Anda di halaman 1dari 3

PERTEMUAN KETUJUH PANCASILA ETIKA SOSPOL

Cynthia ratnawati 615160005

1. Nilai
Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sanagt berarti bagi kehidupan
manusia, sifatnya abstrak, ideal, bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan
benar dan salah yang menuntut pembuktian empiris, melainkan sosial penghayatan yang
dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi.

2. Norma
Norma adalah tolak ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan
manusia atau dapat diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang
menggambarkan ukuran tertentu, yang didalamnya terkandung nilai benar/salah

3. Moral
Moral berarti ukuran baik atau buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat dan warga negara

4. Definisi dari nilai dasar adalah nilai-nilai yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah).
Nilai-nilai ini terdapat dalam Pembukaan UUD NRI 1945, yang terdiri dari nilai-nilai
dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial)
yang kemudian dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dan nilai praxis yang lebih
bersifat fleksibel dalam bentuk aturan atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Nilai instrumental merupakan nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai
dasar. Nilai instrumental disebut dengan nilai alat yang merupakan norma-norma yang
lebih operasional rumusannya. Berisi aturan-aturan pokok yang dipergunakan sebagai
landasan bagi pengambilan kebijakan dan pembuatan perundangan yang lebih konkrit.

6. Nilai Praxis adalah nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata
sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai Praksis
berkaitan dengan aturan-aturan konkrit yang dipakai untuk mengatur dan menyelesaikan
persoalan-persoalan kehidupan negara yang khusus, berkaitan dengan berbagai bidang,
yaitu bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, hankam, dsb.

7. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa


“Mengandung nilai bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut
agama dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya”.

8. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


“Mengandung nilai bahwa bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai dengan
harkat dan martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang sama

derajatnya, sama hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras dan
keturunan”.

9. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


“Mengandung nilai sebagai suatu wujud kebulatan yang utuh dari berbagai aspek
kehidupan, yang meliputi ideologi, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan yang
semuanya terwujud dalam suatu wadah, yaitu Indonesia”.

10. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan


Dalam Permusyawaratan Perwakilan
“Mengandung nilai bahwa kedaulatan negara ada di tangan rakyat. Manusia Indonesia
sebagai warga masyarakat dan warga negara mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama”.

11. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


”Mengandung nilai untuk mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, serta
pertahanan dan keamanan nasional”

12. Etika profesi Berdasarkan Tap MPR No. VI/MPR/2001, dijelaskan bahwa Pengertian
dari etika kehidupan berbangsa dinyatakan dengan rumusan yang bersumber dari ajaran
agama yang bersifat universal dan nilai-nilai budaya bangsa yang terjamin dalam
Pancasila sebagai acuan dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

13, Pembangunan moral politik yang berbudaya adalah untuk melahirkan kultur politik
yang berdasarkan kepada iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menggalang
suasana kasih saying sesama manusia Indonesia, yang berbudi kemanusiaan luhur, yang
mengindahkan kaidah-kaidah musyawarah secara kekeluargaan yang bersih dan jujur dan
menjalin asas pemerataan keadilan di dalam menikmati dan menggunakan kekayaan
negara. Membangun etika politik berdasarkan Pancasila akan diterima baik oleh segenap
golongan dan masyarakat.

14. Cara pembinaan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara:
1) Wadah Infrastruktur
Contoh: Minbar bebas, unjuk rasa, bicara secara lisan atau tulisan, aktivitas organisasi
partai politik atau lembaga sosial kemasyarakatan, kampanye pemilihan umum,
perhitungan suara dalam memilih wakil di DPR atau pimpinan eksekutif.
2) Wadah Suprastruktur
Mencakup semua lembaga legislatif di semua tingkat dan jajaran eksekutif dan semua
jajaran lembaga kekuasaan kehakiman.

Anda mungkin juga menyukai