Mengerjakan analisis
Kesimpulan
Deskripsi kasus
Kesimpulan
Analisis,
kesimpulan
Membuat Analisis
Membuat kesimpulan
C. Proses Pengerjaan Tugas
D. Hasil verbatim
Guru SLB N 1 Sleman
Verbatim Guru
Mahasiswa : Assalamualaikum wr wb
Guru : Wa alaikumsalam wr wb
M : Ibu, perkenalkan, kami mahasiswa UII Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya, Program Studi Psikologi angkatan 2017 Kedatangan kami di sini
mendapat tugas dari mata kuliah psikologi abnormal anak bermaksud untuk
mewawancarai serta mengobservasi anak berkubutuhan khusus untuk
memenuhi tugas mata kuliah abnormal anak berikut merupakan kelengkapan
surat.
G : Baik
M : kita mulai ya bu. Terima kasih kesediaannya bu.
G : Iya.
M : Jadi tadi siapa bu nama anaknya itu dan usianya berapa ?
G : Namannya (DA), umurnya empat belas (14) tahun
M : jadi anak DA itu memang sudah dirujuk oleh rumah sakit untuk bersekolah
disini ya bu ?
G : Iya, jadi biasanya dari pihak rumah sakit udah mengetahui dari lahir kalo
perkembangannya bakal berbeda dan bentuk perkembanganya memang jauh
lebih lambat, untuk melakukan aktivitas seperti berjalan kan prosesnya lebih
lambat, untuk bicara lebih lambat dari anak yang normal dan biasanya anak
seperti ini tu sering sakit karena daya tahan tubuhnya kan juga enggak bagus
mba
M : Sejak kapan anak (DA) bersekolah di sini bu ?
G : Sejak kecil ya kalo tidak salah saat TK
M : Penyebab nya apa ya bu ?
G : kalau untuk AR saya kurang tau ya tapi bisa jadi gen.
M : Untuk karakteristik anak DA itu seperti apa ?
G : pokoknya semua perkembangannya mengalami keterlambatan hampir semua
terlambat, untuk karakteristik fisik setiap anak down sindrome satu dengan yang
lain tidak sama perkembangannya juga lain itu semua berhubungan dengan iq
dan kemampuannya kalau untuk DA itu dulu waktu kecil sering ngompol, dan
saya ingat kalau dikasih makan selalu mie instan selalu miee terus mungkin kan
jadi apa yang diberikan oleh ibu selalu dimakan selain itu kalau kalian
perhatikan itu jari-jarinya gantet (menyatu).
M : Apakah tes IQ juga dilakukan di sekolah ini?
G : Eee saya belum tau ya, kalau anak seperti ini tidak bisa soalnyakan anak kayak
gini belum paham perintah untuk mengerjakan tes- tes seperti itu kalau toh bisa
mungkin sangat minim untuk perintah tidak bisa, untuk membedakan bentuk
bentuk juga tidak bisa.
M : Komunikasi bisa ya bu ?
G : iya bisa bagus dia, kadang DA itu memang pintar gawe-gawe yang sebenernya
tidak ada.
M : kalau baca tulis diajarkan tidak bu ?
G : tidak bisa karena ini tuna grahita sedang jadi diajarkan untuk merawat diri
kadang juga untuk pembelajaran sehari-hari seperti memakai baju, memakai
maaf ya softex takutnya kan kemana-mana ya maka itu perlu diajarkan karena
kan usianya sudah puber
M : DA sendiri sudah bisa memakai baju sendiri ya bu ?
G : tidak, hampir semua anak disini tidak bisa
M : apakah DA mengalami perasaan yang sedih atau marah ?
G : saya kira ia tidak memperlihatkan rasa sedih, dulu sih iya awal awal nangisnya
mba dulu sering nangis, sekarang juga tidak marah-marah tapi sukanya gawe-
gawe (buat-buat) padahal prakteknya tidak ada.
M : Pembelajaran yang sekolah lakukan atau sekolah berikan untuk anak DA ?
G : Misalnya membuat manik-manik sambil motorik anak dan ketelitian,
Menebalkan titik saya ajarkan namun kurang bagus ya soalnya kurang
memahami instruksi yang saya ajarkan, ya pelajaran sehari-hari seperti
menyusun balok walaupun ya itu tadi bentuknya tidak sesuai dengan instruksi
tapi anggapan mereka sesuai ya (hehe), melakukan olahraga seperti senam,
bermain bola, pembelajaran keterampilan merawat diri
M : berarti kalau dalam hal pelajaran akademi memang tidak bisa ya bu ?
G : iya, tapi tetap mengajarkan motoriknya misal menebalkan kalau nulis tidak
bisa, kalau nulis tidak bisa soalnyakan koordinasi motoriknya kurang berjalan
lancar.
M : jadi bentuk sekolah menstimulasi perkembangan anak DA ini bu ?
G : Bermain balok menyusun bentuk-bentuk rumah walau pun mereka bilang itu
rumah tapi itu bentuk bukan rumah yang tujuannya ya tadi itu untuk melatih
motoriknya selain itu dilatih keterampilan.
M : ada olahraga bu ?
G : ada seperti senam, bermain bola dimasuk masukin keranjang.
M : Lalu bentuk pengawasan terapkan terhadap anak DA itu seperti apa ?
G : Seperti tidak boleh memegang benda benda yang tajam ya karenakan mereka
tidak paham bahayanya itu, lalu di depan situkan ada pos satpam jadi ada yang
menjaga
M : Kemudian aktivitas seperti apa yang menjadi kendala anak DA dalam
keseharian?
G : Saat dia memakai baju, mungkin saat dia menstruasi ya karena kan dia udah
masuk ke masa puber udah mulai mens makannya DA kalau misalnya mens DA
tidak masuk sekolah seminggu, terus buang air kecil DA jarang untuk buang air
kecil, sama kalau datang kesekolah itu selalu telat karena kan harus mengantar
kakaknya dulu baru dia sudah saya tegur orang tuanya namun tetap telat.
M : Apa kah ada aktivitas lain selain di dalam ruanglingkup sekolah ? seperti
berjalan-jalan keluar
G : Jalan jalan aja disekitar sekolah soalnya bahaya juga kalau terlalu jauh buat
jalan – jalan
M : bagaimana perbedaan kondisi DA dahulu dan sekarang ?
G : dulu itu kan masuk sini masih kecil ya, DA dulu itu ngompol, nangisan, tapi
seiring umur saat ini dia sudah bisa bergaul dan bersosialisasinya bagus
komunikasinya DA itu memang bagus kalau mengenai tugas tugas dia masih
sama seperti dulu kurang rapih, saat ini arum sudah bisa makan sendiri rapih
dan tidak belepotan kemana-mana.
M : apakah DA memiliki ketakutan ?
G : ada kadang dia bilang ah saya takut, lalu mungkin karena udah puber ya dia
jadi suka malu.
M : Seperti apa perilaku anak DA misalnya dinakalin temennya pertahanan dirinya
supaya tidak dinakalin oleh temannya itu bagaimana bu ?
G : Diam DA itu namun sukanya walau diam tidak berani melawan
M : Bu sekian dulu terimakasih ya bu atas kesediaannya untuk di wawancarai
O : Iya sama-sama