Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang PNS yang professional adalah seorang PNS yang mampu memenuhi
standar kompetensi jabatannya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya secara
efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS yang profesional tersebut
perlu dilakukan pembekalan bagi para Calon PNS atau yang biasa disebut CPNS.
Setiap CPNS wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun di institusinya
serta menjalani pelatihan dasar terintegrasi sebelum diangkat menjadi seorang
pegawai negeri sipil (PNS). Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa seseorang yang dapat diangkat menjadi PNS apabila telah lulus mengikuti
pelatihan dasar dan sehat jasmani dan rohani. Selanjutnya, berdasarkan Pasal 10
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN
mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
dan pemersatu bangsa. Sebagai ASN yang professional, diharapkan setiap ASN
mengetahui tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai Aparatur Sipil Negara..
Untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan UU
Nomor 5 Tahun 2014 tersebut, maka dibutuhkan suatu pendidikan dan pelatihan
yang diatur dalam Keputusan Lembaga Administrasi Negara No. 21 Tahun 2016
maka setiap ASN mampu memiliki nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta Whole of
Govermment, pelayan publik, dan manajemen ASN.
Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS pada kurikulum
yang menekankan pada pembentukan karakter PNS, setiap peserta pelatihan
dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang
telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran
agenda Habituasi. Pembelajaran Agenda Habituasi memfasilitasi peserta
melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi mata-mata Pelatihan khususnya pada
pembelajaran agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan pembelajaran
agenda nilai-nilai dasar PNS yang telah dipelajari.

1
Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal dan
pelatihan nonklasikal. Pelatihan nonklasikal merupakan proses pembelajaran yang
dilakukan melalui bimbingan di tempat kerja, pelatihan di alam bebas, pelatihan
jarak jauh dan/atau magang. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
merupakan pembekalan terpadu agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara.
Struktur Kurikulum pembentukan karakter PNS terdiri atas: (a) agenda
sikap perilaku bela negara; (b) agenda nilai–nilai dasar PNS; (c) agenda kedudukan
dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan (d) agenda
habituasi.
Peningkatan CPNS melalui sistem latsar terutama dikalangan guru diharapkan
mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Kualitas pendidikan didalam
sebuah lembaga pendidikan sangatlah diperlukan dengan kualitas pendidikan yang
baik dapat menciptakan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan
keterampilan untuk memenuhi tujuan pendidikan Indonesia.
Kualitas pendidikan didalam sebuah lembaga pendidikan sangatlah diperlukan,
dengan kualitas pendidikan yang baik dapat menciptakan sumber daya manusia
yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tujuan pendidikan
Indonesia. Namun yang menjadi penghambat kaitannya dalam peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia yaitu masih rendahnya mutu pendidikan yang ada di
sebuah lembaga pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan inilah yang menjadi
penyebab terhambatnya penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan tujuan pendidikan di Indonesia.
Rendahnya mutu pendidikan ini di sebabkan oleh kualitas guru yang kurang
profesional dan berkompetensi, sarana dan prasarana sebagai alat penunjang
pendidikan yang kurang lengkap dan memadai, serta lingkungan yang kurang
mendukung yang menyebabkan rendahnya prestasi para peserta didik.
Disamping itu pembelajaran yang masih konvensional tanpa memperhatikan
perkembangan zaman teknologi saat ini, juga turut menyumbang rendahnya mutu
pendidikan di negeri ini. Pembelajaran yang masih berpusat kepada guru harus
segera direformasi menjadi students center learning. Student center merupakan
pendekat yang menginginkan siswa aktif dalam pembelajaran. Metode ceramah

2
perlahan mulai ditinggalkan, dominasi guru tidak lagi sekedar transfer knowledge
tetapi fasilitator yang menjembatani anak belajar mengenal pengetahuan melaui
berbagai sumber. Selain student center, peserta didik juga harus dipastikan
menerima pembelajaran berdasarkan gaya belajar anak agar anak dapat dengan
mudah menerima materi yang disampaikan guru.
Menyongsong abad 21, guru perlu memperlengkapi diri dengan kemampuan
teknologi dalam dunia pendidikan, sekaligus memperlengkapi siswa untuk hidup
dalam teknologi yang selalu berkembang sehingga menunjang siswa untuk
memperoleh pengetahuan secara cepat dan dapat menggunakan teknologi secara
bijak. Di Internet, banyak tersedia media yang dapat digunakan dalam dunia
pendidikan, seringkali guru kurang mengenal media-media ini sehingga belum
mampu memanfaatkan dengan maksimal. Media yang tersedia di internet mampu
menunjang pembelajaran tradisional sekaligus dapat digunakan untuk
pembelajaran jarak jauh, pembelajaran itu sering disebut dengan e-learning.
Kelebihan penggunaan teknologi dalam pembelajaran elektronik adalah
siswa tidak memerlukan tempat dan waktu khusus untuk belajar, akses yang
dimiliki tidak hanya buku teks tetapi dapat mengurangi penggunaan kertas karena
buku-buku telah tersedia dalam bentuk e-book, siswa dapat meningkatkan
pembelajaran dengan mengakses informasi ke berbagai sumber internet, dan
pembelajaran elektronik online memungkinkan guru terpisah secara geografis dari
siswa, tidak dibatasi oleh ruang kelas.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sehari-hari di sekolah tak
lepas dari berbagai isu permasalahan. Selain itu juga terdapat beberapa kasus
dimana guru belum optimal dalam menyampaikan materi pelajaran yang
diampunya.
Selama kurang lebih 3 bulan mengajar, penulis menemukan bahwa SMK
Negeri 1 Lima Puluh adalah sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang
mampu mendukung dan menunjang pembelajaran dengan menggunakan media
berbasis teknologi yaitu aplikasi Google Classroom. Tersedianya proyektor sebagai
media pembelajaran dan fasilitas Wi-Fi yang dapat diakses oleh tenaga pendidik
dan peserta didik selama berada di gedung sekolah. Namun fasilitas yang
disediakan oleh sekolah tersebut masih kurang optimal dalam kegiatan belajar

3
mengajar. Minimnya penggunaan media pembelajaran membuat peserta didik
menjadi tidak antusias dalam proses pembelajaran. .Terlebih lagi siswa SMK
khususnya kelas XI akan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan
rentang waktu 1 – 6 bulan. Pada saat itu siswa menghabiskan waktunya di tempat
kerja, sehingga proses belajar mengajar khusunya untuk mata pelajaran umum
seperti Matematika tidak berlangsung secara optimal Dengan demikian hal ini
menjadikan peserta didik kesulitan dalam memahami mata pelajaran Matematika
yang kemudian berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa .
Berdasarkan identifikasi beberapa isu maka penulis memilih isu tentang
kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
sehari – hari, dengal judul “Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur
Sipil Negara (ASN) Kurang Optimalnya Penggunaan Media Pembelajaran Di
Kelas XI Multimedia 2 SMK Negeri 1 Lima Puluh.”
1.2 Visi, Misi, Nilai dan Tupoksi Organisasi

1.2.1 VISI
Sumatera Utara Yang Maju, Aman Dan Bermartabat

1.2.2 MISI
1. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan
yang cukup, rumah yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang
prima, mata pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang
terjangkau.
2. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Politik dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola
pemerintah yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat
yang berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial yang kuat serta
harmonis.
3. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Pendidikan karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas,
kolaboratif, berdaya saing, dan mandiri.

4
4. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Pergaulan karena terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan
penyeludupan, sehingga menjadi teladan di Asia Tenggara dan Dunia.
5. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Lingkungan karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan
indah, penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan
beradab
1.2.3 Nilai Organisasi
Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) telah merumuskan 18
nilai dasar pendidikan karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik
sebagai upaya dalam membangun karakter bangsa. Berikut ini 18 pendidikan
karakter menurut KEMENDIKNAS
1. Religious : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

5
9. Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan : Disebut juga dengan Nasionalisme adalah cara
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku yang
menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
12. Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Komunikatif : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa

6
1.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan UU sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dan
UU Guru dan Dosen No 14 tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008, dijelaskan bahwa tugas guru yaitu:
1. Membuat perangkat pengajaran
a. Analisis mata pelajaran
b. Program tahunan/semester
c. Program rencana pembelajaran
d. Program mingguan guru
e. Program perbaikan, pengayaan dan remedial
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,ulangan
umum dan ujian akhir
4. Melaksanakan program perbaikan, pengayaan dan remedial
5. Melaksanakan analisis ulangan harian
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya
8. Membuat alat bantu mengajar/ alat peraga
9. Mengikuti kegiatan pengembangan permasyarakatan kurikulum
10. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
11. Menumbuh kembangsan sikap menghargai seni
12. Melaksanakan tugas tertentu disekolah (PKS, wali kelas dll)
13. Mengadakan pengembangan program pengajaran menjadi
tanggungjawabnya
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur kebersihan ruangan kelas dan ruang praktikum
16. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya

7
1. 3 Profil dan Struktur Organisasi Unit Kerja

1.3.1 Profil Unit Kerja


1 Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 LIMA PULUH
2 NPSN : 10262114
3 Jenjang Pendidikan : SMK
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jalan Keramat Kuala Gunung
RT / RW :-
Kode Pos: : 21255
Desa/Kelurahan : Kuala Gunung
Kecamatan : Lima Puluh
Kabupaten/Kota : Batubara
Provinsi : Prov. Sumatera Utara
Negara : Indonesia
6 Nama Kepala Sekolah : M. Nur Husni, S.Pd
NIP : 196510061988031003
Pangkat : Pembina Tingkat I
Golongan : IV/b

1.3.2 Struktur Organisasi


Adapun struktur organisasi SMK Negeri 1 Lima Puluh dapat dilihat pada struktur
berikut ini:

8
KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
M. Nur Husni, S.Pd

Wk. Kurikulum Wk. Kesiswaan Wk. Sarpras


Ahmad Yani, S.Ag Susilawati, S.Pd
Mislindani, S. Ag

KAJUR MM KAJUR TB KAJUR AP Ka. Perpustakaan Koor. BP/ BK


Ria Budiarti, S. Kom Mutiara Sihombing, S.Pd Mahyuni, S.Pd Sri Wahyuni, S.Pd Mislindani, S.Ag

WALI KELAS GURU

SISWA

9
1.3 Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guru di SMK Negeri 1 Lima Puluh
ditemukan beberapa permasalahan yang menjadi penghambat kinerja. Adapun
permasalahan yang terjadi adalah kurang optimalnya penggunaan media
pembelajaran pada mata pelajaran matematika, hal ini menyebabkan proses belajar
mengajar menjadi kurang menarik dan masih berpusat kepada guru tanpa adanya
upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif ataupun aktifitas belajar peserta didik.
Rendahnya keaktifan peserta didik dapat berdampak pada kurangnya kemampuan
mereka dalam mengkontruksi sendiri materi matematika yang akan mereka pelajari.
Peserta didik tidak akan terbiasa menyelesaikan permasalahan-permasalahan
matematika sehingga akan sulit mengerjakan soal-soal matematika. Hal tersebut
selanjutnya akan berakibat pada rendahnya hasil belajar matematika. Tidak adanya
kegiatan atau upaya untuk mengatur dan mengelola pembelajaran agar tercipta
proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan. Adapaun isu
permasalahan dapat dituangkan kedalam poin-poin sebagai berikut:
1. Rendahnya aktivitas belajar matematika peserta didik, yang
mengakibatkan rendahnya kemampuan Peserta didik dalam memecahkan
masalah matematika .

2. Rendahnya minat belajar matematika peserta didik, yang mengakibatkan


rendahnya hasil belajar peserta didik.

3. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di kelas


sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang menarik.

4. Kurangnya optimalnya penerapan RPP dalam proses belajar mengajar.


Dari isu / masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya penyelesaiaan
masalah yang bisa dilakukan melalui kegiatan – kegiatan yang kreatif yang
memiliki nilai – nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ditambah lagi Manajemen ASN, Pelayanan
Publik serta Whole Of Government dan tidak melanggar peraturan perundang –
undangan yang telah ditetapkan.

10
1.4 Manfaat dan Tujuan
1.4.1 Manfaat
1. Peserta Diklat
a. Memperkuat pemahaman terhadap pembelajaran internalisasi
Nilai-Nilai Dasar PNS;
b. Mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri
dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional sesuai
bidang tugas.
2. Rekan Guru

a. Terjadinya peningkatan kinerja guru melalui internalisasi


dan aktualisasi nilai dasar ASN

3. Unit Kerja
a. Adanya peningkatan pembelajaran di SMK Negeri 1 Lima
Puluh
b. Adanya peningkatanmotivasi belajar di SMK Negeri 1 Lima
Puluh
c. Berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan
organisasi, serta memperkuat nilai-nilai organisasi.
4. Masyarakat

a. Terciptanya layanan pendidikan yang berkualitas

b. Terjalinnya kerjasama yang baik antara masyarakat dan


sekolah

1. 4. 2 Tujuan
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan
III adalah sebagai berikut :
a. Mengimplementasikan rancangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-
nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup

11
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu dan Anti
Korupsi.
b. Mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
c. Meningkatkan penggunaan media pembelajaran dalam KBM
d. Meningkatkan pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran.
e. Mengembangkan kompetensi guru dalam menyelesaikan sebuah
masalah di lingkungan organisasi dengan metode yang inovatif dan
terbaru.

12
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Berdasarkan permasalahan yang muncul dilapangan khususnya ruang
lingkup SMK Negeri 1 Lima Puluh, maka teridentifikasilah masalah tersebut dalam
beberapa poin diantaranya sebagai berikut :
1. Rendahnya aktivitas belajar matematika peserta didik, yang mengakibatkan
rendahnya kemampuan Peserta didik dalam memecahkan masalah
matematika. Dalam kurikulum 2013, seharusnya peserta didik sebagai
subjek pembelajaran harus mempunyai kemampuan aktif mencari,
mengelola, mengkontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Siswa perlu
dipicu belajar memecahkan masalah, menemukan sesuatu, dan belajar
mewujudkan ide-ide yang dimilikinya sehingga akan betul-betul memahami
dan bahkan dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan.
2. Rendahnya minat belajar matematika peserta didik, yang mengakibatkan
rendahnya hasil belajar peserta didik. Minat belajar berpengaruh terhadap
penerimaan materi dan aktifitas peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, rendahnya minat ini sangat mempengaruhi aktifitas
belajar yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik menjadi tidak
maksimal

3. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di kelas


sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang menarik. Proses belajar
mengajar yang masih berjalan monoton dan tidak bervariatif Minimnya
penggunaan media pembelajaran membuat peserta didik menjadi tidak
antusias dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hal ini menjadikan
peserta didik kesulitan dalam memahami mata pelajaran Matematika yang
kemudian berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

4. Kurangnya optimalnya penerapan RPP dalam proses belajar mengajar.


Pelaksanaan proses belajar kurang menarik, dan berpusat pada guru.
Padahal, Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu

13
mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi
menyenangkan dengan menyediakan pengalaman belajar yang beragam
melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang
menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dengan begitu
dikatakan bahwa kurang optimalnya penerapan RPP dalam proses belajar
mengajar menjadi masalah di sekolah.

Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS
No Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1 Rendahnya aktivitas belajar Pelayanan Publik Metode belajar yang
matematika peserta didik, digunakan guru masih
yang mengakibatkan berpusat kepada guru
rendahnya kemampuan dan tidak membuat
Peserta didik dalam peserta didik terlibat
memecahkan masalah aktif dalam proses
matematika belajar mengajar
2 Rendahnya minat belajar Pelayanan Publik, Belum optimalnya
matematika peserta didik, pengelolaan
yang mengakibatkan pembelajaran dan
rendahnya hasil belajar metode ataupun
peserta didik. pembelajaran yang
menarik yang dapat
meningkatkan minat
belajar peserta didik.
3 Kurang optimalnya Pelayanan Publik, Proses belajar mengajar
penggunaan media Manajemen ASN yang masih berjalan
pembelajaran matematika di monoton dan tidak
kelas sehingga proses belajar bervariatif
mengajar menjadi kurang
menarik

14
4 Kurang optimalnya Pelayanan Publik, Kurangnya kemampuan
penerapan RPP dalam proses Manajemen ASN guru dalam menerapkan
belajar mengajar RPP pada proses
pembelajaran.
Sumber: Data Olahan
Selanjutnya terhadap isu yang telah diidentifikasi diatas, penulis akan
menguji isu tersebut dengan menggunakan alat bantu penilaian kriteria isu, aktual,
problematik, kekhalayakan dan layak.

Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu


Isu Kriteria Isu Keterangan
No A P K L
1 Rendahnya aktivitas belajar √ √ √ √ Memenuhi
matematika peserta didik,
yang mengakibatkan
rendahnya kemampuan
Peserta didik dalam
memecahkan masalah
matematika
2 Rendahnya minat belajar √ √ √ √ Memenuhi
matematika peserta didik,
yang mengakibatkan
rendahnya hasil belajar
peserta didik.
3 Kurang optimalnya √ √ √ √ Memenuhi
penggunaan media
pembelajaran matematika di
kelas sehingga proses
belajar mengajar menjadi
kurang menarik

15
4 Kurang optimalnya √ √ √ √ Memenuhi
penerapan RPP dalam
proses belajar mengajar
Sumber: Data Olahan
Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, 3 dan
4 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktual
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya.
c. Kekhalayakan
Isu yang menyangkut orang banyak.
d. Layak
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

2.2 Analisis Isu dan Dampaknya


Setelah mengidentifikasi isu-isu yang terjadi di SMK Negeri 1 Lima Puluh
dan memilih satu isu yang akan dijadikan bahan aktualisasi di sekolah, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dampak dari isu terpilih tersebut.
Dampak dari isu terpilih bisa dijelaskan seperti berikut:
1. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di kelas
sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang menarik memiliki dampak
sebagai berikut:
 Pembelajaran berpusat pada guru
 Peserta didik kurang memahami materi yang di ajarkan
 Peserta didik tidak berminat dalam mengikuti proses pembelajaran
 Tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai karena peserta didik
tidak menerima pembelajaran dengan maksimal.
 Dalam proses belajar mengajar peserta didik menjadi pasif
 Kualitas pencapaian hasil belajar menjadi rendah

16
2.3 Penetapan Isu
Guna mencapai core issue, diperlukan upaya untuk menganalisis secara
mendalam kualitas masing-masing isu. Proses identifikasi isu tersebut
menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya
isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
solusinya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sedangkan Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Kriteria kedua adalah USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Urgency
artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.
Seriousness merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan. Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Rentang penilaian yang
digunakan pada matriks USG adalah dengan memberikan skor 1-5, semakin tinggi
skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera
ditangani.
Bobot nilai pada kedua metode tersebut diberikan penulis secara objektif
dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu: Hasil Konsultasi, Analisis
Teoritis dan Analisis Strategis Organisasi. Hasil konsultasi merujuk pada
rekomendasi yang didapatkan penulis dari rekan sejawat, Mentor dan Coach.
Analisis teoritis merujuk pada sudut pandang teori yang dapat menjadi prediksi
berkembangnya isu, sedangkan analisis strategis organisasi dilakukan dengan
mempertimbangkan dampak isu terhadap citra organisasi. Hasil penilaian dengan
alat bantu USG dapat dilihat pada Tabel 2.2.

17
Tabel 2.2. Analisis Isu menggunakan teknik USG dengan skala likert
No Isu Aktual U S G Jumlah Rangking

1 Rendahnya aktivitas belajar matematika peserta 3 4 3 10 IV


didik, yang mengakibatkan rendahnya
kemampuan Peserta didik dalam memecahkan
masalah matematika
2 Rendahnya minat belajar matematika peserta 4 4 4 12 II
didik, yang mengakibatkan rendahnya hasil
belajar peserta didik.
3 Kurang optimalnya penggunaan media 4 5 5 14 I
pembelajaran matematika di kelas sehingga
proses belajar mengajar menjadi kurang
menarik
4 Kurang optimalnya penerapan RPP dalam 3 4 4 11 III
proses belajar mengajar

Tingkatan analisis isu melalui USG sebagai berikut:

Nilai Keterangan
5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak
4 Urgent/Serius/Mendesak
3 Sedang Urgent/Serius/Mendesak
2 Rendah Urgent/Serius/Mendesak
1 Sangat Rendah Urgent/Serius/Mendesak
Sumber: Data Olahan

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik analisis USG maka isu yang
ditetapkan untuk diangkat dan dijadikan dasar untuk memunculkan gagasan
kegiatan kreatif adalah:
Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di
kelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang menarik

18
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan
Dari analisa yang telah dilakukan terhadap semua isu yang diangkat, maka
Dari penjelasan analisis penetapan isu diatas maka ditetapkan gagasan kegiatan
yang kemudian dijelaskan pada rancangan aktualisasi pada BAB III. Adapun
gagasan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Sumber Kegiatan

No Isu-isu Gagasan Kegiatan Sumber


Kegiatan
1. 1 Kurang Inisiatif
optimalnya 1. Melaksanakan pembelajaran sendiri
penggunaan menggunakan media powerpoint. Inisiatif
media 2. Mensosialisasikan penggunaan sendiri
pembelajaran aplikasi Google Classroom kepada
matematika di siswa dan guru Inisiatif
kelas sehingga 3. Melaksanakan pembelajaran sendiri
proses belajar menggunakan media pembelajaran
mengajar berbasis multimedia melalui aplikasi Inisiatif
menjadi Google di sekolah. sendiri
kurang 4. Melaksanakan pembelajaran
menarik menggunakan media pembelajaran
memiliki berbasis multimedia melalui aplikasi
dampak Google diluar jam sekolah
sebagai 5. Melakukan evaluasi hasil belajar
berikut dengan menggunakan aplikasi
Google Classroom

1.

19
2.5 Role Model
BIODATA
Nama : M.Nur Husni, S.Pd
Tempat/ Tanggal Lahir : 6 Oktober 1965
Jabatan : Kepala Sekolah
NIP : 196510061988031003
Pangkat/golongan : Pembina Tingkat I/ IVb
Beliau menjadi sosok role model bagi penulis karena beliau adalah kepala
sekolah yang memberikan inspirasi bagi penulis. Beliau seorang pemimpin yang
tegas, memiliki kedisiplinan yang tinggi, tidak membeda-bedakan siswa, dan
sering memberikan motivasi kepada siswa/siswi. Beliau juga memberikan
bimbingan kepada saya selaku CPNS baru agar bekerja dengan iklas, disiplin,
tegas serta bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.

20
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 NILAI –NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA


Nilai – nilai dasar yang terkandung didalam ASN yang Profesional yaitu
terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi serta ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Of
Government. Sebagai Aparatur Sipil Negara terkait dengan fungsinya yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik yang berintegritas serta pemersatu
bangsa dan negara. Untuk penjelasan dari nilai – nilai tersebut sebagai berikut :
3.1.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi


untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai publik tersebut antara lain :


1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adapun 9 nilai – nilai dasar yang harus diperhatikan dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel, yaitu:
1. Kepemimpinan; 4. Tanggung jawab; 7. Keseimbangan;
2. Transparansi; 5. Keadilan; 8. Kejelasan;
3. Integritas; 6. Kepercayaan; 9. Konsistensi.

21
3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan Publik, Bangsa dan Negara. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa:
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
3.1.3 Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi atas standar atau norma yang menentukan baik
buruk, benar salah, tindakan, keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagai mana tercantum dalam undang-undang
ASN, yaitu sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
KesatuanRepublik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah

22
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
3.1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil.Komitmen mutu mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu adalah:
1. Efektif; 3. Kreatif; 5. Mutu.
2. Efisien; 4. Inovatif;
3.1.5 Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara dan
masyarakat.Tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
gratifikasi.Subjek korupsi adalah setiap individu, penyeenggara Negara (ASN).
Korupsi dapat terjadi karena objek yang mendukung seperti : janji, kesempatan,
kemudahan, dan kekayaan Negara.
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan
timbal balik antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua
pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut.
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koeral
(tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna
mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau
hal yang dihargai.

23
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi.
Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang.
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada
teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki
jabatan.
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan
pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendirI
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu kepada penciptaan suasana yang
kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi
yang lain
7. Korupsi defensive adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah:
1. Jujur; 4. Disiplin; 7. Sederhana;
2. Peduli; 5. Tanggung jawab; 8. Berani;
3. Mandiri; 6. Kerja keras; 9. Adil

3.2 Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam
Pemerintahan dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan
sebuah Negara berada dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh
setiap ASN dalam mendukung perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin
berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran Hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.

Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia berdasarkan Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik;

24
2. Pelayan publik;

3. Perekat dan pemersatu bangsa.

Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh


tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

3.2.1 Whole Of Government

1. Pengertian Whole Of Government

Whole of government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintah yang mentarukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, menejemen program dan pelayanan publik.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WoG menjadi penting dan tumbuh
sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah yaitu sebagai
berikut :
a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan
integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai
penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor lain,
atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak beriringan,
malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh. Masing-masing sektor
menganggap bahwa sektornya lebih penting dari lainnya.
c) Adanya Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorongadanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
sebuah upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor
guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi
sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan yang lebih
mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan.

25
2. Praktek Wog
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dar sisi
penataan institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
menkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasannya diberikan status kelembagaan
setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya,
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupaka salah sat bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di uar strukur formal, yang sidatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkunga formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini.

3. Tantangan dalam Praktek WoG


Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan Wog ditataran
praktek antara lain sebagai berkut :
a. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG
tidaklah sama. Perbedaan kapastias ini bisa menjadi kendala serius ketia
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi

26
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDMdengan kualifikasi yang
berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai
dengan penyatuan kelembagaan
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisaisi serta meramu SDM
yang tersedia guna mencaoau tujuan yang diharapkan.

3.2.2 Manejemen ASN


Manajemen ASN adalah penegelolaaan ASN untuk manghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politk, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharpkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.Untuk dapay membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU NO.5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pewagai ASN secara menetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki
nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

27
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah
untuk jangka waktu tertentu dalam melaksanakan tugas pemerintahan.
1. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
PNS berhak memperoleh :
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti;
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. Pengembangan kompetensi;
e. Perlindungan; dan
Sedangkan PPPK berhak memperoleh :
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti;
c. Perlindungan; dan
d. Pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum
Kewajiban ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggungjawab;
5. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;

28
6. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3.2.3 Pelayanan Publik
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat, baik itu merupakan layanan civil maupun layanan
publik.Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu
hak.Ia melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok
(organisasi), dan dilakukan secara universal.
Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa saja
yang berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang tugasnya
menyelenggarakan pelayanan.”Tugas pemerintah adalah untuk melayani dan
mengatur masyarakat. Tugas pelayan lebih menekankan kepada mendahulukan
kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu proses
pelaksanaan urusan public
3.3 Rancangan Aktualisasi
Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai
dengan nilai – nilai dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan Whole of Government yang akan diaktualisasikan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di SMK Negeri 1 Lima Puluh.
Adapun rancangan aktualisasi yang akan di implementasiakan adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
slide powerpoint di kelas XI MM 2
2. Mensosialisasikan penggunaan aplikasi Google Classroom kepada
peserta didik di kelas XI MM 2
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan aplikasi Google
Classroom kepada peserta didik di kelas XI MM 2
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan aplikasi Google
Classroom kepada peserta didik di kelas XI MM 2 diluar jam sekolah

29
RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : SMK NEGERI 1 LIMA PULUH


Identifikasi Isu :
1. Rendahnya aktivitas belajar matematika peserta didik, yang mengakibatkan rendahnya kemampuan Peserta didik
dalam memecahkan masalah matematika .

2. Rendahnya minat belajar matematika peserta didik, yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik.

3. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di kelas sehingga proses belajar mengajar menjadi
kurang menarik.

4. Kurangnya optimalnya penerapan RPP dalam proses belajar mengajar.


Isu yang diangkat :
Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di kelas sehingga proses belajar mengajar menjadi
kurang menarik.
Gagasan Pemecahan Isu :
Upaya optimalnya penggunaan media pembelajaran matematika di kelas XI Multimedia 2 SMK Negeri 1 Lima
Puluh

30
Tabel 3.1 Rancangan aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaksanakan 1. Berkonsultasi dan Terlaksananya Saya akan meminta ijin Dengan Dengan
kegiatan meminta ijin kepada proses kepada kepala sekolah terlaksananya dilaksanakann
pembelajaran kepala sekolah pembelajaran dengan bahasa yang kegiatan proses ya kegiatan
dengan dengan metode santun, kemudian belajar mengajar pembelajaran
2. Menyediakan RPP
menggunakan diskusi dan menyediakan, dengan metode menggunakan
media slide 3. Mempersiapkan Tanya jawab, mempersiapkan peralatan diskusi, maka visi media
powerpoint di peralatan yang sehingga peserta dengan penuh tanggung dan misi Gubernur powerpoint,
kelas XI MM dibutuhkan untuk didik menjadi jawab, lalu menyapa Sumatera Utara , maka nilai
2 proses belajar lebih aktif dan siswa, menyampaikan “Mewujudkan organisasi
mengajar percaya diri, tujuan dengan Bahasa Masyarakat kreatif,kerja
menggunakan infokus pengetahuan yang santun, Sumatera Utara keras,
dan speaker dan wawasan menampilkan bahan ajar Yang Bermartabat komunikatif,

4. Menyapa siswa dan semakin menggunakan power Dalam Pendidikan tanggung

memberikan motivasi bertambah, point dengan kreatif, lalu karena jawab akan
dalam kegiatan menyampaikan materi masyarakatnya terlaksana

31
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menyampaikan proses belajar pembelajaran dengan yang terpelajar,
tujuan pembelajaran mengajar Bahasa santun, serta adil berkarakter,
tanpa membeda-bedakan cerdas, kolaboratif,
6. Menampilkan materi
latar belakang siswa berdaya saing, dan
pembelajaran dalam
mandiri “
power point yang
terlaksana dengan
sudah disiapkan
baik.
sebelumnya

2 Mensosialisas 1. Meminta izin kepada - Peserta didik Saya akan meminta ijin Dengan Sosialisasi
ikan kepala sekolah memiliki akun kepada kepala sekolah terlaksananya yang
penggunaan google dengan bahasa yang kegiatan proses dilakukan
2. Menyiapkan
aplikasi classroom santun. belajar mengajar akan
proyektor, speaker
Google - Peserta didik Menyiapkan alat dan dengan metode menguatkan
dan komputer/laptop
Classroom masuk kedalam bahan yang menjadi diskusi, maka visi integritas,
kepada 3. Menjelaskan kepada kelas virtual tanggung jawab saya. dan misi Gubernur tanggung
peserta didik peserta didik tentang yang ada dalam Kemudian memulai Sumatera Utara , jawab dan
memaparkan penggunaan “Mewujudkan

32
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
di kelas XI penggunaan google aplikasi Google aplikasi Google Masyarakat profesionalita
Multimedia 2 classroom Classroom Classroom supaya lebih Sumatera Utara s.
- Aplikasi efisien dan efektif. Yang Bermartabat
4. Membimbing peserta
Google Dalam Pendidikan
didik untuk
Classroom karena
menginstal Aplikasi
terinstal di masyarakatnya
Google Classroom
setiap yang terpelajar,
pada Smartphone
smarthpone berkarakter,
mereka
siswa cerdas, kolaboratif,
5. Membimbing peserta berdaya saing, dan
didik untuk membuat mandiri “
akun di Google terlaksana dengan
Classroom dan masuk baik.
kedalam kelas virtual
yang ada didalam
aplikasi tersebut

33
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Melaksanakan 1. Meminta ijin kepada Terlaksana-nya Saya akan meminta ijin Dengan Dengan
kegiatan kepala sekolah pembelajaran kepada kepala sekolah terlaksananya dilaksanakann
pembelajaran yang dengan Santun, kegiatan proses ya kegiatan
menggunakan 2. Mempersiapkan RPP menyiapkan bahan tanpa belajar mengajar pembelajaran
aplikasi dengan menerapkan optimal memungut biaya dari dengan metode melalui
Google metode diskusi dan menggunakan siswa Anti korupsi, diskusi, maka visi penggunaan
Classroom langkah-langkah saintific media kemudian pada dan misi Gubernur aplikasi
kepada 3. Mempersiapkan LKPD pembelajaran pelaksanaan Sumatera Utara , Google
peserta didik yang ada dalam aplikasi Google pembelajaran saya akan “Mewujudkan Classroom,
di kelas XI Google Classroom Classroom menjelaskan, Masyarakat maka nilai
MM 2 berupa permasalahan Meningkat- membagikan, Sumatera Utara organisasi
yang akan dikerjakan 1. kan peran aktif mengarahkan peserta Yang Bermartabat kerja keras,
peserta didik secara siswa dalam didik tanpa membeda- Dalam Pendidikan tanggung
berkelompok proses belajar bedakan latar belakang karena jawab dan
4. Mengarahkan peserta mengajar peserta didik, dan masyarakatnya menghargai
didik untuk duduk meningkat- mengarahkan peserta yang terpelajar, prestasi akan
berdasarkan kelompok. kan kemampuan didik yang mengalami berkarakter,

34
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menjelaskan kepada bekerja sama kendala dan menjadi cerdas, kolaboratif, dapat
peserta didik tentang siswa,toleransi fasilitator yang baik berdaya saing, dan diperkuat.
tujuan dari pembelajaran serta demokrasi. selama proses mandiri “
serta penggunaan Lembar pembelajaran sehingga terlaksana dengan
Kerja Peserta Didik pembelajaran menjadi baik.
(LKPD) Efektif dan dapat
6. Menjalankan menyelesaikan
pembelajaran sesuai pembuatan danceskrip
dengan RPP tari dengan benar.
7. Membagikan Lembar
Kerja Peserta Didik
kepada masing-masing
kelompok dan meminta
mereka untuk berdiskusi
mennyelesaikannya.
8. Mengarahkan
kelompok yang

35
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan
permasalahan
9. Mengarahkan
kelompok untuk
menyimpulkan hasil
kerja kelompok.
10. Memberikan nilai
lebih tinggi dan juga
apresiasi kepada
kelompok yang dapat
menyelesaikan LKPD
dengna baik dan
memotivasi kelompok
yang belum mampu
menyelesaikannya
dengan baik.

36
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

4 Melaksanakan 1. Mempersiapkan RPP Terlaksana-nya Saya akan meminta ijin Dengan Dengan
kegiatan dengan menerapkan pembelaja-ran kepada kepala sekolah terlaksananya dilaksanakann
pembelajaran penggunaan media yang dengan Santun, kegiatan proses ya kegiatan
menggunakan Google Classroom menyiapkan daftar nilai belajar mengajar pembelajaran
aplikasi optimal yang menjadi tanggung dengan metode melalui
2. Mengkoordinir siswa
Google menggunakan jawab saya, memberikan diskusi, maka visi penggunaan
agar membuka
Classroom media nilai dengan jujur dan dan misi Gubernur aplikasi
aplikasi Google
kepada pembelajaran adil sesuai dengan Sumatera Utara , Google
Classroom di rumah
peserta didik Google kemampuan peserta “Mewujudkan Classroom,
melalui smarthphone
di kelas XI Classroom di didik, lalu meminta siswa Masyarakat maka nilai
mereka pada pukul
MM 2 diluar luar jam sekolah yang lain untuk Sumatera Utara organisasi
20.00 WIB
jam sekolah Meningkat- mengapresiasi dan Yang Bermartabat kerja keras,
3. Mengarahkan peserta kan peran aktif menghargai kelompok Dalam Pendidikan tanggung
didik untuk siswa dalam yang sedang tampil, dan karena jawab dan
melaksanaakan tugas proses belajar memberi motivasi siswa masyarakatnya menghargai
yang ada dalam mengajar yang belum bisa yang terpelajar, prestasi akan

37
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
kegiatan Mata Pelatihan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
aplikasi Google meningkat- melakukan gerak tari berkarakter, dapat
Classroom secara kan kemampuan dengan santun, memberi cerdas, kolaboratif, diperkuat.
mandiri dengan batas bekerja sama reward kepada kelompok berdaya saing, dan
waktu tertentu siswa,toleransi yang rapi dan kreatif. mandiri “
serta demokrasi terlaksana dengan
. baik.

38
3.4 Rencana Aktualisasi Jadwal Kegiatan

Jadwal dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan pemecahan isu adalah


sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi

NOVEMBER DESEMBER
No KEGIATAN III IV V I II
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media slide powerpoint di kelas XI
1 MM 2
Mensosialisasikan penggunaan aplikasi Google
2 Classroom kepada peserta didik di kelas XI MM 2
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan aplikasi Google Classroom kepada
3 peserta didik di kelas XI MM 2
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan aplikasi Google Classroom kepada
4 peserta didik di kelas XI MM 2 diluar jam sekolah

39
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Gagasan aktualisasi dalam rancangan ini adalah Upaya Optimalnya
Penggunaan Media Pembelajaran di kelas XI Multimedia 2 SMK Negeri 1 Lima
Puluh. Gagasan ini berangkat dari masalah yang ditemukan penulis ketika pertama
kali ditugaskan 2 SMK Negeri 1 Lima Puluh. Dimana masih minimnya
penggunaan media pembelajaran yang digunakan tenaga pendidik. Hal ini tentunya
jika tidak segera dipecahkan akan menyebabkan tingkat efisiensi kegiatan belajar
mengajar begitu rendah di 2 SMK Negeri 1 Lima Puluh.
Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan isu tersebut adalah :
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
slide powerpoint di kelas XI MM 2
2. Mensosialisasikan penggunaan aplikasi Google Classroom kepada
peserta didik di kelas XI MM 2
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan aplikasi Google
Classroom kepada peserta didik di kelas XI MM 2
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan aplikasi Google
Classroom kepada peserta didik di kelas XI MM 2 diluar jam sekolah
4.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang muncul di SMK Negeri 1 Lima Puluh yaitu ASN diharapkan
mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) yang telah diajarkan dalam Pendidikan
dan Pelatihan Dasar ke dalam kegiatan dan perilaku sehari-hari di instansi tempat
bekerja sehingga terdapat peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan kinerja.
Semoga laporan kegiatan ini memberikan manfaat yang baik untuk peserta sebagai
ASN, unit kerja SMK Negeri 1 Lima Puluh serta peserta didik dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2018.Peraturan
Kepala LAN-RI Nomor12 Tahun 2018, tentang Pelatihan Dasar CPNS
Permendiknas No. 35 Tahun 2010,tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme: Modul

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia.

41

Anda mungkin juga menyukai