PENDAHULUAN
Dalam melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan,
dibutuhkan beberapa kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan
didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan demikian perlu dihitung
berapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi.
Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku yang akan disiapkan.
Berdasarkan hal tersebut maka akan didapat luas lantai receiving (gudang bahan baku)
model tumpukan dan rak.Tumpukan digunakan untuk material yang rata-rata mempunyai
dimensi yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukan kedalam suatu
wadah/tempat tertentu. Sedangkan untuk material yang menggunakan model
penyimpanan menggunakan rak, digunakan untuk material yang berdimensi kecil.
Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan
dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan. Perhitungan
luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan
memperhatikan segala fasilitas pendukungnya.
Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan
ongkos material handling (OMH) antar Departemen, sesuai dengan luas lantai hasil
perhitungan.
PEMBAHASAN
Luas lantai adalah suatu tabel yang berisi rincian kebutuhan luas tanah/luas pabrik
untuk aktivitas dari bagian produksi, bagian penyimpanan/gudang bahan baku
(receiving) dan produk jadi (warehouse), kantor taman dan kelengkapan lain. Suatu
kelonggaran biasanya ditambahkan untuk ruang gerak operator, gang dan dinding-
dinding.
Salah satu persoalan besar dalam perencanaan tempat kerja adalah perancangan yang
tepat dari setiap tempat kerja agar efisiensinya optimum, dan kemudian disesuaikan ke
dalam aliran total atau keseluruhan.
Pusat produksi terdiri dari satu mesin ditambah seluruh peralatan yang
perlu seperti area kerja operator, area perawatan (maintenance), dan area
penyimpanan.
2. Converting
Model atau template diletakkan pada tata letak yang diperoleh dari estimasi,
konfigurasi umum, dan luas lantai yang dibutuhkan.
2
4. Space Standards
Alat angkut
Cara pengangkutan
Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk atau dirak)
Aliran bahan
Pada semua hal diatas harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan
menambah harga allowance (kelonggaran) tertentu. Dengan demikian perlu dihitung
beberapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi yang
didasarkan pada:
Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai
bagian produksi, yang meliputi:
3
Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan
ongkos material handling (OMH) antar Departemen, sesuai dengan luas lantai hasil
perhitungan.
Dalam mendesain letak fasilitas, yang perlu diperhatikan juga adalah penempatan
fasilitas pendukung operasi seperti gang, tangga, perkantoran, cafeteria, ruang alat-alat,
gudang bahan, kamar mandi, dan rak administrasi.
Fasilitas produksi hendaknya diatur hingga menjadi fasilitas yang fleksibel dan
dapat menyesuaikan diri dengan pertimbangan terjadinya perubahan bentuk operasi yang
mungkin akan terjadi.
Keamanan
Kebutuhan-kebutuhan Ruangan
Luas lantai gudang bahan baku (Receiving) adalah luas lantai yang dipergunakan
untuk menyimpan bahan baku atau material yang akan digunakan dalam produksi. Luas
lantai gudang bahan baku terbagi menjadi dua model, yaitu model Tumpukan dan model
Rak. Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku digudang, maka
diperlukan gambar bagaimana cara penyimpanan material tersebut (baik model
Tumpukan maupun model Rak), sehingga luas lantai yang dipakai sesuai dengan hasil
perhitungan. Ruangan gambar yang dibuat harus memberi penjelasan mengenai:
Data yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai gudang barang jadi
(Shipping) antara lain adalah: nomor komponen, nama komponen dan tipe barang jadi.
Langkah-langkah perhitungan luas lantai gudang barang jadi adalah sebagai berikut:
a. Tentukan ukuran kemasan yaitu ukuran atau dimensi dari kemasan untuk tempat
produk jadi perusahaan.
b. Tentukan produksi jadi per satuan periode, yaitu produk yang dihasilkan untuk
periode tertentu didasarkan pada produksi per jam dari perusahaan.
c. Tentukan volume kemasan total, yaitu volume kebutuhan untuk produk jadi per
periode tertentu.
d. Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang dibutuhkan berdasarkan volume kemasan.
e. Tentukan allowance.
f. Tentukan total luas lantai.
Luas lantai mesin (pabrikasi dan assembling) juga perlu perhitungan dalam
perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan luas lantai antara lain adalah:
Pada luas lantai mesin juga perlu diperhatikan luas toleransi dan allowancenya.
Luas toleransi diberikan untuk jalannya aliran produksi sehingga tidak mengalami
kesulitan sewaktu proses produksi berjalan, dan luas allowance diberikan untuk jalannya
alat-alat pengangkut bahan dan barang.
Kode, nama komponen, tipe bahan, ukuran pakai dan ukuran terima dapat dilihat
dari deskripsi OPC.
5
Menentukan produksi/jam, yaitu dilihat dari routing sheet ds-nya
Material/jam = produksi per jam potongan material.
Material 10 hari = material per jam x 10 hari x 8 jam kerja.
Menghitung volume unit dari ukuran terima (d x p).
Volume kebutuhan = vol. Unit x material 10 hari.
Menentukan tumpukan bahan baku dengan memperhitungkan jumlah material 10
hari dan ukuran terima tinggi maksimum adalah 2,0 m..
Luas lantai = luas lantai + total allowance
Kode, nama komponen, tipe bahan, ukuran pakai dan ukuran terima dapat dilihat
dari deskripsi OPC.
Karena pada pembuatan produk dilakukan pembuatan layout pabrik dengan tipe
layout by product maka departemen akan diposisikan sesuai dengan komponen
pembentuknya, yaitu produknya. Dalam melakukan perhitungan luas lantai departemen
pabrikasi ini maka diperlukan data mentah berupa luas masingmasing jenis mesin dan
jumlah mesin yang dipergunakan.
Satu kantor yang luas merupakan unit kerja yang lebih efisien daripada sejumlah
ruangan-ruangan kecil dengan luas yang sama, karena memudahkan pengawasan,
komunikasi lebih lancar, cahaya dan ventilasi bisa lebih baik.
Jarak meja dengan kursi minimal 45cm.
7
Jarak antar meja dengan meja atau dengan tembok berkisar antara 60 sampai
dengan 90cm.
Untuk menghindari kebisingan, maka peralatan seperti mesin tik dan mesin stensil
sebaliknya terpisah.
Ketentuan khusus dalam menentukan luas lantai perkantoran adalah sebagai berikut:
Kondisi ideal untuk perbandingan tenaga kerja tak langsung dengan tenaga kerja
langsung berkisar antar 1 : 6 sampai 1 : 10. untuk ukuran luas lantai, pada level
organisasi pertama 5 x 5 m, level organisasi keempat dalam satu ruangan dengan
luas per orang 2 x 2 m.
Besar luas perkantoran menentukan tiga faktor keleluasaan dan kenyamanan gerak
karyawan dalam melakukan aktivitasnya.
Besarnya luas lantai fasilitas ini disesuaikan dengan kebutuhan dari kegiatan
produksi. Sebagai contoh apabila sebuah perusahaan manufaktur yang berskala besar
yang mempunyai hasil limbah dan tidak dapat didaur ulang langsung, maka diperlukan
suatu fasilitas khusus untuk mengatasi permasalahan ini. Selain itu juga diperlukan
fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, seperti areal pertambangan, daerah parkir, daerah
kantin dan lain sebagainya. Tetapi dilain hal, penentuan jumlah dan jenis fasilitas yang
diperlukan ini haruslah dilakukan suatu prioritas terhadap alternatif-alternatif yang ada.
Dan tidak perlu dilupakan satu hal bahwa lokasi atau adanya fasilitas ini bukanlah
merupakan faktor yang mutlak harus ada dalam suatu perusahaan baik dari segi kuantitas
maupun jenis fasilitasnya.
Berapa total luas lantai yang diperlukan untuk proses produksi rak buku.
8
Untuk mengetahui luas lantai gudang bahan baku model tumpukan dan rak untuk
produk rak buku, mengetahui luas lantai mesin untuk produksi rak buku, dan
mengetahui luas lantai gudang barang jadi produk rak buku.
9
PETA PROSES OPERASI
NAMA OBYEK : RAK BUKU
NOMOR PETA :1
DIPETAKAN OLEH : KELOMPOK 3
TANGGAL DIPETAKAN : 8 OKTOBER 2013
(23,5 x 23,5 x 1 cm) (33,5 x 33,5 x 1 cm) 2/3(39,5 x 39,5 x 1 cm) 1/3(39,5 x 39,5 x 1 cm) (49,5 x 49,5 x 1 cm) (56 x 56 x 1 cm) (66 x 66 x 1 cm) (91 x 31 x 1 cm) (91 x 31 x 1 cm) (91 x 31 x 1 cm)
Lingkaran 7 (2) Lingkaran 6 (2) Lingkaran 5 Lingkaran 4 Lingkaran 3 (2) Lingkaran 2 (2) Lingkaran 1 (2) Kaki 3 Kaki 2 Kaki 1
(22,5 x 22,5 x 1 cm) (32,5 x 32,5 x 1 cm) 2/3(38,5 x 38,5 x 1 cm) 1/3(38,5 x 38,5 x 1 cm) (48,5 x 48,5 x 1 cm) (55 x 55 x 1 cm) (65 x 65 x 1 cm) (90 x 30 x 1 cm) (90 x 30 x 1 cm) (90 x 30 x 1 cm)
4,18' Mengukur 4,8' 4,21' Mengukur 4,62' Mengukur 1,98' Mengukur 5,45' Mengukur 3,79' Mengukur 4,89' Mengukur 4.62' Mengukur
1,02' Mengukur O-28 Mengukur O-21 O-17 O-13 O-9 O-5 O-1
O-35 O-32 O-25 (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi)
0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0% (Mj.Fabrikasi) 0%
Memotong 0,88' Memotong 4,2' Memotong 3,56' Memotong 3,57' Memotong 5,7' Memotong 5,33' Memotong 5,7' Memotong 5,42' Memotong 6.02' Memotong
0,67' O-36
0-21 O-33 O-29 O-26 O-22
0-21 O-18 O-14 O-10 O-6 0-21
O-2
45,55% (Mesin Potong) 57,54% (Mesin Potong) 71,58% (Mesin Potong) 85,79% (Mesin Potong) 69,21% (Mesin Potong) 65% (Mesin Potong) 63,2% (Mesin Potong) 47,85% (Mesin Potong) 47,85% (Mesin Potong) 47,32% (Mesin Potong)
2,56' Meratakan 3,4' Meratakan 1' Meratakan 3,14' Meratakan 3,3' Meratakan 5,27' Meratakan 7,49' Meratakan 5,42' Meratakan 5,35' Meratakan 4,01' Meratakan
O-37 O-34 O-30 O-27 O-23 O-19 O-15 O-11 O-7 O-3
2,36% (Mesin Serut) 2,15% (Mesin Serut) 1,82% (Mesin Serut) 1,82% (Mesin Serut) 1,35% (Mesin Serut) 1,31% (Mesin Serut) 1,28% (Mesin Serut) 0,76% (Mesin Serut) 0,76% (Mesin Serut) 0,75% (Mesin Serut)
0,48' Melubangi 1,19' Melubangi 1,23' Melubangi 0,51' Melubangi 1,58' Melubangi 2,03' Melubangi 2' Melubangi
O-31 O-24 (Mesin bor) 0,07% O-20 (Mesin bor) O-16 (Mesin bor) 0,02% O-12 O-8 (Mesin bor) O-4
0,06% (Mesin bor) 0,09% 0,02% (Mesin bor) 0,02% 0,02% (Mesin bor)
Engsel (2)
Perakitan 1
10,33'
O-38 (Mj. Assembling +
0%
Obeng)
Engsel (2)
Perakitan 2
10,18'
O-39 (Mj. Assembling +
0%
Obeng)
Sekrup 2 cm (2)
2,59' Perakitan 3
0% O-40 (Mj. Assembling +
Obeng)
11,54' Perakitan 4
0% O-41 (Mj. Assembling +
Obeng)
Perakitan 5
3,52' (Mj. Assembling +
0% O-42
Obeng)
0,083' Perakitan 6
O-43
0% (Mj. Assembling)
Perakitan 7
3,27'
O-44 (Mj. Assembling +
0%
Obeng)
1' Perakitan 8
O-45
0% (Mj. Assembling)
0,5' Perakitan 9
O-46
0% (Mj. Assembling)
Ringkasan
Waktu
Kegiatan Jumlah
(Menit)
Operasi 46 173,583
Pemeriksaan 1 1
Total 47 174,583
10
11
Gambar 2. Multi Product Process Chart (MPPC) Rak Buku
12
Contoh perhitungan luas lantai model tumpukan komponen kaki 1:
3. Kolom 6 berisi jumlah bahan yang disiapkan dalam 1 minggu, data ini diperoleh
dari routing sheet dan merupakan hasil pembulatan. Pembulatan dilakukan karena
dalam pemesanan bahan baku komponen utama tidak memungkinkan untuk
pembelian dalam jumlah desimal. Selain itu, komponen utama merupakan bahan
baku yang akan diproses sendiri dan memiliki ukuran yang relatif besar sehingga
periode yang digunakan dalam jangka waktu 1 minggu. Sehingga tidak terlalu
banyak tumpukan dibandingkan dalam jangka waktu 1 bulan.
• Bahan/Minggu = 58 x 5 = 290
13
5. Kolom 8 berisi tinggi tumpukan yaitu sebesar 1 meter. Penentuan tinggi maksimal
tumpukan dimaksudkan agar komponen yang letaknya di bawah tumpukan tidak
mengalami kerusakan. Komponen utama merupakan salah satu elemen yang
penting dalam proses produksi, sehingga apabila mengalami kerusakan akan
menghambat proses produksi dan target produksi tidak dapat tercapai.
7. Kolom 10 berisi kelonggaran atau toleransi yang diberikan agar proses produksi
berjalan dengan lancar. Kelonggaran ditentukan dengan mempertimbangkan
faktor operator, mesin, dan bahan baku. Sehingga dalam pemindahan bahan baku,
operator tidak akan mengalami kesulitan dan kualitas bahan baku tetap terjamin.
8. Kolom 11 berisi total luas lantai yang diperlukan untuk komponen utama.
14
• Produk/Minggu = 30 x 5 x 5 = 750 unit
3. Kolom 7 berisi jumlah komponen yang harus tersedia dalam 1 minggu sesuai
dengan pemesanannya, karena komponen tambahan sekat pemesanannya
dilakukan dengan lot for lot maka jumlah unit tersedia sama dengan volume
pemakaian. Perbedaan terletak pada komponen tambahan sekrup, dimana
memiliki lot size 50 sekrup dalam 1 box pada setiap kali pemesanan.
4. Kolom 8 berisi jumlah komponen tambahan yang harus tersedia selama 4 minggu.
Komponen tambahan memiliki perbedaan pada perhitungan luas lantai bahan
baku model tumpukan, karena periode yang digunakan pada perhitungan luas
lantai model rak adalah 4 minggu atau 1 bulan. Hal tersebut dikarenakan
komponen tambahan memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga penggunaan
ruangan pada gudang bahan baku tidak terlalu besar. Selain itu juga dikarenakan
komponen tambahan tidak diproduksi sendiri dalam perusahaan, sehingga
persediaan sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi.
5. Kolom 9 berisi volume material dari komponen tambahan sekat. Rumus volume
yang digunakan adalah rumus balok. Hal tersebut dikarenakan bentuk sekat yang
seperti balok. Satuan perlu dikonversi ke dalam satuan m3 (meter kubik) karena
mengacu pada satuan internasional (SI).
• Kolom 12 berisi kelonggaran atau toleransi yang diberikan agar proses produksi
berjalan dengan lancar. Kelonggaran ditentukan dengan mempertimbangkan
faktor operator, mesin, dan bahan baku. Sehingga dalam pemindahan bahan baku
komponen tambahan, operator tidak akan mengalami kesulitan dan kualitas bahan
baku tetap terjamin. Pemberian kelonggaran diasumsikan 100% untuk area
pengambilan yang dilakukan oleh operator sedangkan sisanya 100% untuk gang
sehingga aliran bahan tetap lancar.
• Kolom 11 berisi total luas lantai yang diperlukan untuk komponen tambahan.
16
Contoh perhitungan luas lantai mesin meja fabrikasi:
2. Kolom 5 berisi luas lantai mesin tanpa toleransi dan allowance. Luas lantai ini
menggunakan rumus persegi panjang.
3. Kolom 6 berisi luas seluruh mesin berdasarkan jumlah mesin yang akan
digunakan pada multi product process chart (MPPC).
4. Kolom 7 berisi toleransi yang diberikan karena sebelum mesin melanjutkan proses
selanjutnya biasanya terdapat bahan baku yang letaknya dekat dengan mesin
tersebut. Luas toleransi diberikan untuk jalannya aliran produksi sehingga tidak
mengalami kesulitan sewaktu proses produksi berjalan.
17
menjalankan mesin tersebut sedangkan sisanya 100%
(gang).
6. Kolom 9 berisi total luas departemen berdasarkan luas seluruh mesin, toleransi
bahan, dan allowance.
• Berdasarkan hasil tersebut, maka luas area yang dibutuhkan untuk proses
pengukuran dengan meja fabrikasi adalah sebesar 280 m2.
(gang).
6. Kolom 9 berisi total luas departemen berdasarkan luas seluruh mesin, toleransi
bahan, dan allowance.
• Berdasarkan hasil tersebut, maka luas area yang dibutuhkan untuk proses
pengukuran dengan meja fabrikasi adalah sebesar 280 m2.
18
Perhitungan luas lantai gudang barang jadi produk rak buku:
1. Data nama produk (kolom 1) dan ukuran produk (kolom 2) dapat diperoleh dari
data penunjang.
2. Kolom 3 berisi volume produk jadi rak buku. Bentuk rak buku diasumsikan
seperti limas. Maka persamaan yang digunakan yaitu:
3. Kolom 4 berisi total produk jadi yang dapat dibuat dalam jangka waktu 1 minggu.
dalam 1 minggu.
terjamin.
6. Kolom 7 berisi luas lantai yang digunakan untuk menyimpan barang jadi.
19
7. Kolom 8 berisi allowance yang diberikan terhadap area penyimpanan barang jadi.
Allowance yang digunakan yaitu 200% dimana 100% diperuntukkan bagi area
operator yang menyimpan atau mengangkut barang jadi sedangkan sisanya 100%
digunakan sebagai jalannya alat-alat pengangkut barang jadi (gang).
8. Kolom 9 berisi total luas lantai yang digunakan untuk menyimpan barang jadi
meliputi allowance.
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Luas lantai adalah suatu tabel yang berisi rincian kebutuhan luas tanah/luas pabrik
untuk aktivitas dari bagian produksi, bagian penyimpanan/gudang bahan baku
(receiving) dan produk jadi (warehouse), kantor taman dan kelengkapan lain.
Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai
bagian produksi, yang meliputi:
Receiving (gudang bahan baku model tumpukan dan rak).
Pabrikasi dan assembling (mesin dan peralatan).
Shipping (gudang barang jadi untuk kemasan isi dan kemasan kosong).
Metode untuk menentukan luas lantai antara lain :
Production Centered Method: Pusat produksi terdiri dari satu mesin
ditambah seluruh peralatan yang perlu seperti area kerja
operator, area perawatan (maintenance), dan area penyimpanan.
Production Centered Method: Pusat produksi terdiri dari satu mesin
ditambah seluruh peralatan yang perlu seperti area kerja
operator, area perawatan (maintenance), dan area penyimpanan.
Converting Kebutuhan area yang sekarang dikonversikan untuk
kebutuhan layout yang direncanakan. . Metode ini biasa
digunakan untuk departemen pendukung dan gudang bahan baku.
Roughed Out Layout: Model atau template diletakkan pada tata letak
yang diperoleh dari estimasi, konfigurasi umum, dan luas lantai yang
dibutuhkan.
Space Standards: Luas lantai berdasarkan standar yang sudah ditetapkan,
untuk industri-industri standar seperti pabrik kimia. Standar yang dipakai
biasanya berdasarkan penggunaannya yang berhasil di masa lampau.
Standar yang diambil harus diteliti dengan cermat dan dibandingkan
dengan layout yang sekarang.
Ratio Trend and Projection: Menetapkan perbandingan meter persegi dari
suatu faktor yang dapat mengukur dan memprediksi tata letak yang
akan diusulkan. Misalnya : m2/kapasitas, m2/jam kerja.
21
Ringkasan akhir luas lantai
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon, Ronny. “Perancangan Tata Letak Pabrik Pada Industri Sepatu Kulit
(Studi Kasus: Perusahaan Sepatu Yoesani Shoes, Toboh Baru Padang Pariaman
Sumatera Barat)”. [Online] Available http://repository.unand. ac.id/7059/1/IMG. pdf.
Tugas Akhir Universitas Andalas Padang, 2010. (Diakses 13 maret 2011)
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. “Teknik Perancangan Sistem Kerja”. Edisi ke dua, halaman
23-25, 30-34. ITB, Bandung. 2006.
23
24