Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS

Satuan Acara Penyuluhan Pada Ny.C yang menderita Diabetes Mellitus adapula alas an
dilakukan penyuluhan pada klien Ny.C yang menderita Diabetes Mellitus agar Ny.C bias
mengetahui cara pengobatan Diabetes Mellitus.

Topik : Diabetes Melitus


Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Tentang Diet Diabetes Melitus
Waktu : 10.00 – 10.15 (15 menit)
Hari, Tanggal : Rabu, 13 November 2019
Sasaran : Ny.C
Tempat : Rumah Ny.C
Nama Penyuluh : Nenden Fitriani
NIM : 1708244
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny.C dapat mengetahui dan
memahami tentang Diabetes Melitus
B. Tujuan Insruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Diabetes Melitus, Ny.C
diharapkan dapat :
1. Mengetahui pengertian Diabetes Melitus
2. Mengetahui Penyebab Diabetes Melitus
3. Mengetahui tanda dan gejala Diabetes Melitus
4. Mengetahui pengobatan dan Diet Diabetes Melitus
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Penyebab Diabetes Melitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
4. Pengobatan dan Diet Diabetes Melitus
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Media Penyuluhan
a. Leaflet
F. Setting Tempat
Rumah Ny. C

1
G. Kegiatan Penyuluhan
NO Tahap Pengkajian Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
-Membuka acara dengan
mengucapkan salam dan -Menjawab salam dengan
perkenalan mendengarkan perkenalan.
-Menyampaikan topik dan -Mendengarkan
1. Pembukaan 2 menit tujuan penyuluhan kepada penyampaian topik dan
sasaran tujuan
-Kontrak waktu untuk -Menyutujui kesepakatan
kesepakatan penyuluhan pelaksanaan Penkes
dengan sasaran
-Mengkaji ulang tingkat
pengetahuan sasaran
-Menjelaskan pengertian
Diabetes Melitus
-Menjelaskan penyebab
Diabetes Melitus
-Menjawab pertanyaan dari
-Menjelaskan pengobatan
penyuluhan
dan Diet Diabetes Melitus
-Mendengarkan materi yang
2. Kegiatan Inti 10 menit -Menanyakan sasaran
disampaikan
apakah mengerti atau tidak
-Menanyakan hal-hal yang
-Memberikan kesempatan
belum dipahami
kepada sasaran untuk
bertanya
-Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum dipahami
sasaran

-Memberikan pertanyaan
kepada sasaran tentang
materi yang telah di
sampaikan oleh penyuluh -Menjawab pertanyaan
3. Evaluasi \ Penutup 3 menit -Memberikan reinforcement -Mendengarkan kesimpulan
positif -Menjawab salam
-Menyimpulkan materi
-Menutup acara dengan
mengucapkan salam

2
Evaluasi:
1. Ny.C memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik
2. Ny.C memahami dan mngerti tentang Diabetes Melitus
3. Mampu Menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.

3
LAMPIRAN MATERI
DIABETES MELITUS

A. Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,
dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin
efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat
yang biasa disertai juga dengan gangguan metabolisme lemak dan protein
( Askandar, 2000).

B. Penyebab
DM mempunyai etiologi yang heterogen dimana berbagai lesi dapat menyebabkan
insufisiensi insulin. Tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan
penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan
etiologi DM yaitu:
a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
b. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat
dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel- sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaaringan terhadap insulin akibat kutrangnya reseptor insulin yang terdapat
pada meembran sel yang responsir terhadap insulin.
e. Virus Dan Bakteri
Virus Penyebab Dm adalaah Ru bela, Mumps, Dan Human Coxsackievirus
B4. Melalui Mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini

4
mengakibatkaan destruksi atau perusakan sel dan bisa juga menyerang
melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam
sel beta.
f. DM tipe 1 : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)Pada tipe ini insulin
tidak diproduksi. Hal ini disebabkan dengan timbulnya reaksi autoimun
oleh karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Kecenderungan ini
ditemukan pada individu yang memiliki antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen).
g. DM tipe 2 : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) Mekanisme
yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin pada DM
tipe 11 masin belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan adalah
obesitas, riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung meningkat
pada usia 65 tahun(Suddarth, 2002)
h. DM tipe spesifik lainAwitan selama kehamilan, disebabkan oleh hormon
yang diekskresikan plasenta dan mengganggu kerja insulin(Smeltzer,
2002)

C. Tanda dan gejala Diabetes Melitus


1 Polipagi (sering merasa lapar)
2. Polidipsi (sering merasa haus)
3. Poliuri (sering buang air kecil)
4. Berat badan menurun
5. Kelemahan,keletihan dan mengantuk
6. Infeksi kulit
7. Timbul gejala ketoasidosi
D. Diet DM
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu : diet, latihan,
pemantauan, terapi, pendidikan.
1. Penatalaksanaan Diet
Tujuan utama dari penatalaksanaan diabetes mellitus ini yaitu untuk
mengendalikan konsentrasi glukosa darah dalam batas normal. Kadar
gula darah yang normal sulit untuk di pertahankan, tetapi semakin
mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadi komplikasi
sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang (Mirza
Maulana,2015).
Syarat diet DM hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita

5
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
7) Menarik dan mudah diberikan
prinsip diet DM adalah:
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/tidak
a. Obat Hiperglikemi Oral (OHO).
Golongan sulfonilurea sering kali dapat menurunkan kadar gula
darah secara mencukupi pada penderita diabetes tipe 2, tetapi
tidak efektif pada diabetes tipe 1. Contohnya adalah glipizid,
gliburid, tolbutamid,dan klorpropamid. Obat ini menurunkan
kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin
oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. OHO biasanya
diberikan pada pederita diabetes tipe 2 jika diet dan olahraga
gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup. Obat ini
kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun
beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika OHO
tidak dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan baik,
mungkin perlu diberikan dengan suntik insulin.

b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis diabetik.
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak,
biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum
yang sangan kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Insulin terdapat
dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memliki kecepatan dan
lama kerja yang berbeda

6
c. Debridement
Debridement yaitu menghilangkan jaringan mati atau
nekrotik pada luka. Jaringan yang perlu dihilangkan adalah
jaringan nekrotik dan slough. Debridement memberikan banyak
manfaat diantaranya menghilangkan jaringan yang sudah tidak
tervaskularisasi,bakteri,dan juga eksudat sehingga akan
menciptakan kondisi luka yang dapat menstimulasi munculnya
jaringan sehat.

2. Pemeriksaan DM
Tes kadar glukosa darah
Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :
a. Tes gula darah puasa.
Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan
selama 10 jam dan dalam keadaan istirahat atau tidur malam.
Minum air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes darah 10 jam
setelah makan malam terakhir.
b. Tes gula darah 2 jam setelah makan. Tes gula darah yang
dilakukan 2 jam setelah m akan. Ingat, selain makan, diabetisi
juga harus minum obat ataupun suntik insulin seperti biasa. Hal
ini dilakukan agar dokter bisa melihat gambaran gula darah
dengan dosis obat atau pun insulin.

c. Tes gula darah sewaktu. Gula darah sewaktu adalah gula


darah kapan saja,bukan saat puasa ataupun 2 jam setelah
makan.tes gula darah sewaktu dipakai sebagai patokan oleh
diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya mengalami
hipoglikemia ataupun hiperglikemia
d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c). HbA1c Menggambarkan kondisi
gula darah rata-rata selama 3 bulan kebelakang.
Gula darah yang baik :
1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL
2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL
3) HbA1c : < 6,5%

7
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah tidak puasa < 110 110- 200 ≥ 200
Plasma vena < 80 80 - 200 ≥ 200
Darah kapiler

Kadar glukosa darah puasa < 110 110- 126 ≥ 200


Plasma vena < 90 90- 110
Darah kapiler ≥ 110

2. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus,


tetapi pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis
adanya diabetes melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan dianalisis,
mengandung glukosa atau tidak. Jika dalam urine di temukan adanya
glukosa, hal itu dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.

3. Tes keton

Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau
sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa darah juga tinggi,
dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.

4. Pemeriksaan mata
Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina
yang abnormal, hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis
akibat komplikasi penyakit tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurarif, Amin Huda, dkk.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Medication
2. Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cet 2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
3. Widijanti A, Wismono MT, Wivina RD. Variasi pemeriksaan glukosa darah dengan
glukosameter. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia 2009; 5: 316-9
4. The Expert Committee on The Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.

Anda mungkin juga menyukai