LAPORAN PENDAHULUAN Edema Revisi
LAPORAN PENDAHULUAN Edema Revisi
EDEMA CEREBRI
1. DEFINISI
Edema cerebri merupakan peningkatan volume otak yang terjadi akibat injuri, baik secara
langsung maupun tidak langsung pada jaringan otak
.
2. ETIOLOGI
Edema cerebri dapat disebabkan karena:
• Cedera kepala
• Stroke
3. PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan di dalam sel-sel syaraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi.
Otak tidak punya cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak
boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa
plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala. Gejala permulaan disfungsi serebral, pada
saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui
proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada
kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan laktat akibat
metabolisme anaerob. Hal ini menyebabkan asidosis metabolik. Dalam keadaan normal
aliran darah serebral (CBF) adalah 50–60 ml/mnt/100gr jaringan otak yang merupakan
16% dari curah jantung/kardiak output (CO).
Edema serebral terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam lingkungan sel yang
disebabkan oleh kontusio, hilangnya autoregulasi dan peningkatan permiabelitas dinding
pembuluh darah. Mumgkin terjadi setempat, terlokalisasi atau hipoksia. Edema serebral
dapat dikendalikan dengan oksigenisasi, ventilasi dan tekanan darah.
Hipoksia dapat terjadi melalui:
• Jaringan iskemia pada daerah yang kurang oksigen dan sel menjadi edema.
• Vasodilatasi pembuluh darah otak terjadi sebagai usaha untuyk meningkatkan
suplai oksigen ke jaringan otak , dimana keduanya dapat meningkatkan TIK.
Hiperkapnia merupakan penyebab dari vasidolator pambuluh darah otak yang berlebihan,
ini terjadi sebagai akibat dari hipoventilasi pada pasien yang tidak sadar akibat volume
darah otak meningkat dan meningkatkan TIK.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah rutin, kimia, elektrolit, gula darah
• CT Scan Kepala
6. PENATALAKSANAAN
• Observasi keadaan umum pasien
• Monitor tingkat kesadaran
• Kurangi volume darah intracranial
• Pertahankan tekanan darah 60-90 mmHg
• Hiperventilasi
• Pertahankan fungsi metabolik otak
• Hindarai keadaan yang meningkatkan tekanan intrakranial
• Pemberian obat-obat untuk vaskulerisasi, analgesic, anti
Edema
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan antara lain:
1. Riwayat penyakit, saat kejadian, serangannya, lamanya, faktor pencetus
dan status kesadaran
2. Status neurology: perubahan kesadaran, nyeri kepala, vertigo, menurunnya
refleks, kejang, iretabel, kegelisahan, ukuran pupil refleks terhadap cahaya,
hemiparesis, latergi dan coma
3. Statur gastrointestinal: mual dan muntah.
4. Status kardiopulmonal: kesukaran bernafas atau sesak nafas, depresi nafas,
nafas lambat, hipotensi, bradikardi
5. Status mental, perubahan perilaku kognitif perubahan fisik pada berbicara
dan gerakan motorik.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
2. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b.d reduksi mekanis vena atau arteri
3. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
4. Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme, restriksi cairan dan intake tidak adekuat.
5. Cemas dari keluaraga dan klien berhubungan dengan pengobatan dan
perawatan serta adanya perubahan situasi
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.
7. PK : Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
3. Rencana Tindakan
Terapi Oksigen
o Bersihkan mulut, hidung dan
secret
trakea
o Pertahankan jalan nafas yang
paten
o Atur peralatan oksigenasi
o Monitor aliran oksigen
o Pertahankan posisi pasien
o Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
o Monitor adanya kecemasan
pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
6
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign