Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI

PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN


( Paraffin Cair, Na. Lauril Sulfat 0,01%, 0,05%, 0,1%)

Di susun oleh :

Nama : Erna Suryani 150485

Prisna Octaviani C 150486

Christine Cinthya R 150487

Tri Mulyani 150508

Tanggal Praktikum : 17 November 2016

Hari : Kamis

Dosen Pembimbing : Sisca Devi, S. Farm., Apt

Fransisca Gloria, S. Farm.,Apt

LABORATORIUM FISIKA FARMASI

AKADEMI FARMASI THERESIANA

SEMARANG

2016
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami konsep tegangan permukaan dengan
baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tegangan permukaan pada air, Na Lauril
Sulfat 0,01%, 0,05%, 0,1%, dan Paraffin Cair dengan menggunakan metode kenaikan
pipa kapiler dengan baik dan benar.
3. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tegangan
permukaan dengan baik dan benar.

II. DASAR TEORI


Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-
olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik
antar partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul
ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah.
Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul.
Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada
dalam keadaan tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004).

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua
fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada adhesi
antara cairan dan udara (Hamid, 2010).
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

1. Metode kenaikan kapiler


Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui
suatukapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk
mengukur tegangan antar muka.
2. Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan
ataupuntegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskansuatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan
permukaan atautegangan antar muka dari cairan tersebut (Atfins, 1994).

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada
permukaan cairan berbentuk lapisan monomolekular yang disebut dengan molekul surfaktan.
Faktor-faktor yang menpengaruhi :

1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya
energi kinetik molekul.

2. Zat terlarut (solute)


Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan
permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan
membentuk lapisan monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan,
zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.

3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.(Douglas, 2001).
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan
permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk
droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu
lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa serangga dapat berjalan diatasnya (Suminar,
2001).
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam
anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan
senyawa organik tertentu antara lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan
emulgator akan menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada
bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur (Mawarda,
2009).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan

Pipa kapiler Air

Beaker glass Air Es

Stopwatch Na Lauril Sulfat 0,01%

Piknometer Na Lauril Sulfat 0,05%

Termometer Na Lauril Sulfat 0,1%

Mistar Paraffin Liquidum

Labu takar

Timbangan Analitik Digital


IV. CARA KERJA
1. Menentukan Kerapatan Zat Cair (Air, Paraffin Liquidum, dan Natrium
Lauryl Sulfat 0,01%, 0,05%, 0,1%)

Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama



Diisi piknometer dengan air hingga penuh, lalu rendam dalam air es hingga
suhu ± 20 C di bawah suhu percobaan

Ditutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik sampai
mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer

Dibiarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar

Air yang menempel diusap dengan tissue, ditimbang pikno dengan seksama

Dilihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu pencobaan yang digunakan
untuk menghitung volume air = volume piknometer

Cara Perhitungan :
Bobot piknometer + air = A (gram)
Bobot piknometer kosong = B (gram) –

Bobot air = C (gram)

Kerapatan air pada suhu pencobaan (tabel) =  air

C (gram)
Volume piknometer (Vp) =
 air (gram/ml)

Dilakukan langkah yang sama dalam menentukan kerapatan paraffin liquidum dan
Na Lauril Sulfat 0,01%, 0,05%, 0,1%
2. Menentukan Ketinggian Zat Cair dalam Pipa Kapiler

Zat cair dimasukkan sampai 40 ml dalam beakerglass



Dimasukkan pipa kapiler dalam beakerglass

Diukur tinggi kenaikan zat melalui pipa kapiler dengan milimeterblock

Ulangi percobaan untuk zat cair Paraffin Liquidum, dan Na Lauryl Sulfat 0,01%,
0,05%, 0,1%, dan lakukan replikasi sampai 3x

Hitung tegangan muka masing-masing untuk zat cair dengan rumus yang ada
Tegangan Muka= ½ . r . h . d . g

V. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA SERTA GRAFIK


Tabel Volume Piknometer

Kelompok Volume Piknometer

I II

1 24,9598 ml 24,0746 ml

2 25,0594 ml 24,4443 ml

3 24,3937 ml 24,5885 ml

4 29,0768 ml 26,4697 ml
Tabel Kerapatan Zat Cair

kel Paraffin cair Na.Lauryl Na.Lauryl Sulfat Na.Lauryl Sulfart


Sulfat 0,1% 0,05% 0,01%

1 2 1 2 1 2 1 2

1 - - - - - - 0,9887 0,9984
g/ml g/ml

2 - - - - 0,9801 0,9966 - -
g/ml g/ml

3 - - 0,9969 0,9972 - - - -
g/ml g/ml

4 0,7155 0,8012 - - - - - -
g/ml g/ml
Tabel Tinggi Kenaikan Dalam Pipa Kapiler

kel Air (cm) Paraffin cair Na Lauryl Na Lauryl Na Lauryl


(cm) Sulfat Sulfat Sulfat
0,1%(cm) 0,05%(cm) 0,01%(cm)

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2,4 2,4 2,5 - - - - - - - - - 3,0 2,7 3,0

2 2,5 2,9 2,7 - - - - - - 2,4 2,4 2,6 - - -

3 3,5 3,0 3,0 - - - 2,5 2,5 2,5 - - - - - -

4 3,0 3,0 3,4 2,7 2,7 2,6 - - - - - - - - -


Tabel Tegangan Permukaan

No Nama Zat Kerapatan (g/ml) Tegangan Permukaan (dyne/cm)

Pikno 1 Pikno 2 Rumus ½ r.d.h.g Rumus ratio

1 Na.Lauryl 0,9887 0,9984 80,8390 81,6321 86,0139 86,8610


Sulfat 0,01%

2 Na. Lauryl 0,9801 0,9966 68,1615 69,3090 65,6049 66,7092


Sulfat 0,05%

3 Na.Lauryl 0,9969 0,9972 70,2668 70,2879 57,7604 57,7778


Sulfat 0,1%

4 Paraffin Cair 0,7155 0,8012 53,8110 60,2736 44,6550 50,0042


VI. PEMBAHASAN
Tegangan muka adalah gaya yang terjadi pada permukaan suatu cairan yang
menghalangi ekspansi cairan tersebut. . Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik
antar partikel sejenis ( adhesi ) didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam
cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya
yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja
pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. Tegangan ini
disebut dengan tegangan permukaan. Gaya ini dapat diamati melalui kenaikan cairan
biasa dalam pipa kapiler. Hal inilah yang dipakai untuk menentukan tegangan
permukaan dalam praktikum, yaitu metode kenaikan kapiler. Zat cair yang diamati
adalah Paraffin liquidum; Na lauril sulfat 0,01%; Na lauril sulfat 0,05%; Na lauril
sulfat 0,1%.
Tegangan muka dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Konsentrasi zat
Semakin tinggi konsentrasi zat, maka tegangan permukaannya akan lebih tinggi.
2. Jenis zat
Jenis zat akan berpengaruh pada tegangan permukaannya. Dimana seharusnya
semakin tinggi konsentrasi, maka tegangan permukaan akan semakin tinggi. Ini
berlaku pada zat cair secara umum. Namun, jika zat cair tersebut bersifat
surfaktan, dengan sifatnya yang menurunkan tegangan permukaan, maka semakin
tinggi konsentrasi, tegangan permukaan akan semakin kecil.
3. Jari-jari pipa kapiler
Semakin kecil jari-jari pipa kapiler, kenaikan zat cair akan semakin tinggi, dan
tegangan permukaan akan semakin tinggi pula.
4. Kerapatan zat
Semakin tinggi kerapatan suatu zat berbanding lurus dengan tegangan permukaan
zat tersebut.
5. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap tegangan permukaan, dimana suhu yang tinggi akan
menurunkan tegangan permukaan dan sebaliknya.
Zat cair yang digunakan yaitu Paraffin Liquidum dan Na Lauril Sulfat memiliki sifat
yang berbeda. Paraffin liquidum adalah zat cair tunggal, sedangkan Na lauril sulfat
adalah surfaktan. Pada tabel volume piknometer, data cukup seragam ( kisaran 24-25
ml ), kecuali pada Paraffin liquidum volume piknometernya 29,0768 ml dan26,4697
ml. Paraffin liquidum mempunyai kerapatan terkecil diantara zat cair yang lain
sebesar 0,7155 g/ml dan 0,8012 g/ml ( 2 replikasi ). Sedangkan untuk Na lauril sulfat
0,01% sebesar 0,9887 g/ml dan 0,9984 g/ml; Na lauril sulfat 0,05% sebesar 0,9801
g/ml dan 0,9966 g/ml; dan Na lauril sulfat 0,1% sebesar 0,9969 g/ml dan 0,9972 g/ml.
Dari data tersebut dapat dilihat terjadi penyimpangan pada kerapatan Na lauril sulfat.
Seharusnya Na lauril sulfat 0,01% mempunyai kerapatan terendah, namun justru
kerapatannya paling tinggi, walaupun tidak signifikan. Tinggi kenaikan pipa kapiler
tertinggi juga dihasilkan oleh Na lauril sulfat 0,01% sebesar 3,0 cm. Hasil akhir
tegangan permukaan zat cair digunakan 2 metode menggunakan rumus ½.r..h.d.g dan
rumus ratio. Menggunakan rumus yang pertama hasilnya tegangan permukaan mulai
dari tertinggi hingga terendah adalah Na lauril sulfat 0,01%, Na lauril sulfat 0,1%, Na
lauril sulfat 0,05% dan Paraffin liquidum. Hal ini belum sesuai dengan teori.
Seharusnya Na lauril sulfat dengan konsentrasi terendah tegangan permukaannya
adalah yang tertinggi karena bersifat surfaktan, demikian sebaliknya. Namun Na lauril
sulfat 0,1% justru lebih tinggi tegangan permukaannya dari Na lauril sulfat 0,05%.
Sedangkan Paraffin liquidum memang mempunyai tegangan permukaan terkecil.
Penghitungan tegangan permukaan menggunakan rumus ratio, didapatkan hasil sesuai
dengan teori, berurutan dari tertinggi ke terendah, Na lauril sulfat 0,01%, Na lauril
sulfat 0,05%, Na lauril sulfat 0,1% dan Paraffin liquidum.
Penyimpangan yang terjadi dapat diakibatkan oleh :
1. Cara kerja praktikan
Perbedaan praktikan yang mengamati pada setiap kelompok, mengakibatkan
perbedaan ketelitian dan kerapian pengamatan. Mulai dari pengamatan suhu, cara
penimbangan, cara membersihkan piknometer, cara pengeringan piknometer,
pengamatan kenaikan cairan pada pipa kapiler. Hal ini jelas berpengaruh pada
hasil data yang diperoleh.
2. Kemurnian zat
Adanya kemungkinan kurang teliti dalam pembuatan larutan stok, yang dapat
mempengaruhi hasil pengamatan secara keseluruhan.
3. Prosedur kerja yang panjang
Ada banyak langkah yang harus ditempuh. Mulai dari penghitungan volume
piknometer, penghitungan kerapatan zat cair, pengamatan kenaikan dalam pipa
kapiler hingga perhitungan tegangan permukaan. Hal ini menyebabkan semakin
banyak kemungkinan perbedaan yang dapat terjadi. Sehingga hasil akhir
pengamatan akan semakin berbeda.
VII. KESIMPULAN
Mahasiswa telah mempelajari prinsip kerja tegangan permukaan menggunakan
metode kenaikan pipa kapiler. Yaitu bahwa gaya adhesi yang lebih kuat antara
molekul zat cair lebih besar daripada gaya kohesi zat cair dengan dinding kapiler. Ini
yang menyebabkan terjadinya kenaikan zat cair dalam pipa kapiler. Mahasiswa telah
mampu melakukan perhitungan tegangan permukaan pada Na lauril sulfat 0,01%;
0,05%; 0,1%; dan Paraffin liquidum. Hasil yang didapatkan pada perhitungan
menggunakan rumus ½.r.h.d.g nilai tertinggi ke terendah yaitu Na lauril sulfat 0,01%,
Na lauril sulfat 0,1%, Na lauril sulfat 0,05% dan Paraffin liquidum. Terjadi
penyimpangan pada Na lauril sulfat 0,1% dan Na lauril sulfat 0,05%. Namun
menggunakan rumus ratio, hasil yang didapatkan sesuai dengan teori dimana hasil
tertinggi diperoleh dari zat cair Na lauril sulfat 0,01%, kemudian Na lauril sulfat
0,05%, Na lauril sulfat 0,1% dan terakhir Paraffin liquidum. Na lauril sulfat bersifat
surfaktan sehingga semakin kecil konsentrasi zatnya ( kerapatan lebih kecil ),
tegangan permukaan akan semakin besar, demikian sebaliknya. Sedangkan Paraffin
liquidum yang adalah zat cair tunggal mempunyai kerapatan terkecil, sehingga
tegangan permukaan yang didapatkan juga rendah. Mahasiswa juga telah mempelajari
bahwa suhu, konsentrasi zat, jenis zat, jari-jari pipa kapiler dan kerapatan zat
mempengaruhi hasil tegangan permukaan yang didapatkan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W, 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Giancoli, Douglas C, 2001. Fisika jilid 1. Erlangga:Jakarta.

Hamid, Rimba. 2010. Penuntun Kimia Fisik. Universitas Hauoleo: Kendari.

Herinaldi, 2004. Mekanika Fluida, terjemahan dari “Fundamental of Fluids Mechanic”


oleh Donald F. Young. Erlangga.Jakarta.

Mawarda, 2009. Tegangan Permukaan dan Kapasitas. PT Gramedia Pustaka


Utama.Jakarta.

Suminar, 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, tejemahan dari “Principles of Modern


Chemistry” oleh David Oxtoby. Erlangga.Jakarta.
Semarang , 17 November 2016

Dosen Pengampu Praktikan

( Sisca Devi, S.Farm., Apt ) ( Kelompok I )

( Fransisca Gloria, S.Farm., Apt )

Anda mungkin juga menyukai