Anda di halaman 1dari 2

SAPUTRA BEKTI (3011711098)

17 AKUNTANSI 3
AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Resume Jurnal

“Do gender, educational level, religiosity, and work experience affect the
ethical decision-making of U.S. accountants?”
Akuntansi memainkan peran kunci dalam kemajuan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Dan
etika merupakan elemen sentral dari profesi akuntansi itu sendiri. Bagaimana seorang
akuntan mengatasi etika tersebut?. Mengenai etika semua orang mungkin akan menghadapi
hal tersebut. Jawabannya mungkin uang, kekuasaan, pengetahuan, popularitas, atau
integritas (Smith, 2003).

Sebuah pertanyaan penting adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi suatu keputusan
yang harus dibuat?. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti jenis
kelamin, tingkat pendidikan, religiusitas dan pengalaman kerja mungkin berpengaruh dengan
pengembangan standar etika seseorang.

Model teoritis menurut Epstein dan Spalding (1993) yaitu:

1. Utillitarian
2. Pragmatism
3. Religious
4. Deontology

Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa persepsi etika dipengaruhi oleh jenis kelamin. Oleh
karena itu ada perbedaan signifikan dalam standar etika antara pria dan wanita.

Berdasarkan dengan pendidikan yang telah ditulis apakah etika dapat dapat diajarkan
minimal pendidikan tambahan yang berpotensi siswa mengekspose sesuatu yang lebih lagi.
Tingkat pendidikan telah diteliti sebagai faktor dalam pengembangan perspektif etika. Karena
itu ada perbedaan signifikan dalam standar etika antara lulusan PPA dan lulusan Non
PPA.

Etika adalah masalah yang sangat pribadi berdasarkan perilaku yang dipelajari dan sikap
belajar. Sikap ini hasil dari didikan, pengalaman dan pendidikan. Berdasarkan penelitian
sebelumnya banyak siswa muncul untuk menggunakan standar agama untuk membuat
keputusan etika. Karena itu kekuatan etika agama akan secara signifikan berbeda dari
model lain dengan siswa membuat keputusan etika.

Dalam wawancara dengan seorang siswa, orang-orang yang memiliki beberapa pengalaman
kerja lebih khawatir tentang konflik yang antara standar etika dan standar ditempat kerja.
Mereka dengan pengalaman kerja kadang menganggap orang tanpa pengalaman kerja naif
atau idealis. Karena itu siswa dengan pengalaman kerja akan memiliki standar etika
yang berbeda dari orang-orang tanpa pengalaman kerja.

Penelitian ini merupakan upaya untuk memperpanjang penelitian diluar dasar studi kasus
untuk analisis pembuat keputusan etika. Penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan standar
etika individu berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan (sarjana vs sarjana), relegiusitas
dan pengalaman kerja. Pengalaman kerja dan pendidikan pascasarjana tampaknya memiliki
beberapa dampak pada proses pengambilan keputusan etika. Bagi banyak siswa, prinsip-
prinsip agama memainkan peran mendasar dalam membentuk standar etika. Kegagalan untuk
membawa standar etika yang sesuai dengan tempat kerja akan menghambat komitmen
profesi yang melayani kepentingan publik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai