Bab 7 Tekanan Kapiler
Bab 7 Tekanan Kapiler
67
68
satu dasar untuk menentukan secara efisien letak kedalaman sumur yang akan
dikomplesi.
Sedangkan wetabilitas dinyatakan dengan besarnya sudut kontak yang diukur
terhadap fluida yang memiliki densitas lebih besar (lebih berat).
Berikut adalah contoh pengaruh sistem padatan-fluida terhadap sudut kontak:
Keterangan :
Pc = Tekanan kapiler
γ = Tegangan antar-muka
θ = Sudut pembasahan
r = Jari-jari
Persamaan untuk tekanan kapiler hanya berlaku di bawah equilibrium
kapiler, yang berarti bahwa tidak akan ada fase mengalir.
Ketergantungan dari “interfacial curvature” pada saturasi fluida dalam pori-
pori yang tidak seragam. Tekanan kapiler didefinisikan sebagai perbedaan tekanan
pada interface yang berseberangan. Hal ini ditunjukkan dengan tekanan kapiler
lebih besar pada jari-jari yang kecil daripada jari-jari yang lebih besar dari
curvature, suatu hubungan yang terbalik antara tekanan kapiler dan saturasi fasa
pembasah, serta fasa permbasah yang akan mengisi pori-pori yang lebih kecil
dalam batuan reservoir.
Hubungan antara saturasi fasa pembasah dan tekanan kapiler adalah
tergantung pada proses pensaturasian. Pada tekanan kapiler tertentu suatu harga
yang lebih tinggi dari saturasi fasa pembasah akan diperoleh dari proses drainage
daripada proses imbibition.
71
1 2 3
14
4
13
11
12
15 8
5 7 9 10
Keterangan :
1. 0 – 2 atm (0 – 30 psi) Pressure Gauge
2. 0 – 15 atm (0 – 200 psi) Pressure Gauge
3. 0 – 150 atm (0 – 2000 psi) Pressure Gauge
4. Pressure Relief Valve
5. Vent
6. Pump Cyilinder
7. Pressure Control
8. Travelling Yoke
9. Supply Vacuum Valve
10. Handwheel
11. Picnometer lid
12. Sample Holder
13. Vacuum Gauge
14. Pressure Hose
15. Pump Scale
Gambar 7.4.
Mercury Injection Capillary Pressure Apparatus
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
74
5. Mengikat pump scale dengan yoke stop dan men-set handwheel dial
pada pembacaan 15 (miring kanan), dan memberikan pembacaan
pertama 28,150 cc.
6. Menginjeksikan mercury sampai mencapai upper reference mark.
Membaca besarnya bulk volume dari pump scale dan handwheel dial.
Sebagai contoh jika pembacaan skala lebih besar dari 12 cc dan dial
menunjukan 32,5 maka bulk volume sampel adalah 12,325 cc.
7. Menggerakkan pump scale dan handwheel dial padapembacaan 0,00
cc.
8. Memutar bleed valve, maka gas/udara mengalir ke sistem sampai level
mercury 3-5 mm di bawah upper reference mark.
9. Memutar pompa sampai permukaan mercury mencapai tanda paling
atas dan usahakan konstan selama 30 detik.
10. Membaca dan mencatat tekanan (low pressure gauge) dan volume
skala beserta handwheel dial (miring ke kiri) untuk mengganti 0-5 cc
graduated interval pada skala.
11. Mengulang step 8,9,10 untuk beberapa kenaikan tekanan. Jika tekanan
telah mencapai 1 atm membuka nitrogen valve, jika sistem telah
mencapai limit pada 0-2 atm gauge, gauge diisolasi dari sistem dan
gunakan 0-15 atm gauge dan terakhir menggunakan 0-150 atm gauge.
12. Mengulang step 11 sampai tekanan akhir didapat. Catatan : fluktuasi
temperature ± 1-2°C.
13. Jika test telah selesai, menutup nitrogen valve. Tekanan sistem
dikurangi sampai mencapai tekanan atm dengan mengeluarkan gas
lewat bleed valve.
77
Indikator Actual
Pressure
Indicator Correct Volume of Volume of Mercury
Volume
No. Pressure Pressure Mercury Mercury Saturation
Correction
(atm) (atm) Injection Injection (%)
(cc)
(cc) (cc)
Keterangan :
1. Kolom 1 dan kolom 3 didapat dari percobaan.
2. Kolom 2 = kolom 1 + 0,05 atm (Mercury Hydrostatic Head Correction).
3. Kolom 4 didapat dari grafik pressure volume correction vs tekanan yang
diambil dari kolom 1.
4. Kolom 5 = kolom 3 - kolom 4
Kolom 5
5. Kolom 6 = x 100%
Vp
78
Tabel VII-2.
Pressure Volume Correction
0,001 0
0,007674 0,005
0,041944 0,01
0,108094 0,015
0,203671 0,02
0,337105 0,025
0,502027 0,03
0,646885 0,035
0,783304 0,04
0,884514 0,045
0,94645 0,05
0,98333 0,055
1 0,06
7.5.2. Perhitungan
Perhitungan Mercury Saturation (MS)
MS = (Actual Volume of Mercury Injection : Vp) x 100 %
7.6. PEMBAHASAN
Praktikum pada minggu ini adalah penentuan tekanan kapiler sampel formasi
dalam larutan asam yang bertujuan untuk menentukan tekanan kapiler melalui
penginjeksian mercury. Tekanan kapiler adalah perbedaan yang terjadi pada kurva
interface antara dua fasa yang tidak bercampur dalam sistem kapiler. Tekanan
kapiler terjadi karena efek kapilaritas, yaitu peristiwa dimana fluida bersifat lebih
membasahi daerah fluida yang kurang membasahi, yang menyebabkan
terbentuknya daerah transisi di mana variasi saturasi fluida dalam batuan secara
vertikal.
Peralatan yang digunakan pada praktikum penentuan tekanan kapiler sampel
formasi adalah Mercury Injection Capilary Pressure Apparatus. Praktikum kali
ini tidak dilakukan secara langsung dikarenakan beberapa bagian alat yang rusak
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan percobaan. Penggunaan N2 juga
tidak dapat dilakukan. N2 sebenarnya berfungsi sebagai gas yang inert (tidak
bereaksi), dengan adanya pressure dari pump akan terjadi perbedaan tekanan yang
mengakibatkan volume udara di sampel core digantikan dengan N2. Dengan
adanya injeksi mercury setelah pengkalibrasian alat, maka akan terjadi perubahan
volume picnometer dan mercury akibat memakai tekanan yang besar.
Untuk itu perlu dilakukan pressure volume correction, yang mekanismenya
yaitu menginjeksikan mercury sampai upper reference mark, kemudian membaca
besarnya volume bulk dari pump scale dan handwheel dial. Setelah terbaca
handwheel dan pump scale digerakkan pada pembacaan 0,000 cc. Dengan
memutar bleed valve, maka gas atau udara mengalir ke sistem sampai level
mercury turun 3-5 mm dari upper reference. Dengan memutar pompa mercury,
didapatkan tekanan low pressure gauge dan volume scale-nya. Apabila data-data
dari indicator pressure semakin besar, maka harga mercury saturation (%) of pore
volume akan semakin kecil. Fluida yang diinjeksikan menggunakan mercury
injection karena mercury tidak dapat masuk ke pori batuan sampel, sehingga tidak
mengganggu harga-harga sifat fisik sampel batuan tersebut.
Setelah melakukan percobaan, secara garis besar yang dapat diketahui ialah
harga saturasi connate water, ketebalan zona transisi, dan harga permeabilitas
81
relatif. Apabila tekanan kapiler diplot dengan saturasi air, maka akan diketahui
besarnya saturasi air konat, tebal zona transisi, dan harga permeabilitas relatif.
Tekanan kapiler dapat dikonversikan menjadi ketinggian di atas kontak minyak-
air (WOC), maka saturasi minyak, air, dan gas yang menempati level tertentu
dalam reservoir dapat ditentukan. Dengan diketahuinya zona produktif, maka
perforasi dapat dilakukan untuk memproduksikan hidrokarbon.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini pada aspek reservoir adalah untuk
mengetahui tenaga pendorong apa yang terdapat dalam suatu reservoir, serta
mengetahui distribusi saturasi fluida dalam suatu reservoir. Pada bidang
pemboran dapat digunakan sebagai alat stimulasi untuk menentukan secara efisien
letak dari kedalaman sumur yang akan dikomplesi. Sedangkan pada bidang
produksi digunakan untuk menentukan desain well completion yang tepat untuk
suatu sumur. Selain itu, data tekanan kapiler juga bermanfaat dalam meningkatkan
recovery karena tekanan kapiler yang sangat besar mengakibatkan produksi
melambat, sehingga dapat ditentukan surfaktan yang tepat untuk menurunkan
harga tekanan kapiler.
82
7.7. KESIMPULAN
1. Tekanan kapiler adalah perbedaan yang terjadi pada kurva interface
antara dua fasa yang tidak bercampur dalam sistem kapiler.
2. Tekanan kapiler terjadi karena efek kapilaritas, yaitu peristiwa dimana
fluida bersifat lebih membasahi daerah fluida yang kurang membasahi,
yang menyebabkan terbentuknya daerah transisi di mana terdapat variasi
saturasi fluida dalam batuan secara vertikal.
3. Parameter yang dapat diketahui dari percobaan secara garis besar adalah
harga saturasi connate water, ketebalan zona transisi, dan harga
permeabilitas relatif. Apabila tekanan kapiler diplot dengan saturasi air,
maka akan diketahui besarnya saturasi air konat, tebal zona transisi, dan
harga permeabilitas relatif.
4. Tekanan kapiler dapat dikonversikan menjadi ketinggian di atas kontak
minyak-air (WOC), maka saturasi minyak, air, dan gas yang menempati
level tertentu dalam reservoir dapat ditentukan.
5. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Dalam aspek reservoir adalah untuk mengetahui tenaga pendorong
apa yang terdapat dalam suatu reservoir, serta mengetahui distribusi
saturasi fluida dalam suatu reservoir.
b. Dalam aspek pemboran dapat digunakan sebagai alat stimulasi untuk
menentukan secara efisien letak dari kedalaman sumur yang akan
dikomplesi.
c. Dalam aspek produksi digunakan untuk menentukan desain well
completion yang tepat untuk suatu sumur. Selain itu, data tekanan
kapiler juga bermanfaat dalam meningkatkan recovery karena tekanan
kapiler yang sangat besar mengakibatkan produksi melambat,
sehingga dapat ditentukan surfaktan yang tepat untuk menurunkan
harga tekanan kapiler.