Disusun oleh :
1. Siti Fatonah (17231029)
2. Suci Aprilia (17231043)
i
HALAMAN PENGESAHAN
2. Kelompok : 18
3. Ketua
a. Nama Lengkap : Suci Aprilia
b. NIM : 17231043
c. Program Studi : D III Analisis Kimia
d. Jurusan : D III Analisis Kimia
e. Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
f. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia
g. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Diponegoro No.16 Desa Serang Rt
01/03 Kec. Cipari Kab. Cilacap Prov. Jawa
Tengah
081 3255 05 286
h. Email : 17231043@students.uii.ac.id
4. Anggota :
a. Nama Lengkap : Siti Fatonah
b. NIM : 17231029
c. Program Studi : D III Analisis Kimia
d. Jurusan : D III Analisis Kimia
e. Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
f. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia
g. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
h. Email :
Menyetujui,
Dosen Pengampu Ketua,
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kadar nitrit pada contoh air sumur
2.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nitrit
Nitrit (NO2) merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian
teroksidasi. Nitrit (NO2) tidak ditemukan dalam air limbah yang segar,
melainkan dalam limbah yang sudah basi atau lama. Nitrit (NO2) tidak
dapat bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi
antara amoniak dan nitrat. Nitrit (NO2) bersumber dari bahan-bahan
yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik-pabrik. Nitrit
tidak tetap dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi
nitrat. (Ginting,2007). Pengaruh nitrit (NO2) pada kesehatan manusia
yaitu, dapat menyebabkan methamoglobinemia dan efek racun
kandungan nitrit dalam air lebih besar dari 0 (nol) mg/l. Menurut
Soeparman (2001) Nitrit (NO2) sangat berbahaya untuk tubuh manusia
khususnya bagi bayi di bawah umur 3 bulan, karena dapat menyebabkan
methaemoglobinemia yaitu kondisi di mana nitrit akan mengikat
haemoglobin (Hb) darah sehingga menghalangi ikatan Hb dengan
oksigen. Dalam UU No 82 tahun 2001 mengenai kualitas air dan
pengendalian pencemaran air, disebutkan bahwa baku mutu cemaran
nitrat sebagai N sebesar 0,06 mg/l (Prabowo, 2016).
2
2.2 Spektrofotometri UV-Vis
2.1.1. Prinsip spektrofotometri UV-Vis
Suatu sumber cahaya dipancarkan melalui monokromator.
Monokromator menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya
tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk
pengukuran suatu zat tertentu seperti yang ada pada tabel 1 yang
menunjukkan bahwa setiap gugus kromofor mempunyai panjang
gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator tadi
cahaya/energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang
akan diperiksa di dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap
oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik pada detektor, yang
mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh
larutan tersebut. Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat
dapat dilihat sebagai angka. Persyaratan pengujian spektrofotometri
UV-Vis (Triyati. 1987).
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus
fungsional atau gugus kromofor yang mengandung elektron valensi
dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis elektron yang terlibat
adalah sigma, phi, dan elektron bebas.Kromofor-kromofor organik
seperti karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap
sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya
dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom
adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas seperti
hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang
gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan
intensitas. Ketika cahaya melewatisuatu larutan biomolekul, terjadi
dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap
dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari
cahaya(foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi
3
eksitasi dari molekultersebut. Proses inilah yang menjadi dasar
pengukuran absorbansi dalam spektrofotometer (sutopo, 2006).
2.1.2. Instrumentasi
Spektrofotometer UV-Vis memiliki 5 komponen utama :
4
Monokromator dipergunakan untuk memisahkan radiasi ke
dalam komponenkomponen panjang gelombang dan dapat
memisahkan bagian spektrum yang diinginkan dari lainnya.
3. Wadah Sampel
Wadah sampel yang biasa digunakan dalam spektrofotometri
adalah kuvet. Kuvet digunakan sebagai wadah larutan baik itu
larutan sampel, larutan standar ataupun blanko. Kuvet harus bisa
meneruskan energy cahaya dalam daerah spectral yang dituju.
Wadah lain dalam instrument yang kadang-kadang digunakan
sebagai wadah sampel yaitu tabung reaksi silindris. Tabung-tabung
reaksi silindris diletakkan secara reprodusibel dengan
menambahkan tanda pada salah satu sisi tabung dan tanda itu selalu
tetap arahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. wadah lebih baik
bila permukaan optisnya datar. Wadah harus diisi sedemikian rupa
sehingga berkas cahaya menembus larutan dan terletak seluruhnya
diatas berkas. Umumnya wadah ditahan pada posisinya dengan
desain kinematik dari pemegangnya atau dengan jepitan berpegas
yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang dalam
instrument itu reprodusibel (Nhella, 2014)
4. Detektor
5. Rekorder
5
Pemeriksaan kadar nitrit dalam contoh uji dilakukan dengan
metode N-(1-Naftil Etilen Diamin Dihidrokhlorida). Prinsip
pengukuran kadar nitrit pada sampel adalah berdasarkan
pembentukan warna kemerahan bila terjadi reaksi nitrit dengan asam
sulfanilat dan N-(1-Naptil Etilen Diamin Dihidrokhlorida) . Intensitas
warna yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 543 nm (Prabowo, 2016).
Catatan:
Dasar teori harus mencantumkan sitasi dari buku referensi atau jurnal
6
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Neraca analitik
2. Pipet Pasteur
3. Labu ukur 25 mL; 50 mL; 100 mL; 1000 mL
4. Gelas beaker 250 mL
5. Corong gelas
6. Pengaduk kaca
7. Spatula
8. Gelas arloji
9. Spektrofotometer UV-Vis
10. Erlenmeyer 250 mL
11. Pipet ukur 10 mL merk iwaki 20oC ± 0,006 mL
12. Pemanas
13. Thermometer
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain :
1. Sampel air sumur
2. Air suling bebas nitrit
3. Kalium Permanganat (KMnO4)
4. Sulfanilamide
5. N-(1-naphtyl)-ethylene diamine dihydrochloride (NED
dihidroklorida)
6. Natrium Oksalat (N2C2O4)
7. Asam Sulfat (H2SO4 pekat
8. Natrium Nitrit (NaNO2)
9. Kertas seka
7
3.3 Prosedur
3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Nitrit 250 mg/L NO2-N
1. Sebanyak 0,308 gram NaNO2 ditepatkan di dalam labu ukur 1000
mL dengan air suling
2. Larutan diawetkan dengan 1 mL CHCl3
3.3.2 Pembakuan Larutan Induk Nitrit 250 mg/L NO2-N
1. Sebanyak 12,5 mL larutan KMnO4 0,05 N dipipet dan dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer 250 mL dan di tambahkan 5 mL H2SO4
pekat
2. Larutan induk nitrit dipipet sebanyak 12,5 mL dan dimasukkan
kedalam larutan KMnO4.
3. Larutan dihomogenkan dan ddipanaskan pada temperature 70o-
80o C di atas pemanas
4. Na2C2O4 0,05 N sebanyak 10 mL ditambahkan untuk
menghilangkan warna permanganate yang ada pada larutan
5. Larutan dititrasi menggunakan KMnO4 0,05 N dengan titik akhir
titrasi berwarna sedikit merah muda
3.3.3 Pembuatan Larutan KMnO4 0,05 N
1. Sebanyak 0,308 gram NaNO2 ditepatkan di dalam labu ukur 1000
mL dengan air suling
2. Larutan KMnO4 0,05 N disaring menggunakan glass wool
3. Larutan KMnO4 0,05 N disimpan di dalam botol berwarna coklat
3.3.4 Pembakuan Larutan KMnO4 0,05 N
1. Sebanyak 0,1018 gram Na2C2O4 dimasukkan ke dalam gelas piala
500 mL
2. Na2C2O4 ditambahkan 100 mL air suling dan diaduk sampai larut
3. Na2C2O4 ditambahkan 2,5 mL H2SO4 1:1
4. Larutan dipanaskan hingga temperature 90o-95oC
5. Larutan ditirasi menggunakan KMnO4 0,05 N sampai warna
merah muda
8
6. Lakukan kangkah pada butir 1 sampai 5 terhadap air suling
sebagai blanko
3.3.5 Pembuatan Larutan Kerja Nitrit NO2-N
1. Deret larutan kerja nitrit dibuat dengan konsentrasi 0 ppm; 0,01
ppm; 0,02 ppm; 0,05 ppm; 0,10 ppm; 0,15 ppm; 0,20 ppm
2. Masing masing dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
3. Larutan diencerkan dengan air suling sampai tanda tera
3.3.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi
1. Spektrofotometer UV-Vis dioptimalkan sesuai dengan petunjuk
penggunaan alat
2. Sebanyak 1 mL larutan sulfanilamide ditambahkan ke masing
masing larutan kerja
3. Sebanyak 1 mL NED dihidroklorida ditambahkan lalu dikocok
dan dibiarkan selama 2-8 menit.
4. Larutan dibaca absorbansi di alat spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 543 nm
5. Dilakukan hal yang sama terhadap 20 mL sampel uji
3.3.7 Penentuan Nitrit
1. Sebanyak 10 mL contoh uji dimasukkan ke dalam gelas piala 200
mL
2. Larutan sulfanilamide sebanyak 0,2 mL ditambahkan ke dalam
gelas piala berisi sampel lalu dikocok dan dibiarkan 2-8 menit
3. Larutan NED dihidroklorida 0,2 mL ditambahkan, lalu dikocok
dan dibiarkan selama 10 menit
4. Larutan tersebut dibaca absorbansinya pada panjang gelombang
543 nm dan dihitung konsentrasi nitrit
5. 3Pengujian duplo dilakukan
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
v̅ = 1,185
10
Absorbansi
Keterangan A rata-rata
A1 A2
Sampel 1 0,060 0,0059 0,059
Sampel 2 0,069 0,059 0,069
Spike 1 0,050 0,049 0,049
Spike 2 0,061 0,062 0,062
Tabel 4. Hasil Pembacaan absorbansi terhadap sampel dan sampel spike
11
𝜇(𝑉𝑐) = ±6,54 × 10−3
- Ketidakpastian baku relative
𝜇(𝑉𝑐) ±6,54 × 10−3
= = ± 6,54 × 10−4
𝑉𝑠 10 𝑚𝐿
11,042 + 16,542
𝜇𝑐 = √ = 0,1989
100
12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menjawab tujuan
5.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Rossi. 2016. Kadar nitrit pada sumber air sumur d kelurahan
mereseh, kec. Tembalang, kota semarang. Jurnal cendekia eksakta vol 1 no 2
2016.
Aswadi, M. 2006, Pemodelan Fluktuasi Nitrogen (Nitrit) Pada Aliran Sungai
Palu. Jurnal SMARTek, Vol. 4 No.2 Mei. 2006.
Triyati, Etty. 1987. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta
Aplikasinya Dalam Oseanologi. Jurnal Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39 -
47, 1985.
Isikan referensi di sini. Gunakan gaya APA versi 6. Semua referensi yang
tertulis di sini harus pernah diacu dalam teks di atas. Semua referensi yang
diacu dalam teks di atas, harus ditulis ini.
14