Anda di halaman 1dari 10

Menelusuri dan menganalisis model teks penelitian

PEMBAHASAN
MODEL-MODEL PROPOSAL DAN PENYUSUNAN
A. Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu
kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau
persetujuan pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam
bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam
tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam dunia
ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat
penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain
penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan
penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai
standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.
Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang sering
digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak
kemiripan dengan model “Proposal Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun
karena sifatnya yang lebih umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam
penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih
“bebas”, penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah¬kaidah dan sistematika
tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang¬orang yang membaca proposal
tersebut. Secara mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah satu dari
sekian banyak tahap perencanaan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini.
Penulisan proposal adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah
dibuat dalam tahap¬tahap sebelumnya.
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan
untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan)
sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan
dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca,
sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang
biasanya di detailkan dalam proposal bisnis :
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada
pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.
Hal-hal yang perlu dimuat dalam proposal antara lain :
1. nama proposal
2. pendahuluan
3. tujuan
4. bentuk/jenis kegiatan
5. pelaksanaan
. panitia pelaksana (terlampir)
7. biaya/dana (rincian terlampir)
8. harapan
9. lampiran
Manfaat Proposal :
 Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
 Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut.
 Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar mereka memberikan dukungan material maupun
finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah direncanakan.
Ciri-Ciri Proposal :
 Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan.
 Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan.
 Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara.
 Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang
nantinya diserahkan kepada si empunya acara.
 dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat proposal :
 Penyusunan proposal hendaknya menunjuk orang atau beberapa orang yang ahli dalam
menyusun proposal, sebaiknya yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan yang diselenggarakan
 Penyusun proposal mempersiapkan bahan-bahan dan informasi yang diperlukan, yaitu berupa
bahan2 hasil kesepakatan seluruh panitia
 Menyusun draft proposal dengan sistematis, menarik, dan realistis
 Proposal dibicarakan dalam forum musyawarah untuk dibahas, direvisi dan disetujui.
 Dibuat proposal yang telah disempurnakan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
 Proposal diperbanyak dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang dituju, baik internal
maupun eksternal.

B. Model-model Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal
berbentuk formal, semiformal, dan nonformal. Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat
pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal,
terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar
(anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian,
waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan
sebagainya. Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk
proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti
proposal bentuk formal.
Isi Proposal,
Jenis dari isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi proposal yang berbentuk
kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan (judul), dasar pemikiran, tujuan
diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara (panitia),
anggaran biaya, dan penutup.
Tujuan membuat proposal
Dapat diartikan proposal merupakan suatu penjabaran peneltian, tujuan dari pembuatan
proposal biasanya untuk mejabarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat dikatakan juga
proposal merupakan suatu dokumentasi hasil penelitian.
Jenis - Jenis Proposal
Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu :
1. Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan
masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan
teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan
masalah. Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan
menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan
penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban
terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan
atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada
penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka
semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai
sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran
atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah
ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
3. Proposal Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan
penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta
menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini
berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta
pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam
bentuk dukungan data empiris di lapangan.
C. Penyusunan Proposal
Sistematika pembuatan proposal antara lain :
1. Pendahuluan
o Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
o Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari(nyata).
o Point-point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah
dibahas sebelumnya.
2. Dasar Pemikiran
o Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma Perguruan Tinggi,
program kerja pengurus dan lain-lain.
o Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum, misalnya: Peraturan
Pemerintah No sekian.
3. Tujuan
o Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus).
o Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa.
Contoh : Memperoleh kader-kader KMHDI.
o Memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota KMHDI.
4. Tema
o Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut.
5. Jenis Kegiatan
o Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya lebih
dari satu.
o Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan, penyampain materi
secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.
6. Target
o Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai ukuran-ukuran yang
digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
Contoh :
o Target acara ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing
diantaranya, memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar yang Buku Pedoman Kaderisasi
Jilid I KMHDI, dan setiap pelatih tersebut memiliki nilai rata-rata diatas 7 (dengan range 10)
dalam setiap materi pelatihan.
7. Sasaran/Peserta
o Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau lebih kenal
dengan peserta).
8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan kegiatan
tersebut.
9. Anggaran Dana
Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang
diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran tersendiri.
10. Susunan Panitia
Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang penting-penting
saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite dll, sedangkan kepanitian
lengkap dicantumkan dalam lampiran.
11. Jadwal Kegiatan
o Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
o Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12. Penutup
o Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
o Ditutup dengan lembar pengesahan proposal.
o Terakhir, diikuti dengan lampiran.

Kesimpulan :
Model-model Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal
berbentuk formal, semiformal, dan nonformal. Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat
pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal,
terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar
(anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian,
waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan
sebagainya. Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk
proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti
proposal bentuk formal.
BAB IV
MELAPORKAN HASIL PENELITIAN DAN HASIL KEGIATAN A. Kegiatan 1
Membangun Konteks Teks Laporan Laporan penelitian atau laporan kegiatan yang dimaksudkan
di sini adalah laporan pada umumnya – yaitu bahwa setelah peneliti atau pelaksana kegiatan
melaksanakan penelitian atau kegiatan, mereka harus menyusun laporan. Akan tetapi, pada
konteks studi Anda, laporan penelitian dan laporan kegiatan mempunyai genre makro secara
khusus, sesuai dengan jenjang pendidikan dan jenis kegiatan yang relevan dengan kehidupan
akademik Anda. Laporan yang didasarkan pada penelitian dapat disusun dengan genre makro
skripsi (untuk jenjang S-1), tesis (untuk jenjang S-2), dan disertasi (untuk jenjang S-3). Selain
itu, laporan penelitian juga dapat dinyatakan dengan genre makro artikel ilmiah. Di pihak lain,
laporan kegiatan tidak disusun berdasarkan penelitian, tetapi berdasarkan kegiatan, misalnya
latihan kerja ( job training ), magang ( internship ), seminar, lokakarya, pentas seni, dan
kegiatan kemahasiswaan yang lain. Mahasiswa yang terlibat dalam kepanitiaan dituntut untuk
menulis laporan setelah mereka menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut. B. Kegiatan 2
Menelusuri Model dan Menganalisis Teks Laporan. Bahkan sebuah penelitian dapat menjadi
inspirasi kemunculan gagasan baru. Di pihak lain, laporan kegiatan yang bagus dapat dijadikan
pedoman untuk merancang kegiatan yang akan datang. Kekurangan-kekurangan yang ada pada
kegiatan yang dilaporkan itu merupakan pelajaran yang berharga dalam melaksanakan kegiatan
yang lain. 1. Menelusuri Model Teks Laporan Laporan penelitian dan laporan kegiatan disusun
menurut struktur teks tertentu. Struktur teks itu terdiri atas tahapan-tahapan yang direalisasikan
oleh genre mikro yang sesuai dengan isi dan fungsi tahapan-tahapan tersebut. 1.1 Menelusuri
Model Teks Laporan Penelitian Model teks pada laporan penelitian dapat kita lihat pada sebuah
artikel berupa jurnal penleitian yang dihasilkan dari penelitian lapangan maupun penelitian
literature. 1.2 Menelusuri Model Teks Laporan Kegiatan Contoh daripada model teks laporan
akhir kegiatan seperti tulisan yang berjudul Peran dan tanggung jawab front office dalam
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan tamu di Rumah Turi Eco Boutique Hotel Solo
(Widodo, 2013 2.1 Menganalisis Hubungan Genre pada Setiap Tahapan Teks Laporan Penelitian
2.1.1 Abstrak Abstrak merupakan bagian yang sangat penting dalam laporan penelitian. Pada
laporan penelitian, abstrak adalah genre mikro yang berisi ringkasan seluruh penelitian yang
dilaporkan. Pada konteks ini, abstrak juga disebut ringkasan atau intisari. Abstrak menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan itu sendiri secara keseluruhan. Oleh sebab itu, sebagai
ringkasan, abstrak berfungsi secara sosial untuk menjelaskan keseluruhan isi penelitian, yang
meliputi: (1) masalah yang diteliti (dan atau tujuan penelitian), (2) metodologi penelitian, (3)
temuan yang dihasilkan dan pembahasan, serta (4) simpulan, implikasi, dan atau saran. 2.1.2
Pendahuluan Pada laporan penelitian, pendahuluan merupakan tahapan yang berfungsi untuk
menyatakan latar belakang penelitian yang telah dilaksanakan, permasalahan yang diteliti, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, pentingnya masalah itu diteliti, dan pendekatan/metode/teknik
yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tiga hal yang disebutkan pertama sering
dinyatakan ke dalam subbab tersendiri atau dinyatakan dalam satu kesatuan dan disisipkan ke
dalam paragraf-paragraf pendahuluan. Adapun dua hal yang disebutkan kemudian cukup
disisipkan ke dalam paragraf-paragraf yang relevan pada pendahuluan itu.. Perlu digarisbawahi
pula bahwa melalui Tahapan Pendahuluan, pembaca diharapkan sudah mengetahui isi dan arah
penelitian secara keseluruhan. 2.1.3 Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka Tahapan Landasan
Teori dan Tinjauan Pustaka berisi dua hal. Yang pertama, adalah landasan teori yang berfungsi
untuk menyampaikan ulasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, dan
yang kedua adalah tinjauan pustaka yang berfungsi untuk menyatakan perbandingan antara
penelitian yang dilaporkan itu dan penelitian-penelitian sebelumnya. Pada dasarnya Tahapan
Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka dalam laporan penelitian dan dalam proposal penelitian itu
sama, terutama untuk Subtahapan Tinjauan Pustaka. Atas dasar ini, Anda disarankan untuk
membaca kembali penjelasan tentang tahapan tersebut di Bab III. Hal yang membuat berbeda
adalah bahwa teori yang telah dirancang pada proposal sering perlu ditata ulang lagi pada
laporan penelitian untuk disesuaikan dengan temuan-temuan penelitian sebagaimana tergambar
pada data. 2.1.4 Metodologi Penelitian Tahapan Metodologi Penelitian berisi sajian tentang
pendekatan, metode, dan teknik penelitian yang diterapkan pada penelitian yang dilaporkan,
termasuk langkah-langkah yang ditempuh. Dengan mengambil contoh penelitian tentang
kearifan lokal di masyarakat Samin di atas, hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Pendekatan
teoretis yang dipilih dalam penelitian tersebut adalah pendekatan sosiologis-antropologis yang
dikemukakan oleh Malinowski dan Talcott Parsons, sedangkan pendekatan penelitiannya adalah
pendekatan kualitatif. 2.1.5 Hasil Penelitian dan Pembahasan Tahapan Hasil Penelitian dan
Pembahasan terdiri atas dua hal yang berbeda: hasil penelitian dan pembahasan. Pada laporan
penelitian, kedua hal itu dapat dijadikan satu bab, dengan nama “Hasil Penelitian dan
Pembahasan”, atau dijadikan dua bab, masing- masing dengan nama “Hasil Penelitian” dan
“Pembahasan”. Perlu dicatat bahwa terdapat banyak laporan penelitian yang tidak mengandung
pembahasan, meskipun Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan secara eksplisit dinyatakan. Pada
laporan penelitian yang demikian itu, bab yang dimaksud hanya berisi deskripsi data biasa tanpa
disertai analisis dengan cara membanding-bandingkan berbagai temuan yang ada serta tanpa
dikonfirmasikan dengan teori yang dirujuk dan tanpa dikonfrontasikan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya. Anda tidak diharapkan untuk membuat laporan penelitian seperti itu.
2.1.6 Penutup Bab Penutup merupakan tahapan terakhir pada struktur teks laporan penelitian.
Tahapan ini biasanya mengandung dua unsur, yaitu simpulan dan saran. Selain kedua unsur itu,
implikasi penelitian juga sering dimasukkan ke dalam tahapan tersebut. Untuk menyampaikan
simpulan dan saran (termasuk implikasi hasil penelitian), genre mikro yang digunakan adalah
deskripsi dan atau meliputi eksposisi. Deskripsi digunakan untuk memaparkan simpulan, yang
tidak lain adalah jawaban langsung terhadap pertanyaan penelitian yang telah disampaikan pada
Tahapan Pendahuluan. Pada dasarnya, simpulan merupakan ringkasan dari temuan penelitian. Di
pihak lain, simpulan harus segaris dengan tujuan penelitian, karena dari simpulan diketahui
bahwa tujuan penelitian itu tercapai atau tidak. Selanjutnya, berdasarkan temuan-temuan
penelitian tersebut, saran diajukan. Saran berisi masukan tentang tindakan yang seharusnya
dilakukan, baik secara teoretis maupun praktis. 2.1.7 Daftar Pustaka dan Lampiran Daftar
pustaka dan lampiran tidak dimasukkan ke dalam struktur teks laporan penelitian, meskipun dua
hal itu penting. Di sisi lain, lampiran adalah materi pendukung laporan penelitian yang
diletakkan di bagian belakang, di luar bab-bab inti teks laporan. Lampiran dibuat tersendiri di
bagian belakang, karena apabila dijadikan satu dengan bab-bab laporan, lampiran itu akan
mengganggu sajian laporan inti. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa lampiran
tidak penting. Lampiran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari isi teks laporan
secara keseluruhan. Materi yang dapat dimasukkan ke dalam lampiran adalah materi yang
relevan dengan penelitian, yaitu antara lain: (1) Transkrip data penelitian. Data-data yang
dianalisis pada Bab IV (dan atau Bab V) biasanya hanya berupa contoh. Data-data secara
keseluruhan diletakkan pada lampiran. (2) Panduan wawancara kepada informan.
(3) Dokumen yang dijadikan bahan analisis atau rujukan. (4) Surat-surat pendukung, seperti
surat izin untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian, Surat Keputusan Menteri, dan
sejenisnya. (5) Gambar atau foto. 2.1.8 Simpulan tentang Struktur Teks dan Hubungan Genre
pada Laporan Penelitian. Laporan penelitian yang lengkap menurut Paltridge dan Stairfield
(2007) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: (1) halaman judul; (2) halaman pengesahan
pembimbing (untuk skripsi, tesis, dan disertasi); (3) Kata Pengantar; halaman deklarasi
(pernyataan bahwa isi penelitian itu orisinal); (4) Daftar Isi; (5) Daftar Tabel dan Daftar
Gambar; (6) Abstrak (7) Bab I (Pendahuluan); (8) Bab II (Landasan Teori dan Tinjauan
Pustaka); (9) Bab III (Metodologi Penelitian); (10) Bab IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan);
(11) Bab V (Penutup: Simpulan, Saran, dan Implikasi); (12) Daftar Pustaka; dan (13) Lampiran.
Unsur-unsur tersebut bervariasi dalam hal nama dan urutan. Setiap lembaga tempat
peneliti bernaung memiliki gaya dan aturan tersendiri. Ini biasanya disebut gaya selingkung .
Akan tetapi, dari berbagai gaya yang ada, tetap dapat diambil kesamaannya, yakni pada unsur-
unsur

Anda mungkin juga menyukai