Dosen Pengajar
Prof. Ir. M. Sigit D, M eng. Sc., Ph.D
Mahasiswi
Finna Nurlaily
10111610000006
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam istilah dunia konstruksi, kita mengenal beton bertulang. Beberapa jenis beton
ini menggunakan reinforced concrete maupun prestressed concrete yang menggunakan baja
untuk strukturnya. Meskipun dalam pelaksanaan proses konstruksi sudah dilakukan dengan
sebaik mungkin, namun terkadang kerusakan kecil bahkan besar bisa saja terjadi. Seringkali,
kerusakan yang terjadi pada beton bertulang tidak dapat dihindarkan dikarenakan banyak
faktor, seperti faktor alam yang tak bisa dicegah maupun faktor kimiawi.
Pada umumnya, kerusakan yang terjadi pada beton bertulang dibagi menjadi beberapa kategori,
yakni:
❖ Retak (cracks)
Retak merupakan kejadian pecah pada beton, berupa garis-garis panjang yang sempit.
Retak ini biasa terjadi akibat cuaca yang panas dan berangin. Jenis kerusakan ini sifatnya
dangkal dan saling berhubungan. Kerusakan akibat keadaan alam pada beton dengan steel
structure (reinforced concrete) maupun prestressed concrete memang seringkali tidak bisa
dihindari. Dengan penanganan yang tepat, kerusakan ini tidak akan menimbulkan
permasalahan berarti bagi konstruksi.
❖ Lubang-lubang pada beton bertulang (void)
Voids merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kerusakan pada beton
bertulang, berupa lubang-lubang yang ukurannya relatif dalam dan lebar. Penyebabnya ialah
proses pemadatan yang dilakukan dengan vibrator yang kurang maksimal dan terlalu sempitnya
jarak antara bekisting dengan tulangan atau frame. Yang sering terjadi adalah jarak antar tulang
yang terlalu sempit hingga mortar tidak bisa mengisi rongga atau pori-pori antara agregat kasar
dengan sempurna.
❖ Kelupasan dangkal pada permukaan (scaling/erosion/spalling)
Kelupasan dangkal pada permukaan beton bertulang merupakan jenis kerusakan yang
umum terjadi. Penyebabnya ialah adanya eksposisi yang berulang terhadap proses pembekuan
dan pencairan hingga permukaan beton bisa terkelupas (scaling). Ada pula jenis kerusakan lain
yang menyebabkan permukaan beton terkelupas, yakni spalling, yaitu melekatnya material di
permukaan bekisting yang menyebabkan permukaan beton terkelupas.
❖ Lekatan baja beton
Inilah jenis kerusakan lain yang umum terjadi pada beton bertulang. Kerusakan ini
sering terjadi pada komponen struktur penunjang bangunan sipil. Perlu diketahui bahwa
lekatan dipengaruhi oleh tingkat kekasaran sebuah permukaan baja dan kualitas beton di sekitar
bagian tulangan. Jika kelekatan gagal terjadi atau kurang sempurna, maka akan membuat
menurunnya daya dukung pada struktur. Hal ini bisa menyebabkan deformasi. Yang lebih
parah bisa menyebabkan runtuhnya struktur konstruksi. Penyebab lain dari kegagalan
kelekatan ialah adanya korosi pada tulangan, terjadinya kebakaran, atau bisa jadi karena terlalu
tipisnya selimut beton.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apakah ada tanda-tanda kerusakan? Sebutkan!
Pada pengamatan yang saya lakukan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2019 ada
beberapa tanda-tanda kerusakan pada struktur bangunan Graha Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya. Beberapa tanda kerusakan pada gedung tersebut adalah
cracks, scaling, dan korosi pada tulangan.
2. Foto-foto bagian yang rusak
Perbedaan suhu dalam struktur beton dapat disebabkan oleh bagian dari struktur
kehilangan panas hidrasi pada tingkat yang berbeda, kondisi cuaca yang dingin, panas
dari suatu bagian struktur yang berubah. Perbedaan suhu ini menghasilkan perubahan
volume yang berbeda-beda, yang menyebabkan retak. Perubahan suhu mungkin
disebabkan oleh salah satu pusat beton lebih panas dari bagian luar karena pembebasan
panas selama hidrasi semen atau pendinginan yang lebih cepat yang relatif antara
eksterior ke interior.
Penyebab utama scaling adalah lapis permukaan hanya mengandung agregat halus dan telah
mengeras terlalu cepat.
▪ Grouting
Metode lain yang digunakan untuk beton keropos dengan tulangan yang
terekspose adalah grouting.
Cara grouting :
• Bagian yang keropos di chipping
• Pipa inlet dan outlet ditanam di daerah yang keropos.
• Menutup permukaan yang keropos dengan beton yang cepat mengeras.
• Melakukan pengujian pada beton yang telah mengeras dengan air sebagai bahan
groutingnya untuk mengetahui bocor atau tidaknya.
• Grout dilakukan dengan bahan grouting yang sesuai dengan tekanan tertentu
setelah sistem berjalan.
• Pipa inlet dan outlet dipotong.
• Perbaikan muka beton dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi bangunan Graha ITS Surabaya terdapat
beberapa kerusakan yang terjadi pada struktur bangunan gedung tersebut, antara lain retakan
(cracks), pengelupasan pada permukaan (scaling), dan korosi pada tulangan. Kerusakan yang
ada pada gedung tersebut berbahaya dikarenakan kapasasitas daya dukung geser kolom
menjadi berkurang akibat terjadinya korosi sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
kekuatan struktur dan akan memperpendek usia konstruksi. Maka dari itu perlu dilakukan
tindakan-tindakan untuk memperbaiki struktur gedung tersebut antara lain, injeksi epoxy,
grouting, dan coating.