Pengantar Nanosains PDF
Pengantar Nanosains PDF
NANOSAINS
Mengapa Nano?
ilmuwan di seluruh dunia, dan saat ini merupakan bidang riset yang paling bergairah.
fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano
atau seper satu juta millimeter, atau seper satu miliar meter. Jika panjang pulau
Jawa dianggap satu meter maka panjang satu nanometer kira-kira sama dengan
diameter sebuah kelereng. Gambar 1.1 adalah ilustrasi seberapa kecil dimensi
nanometer.
dunia saat ini. Jika diamati, hasil akhir dari riset tersebut adalah mengubah
teknologi yang ada sekarang yang umumnya berbasis pada material skala
tahun 2000, Presiden Clinton menargetkan bahwa paling lambat tahun 2020 semua
1
bahwa material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang
lebih unggul dari material ukuran besar (bulk). Juga material dalam ukuran
sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar. Dan yang sangat menarik
Sejak tahun 2000, riset material skala nanometer memasuki babak yang
paling progresif. Penemuan baru dalam bidang ini muncul hampir dalam tiap minggu
dan aplikasi-aplikasi baru mulai tampak dalam berbagai bidang, seperti bidang
yang lebih efisien), kimia (pengembangan katalis yang lebih efisien, baterei yang
sel-sel kanker berdasarkan pada interaksi antar sel kanker dengan partikel
beberapa nanometer sehingga dapat melarut dalam cepat dalam tubuh sehingga
bereaksi lebih cepat dan pengembangan obat “smart” yang bisa mencari sel-sel
tumor dalam tubuh langsung mematikan sel tersebut tanpa mengganggu sel-sel
nanometer. Kita mengenal double helix DNA yang memiliki diameter sekitar 2 nm
dan ribosom yang memiliki diameter sekitar 25 nm. Atom-atom memiliki diameter
sekitar 0,1 sampai 0,4 nm sehingga material yang berukuran nanometer hanya
2
memiliki diameter 50.000 hingga 100.000 nm sehingga satu nanometer kira-kira
Gambar 1.2 Spektrum warna luminisens cadmium selenide (CdSe) yang dilapisi seng
sulfida (ZnS) berbeda-beda bergantung pada ukuran partikel. Jika ukuran partikel
makin kecil maka spektrum warna yang dipancarkan bergeser ke warna biru
penting? Sifat-sifat material yang meliputi sifat fisis, kimiawi, maupun biologi
berubah begitu dramatis ketika dimensi material masuk ke dalam skala nanometer.
Yang lebih menarik lagi adalah sifat-sifat tersebut ternyata bergantung ukuran,
bahwa setiap sifat memiliki “skala panjang kritis”. Ketika dimensi material lebih
kecil dasi panjang kritis tersebut maka sifat-sifat fisis fundamental mulai
memperlihatkan kekerasan lima kali lebih besar daripada tembaga ukuran besar
(bulk). Keramik yang umumnya kita kenal mudah pecah dapat dibuat menjadi
fleksibel jika ukuran bulir (grain) direduksi ke dalam orde nanometer. Cadmium
mengontrol ukuran partikel. Gambar 1.2 adalah warna yang berbeda-beda yang
Tabel 1.1 Efek ukuran nanopartikel pada panjang gelombang absorpsi maksimum
koloid emas
3
Ukuran partikel (nm) Panjang gelombang untuk
9 519
20 523
30 525
40 526
52 528
59 535
79 550
100 567
luar tubuh.
pencitraan. Perubahan warna partikel emas terhadap ukuran tampak pada Tabel
1.1.
Gambar 1.4 Nanopartikel magnetik yang telah berada dalam sel tumor (setelah
diarahkan dengan medan magnetik dari luar tubuh) dapat dipanaskan secara lokal
4
dengan menerapkan medan magnetik luar yang berubah-ubah. Pemanasan tersebut
magnetik dan optik yang unik. Sebagai contoh, material feromagnetik menjadi
partikel yang berukuran kurang dari 100 nm tidak ada domain magnetik yang bisa
muncul. Tetapi partikel tersebut tetap mengalami gaya magnetik jika berada
dalam medan magnet. Partikel semacam ini berguna untuk drug delivery karena
magnetik dari luar dikenakan pada material obat tersebut sehingga mengalami
gaya magnetik, seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.3. Dengan mengatur arah medan
magnetik yang diterapkan maka arah gerak material obat dapat dikontrol sehingga
menuju ke lokasi tertentu dalam tubuh, misalnya ke arah sel-sel tumor. Untuk
obat, nanopartikel magnetik dibungkus (coating) dengan material yang aman bagi
tubuh. Ketika material obat habis terurai maka nanopartikel magnetik yang tersisa
diarahkan dengan medan magnetik ke arah sel tumor. Di samping itu, dengan medan
5
yang sangat kecil), seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.4, sehingga dapat membunuh
sel tumor yang berada di sekitar partikel itu saja tanpa merusak sel-sel lainnya.
Gambar 1.5 Kebergantungan celah Kubo dan persentase jumlah atom yang
dalam ruang yang sangat terbatas. Dalam material berukuran besar elektron dan
hole dapat bergerak ke mana pun dalam ruang yang hampir tak terbatas. Tetapi,
jika ukuran partikel sangat kecil, elektron dan hole hanya dapat bergerak
bolak-balik dalam ruang yang sangat kecil. Dinding partikel tidak dapat ditembus
dengan mudah oleh elektron dan hole kecuali pada suhu yang sangat tinggi. Skala
panjang yang biasa digunakan sebagai pembatas daerah confimenent dan daerah
4 EF
δ= (1.1)
3n
di mana E F adalah energi Fermi dan n adalah jumlah elektron valensi di dalam
1000 atom, nilai δ sekitar 5 – 10 meV. Nilai ini lebih kecil dari energi termal
6
elektron pada suhu kamar kT ≅ 25 meV sehingga partikel perak dengan diameter
3 nm tersebut bersifat logam. Untuk partikel dengan ukuran lebih kecil lagi, bisa
terjadi δ > kT dan partikel tersebut bersifat non-logam. Gambar 1.5 adalah
diameter partikel.
Dari sejumlah kajian yang dilakukan pada sejumlah partikel logam, terjadi
transisi logam ke non-logam pada ukuran diameter partikel dari 1 sampai 2 nm, atau
jumlah atom 300 ± 100. Pada ukuran yang lebih kecil dari itu partikel bersifat
non-logam dan di atas ukuran tersebut partikel bersifat logam. Karena kehadiran
celah Kubo di dalam nanopartikel maka sifat-sifat lain seperti konduktivitas dan
magnetisasi juga bergantung pada ukuran partikel. Sifat disktrit dari energi juga
berimplikasi pada perubahan mendasar sifat optik dari partikel khususnya yang
dalam koloid. Partikel yang berukuran besar mengendap dengan cepat karena gaya
gravitasi yang dominan. Sebaliknya, pada nanopartikel, gaya gravitasi yang bekerja
sangat kecil sehingga kalah pengaruh dari gerakan acak (gerak Brown). Parameter
d 2 g (ρ s − ρ l )
v= (1.2)
18μ l
massa jenis partikel, dan μl viskositas zat cair. Sedangkan salah satu parameter
7
yang menentukan kestabilan koloid adalah fluktusi termal (gerak Brown).
2k B Tt
x= (1.3)
πμ l d
Jika perpindahan “settling” partikel selama satu satuan waktu jauh lebih kecil
daripada perpindahan akibat gerak Brown maka sulit bagi partikel untuk
mengendap sehingga koloid akan stabil. Sebagai ilustrasi, kita tinjau partikel
koloid dengan massa jenis sekitar 1700 kg/m3 di dalam medium air. Pada suhu 25 oC
massa jenis air adalah 997 kg/m3 dan viskositasnya sekitar 0,00089 Pa/sec. Untuk
partikel dengan diameter 1000 nm, jarak yang ditempuh selama satu detik akibat
“settling” sekitar 430 nm, sedangkan akibat gerak Brown sekitar 1716 nm. Untuk
partikel yang lebih kecil, jarak akibat gerak Brown lebih besar lagi dibandingkan
yang besar. Kolloid dari partikel-partikel besar perlu dikocok sebelum digunakan.
Partikel-partikel ini pun tidak terlalu efektif digunakan pada obat suntik. Untuk
partikel ukuran nanometer, gaya gravitasi tidak terlalu kuat. Gerakan partikel
didominasi oleh gerak random termal. Akibatnya partikel ini sulit mengendap
meningkatnya area kontak bagi gaya van der Walls. Peningkatan adhesi partikel
polistiren pada koloni mucosa sebesar 5,2%, 9,1%, dan 14,5% telah diamati
8
masing-masing pada partilel berukuran 10 mm, 1 mm, dan 100 nm.
Partikel logam dengan ukuran sekitar 1 nm memiliki atom yang hampir 100% berada
menempel pada permukaan Cu ukuran besar dapat dihilangkan (desorp) pada suhu
di atas 250 K. Namun, pada permukaan nanopaertilel Cu, CO baru lepas pada suhu
Dalam ukuran besar emas adalah logam mulia yang sulit sekali bereaksi.
reaktivitas yang bergantung pada ukuran. Partikel tersebut bisa berperan sebagai
katalis dalam reaksi oksidasi CO. Partikel dengan ukuran sekitar 3,5 nm
kurang dari 5 nm yang ditempatkan di atas permukaan zinc oksida dapat menyerap
biologi secara ekstensif menggunakan skala nanometer. Jika kita ingin berhadapan
langsung dengan alam dalam usaha mengobati sejumlah penyakit, kita harus
menggunakan skala yang sama. Apakah itu untuk memperbaiki kesalahan genetika,
9
viral genome, membunuh sel kanker, menekan munculnya tanda ketuaan, dan
sebagainya. Satuan dasar proses biologi adalah sel dan reaksi biokimia yang
Material Nanostruktur
Gambar ilustrasi
Saat ini para ilmuwan sepakat bahwa yang dapat dikelompokkan dalam skala
nanometer adalah ukuran yang lebih kecil dari 100 nm. Orang menyebut
nanopartikel jika diameter partikel tersebut kurang dari 100 nanometer. Dimensi
dan submicrometer (ratusan nanometer) yang telah lebih dulu digunakan. Namun
riset nanoteknologi tidak hanya terbatas pada nanopartikel, tetapi lebih luas ke
bagian-bagian kecil, di mana tiap-tiap bagian berukuran kurang dari 100 nanometer,
walupun ukuran material secara keseluruhan cukup besar dan sifat bagian-bagian
Nanopartikel, yaitu partikel dengan diameter kurang dari 100 nm. Nanopartikel
disebut juga nanodot (titik nano) atau quantum dot (titik kuantum).
Nanorod, yaitu semacam kawat atau silinder yang memiliki diameter kurang dari
100 nm, berapa pun panjangnya. Nanorod kadang disebut juga nanowire. Orang
10
telah berhasil membuat nanowire dengan panjang beberapa ratus micrometer.
Contohnya, pembuatan carbide nanorods (TiC, NbC, Fe3C, SiC, dan BCx) dengan
Dai dkk.
Nanoribbon, adalah material berbentuk pita dengan ketebalan kurang dari 100 nm.
100 nm. Perbedaan nanosheet dan nanoribbon terletak pada dimensi lebarnya. Pada
nanoribbon, lebar material tidak terlalu besar (beberapa ratus nanometer) dan
panjang yang hampir sama dengan lebar dan ukurannya ratusan nm hingga
beberapa micrometer.
kurang dari 100 nm. Contoh yang terkenal adalah carbon nanotube di mana kulit
silinder berupa satu atau beberapa lapis atom karbon. Nanotube lain yang berhasil
dibuat adalah boron nitride (BN) nanotube yang kulitnya terdiri dari beberapa
Nanoporous, adalah material yang mengandung sejumlah poros dan ukuran tiap
poros kurang dari 100 nm. Contoh material ini adalah zeolite dan MCM-41 (silikon
Gambar 1.6 Contoh material nanostruktur: (a) nanopartikel, (b) nanorod, (c)
11
molekul atau kluster-kluster yang berukuran beberapa nanometer, namun material
Ketika tersusun menjadi material yang berukuran besar, bisa terjadi sifat
individualnya dipertahankan.
(c) keberadaan interface (grain boundary), dan (d) interaksi antar grain penyusun
Bandgap Engineering
Salah satu topik yang hangat dalam riset nanomaterial karena memiliki
potensi aplikasi yang sangat luas adalah band gap engineering. Banda gap
engineering adalah rekayasa pita energi material untuk menghasilkan sifat optik,
umumnya meliputi pengontrolan lebar celah pita energi (energy band gap) sehingga
energi yang diperlukan untuk mengeksitasi elektron atau hole dalam material atau
energi yang dipancarkan elektron atau hole ketika kembali ke keadaan dasar dapat
12
diubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Pengaturan lebah celah pita energi ini
juga berdampak pada konduktivitas listrik material tersebut, karena makin kecil
Logam adalah material yang tidak memiliki celah pita energi sehingga
konduktivitasnya sangat besar. Untuk material dengan lebar celah pita energi ΔE ,
exp(−ΔE / kT ) (1.4)
dengan metode tight binding menunjukkan bahwa karbon yang semula bersifat
masuk ke orde nanometer akibat terbentuknya celah pita energi. Ramalan teoretik
Rekayasa pita energi yang dilakukan selama ini lebih banyak melalui
skala lebih besar (micrometer atau sub micrometer) dibuat untuk menghasilkan
band gap buatan (artificial band gap) dengan lebar celah pita energi yang dapat
dikontrol. Pendekatan ini telah diterapkan secara luas dalam teknologi elektronik
maupun optoelektronik saat ini. Penemuan sifat baru material ketika dimensinya
direduksi ke dalam ukuran nanometer melahirkan arah baru dalam rekayasa pita
energi yang sama sekali berbeda dengan pendekatan sebelumnya. Studi teoretik
semikonduktor di bawah 10 nm, lebar celah pita energi bergantung sangat sensitif
13
pada dimensi partikel. Karena lebar celah pita energi berpengaruh pada spektrum
absorpsi atau emisi material tersebut, maka spektrum absorpsi maupun emisi
material dapat dikontrol melalui pengontrolah dimensi. Pendekatan ini jauh lebih
Salah satu aplikasi menarik yang dilahirkan oleh rekayasa pita energi
nanopartikel adalah pengembagan displai baru yang jauh lebih mudah dan murah
daripada displai yang ada saat ini. Setiap displai memiliki tiga jenis material
warna tersebut dalam perbandingan intensitas yang sesuai. Hingga saat ini,
material penghasil cahaya biru, hijau, dan merah yang digunakan dalam displai
menuntut tahapan yang banyak dan rumit sebelum integrasi akhir. Perancangan
displai akan menjadi sederhana jika digunakan satu jenis material saja karena
hanya memiliki satu sifat kimiawi maupun fisika. Gambar 1.7 adalah warna yang
Gambar 1.7 Nanopartikel ZnO memancarkan warna yang berbeda jika ukurannya
berbeda.
14
harapan baru dalam perancangan displai dengan metode yang lebih praktis.
Sumber cahaya biru, hijau, dan merah dapat disediakan oleh satu jenis material
memancarkan tiga warna dasar (biru, hikau, merah) dengan menggunakan CNT yang
displai menggunakan CNT tersebut yang memapu menghasilkan tiga warna dasar
yang cukup terak sehingga menjadi kandidat displai masa depan, seperti
Gambar 1.8 Displai CNT yang diproduksi Samsung. Warna emisi yang berbeda
Rekayasa Permukaan
Jika ukuran partikel diprkecil maka fraksi atom yang berada di permukaan
akan makin besar. Hal ini dapat dihitung dengan metode yang sangat sederhana.
Misalkan sebuah partikel memiliki jari-jari R. Misalkan juga ketebalan satu lapisan
15
Vs/V=3(a/R)(1-a/R)2. Tampak dari hubungan ini bahwa makin kecil ukuran partikel
maka makin besar fraksi atom-atom yang menempati permukaan partikel. Sebagai
contoh, untuk partikel yang memiliki jari-jari 1 nm dan ketebalan lapisan satu atom
sekitar 0,2 nm, maka fraksi atom yang berada di permukaan sekitar 40%.
bahwa untuk partikel yang beukuran 10 nm, fraksi atom di permukaan adalah
15-30% dan untuk partikel yang berukuran 5 nm, fraksi atom di permukaan adalah
30-60%.
bergantung pada perubahan sifat permukaan. Apabila suatu material disusun oleh
memiliki sifat kimiawi yang berbeda, maka sifat optik partikel tersebut akan
16
keasaman lingkungan. Dalam larutan methanol netral atau asam, CdS memancarkan
cahaya biru hijau yang tajam, sedangkan dalam larutan methanol basa, CdS
labeling yang ada saat ini seperti sistem delapan-warna maupun sistem tiga-laser
yang digunakan untuk mengukur sepuluh parameter pada antigen sellular maupun
Dalam kedokteran modern, sifat ini akan dipakai secara luas untuk
mendeksi sel-sel tumor dalam tubuh, seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.10. Karena
ukuran nanopartikel yang sangat kecil dibandingkan dengan sel tubuh maha
nanopartikel dapat keluar dan masuk dengan mudah ke dalam sel tubuh tanpa
menggangu kerja sel. Sel kanker dan sel normal memiliki sifat kimiawi yang
berbeda. Ketika memasuki sel normal dan sel kanker, partikel tersebut
mendeteksi keberadaan sel kanker dalam tubuh, di mana lokasinya, dan berapa
besarnya. Dengan demikian, tindakan medis yang dilakukan dapat lebih akurat.
Tablet Nanopartikel
dosis yang tertentu. Isu-isu penting dalam dunia farmasi seperti stabilitas kimia,
fisika, terapi, dan klinik sering dikaitkan dengan sifat-sifat partikel penyusuan
obat tersebut. Di antara sifat tersebut adalah ukuran dan sifat permukaan
partikel. Pada kebanyakan obat yang ada sekarang, ukuran partikel adalah
17
beberapa micrometer. Ukuran yang besar menimbulkan reaksi yang lambat pada
obat tersetut masuk ke dalam tubuh. Dengan ukuran yang besar, maka diperlukan
waktu yang lama untuk melarutkan partikel obat menjadi senyawa-senyawa aktif.
menggunakan nanopartikel
Untuk mempercepat rekasi obat, maka reduksi partikel obat ke dalam orde
partikel-partikel obat dapat segera melarut begitu memasuki tubuh. Reaksi obat
yang sesuai sebagai bahan perekat kemudian dipress untuk membentuk tablet.
Gambar 1.11 adalah ilustrasi dua pendekatan pembuatan obat bentuk tablet.
Pengkapsulan nanoparticles
obat dengan bahan organik dalam tubuh serta dapat melindungi permukaan
maupun stabilitas kimiawi dan mereduksi toksitas (efek keracunan). Gambar 1.12
18
cairan) dengan material lain (umumnya material yang tidak reaktif) dalam bentuk
jika ukuran hasil lebih besar dari 1 mm. Diantara tujuan pengkapsulan adalah untuk
dalam satu kontainer, melindungi material sensitif dari pengaruh lingkungan, dan
mengubah cairan ke bentuk bubuk atau padatan. Saat ini kita menjumpai beberapa
aplikasi komersial dari pengkapsulan pada fertilizer, pestisida, pasta gigi, shampoo,
kertas yang tidak mengandung karbon, detergen, penampung debu vacuum cleaner,
berukuran nanometer. Kapsul akan terbuka ketika sampai di lokasi tertentu dalam
dilepaskan pada tempat yang tepat dalam tubuh sehingga hanya bereaksi dengan
sel-sel tubuh yang memang membutuhkan zat aktif pada obat tersebut. Sel-sel
tubuh yang lain yang tidak membutuhkan zat aktif dari obat tidak diganggu.
mengenal penyakit dalam sel, sehingga pembukus hanya terbuka saat berada di
Inhaler
19
untuk memasukkan furmula obat ke dalam tubuh melalui penghirupan. Formula
cara ini kurang efisien karena hanya sekitar 10%-15% yang dapat mencapai
micrometer dengan kerapatan 1,0 – 1,5 g/cm3. Akan tetapi, partikel yang
berukuran micrometer bisaanya memiliki sebaran ukuran yang lebar dan kurang
memasukkan protein ke dalam tubuh yang sulit dimasukkan lewat mulut. Pemasukan
obat melalui saluran pernapasan merupakan alternatif yang sangat potensial untuk
menggantikan teknik jarum suntik, seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.13. Penelitian
lewat pernapasan mulai intensif dilakukan. Partikel dengan diameter kurang dari
beberapa ratus nanometer dapat bertahan lebih lama dalam paru-paru. Ketika
terdeposisi dalam paru-paru, partikel tersebut dapat bertahan dalam waktu yang
cukup lama dalam kelenjar paru-paru sampai seluruhnya terlarut. Lebih lanjut
sekitar tumor. Sifat ini menjadikan nanopartikel sebagai kandidat obat penyembyt
kanker.
Gambar 1.13 Memasukkan obat yang dihirup lewat hidung. LPP sebagai pembawa
20
Namun, masalah serius yang masih dihadapi adalah penggunaan
oleh inersianya yang kecil. Diameter aerodinamik massa (mass median aerodynamic
partikel yang benar-benar dapat mencapai paru-paru. Lebih lanjut, ukurannya yang
dalam untuk pernapasan normal dapat dicapai jika ukuran partikel sekitar
beberapa micrometer. Penetrasi jauh ke dalam dapat dicapai jika ukuran partikel
tersebut ke dalam partikel yang berukuran besar. Ukuran partikel hasil gabungan
dengan poros besar (large porous particles, LPP). Partikel ini memiliki ukuran lebih
besar dari 5 μm dan rapat massa kurang dari 0,1 g/cm3. Partikel ini akan dideposisi
pada paru-paru dengan efisiensi yang tinggi. Di samping pengeluaran kembali udara
pernapasan hanya sedikit berpengaruh pada LPP sehingga akan banyak partikel
Kosmetik
21
besar daripada panjang gelombang cahaya maka partikel kosmetik akan
putih (whitening), seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.14. Kosemetik dengan ukuran
partikel yang besar digunakan pada krim penghasil warna putih pada kulit.
Sebaliknya, jika ukuran partikel jauh lebih kecil daripada panjang gelombang
cahaya, maka tidak terjadi hamburan cahaya. Cahaya dapat lolos melewati
memiliki celah pita energi yang bersesuaian dengan panjang gelombang ultraviolet,
maka meskipun partikel kosmetik tersebut dapat dilewati oleh cahaya tampak,
namun partikel tersebut menyerap sinar ultraviolet. Kombinasi dua sifat ini
adalah handling nanopartikel sering kali lebih sulit daripada handling partikel
berukuran besar. Untuk memecahkan masalah ini, maka salah satu metode yang
dapat dipakai adalah membentuk agregat nanopartikel dalam ukuran yang lebih
sinar UV, dan juga transparan terhadap cahaya tampak. Hal ini sudah digunakan
dalam berbagai krim tabir surya. Industri kosmetik telah berinvestasi pada
nanoteknologi. Produk baru mengklaim dapat melakukan penetrasi lebih dalam pada
kulit dan juga keuntungan lainnya. Sebagai contoh, kosmetik yang memberi asupan
22
vitamin pada tubuh sedang dikembangkan
kosmetik dengan warna yang sangat kaya, sekaya warna yang dimiliki diplai yang
memancarkan luminisens biru, hijau, dan merah. Kosmetik dengan warna tertentu
sesuai.
Gambar 1.14. Sifat hamburan cahaya oleh partikel yang berbeda ukuran (kiri)
ukuran lebih kecil dari panjang gelombang, (kanan) lebih besar dari panjang
gelombang
Gambar 1.15 Salah satu teknik pembuatan bubuk kosmetik dari nanopartikel
Aplikasi Militer
23
Aplikasi Lingkungan
melewati rongga ini, partikel kontaminan tertentu akan diserap oleh nanopartikel
yang ada di dalam rongga. Nanopartikel ini kemudian dapat dikeluarkan dari rongga
(misalnya dengan magnetisasi) lalu partikel kontaminan tadi dapat terbuang dengan
sendirinya.
Emisi Elektron
Salah satu elemen penting dalam displai adalah katoda pemancar elektron.
Elektron yang dipancarkan menumbuk material fosfor pada layar displai sehingga
dapat bekerja pada medan listrik rendah. Pemancar elektron jenis ini sangat
displai yang ada sekarang berbentuk jarum yang sangat runcing (tip), seperti
diilustrasikan pada Gbr. 1.16. Penggunaan pemancar elektron medan rendah dapat
menghindari kompleksitas dan mahalnya biaya proses pembuatan tip yang sangat
Gambar 1.16 Salah satu komponen utama dalam displai adalah elemen pemencar
elektron
24
Intan dikenal memiliki afinitas elektron permukaan yang negatif sehingga
menjadi kandidat material pemancar elektron pada medan listik rendah. Lebih
lanjut, intan juga memiliki sifat mekanik yang sangat kuat dan stabilitas kimiawi
yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pemancar elektron yang berumur
dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan intan, tetapi tidak ada
dapat dibawa sampai ke permukaan intan jika permukaan intan atau keseluruhan
bagian intan itu sendiri bersifat konduktif. Kondisi ini tidak dapat dicapai pada
intan yang dikenal saat ini. Zhu dkk menemukan bahwa dengan mereduksi ukuran
sekaligus dipancarkan dari permukaan intan dengan batuan mendal listrik rendah.
Ini adalah terobosan yang menarik bagi pengembangan field emission displai
generasi baru. Tampak di sini bahwa, betapa reduksi ukuran partikel ke dalam
beberapa nanometer menghasilkan sifat-sifat baru yang sama sekali tidak diamati
fenomena ini dapat terjadi. Fenomena ini berlawanan dengan feno,ena yang
umumnya dijumpai bahwa jika ukuran parikel direduksi maka partikel tersebut
makin tidak konduktif. Namun untuk intan justru terjadi sebaliknya. Intan yang
beberapa nanometer.
25