Tugasssss
Tugasssss
Contoh :
Pada tanggal 17 April 2009 PT. Teguh menerima pesanan 100.000 lembar saham
dengan kurs 105%, nominal saham @ Rp10.000,-. Uang muka pesanan 40%, sisanya
dibayar dua kali dengan jumlah yang sama pada tanggal 17 Mei dan 17 Juni 2009.
Pembayaran pertama semuanya beres, tetapi pembayaran kedua pemesan gagal dan
pesanan dibatalkan.
Diminta:
Membuat jurnal yang harus dilakukan PT. Teguh untuk mencatat pembatalan pesanan
saham pada tiap keadaan berikut ini:
a. Seluruh uang yang telah diterima tidak dikembalikan.
b. Seluruh uang yang telah diterima dikembalikan
c. Dikeluarkan saham sebanyak uang yang telah diterima.
Jawaban:
a. Seluruh uang yang telah diterima tidak dikembalikan.
Modal Saham dipesan Rp.1.000.000.000
Agio modal saham Rp. 50.000.000
Piutang Pada Pemesan Modal saham Rp.315.000.000
Laba Diatahan Rp.735.000.000
Keterangan:
Harga pesanan = 105% x 100.000 x Rp.10.000 = Rp.1.050.000.000
Uang Muka = 40% x Rp.1.050.000.000 = (Rp.420.000.000)
Angsuran I = (1/2) x Rp.630.000.000 = (RP.315.000.000)
Piutang pemesanan saham = Rp.315.000.000,-
b. Seluruh uang yang telah diterima dikembalikan.
Modal Saham dipesan Rp.1.000.000.000
Agio Modal Saham Rp. 50.000.000
Piutang saham pesanan Rp.315.000.000
Kas Rp.735.000.000
Keterangan:
Mencatat kegagalan pemesan modal saham dan mengembalikan seluruh uang
yangtelah dikembalikan
c. Dikeluarkan saham sebanyak uang yang telah diterima
Modal Saham dipesan Rp.1.000.000.000
Agio modal saham Rp 15.000.000
Piutang pada pemesan modal saham Rp.315.000.000
Modal saham Rp.700.000.000
Keterangan :
Saham yang dikeluarkan sebanyak:
(Rp.735.000.000,00 : Rp.10.500,00) x 1 lembar = 70.000 lembar
70.000 lembar @Rp.10.000,00 = Rp.700.000.000
Agio yang sudah ada Rp.50.000.000
Agio yang harus ada = 70.000 lembar
@(Rp 10.500,00 – Rp.10.000) =Rp.35.000.000
Agio yang harus dihapuskan Rp.15.000.000
8. ASSESSMENT
Merupakan pungutan tambahan pada pemegang saham. Pungutan ini pada umumnya
dimaksudkan untuk menaikkan nilai ekuitas perusahaan tanpa harus melakukan emisi saham
baru ataupun rekapitalisasi modal saham. Pencatatan assessment ini tergantung pada harga
penjualan saham semula, yaitu :
1. Bila saham semula dijual dengan harga dibawah nilai nominalnya, maka assessment
diperlakukan sebagai pengurangan dari diskon saham. Berkurangnya diskon saham ini
secara otomatis akan menaikkan nilai ekuitas perusahaan dengan jurnal :
Kas Rp. XXX
Diskon saham Rp. XXX
Kredit pada perkiraan diskon saham ini maksimal sebesar nilai diskon yang terbentuk pada
saat penjualan saham. Apabila kas yang diperoleh dari assessment melebihi dari nilai diskon
saham maka sebesar kelebihannya tersebut dikreditkan pada perkiraan “modal pungutan
tambahan” sehingga jurnal yang dibuat :
Kas Rp. XXX
Diskon saham Rp. XXX
Modal pungutan tambahan Rp. XXX
1. Bila saham semula dijual dengan harga tidak dibawah nilai nominalnya, maka
assessment langsung dikreditkan pada perkiraan “modal pungutan tambahan”
sehingga jurnal yang dibuat :
Kas Rp. XXX
Modal pungutan tambahan Rp. XXX
Saham perbedaharaan
Ini merupakan bagian dari saham beredar yang ditarik kembali untuk sementara
waktu. Saham – saham perbendaharaan ini nantinya dapat dijual kembali bila dianggap perlu
atau dihapuskan dari ekuitas perusahaan. Terdapat 2 pendekatan pencatatan saham
perbendaharaan, yaitu :
1. Saham perbendaharaan dianggap sebagai oenarikan saham beredar, sehingga sebesar
nilai nominal saham yang dibeli kembali beserta dengan premium atau diskonnya
dikeluarkan dari ekuitas perusahaan
2. Saham perbendaharaan tidak dianggap sebagai penarikan saham beredar, sehingga
baik nilai nominal atau premium atau diskonnya tidak perlu dikeluarkan dari ekuitas
perusahaan
Saham perbendaharaan dari donasi
Yang dimaksud dengan saham perbendaharaan dari donasi adalah saham
perbendaharaan yang diperoleh sebagai sumbangan dari para pemegang saham kepada
perusahaan. Terdapat 3 pendekatan perlakuan akuntansi terhadap saham – saham ini, yaitu :
1. Pendekatan tanpa jurnal
Menurut pendekatan ini terhadap penerimaan saham donasi tidak perlu dibuat jurnal, cukup
dalam bentuk memorial saja. Hal ini dikarenakan pada dasarnya saham donasi tidak
mengakibatkan perubahan pada posisi keuangan perusahaan, sehingga tidak memerlukan
jurnal, jurnal baru dibuat pada saat saham – saham donasi tersebut dijual dengan jurnal :
Kas Rp. XXX
Modal donasi Rp. XXX
Atau pada saat dinyatakan untuk dikeluarkan dari struktur modal perusahaan dengan jurnal :
Modal saham Rp. XXX
Modal donasi Rp. XXX