Anda di halaman 1dari 3

Kasus Pembunuhan

Munir Said Thalib atau yang lebih dikenal sebagai Munir merupakan aktivis HAM yang sangat
vokal. Laki-laki kelahiran Malang tahun 1965 itu sering berdiri di barisan paling depan dalam
menyuarakan ketidakadilan.

Sayangnya, Munir harus kehilangan nyawa ketika dalam penerbangan dari Jakarta menuju
Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004. Kematiannya dilingkupi misteri dan teori
konspirasi yang belum bisa dibuktikan hingga kini.

1.Berdasarkan hasil otopsi, Munir meninggal karena racun arsenic.

Otoritas Belanda yang melakukan otopsi terhadap tubuh Munir menyimpulkan bahwa
aktivis yang pernah mengurus kasus pembunuhan Marsinah tersebut dihabisi dengan
racun arsenik. Sejak dipastikan bahwa Munir meninggal dengan cara tak wajar, bahkan
dibunuh, pihak keluarga menuntut pemerintah membentuk tim penyelidik khusus yang
independen. Menurut keluarga, tim investigasi independen dibutuhkan sebab ada
kekhawatiran bahwa jika memakai proses hukum konvensional maka kemungkinan
untuk terungkapnya semakin kecil.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pun sepakat dengan
argumen keluarga Munir. Hanya saja, setelah melalui talik-ulur, baru tiga bulan pasca
kematian Munir lah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru membentuk
Tim Pencari Fakta (TPF).

2. Pengadilan menahan Pollycarpus, tapi Komisi Nasional HAM (Komnas HAM)


menilai masih ada kejanggalan di mana ada keterlibatan BIN.
Pada akhir 2005, pengadilan mengungkap bahwa kru tambahan pada penerbangan
Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Singapura, Pollycarpus Budihari Priyanto, menjadi
pelaku pembunuhan Munir. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun dan telah
bebas murni pada akhir Agustus lalu.

Meski demikian, banyak pihak masih meragukan bahwa Pollycarpus adalah aktor
utamanya. Beredar dugaan bahwa pemerintah, melalui Badan Intelijen Negara (BIN),
adalah mastermind di balik pembunuhan Munir. Komnas HAM, misalnya, pada 2010 lalu
menyebut ada "cacat-cacat dari investigasi kepolisian, penuntutan, dan persidangan
Muchdi Purwoprandjono"
3. Dokumen hasil penyelidikan TPF hilang di era presiden SBY

Kini fokus tertuju kepada Presiden Ri ke 6, Susilo Bambang Yudiyono (SBY), karena
pihaknyalah yg dianggap paling tahu dan bertanggungjawab atas keberadaan laporan
TPF. Kalau bukan probadi beliau, tentu anak buahnya di kantor Sekretariat Negara atau
didi tempat lain yang memiliki akses terhadap dokumen tsb..

PENYELESAIAN
Kasus Munir merupakan contoh lemahnya penegakan HAM di Indonesia. Kasus Munir juga
merupakan hasil dari sisa-sisa pemerintahan orde baru yang saat itu lebih bersifat otoriter.
Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk bangsa ini agar meninggalkan cara-
cara yang bersifat otoriter k arena setiap manusia atau warga Negara memiliki hak untuk
memperoleh kebenaran, hak hidup, hak memperoleh keadilan, dan hak atas rasa aman.
Sedangkan bangsa Indonesia saat ini memiliki sistem pemerintahan demokrasi yang seharusnya
menjunjung tinggi HAM seluruh masyarakat Indonesia.

Selama dalang pembunuhan munir belum di tangkap

. 13 Oktober 2016
Presiden Joko Widodo meminta Jaksa Agung HM Prasetyo untuk kembali mengasut kasus
Munir. Namun sampai saat ini masih belum terbukti siapa dibalik kasus pembunuhan Aktivis
HAM, Munir.

Anda mungkin juga menyukai