Anda di halaman 1dari 17

PAKET PENYULUHAN CA NASOFARING

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
PAKET PENYULUHAN
CA NASOFARING

Disusun Oleh:
POLTEKES MALANG KAMPUS V TRENGGALEK
1. WAHYU ULGA WINANDITYATAMA
2. YOGHA DIESTIO ANOVIO
3. YOHANES DWI L.P

STIKES KENDEDES MALANG


1. DWI DESI SETIANINGTIAS
2. ERA NOVALYZA
3. GRISNA PUTRI LIDU
4. MARTHA MARSELINA MEME
LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHAN

CA NASOFARING

Pada tanggal 29 November 2019 di R.20 RSUD Dr.Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh:

MAHASISWA POLTEKES MALANG KAMPUS V TRENGGALEK

MAHASISWA STIKES KENDEDES MALANG

Telah Disetujui Oleh:

MENGETAHUI

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

PAKET PENYULUHAN

Tema : CA NASOFARING
Sub Tema : CA NASOFARING
Sasaran : Seluruh keluarga pasien

Hari ,Tanggal : Jum’at, 29 November 2019

Waktu :Pukul 10.00 – 10.30

Tempat : Lingkungan sekitar R.20 RSSA MALANG

1. Analisa Situasional
Penyuluh : Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Tingkat 3
Peserta : Pasien dan keluarga pasien yang terkena KNF
2. Analisa Tujuan dan Karakteristik
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan, keluarga pasien mampu mendeskripsikan dan
mengenali tanda dan gejala penyakit Ca Nasofaring.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga pasien mampu :
1) Menyebutkan pengertian penyakit Ca Nasofaring
2) Menyebutkan penyebab penyakit Ca Nasofaring
3) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Ca Nasofaring
4) Penatalaksanaan penyakit Ca Nasofaring
3. Lingkup Materi Pembelajaran
1) Pengertian penyakit Ca Nasofaring
2) Penyebab penyakit Ca Nasofaring
3) Tanda dan gejala penyakit Ca Nasoring
4) Penatalaksanaan penyakit Ca Nasofaring
4. Analisis Sumber Belajar
Materi terlampir
5. Strategi
1. Materi Pembelajaran : Ceramah dan diskusi
2. Media : LCD
Job Desk

1. Moderator ,bertugas untuk memandu jalannya acara penyuluhan agar kondusif,


efisien,cepat dan tepat. (Wahyu,Yogha,Era)
2. Observer ,bertugas untuk menulis ha-hal yang mengenai jalannya penyuluhan, seperti
mencatat pertanyaan, menulis evaluasi jalannya acara penyuluhan, dan menulis
kesimpulan dari penyuluhan tersebut .( Wahyu,Yogha,Era,Yohanes)
3. Pemateri,bertugas untuk menjelaskan isi dari penyuluhan kepada peserta dan
menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.(Dwi,Grisna,Martha,Yohanes)
4. Fasilitator, bertugas menyediakan peralatan yang dibutuhkan saat penyuluhan,
menyiapkan materi penyuluhan, dsb.
 Wahyu ,bertugas meminjam LCD di R.28, menyediakan laptop.
 Grisna dan Yogha,bertugas membuat PPT. ( dibantu Martha)
 Wahyu,Grisna dan Era, bertugas membuat SAP. (dibantu Yogha)
Wahyu,Yogha,Era dan Dwi, bertugas konsul SAP, mencetak SAP, menyiapkan tempat
untuk penyuluhan, dan mengatur peserta penyuluhan.
6. Setting Tempat

LCD

Penyaji

Peserta

7. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Pelaksana
1. 2 menit Pendahuluan
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Penyaji
dan menyatakan
pembuka dan
keadaannya
menanyakan kabar
peserta 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
3. Memperhatikan
beserta tim
3. Menjelaskan kontrak
waktu dan tujuan 4. Memperhatikan
penyuluhan
5. Memperhatikan
4. Menjelaskan
mekanisme diskusi
5. Menjelaskan topik
yang akan diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan
1. Menggali 1. Menjawab Penyaji
pengetahuan awal dan
pengalaman peserta 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan materi :
Pengertian, penyebab,
tanda gejala dan
penatalaksanaan Ca 3. Bertanya
Nasofaring
3. Mempersilahkan
peserta untuk
mengajukan
4. Memperhatikan
pertanyaan dan
fasilitator memotivasi
peserta untuk bertanya
4. Fasilitator menjawab
pertanyaan
3. 3 menit Evaluasi dan Penutup Penyaji
1. Menegaskan 1. Menjawab
kesimpulan dari topik
yang sudah dibahas
sebelumnya
2. Mengucapkan
2. Mengucapkan terima kembali
kasih atas waktu dan terimakasih kepada
perhatian peserta mahasiswa yang
telah memberi
penyuluhan
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
penutup 4. Menerima
4. Membagikan leaflet

8. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan
perawat.
b. Kontrak waktu penyuluhan dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
kesehatan dan ditindak lanjuti 15 menit sebelum acara dimulai
c. Media yang digunakan sudah siap sebelum acara penyuluhan dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan penyaji
b. Peserta tidak meninggalkan acara selama penyuluhan berlangsung atau
meninggalkan acara dengan ijin kepada panitia
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Penyuluhan berjalan sesuai rencana

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan penyaji
MATERI PENYULUHAN

ANATOMI NASOFARING

Nasofaring berhubungan erat dengan sinus sphenoid, fossa nasalis, foramen pada dasar
tengkorak. Tuba eustachius membuka kedalam dinding lateral nasofaring. Di antara tulang
rawan, mulai dari bagian pertengahan tuba eustachius sampai akhir dinding belakang adalah
fossa Rossen-Muller. Histology epitel nasofaring pada orang dewasa memiliki peranan yang
sangat penting dalam penelitian. Teori menunujukkan bahwa karsinoma ini dapat berkembang
dalam epitel yang mengalami metaplasia skuamosa. Tidak diketahui mengapa metaplasia ini
lebih banyak pada masyarakat kanton dari pada orang kulit putih.

(Letak anatomis nasofaring)

Nasofaring disebut juga dengan epifaring.terletak antara basis sphenoid sebagai batas atas
pinggir bawah pallatum molle sebagai batas bawah,koana dan pallatum molle sebagai batas
depan dan verrtebre cervical1-2 serta basis sphenoid sebagai batas belakang.

Pada daerah dinding batas belakang atap terletak jaringan lomfoid yaitu disebut dengn
tonsil faring atau adenoid.pada dinding anterior bagian atas terdapat 2 buah lubang sebagai
muara cavum nasi ke nasofaring.yang disebut koana atau nares posterior.dibawh koana terdapat
pallatum molle.
Pada dinding lateral kiri dan kanan ditentukan cekungan yaitu muara tuba eusatchius ke
nasofaring dan di belakang torus tobarius ditemukan pada suatu lekukan atau celah yang disebut
fosssa rosenumuller.

EPIDEMIOLOGI

Karsinoma nasofaring menjadi penyebab kematian utama pada sebagian besar populasi di
Asia Tenggara, di cina selatan, karsinoma nasofaring merupakan tumor terbanyak pada laki-laki,
dengan insiden rata-rata sekitar 40/100.000, insiden terbanyak ditemukan di daerah cina, khusus
nya di propinsi Kwangtung republic rakyat cina.

Pada ras mongoloid kanker nasofaring insidennya cukup tinggi, sehingga tidaklah
mengherankan pada penduduk cina bagian selatan, kemudian hongkong, Vietnam, Thailand,
Malaysia, singapura dan Indonesia banyak ditemukan kasus ini.

Selain itu cukup banyak kasus karsinoma nasofaring di yunani, afrika bagian utara seperti
aljazair, Tunisia, pada orang eksimo, Alaska dan Greenland, penyebabnya diduga adalah karena
memakan makanan yang di awetkan pada musim dingin dengan menggunakan bahan pengawet
nitrosamine.

ETIOLOGI

Etiologi karsinoma nasofaring ini masih belum diketahui secara pasti. Secara umum,
karsinoma nasofaring terjadi sebagai akibat pengaruh genetic dan lingkungan, seperti zat
karsinogen dan infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Hal ini didukung oleh adanya factor genetic yang berhubungan dengan karsinoma
nasofaring, yaitu HLA-A2 dan HLA-Bsin2 ( paling banyak ditemukan pada orang daerah cina
selatan tetapi jarang didapatkan pada ras kaukasoid ).selain itu telah berhasil diidentifikasi
abnormalitas pada berbagai kromosom.

Faktor lingkungan dan kultur yang berhubungan dengan karsinoma nasofaring termasuk
didalamnya adalah kebiasaan dari orang kanton yang memakan ikan yang diasinkan dan
mengawetkan makanan dengan bahan pengawet nitrosamine (hal ini telah dikonsumsi sejak
masa kanak-kanak ). Bukti ditemukannya DNA-EBV pada hampir setiap kasus karsinoma
nasofaring menjadikan pegangan bagi para ahli untuk membuat kesimpulan bahwa keganasan
yang terjadi adalah akibat ekspansi pembelahan pada sel yang diakibatkan EBV. Hal ini
memberikan indikasi bahwa EBV muncul dalam sel pada saat terjadinya transformasi sel
menjadi ganas dan menunjukkan peranan virus tersebut terhadap perkembangan awal terjadinya
proses keganasan pada nasofaring.

GEJALA DAN TANDA-TANDA

Gejala yang timbul oleh tumor nasofaring beraneka ragam, tidak ada gejala pasti yang
khusus untuk tumor nasofaring karena tumor primer itu sendiri dalam nasofaring kadang tidak
menimbulkan gejala. Tumor nasofaring dapat menimbulkan gejala-gejala hingga penderita
datang berobat keberbagai ahli

Tumor ini menimbulkan gejala bila sudah ada penyebaran.

1. Gejala nasofaring (tumor primer )


 Asimptomatik.
 Hidung tumpat
 Epistaksis ringan

Untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan cermat, kalau perlu dengan nasofaringoskop.
Karena sering gejala belum ada sedangkan tumor sudah bertumbuh atau tumor tidak
nampak karena masih terdapat dibawah mukosa ( creeping tumor ).

2. Gangguan pada telinga/pendengaran.


Merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat muara tuba eustachius
( fossa Rossen-Muller ) hingga tuba tertutup. Gangguan dapat berupa :
 Tinitus
 Tuli (deafness ) akibat timbulnya otitis media serosa
 Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri ( otalgia )

Tidak jarang penderita dengan gangguan pendengaran ini baru kemudian disadari bahwa
penyebabnya adalah karsinoma nasofaring.

3. Gejala mata dan syaraf


 Infiltrasi dasar tengkorak
Merupakan gejala karsinoma. Penjelasan melalui fenomena laserum akan
mengenai syaraf otak N.III, N.VI, dapat pula ke N.V dapat menimbulkan gejala :

 Diplopia
 Juling
 Neuralgia terminal.

Penderita datang dengan keluhan juling bila melirik kekanan bengkak leher sebelah
kanan sejak dua bulan, tidak nyeri. Tidak ada keluhan lain. Pada pemeriksaan terdapat
masssa kelenjar limfe-3 dan paralysis N.VI kanan. Biopsy nasofaring memastikan
diagnosis karsinoma dengan penyebaran kelenjar limfe dan penyusupan ke dasar
tengkorak ( petrosfenoidal )

a. Pada pandangan lurus kedepan tampak normal


b. Penderita melirik kekanan, mata kanan tidak bergerak ke kanan
c. Penderita melirik kekiri tidak ada gangguan gerakan bola mata.

 Infiltrasi para faring


Yaitu tengkorak lateral dan belakang tumor masuk menjalar, sepanjang dasar
tengkorak dapat merusak syaraf-syaraf yang melalui foramen jugularis yaitu N.IX, X,
XI dan XII sehingga menimbulkan paralise motorik atau sensorik pada faring dan
laring.
 Pembengkakkan leher
Tiga dari empat penderita tumor nasofaring mengalami pembengkakkan pada leher,
ini merupakan gejala utama hampir 50% penderita. Oleh tumor dalam nasofaring
tidak menimbulkan gejala, satu-satunya keluhan penderita ialah pembengkakkan pada
leher. Menghadapi penderita demikian maka nasofaring penderita harus di periksa.
Sebelum dilakukan biopsy kelenjar leher yang membesar pada daerah nasofaring
yang mencurigakan harus dilakukan biopsy lebih dahulu

HISTOPATOLOGI

Telah disetujui oleh WHO bahwa hanya 3 karsinoma (epidermoid) pada nasofering yaitu:

1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi


2. Karsinoma tidak berkeratinisasi
3. Karsinoma tidak berderiferenisasi
Semua yang kita kenal selama ini dengan limf epiteloma, sel transisionil, sel spindle, sel
clear, anaplastik dan lain-lain dimasukkan dalam kelompok tidak berdiferenisasi.

PENCEGAHAN

Pemberian vaksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal di daerah beresiko tinggi.
Memindahkan ( migrasi ) penduduk di daerah yang beresiko ketempat lainnya. Penerangan akan
kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara memasak makanan dan mencegah akibat yang
timbul dari bahan-bahan yang berbahaya. Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak
sehat, meningkatkan keadaan social ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengan
kemungkinan-kemungkinan factor penyebab melakukan tes serologi IgA anti VCA dan IgA anti
EA secara missal dimasa yang akan datang akan bermanfaat dalam menentukan karsinoma
nasofaring secara lebih dini.

