton.


65

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII), merupakan pabrik pengolahan

buah sawit menjadi minyak CPO dan kernel.

2. Bahan baku yang digunakan untuk proses pengolahan kernel adalah buah

sawit yang matang seperti kriteria yaitu kriteria 3 set.

3. Pengolahan minyak kernel dimulai dari proses penerimaan barang di

stasiun penimbangan, sortasi, perebusan, pembantingan, pengempaan

buah, klarifikasi, penimbunan minyak dan pengolahan kernel.

4. Pengawasan mutu yang dilakukan di PKS PT. Muriniwood Indah Industri

ini yaitu dengan melakukan sortasi buah yang baru datang dari kebun,

melakukan pengujian terhadap hasil produksi baik berupa pengujian kadar

air, kotoran, ALB baik hasil produksi yang disimpan dan produk yang

akan dipasarkan.

5. Sanitasi yang dilakukan di PKS PT. Muriniwood Indah Industri dengan

cara membersihkan areal pengolahan menggunakan sapu maupun dengan

penyemprotan di areal masing-masing stasiun. Sanitasi peralatan

dilakukan dengan cara menggosok alat dengan menggunakan abu bekas

bakaran boiler ke bodi alat.

5.2. Saran

1. Proses pengolahan sebaiknya dilakukan berdasarkan sanitasi yang baik

sehingga dihasilkan produk akhir yang berkualitas baik.


66

2. Sebaiknya pengawaan mutu lebih diperhatikan kembali, sehingga

diperoleh produk yang lebih berkualitas baik.

3. Sebaiknya proses pemeriksaan alat pengolahan lebih diperhatikan

kembali, sehingga pada saat proses pengolahan dapat berjalan dengan

baik.

4. Untuk keselamatan kerja karyawan lebih ditekan kembali, sehingga

kesehatan karyawan perlu penjaminan.


67

DAFTAR PUSTAKA

Anindito, I, A. 2007.Industri Kelapa Sawit dan Minyak Goreng Sawit. Universitas


Islam. Jakarta

Derom, B. 2013.Indonesia masih jadi produsen CPO terbesar


dunia.http://www.investor.co.id/home/indonesia-masih-jadi-produsen-cpo-
terbesar-dunia/56652.(8 juli 2013).

Elida, M. 2007. Sanitasi dan Keamanan Pangan.Bahan ajar berbasis multimedia.


Politeknik Pertanian Universitas Andalas.

Elida, M. 2010. Sanitasi dan Keamanan Pangan.BKPM. Politeknik


PertanianUniversitas Andalas. Payakumbuh

Fauzi, Y. Widyastuti, YE. Satyawibawa, I dan Hartono, R .2005. Kelapa Sawit


Budidaya Femanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha Dan Pemasaran.
Penebar Swadaya. Jakarta. 168 Hal.

Kataren.1986. Penghantar Teknologi Lemak dan Minyak.UI-Press. Jakarta

Kurniati, N. 2009. Proses pengolahan Kue Sapik di Perusahaan Blossom Coklat


Candy N Cookies Andalas dan Proses Pengolahan Sagun Bakar di
Perusahaan Kue Kering Bundo Parak Gadang Padang. Politeknik Pertanian
Universitas Andalas. Payakumbuh.

Muchtadi, T, R. Sugiyono. Ayustaningwarno, F . 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan


Pangan. Albeta. Bandung.

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis Dari


Hulu Hingga Hilir. Penebar swadaya. Jakarta. 411 Hal.

Prabowo, Indra Harimurti Sartono. 2009. pengelolaan kelapa sawit (elaeis


guineensis jacq.) di pt. eramitra agro lestari, bakrie sumatera plantation,
jambi (dengan aspek khusus pemanenan).institut pertanian bogor.

Rocy, 2012.Water Treatment.http://royc5.wordpress.com/2012/10/29/modul-


water-treatment/.8 juli 2013.

Satyawibawa, Widyastuti. 1992. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan


Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setyamidjaja. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius.Yogyakarta.

Sormin, Kristanto, Sarwoko. 2009. Laporan Praktek Lapangan Calon Asisten


PKS Angkatan ke IV. Ciliandra Perkasa Group.
68

Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit.


Penebar Swadaya. Jakarta. 83 Hal.

Wikipedia. 2010. Limbah. http://id.wikipedia.org. juni 2011

Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai