Oleh:
Roni Setiawan, Solichin, Duwi Leksono Edy
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Email: rnsetiawan90@gmail.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dan kekerasan vickers
sambungan las dari perbedaan kecepatan geser elektroda dengan jarak pengelasan 120 mm.
Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitian pre experimental design.
Jenis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Adapun hasil dari
penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai kekuatan tarik dan penurunan nilai kekerasan
pada kecepatan geser elektroda yang relatif rendah. Berdasarkan nilai rata–rata hasil pengujian
tarik dan kekeasan vickers, kecepatan geser elektroda 1,99 mm/s menghasilkan nilai kekuatan
tarik 63,05 kg/mm2 dan untuk nilai kekerasan vickers diperoleh sebesar 290,12 HVN
sedangkan untuk kecepatan geser elekroda 1,33 mm/s menghasilkan nilai kekuatan tarik 64,34
kg/mm2 dan 274,07 HVN.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitian pre
eksperimental design. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tegangan tarik
dan kekerasan vickers sambungan las dengan kecepatan pengelasan 1,99 mm/s dan 1,99 mm/s.
Data yang diperoleh dari penelitan ini berbentuk angka–angka hasil pengujian yang berasal
dari pengujian laboraturium. Data tersebut akan dideskripsikan secara naratif sehingga
membentuk kesimpulan hasil penelitian.
Sampel penelitian adalah sambungan hasil pengelasan SMAW. Material yang
digunakan pada proses pengelasan SMAW adalah baja karbon rendah ASTM A36 dimana pada
material ini memiliki kadar karbon sebesar 0,19 %. Kandungan unsur pada material baja ASTM
A36 sebagai berikut.
Elektroda yang digunakan adalah jenis elektroda penembusan dengan seri E7016 LB–
52 U dengan amper 104 A. Posisi pengelasan yang digunakan adalah posisi down hand (1G)
Sedangkan kampuh yang digunakan adalah kampuh V dengan sudut 600 dan jarak root face 1
mm serta jarak antar kampuh 1 mm.
Spesimen yang digunakan untuk pengujian tarik sebanyak 3 spesimen uji per perlakuan
sedangkan pengujian vickers dilakukan sebanyak 3 titik per spesimen uji. Standar uji tarik yang
digunakan adalah ASTM E8/E8 M–09 dan standar uji vickers yang digunakan adalah ASTM
E92–82. Adapun pada standar uji vickers tidak ada karakteristik bentuk spesimen uji sehingga
bentuk spesimen uji yang digunakan untuk pengujian vickers include ke standar spesimen
pengujian tarik. pengujian kekerasan vickers dilakukan pada daerah las. Adapun spesimen
pengujian tarik sebagai berikut.
Sedangkan untuk bentuk spesimen uji kekerasan vickers mengacu pada standar ASTM
E92–82. Berdasarkan standar ASTM E92–82 bahwa untuk bentuk dan ukuran spesimen uji
menyesuaikan mesin atau alat uji vickers. oleh karena itu bentuk spesimen uji vickers pada
penelitian ini sebagai berikut.
Titik pengujian kekerasan vickers diambil pada bagian daerah las sebanyak 3 (tiga) titik
di setiap spesimen. Pengambilan data dimulai dari pemotongan sampel dengan ukuran 100x120
(mm) selanjutnya dibentuk kampuh V dengan sudut 600 dengan jarak root face 1 mm.
Kemudian atur parameter pengelasan terkait jenis elekroda dan amper pengelasan. Setelah itu,
sampel yang sudah jadi dijepit di meja las untuk mengurangi deformasi kemudian di las tack
weld. Setelah pengelasan tack weld siapkan stopwacth dan melakukan pengelasan dengan
gerak ayunan zigzag yang difollow up dengan stopwacth. Setelah pengelasan pada sampel
penelitian hasil sampel yang dilas didiamkan dalam suhu ruangan kemudian dipotong sesuai
bentuk spesimen uji. Pembentukan spesimen uji menggunakan proses machining. Setelah
spesimen terbentuk kemudian dilakukan pengujian vickers dan pengujian tarik. pada bagian
akhir keluar data pengujian kemudian dideskripsikan secara naratif.
Kekuatan Tarik
Berdasarkan hasil penelitian sambungan las pada baja karbon rendah ASTM A36
dengan kecepatan pengelasan 1,34 mm/s dan 1,99 mm/s diperoleh hasil pengujian tarik sebagai
berikut
64
63
62
61
60
1 2 3
Spesimen
Kekerasan Vickers
Berdasarkan hasil penelitian sambungan las pada baja karbon rendah ASTM A36
dengan kecepatan pengelasan 1,33 mm/s dan 1,99 mm/s diperoleh hasil pengujian kekerasan
vickers sebagai berikut.
270
260
250
240
230
1 2 3
A (1,99) B (1,34)
Jika dilihat dari hasil Gambar 4 peningkatan nilai hardness vickers number (HVN) yang
relatif naik ditunjukkan oleh kecepatan geser elektroda 1,99 mm/s sedangkan untuk kecepatan
geser elektroda 1,34 mm/s menunjukkan hasil uji kekerasan vickers yang relatif turun. Adapun
jika dilihat lebih lanjut, gambar 4 menunjukkan bahwa nilai VHN tertinggi dipeoleh pada
kecepatan pengelasan 1,99 mm/s mencapai 306,33 VHN sedangkan untuk nilai VHN terendah
diperoleh pada kecepatan pengelasan 1,33 mm/s yang mencapai 261,93 HVN.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mohruni, dkk pada tahun 2013, hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan pengelasan dapat
meningkatkan nilai kekerasan. Selain itu, Hasil penelitian Talabi, dkk (2014) dan Jufri, dkk
(2017). Pada penelitian Talabi, dkk (2014) menghasilkan bahwa salah satu parameter yang
dapat meningkatkan nilai kekerasan adalah kecepatan pengelasan dalam hal ini semakin tinggi
tingkat kecepatan dalam pengelasan maka nilai kekerasan akan semakin tinggi. Hasil penelitian
Jufri, dkk (2017) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kecepatan pengelasan dipengaruhi
oleh tingkat kecepatan pengelasan dimana dalam penelitian ini, semakin tinggi tingkat
kecepatan, maka nilai kekerasan akan semakin tinggi.
Talabi (2014) menyatakan bahwa sifat kekerasan pada material dipengaruhi oleh arus
dan voltase kemudian Jufri, dkk (2017) menyatakan bahwa kecepatan pengelasan
mempengaruhi panas yang masuk pada material (heat input).
600
400
200
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3
Berdasarkan grafik pada gambar 5 maka dapat dideskripsikan bahwa grafik yang
terbentuk oleh nilai kekuatan tarik berbanding lurus dengan grafik yang dibentuk dari
kekerasan vickers. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik yang dibentuk antara A1 dan A2
dimana grafik yang dibentuk dari uji kekerasan vickers sama dengan grafik yang dibentuk
dengan grafik uji tarik. hal yang sama ditunjukkan pada grafik yang dibentuk oleh B2 dan B3
dimana bentuk grafik yang dihasilkan oleh uji tarik sama dengan hasil grafik yang dihasilkan
oleh uji kekerasan vickers.
Adapun hasil deskripsi data dari gambar 5 terdapat pada teori material yang menyatakan
bahwa kekuatan tarik (σy) dapat didefinisikan sebagai gaya dalam yang ditimbulkan oleh gaya
luar (P) yang bekerja pada penampang (F) (Margono, 1980: 102). Sedangkan untuk kekerasan
dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk dapat menahan takik atau kikisan (Jensen,
1991: 35). Berdasarkan definisi–definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kedua sifat mekanik
tersebut ada untuk memberikan kekuatan pada material. Jika ditinjau dari proses pengujian,
pengujian kekerasan cenderung melakukan pengujian pada bagian permukaan material
sedangkan uji tarik dalam proses pengujiannya dilakukan sampai putus atau bisa dikatakan
semua unsur material terlibat dampak pengujian. Berdasarkan hal–hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai kekuatan tarik berbanding lurus dengan nilai kekerasan hanya saja
pada kekerasan meninjau kekuatan secara homogen di bagian permukaan sedangkan untuk
kekuatan tarik meninjau kekuatan secara homogen di bagian luar (permukaan) dan bagian
dalam (global).
PENUTUP
Simpulan
Kecepatan geser memberikan pengaruh terhadap nilai kekuatan tarik dan kekerasan
hasil sambungan las. Pada hasil uji kekerasan vickers diperoleh rata–rata tertinggi pada proses
pengelasan dengan kecepatan tinggi mencapai 1,99 mm/s dengan nilai 290,12 VHN dan hasil
pengujian tarik tertinggi diperoleh pada kecepatan geser elektroda mencapai 1,34 mm/s dengan
nilai kekuatan tarik sebesar 64,34 kgf/mm2.
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk mendapatkan nilai kekuatan tarik maksimum
direkomendasikan untuk menggunakan kecepatan geser terendah dengan amper maksimal
sesuai dengan rekomendasi daripada elektroda.
Saran
Bagi industri disarankan untuk memberikan perhatian khusus terhadap parameter
pengelasan khususnya pada faktor kecepatan pengelasan karena parameter pengelasan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil sambungan las.
Bagi lembaga pendidikan khususnya pendidikan kejuruan diharapkan memberikan
penekanan terhadap peserta didik akan pentingnya parameter pengelasan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara menjadikan parameter pengelasan sebagai instrumen evaluasi
(penilaian) pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
secara utuh dan memberikan outcome lulusan yang siap kerja di dunia industri manufaktur.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan: (1) dapat mengembangkan hasil penelitian ini
dengan memberikan variabel penelitian yang lebih variatif sehingga hasil penelitian lebih unik;
(2) diperlukan lebih lanjut untuk mengetahui nilai impact dan hubungan antara nilai impact
dengan kekuatan tarik pada sambungan las; (3) perlu menambah jumlah spesimen yang lebih
banyak sehingga hasil penelitian lebih akurat lagi.
DAFTAR RUJUKAN
ASTM International (E8–8M-09). 2010. Standart Test Methods for Tension Testing of Metalic
Materials. United States of America.
ASTM International (E92–82). 1997. Standart Test Methods for Vickers Hardness Metalic
Materials. United States of America.
AWS Committee on Structural Welding. 2000. AWS D1.1: Structural Welding Code-Steel.
American Welding Society: United States of America
Bachtiar. 2012. Modul: Praktek Las. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Creswell, John W. 2016. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jensen, A., Chenoweth, H. H. 1991. Kekuatan Bahan Terapan. Terjemahan Darwin Sabayang.
Jakarta: Erlangga. 1983
Jufri, Moh., Subeki, Nur., & Asfat, Arizal. 2017. Efek Kecepatan Pengelasan Terhadap Sifat
Mekanik Hasil Pengelasan Fcaw pada Plat Baja A36. Makalah Disakjikan pada
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (Sentra) 2017. Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
Margono., & Setuji, S. 1980. Mesin dan Instrumentasi 1. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Mohruni, A. S., & Kembaren, B. H. 2013. Pengaruh Variasi Kecepatan dan Kuat Arus
Terhadap Kekerasan, Kekuatan Tarik, Struktur Mikro Baja Karbon Rendah dengan
Elektroda E6013. Jurnal Teknik Mesin. 13(1), 1–7.
PT. Gunung Raja Paksi. 2014. Mill Test Certificate.
Riswanda., Kadir, Harlian., & Bintoro, Waluyo Musiono. 2018. Pengaruh Variasi Kecepatan
Pengelasan Pipa Baja Karbon Rendah Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis
Menggunakan Alat Bantu Otomatis. Paper Disajikan dalam 9th Industrial Research
Workshop and National Seminar (Irwns), Politeknik Negeri Bandung, Bandung 25
– 26 Juli 2018.
Sidi, P., & Wahyudi, M. T. 2012 Analisis Kekerasan Pada Pipa yang dibengkokan Akibat
Pemanasan. Jurnal Rekayasa Mesin. 3(3). 398–403.
Soy, U., Lybilgin, O., Findik, F., Oz, Cemil., & Kiyan, Y. 2011. Determination Of Welding
Parameters for Shielded Metal Arc Welding. Academic Journals of Scientific
Research and Essays. 6(15), 3153–3160.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanto, R. E. W., Prasetio, P. J. D. 2017. Pengaruh Variasi Kecepatan Elektroda Las GMAW
dan Perlakuan Panas Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon SS400. Jurnal Teknik
Mesin. 6(1), 11–20.
Talabi, S. I., Owolabi, O. B., Adebisi, J.A., & Yahay, T. 2014. Effect Of Welding Variables
On Mechanical Properties Of Low Carbon Steel Welded Joint. Article Advances In
Production Engineering & Management. 9(4). 181–186.
Wardoyo, Joko Tri. 2005. Metode Peningkatan Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Baja
Karbon Rendah Melalui Baja Fasa Ganda. Jurnal Teknoin. 10(3). 237–248.