Lampiran
CUCI TANGAN
A. Definisi Cuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi lebih bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal dengan juga sebagai
salah satu upaya pencegahan penyakit.Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen
yang membawakuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang yang lain
baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung.
B. Tujuan Cuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untukmenghindari masuknya
kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan :
1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan dari kuman mikoorganisme
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
C. Pentingnya mencuci tangan
1. Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakitmenular seperti diare dan ISPA
2. Perilaku cuci tangan pakai sbun merupakan satu hal penting untuk menghalangi terjadinya
infeksi
D. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Setelah BAB
3. Sebelum memegang bayi
4. Sesudah menceboki nanak
5. Sebelum menyiapkan makanan
E. Persiapan Alat
a. Sabun
b. Kran
c. Tissue
d. Tempat sampah

F. Langkah-langkah mencuci tangan


Basahi tangan, tuangkan sabun ditelapak tangan 3-5cc
1. Gosok kedua telapak tangan hingga merata dalamposisi horizontal
2. Gosok punggung dan sela-sela jari dengan tangan kanan dansebaliknya
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
4. Gosoklah jari-jari sisi dlaam dari kedua tangan dan saling mengunci
5. Gosoklah ibu jari berputar dalam genggaman. Tangan kanan dan sebaliknya
6. Gosoklah memutar ujung-ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Bilas kedua tangan dengan air mengalir sambil melakukan kembali 6 langkah cuci tangan
tutuplah kran air dengan menggunakan siku atau tissu. Keringkan tangan dengan tissue
sampai benar-benar kering.
Lampiran Materi
BATUK EFEKTIF

A. Pengertian Batuk Efektif


Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana energy dapat dihemat
sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal (Smeltzer, 2001).
Tujuan Batuk Efektif
-Mengurangi nyeri luka operasi saat batuk
-Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
-Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat Mengurangi sesak nafas akibat
akumulasi secret
-Meningkatkan distribusi ventilasi.
-Meningkatkan volume paru
-Memfasilitasi pembersihan saluran napas

B. Teknik Batuk Efektif


Tarik nafas dalam 4-5 kali Pada tarikan nafas dalam yang terakhir , nafas ditahan selama
1-2 detik Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan Keluarkan
dahak dengan bunyi “ha..ha..ha” atau “huf..huf..huf..” Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan.

C. Alat dan Bahan yang disediakan


-Tissue/sapu tangan
-Gelas untuk penampungan dahak
-Gelas berisi air hangat
Lampiran Materi
PENGELOLAAN SAMPAH
A. Pengertian
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dapat diartikan sebagai material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

B. Tujuan
Agar masyarakat mau mengolah sampahnya sendiri, dan menjaga lingkunganya.

C. Jenis-Jenis Sampah
1. Sampah organik
Adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan
dapat hancur secara alami.
Contoh :
a. Sayuran
b. Daging
c. Ikan
d. Nasi
e. Potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun.
1. Sampah non organik/ an-organik
Adalah sampah yang tidak mudah busuk
Contoh :
a. Botol
b. Gelas
c. Plastik
d. Tas plastik
e. Kaleng
f. Logam
Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama sekali tidak
bisa terurai.

D. Dampak Jika Sampah Tidak Di Olah


1. terjadinya banjir
2. berjangkitnya penyakit
3. bencana alam lainya
E. Cara Mengelola Sampah
1. Memilah Sampah
Sampah di pisah antara organik dan an organik
2. Pembuatan kompos
Kompos dapat mengurangi tumpukan sampah yang mudah membusuk seerta sangat
berguna dalam penyuburan tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan nilai ekonomis
dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman
3. Pendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse dan Recycle. (3R) yaitu :
1.Reduce artinya mengurangi.
Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian barang. Misalnya dengan membawa
tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik dan mencegah pemakaian
styrofoam.
2.Reuse artinya pakai ulang.
Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung dibuang, tetapi sebisa mungkin
gunakanlah kembali berulang-ulang. Misalnya menulis pada kedua sisi kertas dan menggunakan
botol isi ulang.
3.Recycle artinya daur ulang.
Sampah kertas dapat dibuat hasil karya, demikian pula dengan sampah kemasan plastik
mie instan, sabun, minyak, dll
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC

Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan masalah
kolaboratif. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River

Kasuari. 2002. Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan
Patofisiology. Magelang. Poltekes Semarang PSIK Magelang

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River

Nanda. 2005. Nursing Diagnoses Definition dan Classification. Philadelpia

Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai